- Beranda
- Stories from the Heart
pacarannya doang yang 9 tahun
...
TS
xxnonaxx
pacarannya doang yang 9 tahun
Hay gan selamat malam menjelang pagi. Sebelumnya maaf, awalnya threadnya ada disini. Maklum karena newbie dan belum paham soal perkaskus-an jadinya salah kamer hehe sebagai newbie seperti saya, pasti bingung juga secara tab forumnya kaskus banyak banget kan . Banyak yang bilang suruh pindahin kesini daripada ntar dihapus, semoga aja sekarang udah bener ya kalau masih salah tolong kasih tau lagi ya gan, kedepannya semoga aja kaskus ada fitur move threadnya supaya ga manual ngetik lagi kaya gini hehe
Yuk mulai aja gan. Maaf lagi gan kalau ini panjang banget Ini mau share cerita saya yang sebenernya tragis dan malu2-in yang diperparah belakangan ini malah jadi ngebingungin gan . Pertama, ini adalah surat yang lumayan panjang yang dikirim sama mantan pacar saya. Maaf lagi gan panjang hehe baca ya gan
Udah gan? Makasih ya gan . Dithread sebelumnya, saya udh bilang kalau saya udah pacaran 9 tahun. Dan ini bukan sesuatu yang harus dibanggain . Sebelum agan ngata-ngatain ke tolol-an saya. Agan dengerin lagunya crosbottom yang judulnya 9 tahundulu ya, abis itu agan boleh baca cerita saya. Mohon maaf lagi kalau bakal banyak banget hehe maklum gan kejadiannya selama 9 tahun. Siapin kopi dulu gan . Dibaca ya gan dibawah tapi
part 1
part 2
part 3
part 4
part 5
part 6
Yuk mulai aja gan. Maaf lagi gan kalau ini panjang banget Ini mau share cerita saya yang sebenernya tragis dan malu2-in yang diperparah belakangan ini malah jadi ngebingungin gan . Pertama, ini adalah surat yang lumayan panjang yang dikirim sama mantan pacar saya. Maaf lagi gan panjang hehe baca ya gan
Spoiler for buka ya gan:
Kekasih hatiku yang baik hati, tak terasa sudah ribuan hari aku jalanin waktu cuman sama kamu. Selama ribuan hari itu hanya kamu yang membuat warna pink di hati aku. Membuat semuanya menjadi lebih mudah dari apa yang pernah aku tahu susah sebelumnya. Seorang kekasih, yang merangkap seorang teman; teman berbisnis, teman bermain, teman beradu pendapat, teman bertukar pikiran, teman pelampiasan, teman mengadu, seorang adik yang baik, seorang psikolog yang pandai memberi masukan atas semua masalah aku, atau manusia jahat yang bisa bikin aku menangis semalaman. Kamu bisa jadi semua itu, aku suka semua yang ada di diri kamu.
Kekasih hatiku yang baik hati, aku tau, aku tau kamu bosan mendengar kata I love you yang sering aku ucap, tapi tolong dengar dan jawablah. Karena aku akan tetap melakukan itu selama aku mencintaimu terus dan terus sampai aku tak tau lagi kata apa yang harus aku katakan kepadamu.
Kekasih hatiku yang baik hati, Rasanya baru kemarin aku ketemu kamu di warung soto dan dengan malu2 ajak kamu pulang. Rasanya baru kemarin juga aku terima telfon kamu yang cuman mau dengar Halo dari aku. Rasanya baru kemarin seluruh badan aku kedinginan karena aku takut ketemu sama kamu. Kenapa aku bisa sampai kaya gini? Dan aku masih merasa seperti baru terjadi di hari kemarin ketika lampu teras di matikan ibu dan kamu pergi naik motor aku yang agak berisik itu hanya dengan uang seribu di kantong aku. Rasanya baru kemarin juga aku bahagia karena kamu juga bilang cinta sama aku.
