- Beranda
- Stories from the Heart
pacarannya doang yang 9 tahun
...
![xxnonaxx](https://s.kaskus.id/user/avatar/2014/06/29/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
xxnonaxx
pacarannya doang yang 9 tahun
Hay gan selamat malam menjelang pagi. Sebelumnya maaf, awalnya threadnya ada disini. Maklum karena newbie dan belum paham soal perkaskus-an jadinya salah kamer hehe
sebagai newbie seperti saya, pasti bingung juga secara tab forumnya kaskus banyak banget kan
. Banyak yang bilang suruh pindahin kesini daripada ntar dihapus, semoga aja sekarang udah bener ya
kalau masih salah tolong kasih tau lagi ya gan, kedepannya semoga aja kaskus ada fitur move threadnya supaya ga manual ngetik lagi kaya gini hehe ![Kiss (S) emoticon-Kiss (S)](https://s.kaskus.id/images/smilies/kisss.gif)
Yuk mulai aja gan. Maaf lagi gan kalau ini panjang banget
Ini mau share cerita saya yang sebenernya tragis dan malu2-in
yang diperparah belakangan ini malah jadi ngebingungin gan
. Pertama, ini adalah surat yang lumayan panjang yang dikirim sama mantan pacar saya. Maaf lagi gan panjang hehe baca ya gan ![Kiss (S) emoticon-Kiss (S)](https://s.kaskus.id/images/smilies/kisss.gif)
Udah gan? Makasih ya gan
. Dithread sebelumnya, saya udh bilang kalau saya udah pacaran 9 tahun. Dan ini bukan sesuatu yang harus dibanggain
. Sebelum agan ngata-ngatain ke tolol-an saya. Agan dengerin lagunya crosbottom yang judulnya 9 tahundulu ya, abis itu agan boleh baca cerita saya. Mohon maaf lagi kalau bakal banyak banget hehe maklum gan kejadiannya selama 9 tahun. Siapin kopi dulu gan
. Dibaca ya gan dibawah tapi ![Kiss (S) emoticon-Kiss (S)](https://s.kaskus.id/images/smilies/kisss.gif)
part 1
part 2
part 3
part 4
part 5
part 6
![Nohope emoticon-Nohope](https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/q11.gif)
![I Love Kaskus (S) emoticon-I Love Kaskus (S)](https://s.kaskus.id/images/smilies/iluvkaskuss.gif)
![Malu (S) emoticon-Malu (S)](https://s.kaskus.id/images/smilies/malus.gif)
![Kiss (S) emoticon-Kiss (S)](https://s.kaskus.id/images/smilies/kisss.gif)
Yuk mulai aja gan. Maaf lagi gan kalau ini panjang banget
![Smilie emoticon-Smilie](https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/15.gif)
![Frown emoticon-Frown](https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/06.gif)
![Frown emoticon-Frown](https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/06.gif)
![Kiss (S) emoticon-Kiss (S)](https://s.kaskus.id/images/smilies/kisss.gif)
Spoiler for buka ya gan:
Kekasih hatiku yang baik hati, tak terasa sudah ribuan hari aku jalanin waktu cuman sama kamu. Selama ribuan hari itu hanya kamu yang membuat warna pink di hati aku. Membuat semuanya menjadi lebih mudah dari apa yang pernah aku tahu susah sebelumnya. Seorang kekasih, yang merangkap seorang teman; teman berbisnis, teman bermain, teman beradu pendapat, teman bertukar pikiran, teman pelampiasan, teman mengadu, seorang adik yang baik, seorang psikolog yang pandai memberi masukan atas semua masalah aku, atau manusia jahat yang bisa bikin aku menangis semalaman. Kamu bisa jadi semua itu, aku suka semua yang ada di diri kamu.
Kekasih hatiku yang baik hati, aku tau, aku tau kamu bosan mendengar kata I love you yang sering aku ucap, tapi tolong dengar dan jawablah. Karena aku akan tetap melakukan itu selama aku mencintaimu terus dan terus sampai aku tak tau lagi kata apa yang harus aku katakan kepadamu.
Kekasih hatiku yang baik hati, Rasanya baru kemarin aku ketemu kamu di warung soto dan dengan malu2 ajak kamu pulang. Rasanya baru kemarin juga aku terima telfon kamu yang cuman mau dengar Halo dari aku. Rasanya baru kemarin seluruh badan aku kedinginan karena aku takut ketemu sama kamu. Kenapa aku bisa sampai kaya gini? Dan aku masih merasa seperti baru terjadi di hari kemarin ketika lampu teras di matikan ibu dan kamu pergi naik motor aku yang agak berisik itu hanya dengan uang seribu di kantong aku. Rasanya baru kemarin juga aku bahagia karena kamu juga bilang cinta sama aku.
Kekasih hatiku yang baik hati, hari ini sudah entah keberapa hari setelah ban motor aku 2 kali pecah sehabis aku minta kamu jadi pacar aku. Setelah aku melihat kamu terheran-heran setelah tau bagaimana itu pantai yang ternyata bau dan gersang sekali. Setelah aku sering menangis, setelah aku sering tertawa, setelah amarahku, Setelah kata pisah yang gampang sekali aku ucapkan yang ternyata tak bisa juga memisahkan cinta aku sama kamu.
