Saya bukanlah simpatisan atau anggota partai tertentu ya gansist..
Tapi jika partai di Indonesia diibaratkan agama yang mengatasnamakan kepentingan rakyat, maka saya adalah agnostik sekarang



Tidak usah berbicara partai mana yang paling korup, yang menjual aset negara paling banyak, yang paling merugikan negara, yang koruptornya paling banyak,,, ahh masyarakat sudah muak mendengarnya..



Tapi jika saya adalah anggota partai yang -katakanlah- paling bobrok, maka satu2nya kesempatan saya untuk meraih suara terbanyak di negeri ini adalah melahirkan tokoh heroik yang dicintai rakyat untuk membersihkan nama baik partai
Jika saya adalah anggota partai yang -katakanlah- paling bobrok, maka saya harus melahirkan seorang tokoh ikonik dengan segala pencitraan baik yang diskenariokan yang tentunya dapat membuat rakyat lupa atau barangkali memaafkan segala kebobrokan yang telah diperbuat oleh partai saya



Saya sempat ikut terhanyut dalam euforia masyarakat, saya ikut terbuai harapan akan lahirnya seorang pemimpin yang betul2 memenuhi harapan rakyat



Sampai suatu ketika..

Saya baru selesai bertugas dan sedang dalam perjalanan pulang dari arah Nagrek ke kota saya, tapi saya terjebak kemacetan yang lama dan panjang di daerah Rancaekek dari jam 2 sore sampai malam
Kemacetan itu disebabkan kampanye dari salah satu pasangan cagub Jabar yang ternyata membawa tamu spesial dalam kampanyenya yaitu beliau..



Dalam kondisi macet total yang ga bisa gerak sama sekali, ditambah cape,, mana uyjhan, ketek gw bechek, trus ga ada tukang lotchek,, kan gw laperrr belom makan, kepala pusing, badan renteg
Yang bisa gw lakuin cuma memaki, mengumpat dan meratapi pantat gw yang bisa2 decubitus

Skip skip



Saat terjebak kemacetan itulah saya berfikir..
" Memangnya kalo bawa2 beliau Anda bisa terpilih jadi Gubernur Jabar?
Rakyat Jabar antusias mendatangi kampanye Anda bukan untuk memilih Anda, tapi karna mereka penasaran pengen ketemu langsung sama beliau.."
Maaf ya Bu Rieke,, maaf sekali, tapi jujur memang begitulah kenyataannya..



Ternyata waktu itu bukan cuma cagub Jabar yang jurkam nya beliau, cagub Sumut juga melakukan hal yang sama



Dari sanalah respect saya terhadap beliau mulai berkurang
Jika beliau memang memiliki idealisme yang tinggi maka seharusnya beliau objektif, tidak dikendalikan partai sampai 'bolos kerja' dari mengurusi DKI untuk mendukung cagub hanya karna cagub2 itu satu partai dengan beliau
Dan sebetulnya saya selalu menunggu momen kapan beliau melepas atribut kepartaian setelah beliau menjadi Gubernur DKI Jakarta,, ahh sia2,,



Tak lama kemudian ada momen Pilpres,,, sungguh pas sekali..
Ketika beliau mulai diisukan menjadi capres,,, saya sangat yakin apapun cara yang ditempuhnya, mau cara jujur atau cara kotor, beliau pasti menang.
Dilihat dari psikologi perpolitikan, beliau sangat diuntungkan
Ketika beliau mulai diisukan menjadi capres,,, saya langsung teringat pikiran saya sewaktu terjebak kemacetan di Rancaekek..
" Yang dilihat sama rakyat tuh siapa tokoh yang ada di depan mereka, siapa tokoh yang akan memimpin mereka,, bukan orang2 yang ada di belakang tokoh tersebut "



Masalahnya,,
Jika tokoh heroik itu disematkan di belakang.. (apa ya padanan kata yang halus tepatnya? saya bingung ) para pemburu kekuasaan, hal itu jelas tidak membawa kemenangan untuk mereka.
Terbukti Bu Rieke dan Bapak Effendi tidak terpilih menjadi gubernur Jabar dan Sumut



Akan tetapi bagaimana ceritanya bila tokoh heroik itu disematkan di depan mereka?
Mereka cukup menunjuk beliau untuk berada di garda depan berhadapan dengan rakyat lalu mereka tinggal bersembunyi di belakang beliau
Karna kan yang diliat sama rakyat adalah siapa tokoh yang ada di hadapan rakyat, bukan siapa yang ada di belakang tokoh tersebut
Lalu untuk semakin meyakinkan rakyat, berhembuslah slogan "jangan liat partainya, tapi liat orangnya"
Itulah fungsi tokoh heroik tersebut, untuk memuluskan jalan mereka menuju kekuasaan



Luar biasa,,, sungguh skenario yang cerdas sekali..
Saya akui strategi marketingnya luar biasa sekali..
Ini bisa dijadikan referensi buat partai lain ya,,
Masih banyak waktunya ko 5 tahun lagi,,, wulalaaaa...



Pernah nonton film Scandal?
Dipikir2 saya jadi kepengen juga punya kerjaan kaya Olivia Pope,, xixixi..



Sayangku, jika memang Bapak Prabowo bersalah, lalu kenapa dulu Bu Mega mau berduet dengan Pak Prabowo?


Jika Pak Prabowo bersalah, lalu kenapa beliau mau berkoalisi untuk dipasangkan dengan Pak Basuki Tjahya?