Kekasih hatiku yang baik hati, hari ini sudah entah keberapa hari setelah ban motor aku 2 kali pecah sehabis aku minta kamu jadi pacar aku. Setelah aku melihat kamu terheran-heran setelah tau bagaimana itu pantai yang ternyata bau dan gersang sekali. Setelah aku sering menangis, setelah aku sering tertawa, setelah amarahku, Setelah kata pisah yang gampang sekali aku ucapkan yang ternyata tak bisa juga memisahkan cinta aku sama kamu.
Kekasih hatiku yang baik, aku mohon maaf kepadamu kalau aku membuatmu jengkel atau badmood seharian. Seperti kita tahu, tak satu pun di dunia ini akan sama lagi jika kau sudah pernah melihatnya sebelumnya. Seperti kamu dan aku, setiap hari kita menjadi dua orang yang berbeda. Setiap hari kita berubah dan setiap hari aku berusaha mengenal sisi dirimu yang lain, yang berubah itu, dan setiap hari juga aku mengagumi dirimu yang berubah dan tidak sama lagi: mungkin rambutmu bertambah panjang sekian milimeter, mungkin jerawatmu pecah, mungkin matamu memerah, mungkin alismu terlihat lebih kusut daripada hari sebelumnya, mungkin kau lebih wangi atau justru agak bau, mungkin kau terlihat sedang kesal, mungkin kau begitu cantik dan ceria—aku selalu jatuh cinta pada perubahan-perubahanmu, itulah sebabnya setiap hari aku selalu jatuh cinta padamu. Lagi dan lagi. Tapi, bila kelak kamu menyaksikan perubahan diriku, saat aku nanti jadi jelek dan bau, dan miskin, dan berantakan, dan kendur, dan sakit-sakitan, dan kantung mataku semakin membesar dan hitam, dan mulutku yang bisu, dan kakiku yang tidak lagi bisa berjalan, dan gigiku ompong, dan ada peristiwa yang bisa membuatku begitu, apakah kau masih akan tetap mencintaiku?
Kekasih hatiku yang baik hati, Aku sama kamu mungkin gak seperti cerita Aladdin and Jasmine di lagu yang kamu nyanyiin, yang menyatukan cinta di atas semua perbedaan dan pertentangan akan hubungan mereka. Tidak juga seperti Radit dan Jani yang hidup berantakan di atas cinta mereka. Kamu hanya Mutya dan aku Afri yang sudah hampir gila karena terus mencintai kamu. Bukankah aku benar kalau kamu benar mencintaiku? Bukan sekedar kata2 dan bualan dari mulut kamu itu kan?
Kekasih hatiku yang baik hati, Sungguh, aku benar-benar takut jika kamu mungkin tidak akan ada lagi di samping aku. Nggak lagi nemenin kamu telfon. Engga ada lagi kamu di kursi itu dan nungguin aku futsal atau narikin rambut aku kalau aku lagi pusing. Aku juga ngga akan lagi datang bawa brownis Amanda kesukaan kamu atau duduk bersama makan oseng kangkung yang keasinan itu. Sungguh aku benar-benar takut ketika suatu hari kamu nggak lagi kenal sama aku. Ketika semua cerita ini cuman menjadi satu file di kardus tempat buku2 bekas kamu.
Ah kekasih hatiku yang baik hati, kalau memang hari itu akan tiba. Hari disaat kamu akan melepasku dan kita tidak akan bertemu lagi dalam jangka waktu yang lama, tolong jangan lupakan semua cerita yang pernah aku dan kamu buat. Jangan pernah tinggalkan aku di dalam kardus hatimu, jangan! Tinggalkan saja di hatimu. Tolong berikan ruang sedikit untuk nama aku tinggal. Dan nanti ketika kamu bertemu denganku, sapalah! Sungguh, aku pasti masih akan sangat mengenalmu.
Kekasih hatiku yang baik hati, mengapa aku begitu khawatir. Mengapa aku begitu takut ketika suatu hari nanti aku akan pergi lagi di kota yang sangat jauh. Kota yang tidak pernah aku kenal, kota yang tidak aku tahu juga masyarakatnya. Tolong! Aku akan sangat minta tolong! Tolong jangan khianati aku. Tolong terus jaga hati kamu hanya untuk aku. Seperti aku akan menjaga hati kamu. Aku akan selalu menjaga hati kamu. Selalu. Tolong pegang janji aku!