Kekasih hatiku yang baik, aku mohon maaf kepadamu kalau aku membuatmu jengkel atau badmood seharian. Seperti kita tahu, tak satu pun di dunia ini akan sama lagi jika kau sudah pernah melihatnya sebelumnya. Seperti kamu dan aku, setiap hari kita menjadi dua orang yang berbeda. Setiap hari kita berubah dan setiap hari aku berusaha mengenal sisi dirimu yang lain, yang berubah itu, dan setiap hari juga aku mengagumi dirimu yang berubah dan tidak sama lagi: mungkin rambutmu bertambah panjang sekian milimeter, mungkin jerawatmu pecah, mungkin matamu memerah, mungkin alismu terlihat lebih kusut daripada hari sebelumnya, mungkin kau lebih wangi atau justru agak bau, mungkin kau terlihat sedang kesal, mungkin kau begitu cantik dan ceria—aku selalu jatuh cinta pada perubahan-perubahanmu, itulah sebabnya setiap hari aku selalu jatuh cinta padamu. Lagi dan lagi. Tapi, bila kelak kamu menyaksikan perubahan diriku, saat aku nanti jadi jelek dan bau, dan miskin, dan berantakan, dan kendur, dan sakit-sakitan, dan kantung mataku semakin membesar dan hitam, dan mulutku yang bisu, dan kakiku yang tidak lagi bisa berjalan, dan gigiku ompong, dan ada peristiwa yang bisa membuatku begitu, apakah kau masih akan tetap mencintaiku?
Kekasih hatiku yang baik hati, Aku sama kamu mungkin gak seperti cerita Aladdin and Jasmine di lagu yang kamu nyanyiin, yang menyatukan cinta di atas semua perbedaan dan pertentangan akan hubungan mereka. Tidak juga seperti Radit dan Jani yang hidup berantakan di atas cinta mereka. Kamu hanya Mutya dan aku Afri yang sudah hampir gila karena terus mencintai kamu. Bukankah aku benar kalau kamu benar mencintaiku? Bukan sekedar kata2 dan bualan dari mulut kamu itu kan?
Kekasih hatiku yang baik hati, Sungguh, aku benar-benar takut jika kamu mungkin tidak akan ada lagi di samping aku. Nggak lagi nemenin kamu telfon. Engga ada lagi kamu di kursi itu dan nungguin aku futsal atau narikin rambut aku kalau aku lagi pusing. Aku juga ngga akan lagi datang bawa brownis Amanda kesukaan kamu atau duduk bersama makan oseng kangkung yang keasinan itu. Sungguh aku benar-benar takut ketika suatu hari kamu nggak lagi kenal sama aku. Ketika semua cerita ini cuman menjadi satu file di kardus tempat buku2 bekas kamu.
Ah kekasih hatiku yang baik hati, kalau memang hari itu akan tiba. Hari disaat kamu akan melepasku dan kita tidak akan bertemu lagi dalam jangka waktu yang lama, tolong jangan lupakan semua cerita yang pernah aku dan kamu buat. Jangan pernah tinggalkan aku di dalam kardus hatimu, jangan! Tinggalkan saja di hatimu. Tolong berikan ruang sedikit untuk nama aku tinggal. Dan nanti ketika kamu bertemu denganku, sapalah! Sungguh, aku pasti masih akan sangat mengenalmu.
Kekasih hatiku yang baik hati, mengapa aku begitu khawatir. Mengapa aku begitu takut ketika suatu hari nanti aku akan pergi lagi di kota yang sangat jauh. Kota yang tidak pernah aku kenal, kota yang tidak aku tahu juga masyarakatnya. Tolong! Aku akan sangat minta tolong! Tolong jangan khianati aku. Tolong terus jaga hati kamu hanya untuk aku. Seperti aku akan menjaga hati kamu. Aku akan selalu menjaga hati kamu. Selalu. Tolong pegang janji aku!
Kekasih hatiku yang baik hati, berdiam dirilah sejenak ketika aku sudah pergi jauh nanti, ketika kamu hendak berpaling dan melihat pria yang jauh lebih segalanya dari aku. Tolong, aku harap berdiam dirilah sejenak! Tolong ingat semua yang sudah kita lakukan. Ingatlah ketika kamu menangis dan bilang “aku nggak bisa tanpa kamu”, karena sesungguhnya akupun ngga bisa kalau harus tanpa kamu. Bukankah masalah kita hanya jarak. Bukankah walaupun kita berjauhan kita masih bisa melihat bulan yang sama? Benar kan kalau kita masih akan bisa melihat bulan yang sama? Jadi, tolong hentikan niatan untuk berpaling dan melihat pria lain di saat aku sudah jauh.