Tanpa mengurangi rasa hormat, saya turut berbelasungkawa kepada keluarga korban tragedi 1998



Jadi kesimpulan saya, kalau memang Pak Prabowo bersalah maka partai Bu Mega lebih bobrok lagi karna ko mau2nya berkoalisi dengan penjahat? Sori ya no offense
Bagi saya, apapun faktanya,,, mau bersalah atau tidak, jelas partai Bu Mega lah yang mendapat pandangan negatif



Walaupun saya yakin beliau yang menang apapun caranya, mau kotor atau jujur,, saya tidak ingin pesimis
Saya tetap mendukung capres jagoan saya..



Ahhh...
Betul Sayang, betul sekali..
Jika kalah, Pak Prabowo harus legowo..
Jika kalah, Koalisi Merah Putih harus legowo..
Para pendukungnya harus legowo..
Saya pun harus legowo



Jika kalah, mari ucapkan selamat kepada pemenang
Selamat kepada Bu Mega yang telah terpilih kembali menjadi Presiden


Selamat datang Kartu Indonesia Sehat..
Selamat kepada tenaga medis yang akan dilimpahi banyak pahala karna akan diuji kesabarannya..



Sabar Sayangku..
Ketika menerima kenyataan bahwa Bu Ribka Tjiptaning adalah Menteri Kesehatan kita..


Ketika harus bertukar nasib dengan buruh, bekerja rodi dengan upah sedikit..


Ketika masyarakat berteriak, "Profesi kalian mulia, seharusnya kalian jangan pamrih!",, sementara Anda sendiri bingung bagaimana Anda mampu menafkahi tanggungan Anda bukan cuma anak-istri, tapi orang tua, mertua, sanak saudara, juga mereka yang hidupnya tergantung dari penghasilan profesi Anda..



Sabar Sayangku..
Ketika Anda tidak boleh berharap pada pasien, maka satu2nya harapan Anda adalah pemerintah,, karna pemerintahlah yang berkewajiban dalam menyejahterakan profesi Anda..
Anda tidak punya hak kepada pasien, Anda punya kewajiban kepada pasien,, lalu kepada siapa Anda meminta hak jika bukan kepada pemerintah?
Bukankah tenaga medis juga merupakan rakyat Indonesia yang memiliki hak kesejahteraan yang sama dengan rakyat lainnya?
Dan bagaimana jika pemerintah hanya memberimu dua ribu per pasien?
Iya dua ribu Sayangku...
Dua ribu untuk menafkahi anak istri, orangtua, mertua, sanak saudara, dan mereka yang hidupnya tergantung dari profesimu..



Sabar Sayangku..
Ketika nanti masyarakat, pers, dan pemerintah tidak lagi menggubris keluhan Anda
Bahkan ketika satu2nya cara agar didengar adalah melakukan demonstrasi lagi, yang seperti sudah kita ketahui sebelumnya telah menuai kebencian dari mereka yang tidak memahami profesi Anda..
Tapi Anda dilematis, lagi2 karena kesejahteraan keluarga Anda..

Ya, Anda akan diuji kesabarannya sedemikian rupa..



Ahh sudahlah..
Saya bukan ingin meramaikan perang surat terbuka,,, siapalah saya ini, saya tidak secerdas mereka yang membuat surat terbuka..
Pun bukanlah seorang fanatis kepada partai atau tokoh tertentu, sungguh..
Ini juga bukan black campaign atau negative campaign, lagian pemilu udah lewat Say
Atau barisan sakit hati, panasbung, panastak
Da aku mah apa atuhhh,, da cuman panasking,,, pasukan nasi aking


Saya cuma rakyat biasa yang sedang mencurahkan pikiran di topik lain karna bosan terjebak di thread selangkangan mulu


Tapi kamu,,, iya kamu Sayang...
Kamu ga berhak marah, sakit hati, atau kesel setelah baca tulisan aku yang ini,, karna tulisan ini tidak berarti apa2 dan tidak akan merubah apapun
Justru kamu mesti simpatik dan puk2in aku karna capres jagoan aku dikalahin
Dulu pas masih kampanye kamu rajin banget muji2 beliau di sosmed
Sekarang gilirannya Ribka mau jadi menkes kamu tiba2 sepi status sosmednya dan malah nyesel sendiri..
Kamu sihhhh ga percaya sama aku.. Jadi kalah deh capres aku..
*ditambah Messi kalah,,, double deh sialnya,,, ciyaaaaannnn deh gw
Huuuhhhhh makanyaaaaa,,, kamunya sini cepetan hibur aku!!


Saya tidak mengatakan Pak Jokowi orang jahat, tidak Sayang..
Jika ada yang mengatakan beliau orang baik, mungkin memang benar adanya...
Tapi orang baik yang dikendalikan manipulator sama berbahayanya dengan manipulator itu sendiri


Saya tidak berharap analisa saya benar
Karna jika demikian maka berarti saya mendoakan kehancuran Indonesia, saya tidak sejahat itu gansist
Tapi jika dan hanya jika, analisa saya benar..
Mungkin Tuhan punya skenario yang lebih baik dari para manipulator itu,,
Mungkin Tuhan ingin memberi rakyat Indonesia wawasan yang lebih luas untuk semakin mengenali sifat dan sepak terjang para manipulator, agar rakyat semakin waspada di kemudian hari dan tidak mudah dibohongi lagi..
Mungkin itu sisi baiknya



Tapi sekali lagi, seperti yang sudah saya tulis di postingan sebelumnya..
Siapapun pemimpinnya, saya tidak ingin pesimis..
Semoga beliau benar2 orang baik yang memiliki hati nurani..
Jangan buktikan pada kami bahwa selama ini Anda hanyalah diskenariokan dengan pencitraan..
Jangan buktikan pada kami bahwa Anda adalah bajing loncat..


Jangan buktikan pada kami bahwa Anda adalah marionette puppet yang memuluskan jalan kekuasaan para manipulator..


Jangan kecewakan rakyat Indonesia ya Pak..