Kekasih hatiku yang baik hati, berdiam dirilah sejenak ketika aku sudah pergi jauh nanti, ketika kamu hendak berpaling dan melihat pria yang jauh lebih segalanya dari aku. Tolong, aku harap berdiam dirilah sejenak! Tolong ingat semua yang sudah kita lakukan. Ingatlah ketika kamu menangis dan bilang “aku nggak bisa tanpa kamu”, karena sesungguhnya akupun ngga bisa kalau harus tanpa kamu. Bukankah masalah kita hanya jarak. Bukankah walaupun kita berjauhan kita masih bisa melihat bulan yang sama? Benar kan kalau kita masih akan bisa melihat bulan yang sama? Jadi, tolong hentikan niatan untuk berpaling dan melihat pria lain di saat aku sudah jauh.
Kekasih hatiku yang baik hati, Tetapi, kalau itu tidak bisa menghentikan niatmu untuk berpaling, aku hanya berharap semoga pria itu jauh lebih baik dari aku dan semoga dia akan terus menjagamu dan tidak membiarkanmu berpaling lagi seperti aku yang tidak bisa menjagamu. Mungkin kamu akan marah aku bilang begini, tapi, bukankah berkata nanti akan lebih menyakitkan? Bukankah lebih baik sekarang berkata? Dan kekasihku, aku tidak akan pernah mengehentikan kamu jika suatu hari nanti kamu menemukan pria yang mungkin lebih baik dari aku. Bilanglah padaku dan aku akan merelakan kamu dan juga aku berjanji tidak akan lagi mengusik hidup kamu. Tapi seperti aku bilang sebelumnya, tolong ingat aku!
Kekasih hatiku yang baik hati, hari ini sudah 2000 hari! Apa kamu ingat? Kamu bahagia? Aku sangat bahagia. Aku tau tidak ada perayaan meriah di hari jadi kita yang ke delapan tahun, tahun ini, aku nggak punya cukup uang untuk pulang dan membuat perayaan atau sekedar mengirimu bunga seperti tahun-tahun lalu. Aku juga tidak berharap kamu memberiku sesuatu. Aku tau, aku gak bisa jadi laki-laki romantis dengan bunga, cokelat, atau boneka. Aku cuman bisa mencuri cokelat pernikahan mas ari yang sengaja aku curi dari pisin. Kamu tau, cokelat yang kamu makan adalah cokelat terbaik yang enak.
Kekasih hatiku yang baik hati, aku gak akan berdoa dan berharap tahun depan masih bisa bertemu lagi dengan kamu. Aku tidak akan bilang kalau “tahun depan bertemu lagi dengan aku ya”. Itu akan sangat memberatkanmu. Aku tidak pernah memaksamu untuk mencintaiku. Aku mencintaimu bukan berarti kamu juga harus sama mencintai aku. Aku hanya ingin kamu tau kalau aku mencintaimu sekarang saat aku tulis ini, aku sangat mencintai kamu. Dan tolong jangan ucapkan kalau kamu akan bertemu aku di tahun depan. Karena jika itu tidak terjadi, aku akan sangat sedih. Percayalah, tanpa berkata begitupun, aku akan berusaha menjagamu agar kita bertemu di tahun depan. Aku tidak akan mengucapkanya, aku hanya akan berusaha untuk mewujudkannya.
Kekasih hatiku yang baik hati, Aku tahu kamu pemalas dan aku mohon maaf karena aku menuliskannya terlalu panjang. Suatu saat nanti, di saat kita sudah berjauhan, di saat kata I love you bukan lagi dari mulut aku, dan di saat mungkin kamu sudah menimang anak, menjadi ibu dari anak-anak yang sangat mencintaimu, juga membuat sarapan untuk suami masa depanmu, tolong aku ingin kau membacanya sekali lagi. Mungkin akan agak sulit bagimu menyelesaikan membacanya, sebab terlalu panjang dan berbelit-belit dan juga tidak lagi penting. Tapi kumohon, bersabarlah, bacalah pelan-pelan sampai selesai.