Kekasih hatiku yang baik hati, Tetapi, kalau itu tidak bisa menghentikan niatmu untuk berpaling, aku hanya berharap semoga pria itu jauh lebih baik dari aku dan semoga dia akan terus menjagamu dan tidak membiarkanmu berpaling lagi seperti aku yang tidak bisa menjagamu. Mungkin kamu akan marah aku bilang begini, tapi, bukankah berkata nanti akan lebih menyakitkan? Bukankah lebih baik sekarang berkata? Dan kekasihku, aku tidak akan pernah mengehentikan kamu jika suatu hari nanti kamu menemukan pria yang mungkin lebih baik dari aku. Bilanglah padaku dan aku akan merelakan kamu dan juga aku berjanji tidak akan lagi mengusik hidup kamu. Tapi seperti aku bilang sebelumnya, tolong ingat aku!
Kekasih hatiku yang baik hati, hari ini sudah 2000 hari! Apa kamu ingat? Kamu bahagia? Aku sangat bahagia. Aku tau tidak ada perayaan meriah di hari jadi kita yang ke delapan tahun, tahun ini, aku nggak punya cukup uang untuk pulang dan membuat perayaan atau sekedar mengirimu bunga seperti tahun-tahun lalu. Aku juga tidak berharap kamu memberiku sesuatu. Aku tau, aku gak bisa jadi laki-laki romantis dengan bunga, cokelat, atau boneka. Aku cuman bisa mencuri cokelat pernikahan mas ari yang sengaja aku curi dari pisin. Kamu tau, cokelat yang kamu makan adalah cokelat terbaik yang enak.
Kekasih hatiku yang baik hati, aku gak akan berdoa dan berharap tahun depan masih bisa bertemu lagi dengan kamu. Aku tidak akan bilang kalau “tahun depan bertemu lagi dengan aku ya”. Itu akan sangat memberatkanmu. Aku tidak pernah memaksamu untuk mencintaiku. Aku mencintaimu bukan berarti kamu juga harus sama mencintai aku. Aku hanya ingin kamu tau kalau aku mencintaimu sekarang saat aku tulis ini, aku sangat mencintai kamu. Dan tolong jangan ucapkan kalau kamu akan bertemu aku di tahun depan. Karena jika itu tidak terjadi, aku akan sangat sedih. Percayalah, tanpa berkata begitupun, aku akan berusaha menjagamu agar kita bertemu di tahun depan. Aku tidak akan mengucapkanya, aku hanya akan berusaha untuk mewujudkannya.
Kekasih hatiku yang baik hati, Aku tahu kamu pemalas dan aku mohon maaf karena aku menuliskannya terlalu panjang. Suatu saat nanti, di saat kita sudah berjauhan, di saat kata I love you bukan lagi dari mulut aku, dan di saat mungkin kamu sudah menimang anak, menjadi ibu dari anak-anak yang sangat mencintaimu, juga membuat sarapan untuk suami masa depanmu, tolong aku ingin kau membacanya sekali lagi. Mungkin akan agak sulit bagimu menyelesaikan membacanya, sebab terlalu panjang dan berbelit-belit dan juga tidak lagi penting. Tapi kumohon, bersabarlah, bacalah pelan-pelan sampai selesai.
Kekasih hatiku yang baik hati, Inilah surat yang kutulis untukmu saat usiaku dua hari lagi menjadi dua puluh tiga dan kau baru dua puluh. Saat kelak kaubaca lagi suratku ini, jika kelak kau tak sengaja menemukannya di antara tumpukkan benda-benda usang yang lain, kumohon padamu jangan mengabaikannya, bukalah lipatannya dan bacalah pelan-pelan agar kau bisa menangkap pesanku dengan jelas. Walaupun aku sulit mengingat, tapi inilah surat yang aku tulis untuk hari ke 2000 kita. Ingatlah nama aku, saat kita pertama kali bertemu dan saling menatap dengan senyum simpul yang malu-malu, saat betapa sulitnya aku menyebut namamu yang panjang dan mengakui bahwa aku jatuh cinta padamu. Kalau saat itu datang padamu, saat ketika kau membaca surat ini di masa yang akan datang, mungkin aku sudah sangat tua dan rapuh dan terbaring lemah di tempat tidurku atau barangkali aku sudah tiada, atau mungkin aku masih bisa menemanimu membaca ini. Berbaik hatilah, segeralah jawab pertanyaanku: apakah kau masih ingat namaku? Apa kau ingat aku pernah sangat mencintaimu?
Kekasih hatiku yang baik hati, aku tau, aku tau kamu bosan mendengar kata I love you yang sering aku ucap, tapi tolong dengar dan jawablah. Karena aku akan tetap melakukan itu selama aku mencintaimu terus dan terus sampai aku tak tau lagi kata apa yang harus aku katakan kepadamu.
Kekasih hatiku yang baik hati, Rasanya baru kemarin aku ketemu kamu di warung soto dan dengan malu2 ajak kamu pulang. Rasanya baru kemarin juga aku terima telfon kamu yang cuman mau dengar Halo dari aku. Rasanya baru kemarin seluruh badan aku kedinginan karena aku takut ketemu sama kamu. Kenapa aku bisa sampai kaya gini? Dan aku masih merasa seperti baru terjadi di hari kemarin ketika lampu teras di matikan ibu dan kamu pergi naik motor aku yang agak berisik itu hanya dengan uang seribu di kantong aku. Rasanya baru kemarin juga aku bahagia karena kamu juga bilang cinta sama aku.
Kekasih hatiku yang baik hati, hari ini sudah entah keberapa hari setelah ban motor aku 2 kali pecah sehabis aku minta kamu jadi pacar aku. Setelah aku melihat kamu terheran-heran setelah tau bagaimana itu pantai yang ternyata bau dan gersang sekali. Setelah aku sering menangis, setelah aku sering tertawa, setelah amarahku, Setelah kata pisah yang gampang sekali aku ucapkan yang ternyata tak bisa juga memisahkan cinta aku sama kamu.
Kekasih hatiku yang baik, aku mohon maaf kepadamu kalau aku membuatmu jengkel atau badmood seharian. Seperti kita tahu, tak satu pun di dunia ini akan sama lagi jika kau sudah pernah melihatnya sebelumnya. Seperti kamu dan aku, setiap hari kita menjadi dua orang yang berbeda. Setiap hari kita berubah dan setiap hari aku berusaha mengenal sisi dirimu yang lain, yang berubah itu, dan setiap hari juga aku mengagumi dirimu yang berubah dan tidak sama lagi: mungkin rambutmu bertambah panjang sekian milimeter, mungkin jerawatmu pecah, mungkin matamu memerah, mungkin alismu terlihat lebih kusut daripada hari sebelumnya, mungkin kau lebih wangi atau justru agak bau, mungkin kau terlihat sedang kesal, mungkin kau begitu cantik dan ceria—aku selalu jatuh cinta pada perubahan-perubahanmu, itulah sebabnya setiap hari aku selalu jatuh cinta padamu. Lagi dan lagi. Tapi, bila kelak kamu menyaksikan perubahan diriku, saat aku nanti jadi jelek dan bau, dan miskin, dan berantakan, dan kendur, dan sakit-sakitan, dan kantung mataku semakin membesar dan hitam, dan mulutku yang bisu, dan kakiku yang tidak lagi bisa berjalan, dan gigiku ompong, dan ada peristiwa yang bisa membuatku begitu, apakah kau masih akan tetap mencintaiku?
Kekasih hatiku yang baik hati, Aku sama kamu mungkin gak seperti cerita Aladdin and Jasmine di lagu yang kamu nyanyiin, yang menyatukan cinta di atas semua perbedaan dan pertentangan akan hubungan mereka. Tidak juga seperti Radit dan Jani yang hidup berantakan di atas cinta mereka. Kamu hanya Mutya dan aku Afri yang sudah hampir gila karena terus mencintai kamu. Bukankah aku benar kalau kamu benar mencintaiku? Bukan sekedar kata2 dan bualan dari mulut kamu itu kan?
Kekasih hatiku yang baik hati, Sungguh, aku benar-benar takut jika kamu mungkin tidak akan ada lagi di samping aku. Nggak lagi nemenin kamu telfon. Engga ada lagi kamu di kursi itu dan nungguin aku futsal atau narikin rambut aku kalau aku lagi pusing. Aku juga ngga akan lagi datang bawa brownis Amanda kesukaan kamu atau duduk bersama makan oseng kangkung yang keasinan itu. Sungguh aku benar-benar takut ketika suatu hari kamu nggak lagi kenal sama aku. Ketika semua cerita ini cuman menjadi satu file di kardus tempat buku2 bekas kamu.
Ah kekasih hatiku yang baik hati, kalau memang hari itu akan tiba. Hari disaat kamu akan melepasku dan kita tidak akan bertemu lagi dalam jangka waktu yang lama, tolong jangan lupakan semua cerita yang pernah aku dan kamu buat. Jangan pernah tinggalkan aku di dalam kardus hatimu, jangan! Tinggalkan saja di hatimu. Tolong berikan ruang sedikit untuk nama aku tinggal. Dan nanti ketika kamu bertemu denganku, sapalah! Sungguh, aku pasti masih akan sangat mengenalmu.
Kekasih hatiku yang baik hati, mengapa aku begitu khawatir. Mengapa aku begitu takut ketika suatu hari nanti aku akan pergi lagi di kota yang sangat jauh. Kota yang tidak pernah aku kenal, kota yang tidak aku tahu juga masyarakatnya. Tolong! Aku akan sangat minta tolong! Tolong jangan khianati aku. Tolong terus jaga hati kamu hanya untuk aku. Seperti aku akan menjaga hati kamu. Aku akan selalu menjaga hati kamu. Selalu. Tolong pegang janji aku!