Kekasih hatiku yang baik hati, Inilah surat yang kutulis untukmu saat usiaku dua hari lagi menjadi dua puluh tiga dan kau baru dua puluh. Saat kelak kaubaca lagi suratku ini, jika kelak kau tak sengaja menemukannya di antara tumpukkan benda-benda usang yang lain, kumohon padamu jangan mengabaikannya, bukalah lipatannya dan bacalah pelan-pelan agar kau bisa menangkap pesanku dengan jelas. Walaupun aku sulit mengingat, tapi inilah surat yang aku tulis untuk hari ke 2000 kita. Ingatlah nama aku, saat kita pertama kali bertemu dan saling menatap dengan senyum simpul yang malu-malu, saat betapa sulitnya aku menyebut namamu yang panjang dan mengakui bahwa aku jatuh cinta padamu. Kalau saat itu datang padamu, saat ketika kau membaca surat ini di masa yang akan datang, mungkin aku sudah sangat tua dan rapuh dan terbaring lemah di tempat tidurku atau barangkali aku sudah tiada, atau mungkin aku masih bisa menemanimu membaca ini. Berbaik hatilah, segeralah jawab pertanyaanku: apakah kau masih ingat namaku? Apa kau ingat aku pernah sangat mencintaimu?
Kekasih hatiku yang baik hati, aku tau, aku tau kamu bosan mendengar kata I love you yang sering aku ucap, tapi tolong dengar dan jawablah. Karena aku akan tetap melakukan itu selama aku mencintaimu terus dan terus sampai aku tak tau lagi kata apa yang harus aku katakan kepadamu.
Kekasih hatiku yang baik hati, Rasanya baru kemarin aku ketemu kamu di warung soto dan dengan malu2 ajak kamu pulang. Rasanya baru kemarin juga aku terima telfon kamu yang cuman mau dengar Halo dari aku. Rasanya baru kemarin seluruh badan aku kedinginan karena aku takut ketemu sama kamu. Kenapa aku bisa sampai kaya gini? Dan aku masih merasa seperti baru terjadi di hari kemarin ketika lampu teras di matikan ibu dan kamu pergi naik motor aku yang agak berisik itu hanya dengan uang seribu di kantong aku. Rasanya baru kemarin juga aku bahagia karena kamu juga bilang cinta sama aku.
Kekasih hatiku yang baik hati, hari ini sudah entah keberapa hari setelah ban motor aku 2 kali pecah sehabis aku minta kamu jadi pacar aku. Setelah aku melihat kamu terheran-heran setelah tau bagaimana itu pantai yang ternyata bau dan gersang sekali. Setelah aku sering menangis, setelah aku sering tertawa, setelah amarahku, Setelah kata pisah yang gampang sekali aku ucapkan yang ternyata tak bisa juga memisahkan cinta aku sama kamu.
Kekasih hatiku yang baik, aku mohon maaf kepadamu kalau aku membuatmu jengkel atau badmood seharian. Seperti kita tahu, tak satu pun di dunia ini akan sama lagi jika kau sudah pernah melihatnya sebelumnya. Seperti kamu dan aku, setiap hari kita menjadi dua orang yang berbeda. Setiap hari kita berubah dan setiap hari aku berusaha mengenal sisi dirimu yang lain, yang berubah itu, dan setiap hari juga aku mengagumi dirimu yang berubah dan tidak sama lagi: mungkin rambutmu bertambah panjang sekian milimeter, mungkin jerawatmu pecah, mungkin matamu memerah, mungkin alismu terlihat lebih kusut daripada hari sebelumnya, mungkin kau lebih wangi atau justru agak bau, mungkin kau terlihat sedang kesal, mungkin kau begitu cantik dan ceria—aku selalu jatuh cinta pada perubahan-perubahanmu, itulah sebabnya setiap hari aku selalu jatuh cinta padamu. Lagi dan lagi. Tapi, bila kelak kamu menyaksikan perubahan diriku, saat aku nanti jadi jelek dan bau, dan miskin, dan berantakan, dan kendur, dan sakit-sakitan, dan kantung mataku semakin membesar dan hitam, dan mulutku yang bisu, dan kakiku yang tidak lagi bisa berjalan, dan gigiku ompong, dan ada peristiwa yang bisa membuatku begitu, apakah kau masih akan tetap mencintaiku?