Kekasih hatiku yang baik hati, berdiam dirilah sejenak ketika aku sudah pergi jauh nanti, ketika kamu hendak berpaling dan melihat pria yang jauh lebih segalanya dari aku. Tolong, aku harap berdiam dirilah sejenak! Tolong ingat semua yang sudah kita lakukan. Ingatlah ketika kamu menangis dan bilang “aku nggak bisa tanpa kamu”, karena sesungguhnya akupun ngga bisa kalau harus tanpa kamu. Bukankah masalah kita hanya jarak. Bukankah walaupun kita berjauhan kita masih bisa melihat bulan yang sama? Benar kan kalau kita masih akan bisa melihat bulan yang sama? Jadi, tolong hentikan niatan untuk berpaling dan melihat pria lain di saat aku sudah jauh.
Kekasih hatiku yang baik hati, Tetapi, kalau itu tidak bisa menghentikan niatmu untuk berpaling, aku hanya berharap semoga pria itu jauh lebih baik dari aku dan semoga dia akan terus menjagamu dan tidak membiarkanmu berpaling lagi seperti aku yang tidak bisa menjagamu. Mungkin kamu akan marah aku bilang begini, tapi, bukankah berkata nanti akan lebih menyakitkan? Bukankah lebih baik sekarang berkata? Dan kekasihku, aku tidak akan pernah mengehentikan kamu jika suatu hari nanti kamu menemukan pria yang mungkin lebih baik dari aku. Bilanglah padaku dan aku akan merelakan kamu dan juga aku berjanji tidak akan lagi mengusik hidup kamu. Tapi seperti aku bilang sebelumnya, tolong ingat aku!
Kekasih hatiku yang baik hati, hari ini sudah 2000 hari! Apa kamu ingat? Kamu bahagia? Aku sangat bahagia. Aku tau tidak ada perayaan meriah di hari jadi kita yang ke delapan tahun, tahun ini, aku nggak punya cukup uang untuk pulang dan membuat perayaan atau sekedar mengirimu bunga seperti tahun-tahun lalu. Aku juga tidak berharap kamu memberiku sesuatu. Aku tau, aku gak bisa jadi laki-laki romantis dengan bunga, cokelat, atau boneka. Aku cuman bisa mencuri cokelat pernikahan mas ari yang sengaja aku curi dari pisin. Kamu tau, cokelat yang kamu makan adalah cokelat terbaik yang enak.
Kekasih hatiku yang baik hati, aku gak akan berdoa dan berharap tahun depan masih bisa bertemu lagi dengan kamu. Aku tidak akan bilang kalau “tahun depan bertemu lagi dengan aku ya”. Itu akan sangat memberatkanmu. Aku tidak pernah memaksamu untuk mencintaiku. Aku mencintaimu bukan berarti kamu juga harus sama mencintai aku. Aku hanya ingin kamu tau kalau aku mencintaimu sekarang saat aku tulis ini, aku sangat mencintai kamu. Dan tolong jangan ucapkan kalau kamu akan bertemu aku di tahun depan. Karena jika itu tidak terjadi, aku akan sangat sedih. Percayalah, tanpa berkata begitupun, aku akan berusaha menjagamu agar kita bertemu di tahun depan. Aku tidak akan mengucapkanya, aku hanya akan berusaha untuk mewujudkannya.
Kekasih hatiku yang baik hati, Aku tahu kamu pemalas dan aku mohon maaf karena aku menuliskannya terlalu panjang. Suatu saat nanti, di saat kita sudah berjauhan, di saat kata I love you bukan lagi dari mulut aku, dan di saat mungkin kamu sudah menimang anak, menjadi ibu dari anak-anak yang sangat mencintaimu, juga membuat sarapan untuk suami masa depanmu, tolong aku ingin kau membacanya sekali lagi. Mungkin akan agak sulit bagimu menyelesaikan membacanya, sebab terlalu panjang dan berbelit-belit dan juga tidak lagi penting. Tapi kumohon, bersabarlah, bacalah pelan-pelan sampai selesai.
Kekasih hatiku yang baik hati, Inilah surat yang kutulis untukmu saat usiaku dua hari lagi menjadi dua puluh tiga dan kau baru dua puluh. Saat kelak kaubaca lagi suratku ini, jika kelak kau tak sengaja menemukannya di antara tumpukkan benda-benda usang yang lain, kumohon padamu jangan mengabaikannya, bukalah lipatannya dan bacalah pelan-pelan agar kau bisa menangkap pesanku dengan jelas. Walaupun aku sulit mengingat, tapi inilah surat yang aku tulis untuk hari ke 2000 kita. Ingatlah nama aku, saat kita pertama kali bertemu dan saling menatap dengan senyum simpul yang malu-malu, saat betapa sulitnya aku menyebut namamu yang panjang dan mengakui bahwa aku jatuh cinta padamu. Kalau saat itu datang padamu, saat ketika kau membaca surat ini di masa yang akan datang, mungkin aku sudah sangat tua dan rapuh dan terbaring lemah di tempat tidurku atau barangkali aku sudah tiada, atau mungkin aku masih bisa menemanimu membaca ini. Berbaik hatilah, segeralah jawab pertanyaanku: apakah kau masih ingat namaku? Apa kau ingat aku pernah sangat mencintaimu?
Udah gan? Makasih ya gan
![Kiss (S) emoticon-Kiss (S)](https://s.kaskus.id/images/smilies/kisss.gif)
![Frown emoticon-Frown](https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/06.gif)
![coffee emoticon-coffee](https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/31.gif)
![Kiss (S) emoticon-Kiss (S)](https://s.kaskus.id/images/smilies/kisss.gif)
INDEXNYA GAN ![Kiss (S) emoticon-Kiss (S)](https://s.kaskus.id/images/smilies/kisss.gif)
![Kiss (S) emoticon-Kiss (S)](https://s.kaskus.id/images/smilies/kisss.gif)
part 1
part 2
part 3
part 4
part 5
part 6
Diubah oleh xxnonaxx 31-07-2014 21:09
![anasabila](https://s.kaskus.id/user/avatar/2016/06/30/avatar8914126_40.gif)
anasabila memberi reputasi
1
10.8K
Kutip
67
Balasan
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
![Stories from the Heart](https://s.kaskus.id/r200x200/ficon/image-51.png)
Stories from the Heart![KASKUS Official KASKUS Official](https://s.kaskus.id/kaskus-next/next-assets/images/icon-official-badge.svg)
31.6KThread•43KAnggota
Tampilkan semua post
![xxnonaxx](https://s.kaskus.id/user/avatar/2014/06/29/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
xxnonaxx
#4
empat
Spoiler for 4:
Suatu hari di bulan April ada kesempatan kita berdua ngomong serius. Malam itu aku di jemput dia di rumah, mamah aku sebelumnya ngelempar aku pake buku karena aku bentar lagi mau UN tapi malah pergi main. Gak nyangka di tengah2 kita pergi, ternyata hujan. Kita masih naik motor dan ga bawa mantel dan gajelas juga mau kemana. Aku jadi bilang sama dia ngobrol di pos satpam komplek aku aja(?) Malam2 kira2 jam 7 malem, aku udah di dalem ruangan pa satpam. Itu ber 3 dan panas nya kerasa banget, padahal ujan. Aku gak suka kepanasan, ntar keringetan badannya jadi gak enak.
Udah duduk disana Afri bingung mau ngomong apa, aku langsung jinjit2 nyalain kipas. Hari itu kita udah pdkt hampir 7 bulan. Pa satpam yang tau aku sering main ke pos gak komen apa2.
“Gimana mau mulai darimana,” kata aku nanya.
“Darimana ya, aku juga bingung, kamu mau ngomong duluan?”
“Aku engga,” kata aku bingung. “Eh iya sih mau ngomong, tapi kamu duluan aja”
Malam itu dia bilang kalau dari awal ketemu aku pas latihan pramuka , dia ngeh sama aku. Dia juga inget nama aku Mutya yang suka ngintipin di kelas dan duduk nungguin dia di depan tukang gorengan di kantin. Dia aslinya tau aku caper banget sama dia, tapi dia acuh gitu karena berasa ga penting aja dan dia sendiri ga ngerasa keganggu katanya. Aku diem aja malu sekaligus bingung harus jawab apa karena dulu emang aku ngejer2 dia kaya orang gila.
Waktu kejadian di warung soto itu, Afri bilang sebenernya beberapa hari sebelumnya mau cari nomor aku ke Mamih karena dia langsung excited pas ketemu aku waktu di kereta mau ke Jakarta. Padahal aku ga inget itu kapan, soalnya aku suka bolak balik Jakarta jemput papah. Makannya pas ketemu aku di tempat soto dia langsung aja tanpa basa basi (tapi masih harus keren) deketin aku. Akkkkkk.
“Eh jangan2 kamu juga ya yang suka telfon ke rumah aku?” katanya nuduh. “Aku heran banget, ada yang suka nyariin aku di telfon waktu aku SMP tapi setiap aku jawab dia malah nutup telfonnya. Aneh kan?”
“Hah? Masa sih ada yang gitu? Gila kurang kerjaan banget,” aku malah ngatain diri aku sendiri. “Pengagum rahasia itu mah”
“Iya gatau juga, tapi dulu aku ladenin terus. Lucu abis denger suaranya,” diiringi tawa.
“HAHAHAHA,” aku ketawa garing.
Dia nembak aku malam itu. Aku gak mikir2 lucu kaya jaman sekarang. Gak sok-sok-an bilang “Aku pikir2 dulu ya”. Aku langsung aja bilang aku mau jadi pacar dia. Hari itu kita jadian, aku sedih banget berasa mimpi ternyata cinta aku ga bertepuk sebelah tangan. Pa satpam yang tau adegan itu ngancem2 aku mau bilang ke mamah. Aku cemberut minta di bela sama Afri, tapi Afri malah lebih nantangin lagi.
Hampir jam 8 aku udah di telfon papah berkali2 aku angkat aja dan bilang aku di pos satpam lagi ngobrol. Papah percaya karena emang posisi pos ada di depan jalan ga jauh dari rumah aku. Aku pamit pulang sama pa satpam terus pulang di anter Afri, tiba2 dia sadar kalau ban motor dia bocor persis di depan rumah aku. Aku bingung harus gimana, jaman itu belum ada tukang tambal ban 24 jam. Aku juga gak tega harus liat dia dorong2 motor sampe depan. Kan dia udah jadi pacar aku hahaha.