Kekasih hatiku yang baik hati, Aku sama kamu mungkin gak seperti cerita Aladdin and Jasmine di lagu yang kamu nyanyiin, yang menyatukan cinta di atas semua perbedaan dan pertentangan akan hubungan mereka. Tidak juga seperti Radit dan Jani yang hidup berantakan di atas cinta mereka. Kamu hanya Mutya dan aku Afri yang sudah hampir gila karena terus mencintai kamu. Bukankah aku benar kalau kamu benar mencintaiku? Bukan sekedar kata2 dan bualan dari mulut kamu itu kan?
Kekasih hatiku yang baik hati, Sungguh, aku benar-benar takut jika kamu mungkin tidak akan ada lagi di samping aku. Nggak lagi nemenin kamu telfon. Engga ada lagi kamu di kursi itu dan nungguin aku futsal atau narikin rambut aku kalau aku lagi pusing. Aku juga ngga akan lagi datang bawa brownis Amanda kesukaan kamu atau duduk bersama makan oseng kangkung yang keasinan itu. Sungguh aku benar-benar takut ketika suatu hari kamu nggak lagi kenal sama aku. Ketika semua cerita ini cuman menjadi satu file di kardus tempat buku2 bekas kamu.
Ah kekasih hatiku yang baik hati, kalau memang hari itu akan tiba. Hari disaat kamu akan melepasku dan kita tidak akan bertemu lagi dalam jangka waktu yang lama, tolong jangan lupakan semua cerita yang pernah aku dan kamu buat. Jangan pernah tinggalkan aku di dalam kardus hatimu, jangan! Tinggalkan saja di hatimu. Tolong berikan ruang sedikit untuk nama aku tinggal. Dan nanti ketika kamu bertemu denganku, sapalah! Sungguh, aku pasti masih akan sangat mengenalmu.
Kekasih hatiku yang baik hati, mengapa aku begitu khawatir. Mengapa aku begitu takut ketika suatu hari nanti aku akan pergi lagi di kota yang sangat jauh. Kota yang tidak pernah aku kenal, kota yang tidak aku tahu juga masyarakatnya. Tolong! Aku akan sangat minta tolong! Tolong jangan khianati aku. Tolong terus jaga hati kamu hanya untuk aku. Seperti aku akan menjaga hati kamu. Aku akan selalu menjaga hati kamu. Selalu. Tolong pegang janji aku!
Kekasih hatiku yang baik hati, berdiam dirilah sejenak ketika aku sudah pergi jauh nanti, ketika kamu hendak berpaling dan melihat pria yang jauh lebih segalanya dari aku. Tolong, aku harap berdiam dirilah sejenak! Tolong ingat semua yang sudah kita lakukan. Ingatlah ketika kamu menangis dan bilang “aku nggak bisa tanpa kamu”, karena sesungguhnya akupun ngga bisa kalau harus tanpa kamu. Bukankah masalah kita hanya jarak. Bukankah walaupun kita berjauhan kita masih bisa melihat bulan yang sama? Benar kan kalau kita masih akan bisa melihat bulan yang sama? Jadi, tolong hentikan niatan untuk berpaling dan melihat pria lain di saat aku sudah jauh.
Kekasih hatiku yang baik hati, Tetapi, kalau itu tidak bisa menghentikan niatmu untuk berpaling, aku hanya berharap semoga pria itu jauh lebih baik dari aku dan semoga dia akan terus menjagamu dan tidak membiarkanmu berpaling lagi seperti aku yang tidak bisa menjagamu. Mungkin kamu akan marah aku bilang begini, tapi, bukankah berkata nanti akan lebih menyakitkan? Bukankah lebih baik sekarang berkata? Dan kekasihku, aku tidak akan pernah mengehentikan kamu jika suatu hari nanti kamu menemukan pria yang mungkin lebih baik dari aku. Bilanglah padaku dan aku akan merelakan kamu dan juga aku berjanji tidak akan lagi mengusik hidup kamu. Tapi seperti aku bilang sebelumnya, tolong ingat aku!