Untungnya pas Afri telfon mamahnya dia lagi deket2 daerah sini. Akhirnya papah sama mamahnya ke rumah aku, dan jemput dia. Motornya dia di tinggal di rumah aku. Aku terus sadar ternyata cewe yang waktu di gedung pas geladi resik itu mamahnnya. Aku kaget banget mamahnya masih dandan dan cantik kek anak muda gitu. Afri terus pamit pulang.
Malem itu aku telfonin Rara sama Vina pake telfon rumah selama 2 jam. Saat itu telfon pake handphone mahal gak kira2. Rara gak berhenti2 ngomong “Amazing Amazing”, kalau Vina cuman dengerin aja aku cuap2 dan sesekali ngomong “Wow”
Malam itu kali pertama aku nerima sms, “Sayang aku udah di rumah. Makasih ya. Titip motor aku loh,” itu udah seneng banget gaaaan. Pasti agan2 sekalian juga pernah ngalamin masa2 pertama kaya gitu. Kita sms-an buat janjian besok ke rumah aku naik becak. Aku tidur sambil senyum malam itu, aku senenggg banget.
Besoknya SMP aku ngadain doa bersama untuk kelancaran UN. Hari itu hari Jumat dan Afri janji sehabis solat jumat jemput aku di sekolah. Rara sama Vina udah pulang duluan katanya mau belajar buat UN. Aku masih duduk di ruang tunggu tamu sama Reni. Dia masih komat kamit aja baca buku materi UN sedangkan aku mainan bounce dari HP aku.
Afri sms aku katanya dia udah selesai solat dan minta aku tunggu depan. Ini bener2 hal paling nyenengin yang aku inget sampe hari ini. Aku selalu seneng ngeliat dia muncul di depan gerbang sekolah dengan seragam SMA setiap dia mau jemput aku. Kita pulang ke rumah aku naik becak Mang Obok, di beca juga saat pertama aku di pegang tangannya sama dia. Akkkkk. Dia adalah pacar pertama aku yang aku kejer2 selama 3 tahun.
UN 3 haripun akhirnya selesai kita lakuin, nungguin hasil pengumuman UN, aku, vina, sama rara udah mikirin mau nerusin kemana. Ga ada yang sealiran sama aku, aku jelas bakal ke sekolahannya Afri, sedangkan mereka berdua ga mau karena di sekolah Afri ada pengayaan sore Senin-Rabu. Hari kelulusan tiba, dengan NEM pas2 an aku langsung daftar ke sekolah Afri, Rara dan vina ke SMA 1. Selama beberapa hari, NEM di SMA Afri naik turun. Aku deg-deg-an lagi takut malah keterimanya di pilihan kedua dan gak satu sekolah sama Afri. Tapi pilihan Allah memang gak selalu salah, hari terakhir penutupan pendaftaran, NEM SMA Afri ditutup di nilai yang ga jauh diatas nem aku. Aku jelas seneng banget!!!
Vina sama Rara juga masuk di SMA 1. Aku yang lagi nunggu pengumuman bareng Vina dan Rara langsung telfon Afri.
“Halo yang, aku masuk di sekolah kamu,” suara seneng ga bisa ditutup-tutup-in.
“Gimana yang?” Jawab Afri datar.
“Iya aku masuk ke sekolah kamu,” kata aku ngulangin lagi.
“Kamu masuk? Selamat ya yang. Aku baru bangun”
Udah duduk disana Afri bingung mau ngomong apa, aku langsung jinjit2 nyalain kipas. Hari itu kita udah pdkt hampir 7 bulan. Pa satpam yang tau aku sering main ke pos gak komen apa2.
“Gimana mau mulai darimana,” kata aku nanya.
“Darimana ya, aku juga bingung, kamu mau ngomong duluan?”
“Aku engga,” kata aku bingung. “Eh iya sih mau ngomong, tapi kamu duluan aja”
Malam itu dia bilang kalau dari awal ketemu aku pas latihan pramuka , dia ngeh sama aku. Dia juga inget nama aku Mutya yang suka ngintipin di kelas dan duduk nungguin dia di depan tukang gorengan di kantin. Dia aslinya tau aku caper banget sama dia, tapi dia acuh gitu karena berasa ga penting aja dan dia sendiri ga ngerasa keganggu katanya. Aku diem aja malu sekaligus bingung harus jawab apa karena dulu emang aku ngejer2 dia kaya orang gila.
Waktu kejadian di warung soto itu, Afri bilang sebenernya beberapa hari sebelumnya mau cari nomor aku ke Mamih karena dia langsung excited pas ketemu aku waktu di kereta mau ke Jakarta. Padahal aku ga inget itu kapan, soalnya aku suka bolak balik Jakarta jemput papah. Makannya pas ketemu aku di tempat soto dia langsung aja tanpa basa basi (tapi masih harus keren) deketin aku. Akkkkkk.
“Eh jangan2 kamu juga ya yang suka telfon ke rumah aku?” katanya nuduh. “Aku heran banget, ada yang suka nyariin aku di telfon waktu aku SMP tapi setiap aku jawab dia malah nutup telfonnya. Aneh kan?”
“Hah? Masa sih ada yang gitu? Gila kurang kerjaan banget,” aku malah ngatain diri aku sendiri. “Pengagum rahasia itu mah”
“Iya gatau juga, tapi dulu aku ladenin terus. Lucu abis denger suaranya,” diiringi tawa.
“HAHAHAHA,” aku ketawa garing.
Dia nembak aku malam itu. Aku gak mikir2 lucu kaya jaman sekarang. Gak sok-sok-an bilang “Aku pikir2 dulu ya”. Aku langsung aja bilang aku mau jadi pacar dia. Hari itu kita jadian, aku sedih banget berasa mimpi ternyata cinta aku ga bertepuk sebelah tangan. Pa satpam yang tau adegan itu ngancem2 aku mau bilang ke mamah. Aku cemberut minta di bela sama Afri, tapi Afri malah lebih nantangin lagi.
Hampir jam 8 aku udah di telfon papah berkali2 aku angkat aja dan bilang aku di pos satpam lagi ngobrol. Papah percaya karena emang posisi pos ada di depan jalan ga jauh dari rumah aku. Aku pamit pulang sama pa satpam terus pulang di anter Afri, tiba2 dia sadar kalau ban motor dia bocor persis di depan rumah aku. Aku bingung harus gimana, jaman itu belum ada tukang tambal ban 24 jam. Aku juga gak tega harus liat dia dorong2 motor sampe depan. Kan dia udah jadi pacar aku hahaha.
Untungnya pas Afri telfon mamahnya dia lagi deket2 daerah sini. Akhirnya papah sama mamahnya ke rumah aku, dan jemput dia. Motornya dia di tinggal di rumah aku. Aku terus sadar ternyata cewe yang waktu di gedung pas geladi resik itu mamahnnya. Aku kaget banget mamahnya masih dandan dan cantik kek anak muda gitu. Afri terus pamit pulang.
Malem itu aku telfonin Rara sama Vina pake telfon rumah selama 2 jam. Saat itu telfon pake handphone mahal gak kira2. Rara gak berhenti2 ngomong “Amazing Amazing”, kalau Vina cuman dengerin aja aku cuap2 dan sesekali ngomong “Wow”
Malam itu kali pertama aku nerima sms, “Sayang aku udah di rumah. Makasih ya. Titip motor aku loh,” itu udah seneng banget gaaaan. Pasti agan2 sekalian juga pernah ngalamin masa2 pertama kaya gitu. Kita sms-an buat janjian besok ke rumah aku naik becak. Aku tidur sambil senyum malam itu, aku senenggg banget.
Besoknya SMP aku ngadain doa bersama untuk kelancaran UN. Hari itu hari Jumat dan Afri janji sehabis solat jumat jemput aku di sekolah. Rara sama Vina udah pulang duluan katanya mau belajar buat UN. Aku masih duduk di ruang tunggu tamu sama Reni. Dia masih komat kamit aja baca buku materi UN sedangkan aku mainan bounce dari HP aku.
Afri sms aku katanya dia udah selesai solat dan minta aku tunggu depan. Ini bener2 hal paling nyenengin yang aku inget sampe hari ini. Aku selalu seneng ngeliat dia muncul di depan gerbang sekolah dengan seragam SMA setiap dia mau jemput aku. Kita pulang ke rumah aku naik becak Mang Obok, di beca juga saat pertama aku di pegang tangannya sama dia. Akkkkk. Dia adalah pacar pertama aku yang aku kejer2 selama 3 tahun.
UN 3 haripun akhirnya selesai kita lakuin, nungguin hasil pengumuman UN, aku, vina, sama rara udah mikirin mau nerusin kemana. Ga ada yang sealiran sama aku, aku jelas bakal ke sekolahannya Afri, sedangkan mereka berdua ga mau karena di sekolah Afri ada pengayaan sore Senin-Rabu. Hari kelulusan tiba, dengan NEM pas2 an aku langsung daftar ke sekolah Afri, Rara dan vina ke SMA 1. Selama beberapa hari, NEM di SMA Afri naik turun. Aku deg-deg-an lagi takut malah keterimanya di pilihan kedua dan gak satu sekolah sama Afri. Tapi pilihan Allah memang gak selalu salah, hari terakhir penutupan pendaftaran, NEM SMA Afri ditutup di nilai yang ga jauh diatas nem aku. Aku jelas seneng banget!!!
Vina sama Rara juga masuk di SMA 1. Aku yang lagi nunggu pengumuman bareng Vina dan Rara langsung telfon Afri.
“Halo yang, aku masuk di sekolah kamu,” suara seneng ga bisa ditutup-tutup-in.
“Gimana yang?” Jawab Afri datar.
“Iya aku masuk ke sekolah kamu,” kata aku ngulangin lagi.
“Kamu masuk? Selamat ya yang. Aku baru bangun”
0
Kutip
Balas