Kekasih hatiku yang baik hati, hari ini sudah 2000 hari! Apa kamu ingat? Kamu bahagia? Aku sangat bahagia. Aku tau tidak ada perayaan meriah di hari jadi kita yang ke delapan tahun, tahun ini, aku nggak punya cukup uang untuk pulang dan membuat perayaan atau sekedar mengirimu bunga seperti tahun-tahun lalu. Aku juga tidak berharap kamu memberiku sesuatu. Aku tau, aku gak bisa jadi laki-laki romantis dengan bunga, cokelat, atau boneka. Aku cuman bisa mencuri cokelat pernikahan mas ari yang sengaja aku curi dari pisin. Kamu tau, cokelat yang kamu makan adalah cokelat terbaik yang enak.
Kekasih hatiku yang baik hati, aku gak akan berdoa dan berharap tahun depan masih bisa bertemu lagi dengan kamu. Aku tidak akan bilang kalau “tahun depan bertemu lagi dengan aku ya”. Itu akan sangat memberatkanmu. Aku tidak pernah memaksamu untuk mencintaiku. Aku mencintaimu bukan berarti kamu juga harus sama mencintai aku. Aku hanya ingin kamu tau kalau aku mencintaimu sekarang saat aku tulis ini, aku sangat mencintai kamu. Dan tolong jangan ucapkan kalau kamu akan bertemu aku di tahun depan. Karena jika itu tidak terjadi, aku akan sangat sedih. Percayalah, tanpa berkata begitupun, aku akan berusaha menjagamu agar kita bertemu di tahun depan. Aku tidak akan mengucapkanya, aku hanya akan berusaha untuk mewujudkannya.
Kekasih hatiku yang baik hati, Aku tahu kamu pemalas dan aku mohon maaf karena aku menuliskannya terlalu panjang. Suatu saat nanti, di saat kita sudah berjauhan, di saat kata I love you bukan lagi dari mulut aku, dan di saat mungkin kamu sudah menimang anak, menjadi ibu dari anak-anak yang sangat mencintaimu, juga membuat sarapan untuk suami masa depanmu, tolong aku ingin kau membacanya sekali lagi. Mungkin akan agak sulit bagimu menyelesaikan membacanya, sebab terlalu panjang dan berbelit-belit dan juga tidak lagi penting. Tapi kumohon, bersabarlah, bacalah pelan-pelan sampai selesai.
Kekasih hatiku yang baik hati, Inilah surat yang kutulis untukmu saat usiaku dua hari lagi menjadi dua puluh tiga dan kau baru dua puluh. Saat kelak kaubaca lagi suratku ini, jika kelak kau tak sengaja menemukannya di antara tumpukkan benda-benda usang yang lain, kumohon padamu jangan mengabaikannya, bukalah lipatannya dan bacalah pelan-pelan agar kau bisa menangkap pesanku dengan jelas. Walaupun aku sulit mengingat, tapi inilah surat yang aku tulis untuk hari ke 2000 kita. Ingatlah nama aku, saat kita pertama kali bertemu dan saling menatap dengan senyum simpul yang malu-malu, saat betapa sulitnya aku menyebut namamu yang panjang dan mengakui bahwa aku jatuh cinta padamu. Kalau saat itu datang padamu, saat ketika kau membaca surat ini di masa yang akan datang, mungkin aku sudah sangat tua dan rapuh dan terbaring lemah di tempat tidurku atau barangkali aku sudah tiada, atau mungkin aku masih bisa menemanimu membaca ini. Berbaik hatilah, segeralah jawab pertanyaanku: apakah kau masih ingat namaku? Apa kau ingat aku pernah sangat mencintaimu?
Udah gan? Makasih ya gan . Dithread sebelumnya, saya udh bilang kalau saya udah pacaran 9 tahun. Dan ini bukan sesuatu yang harus dibanggain . Sebelum agan ngata-ngatain ke tolol-an saya. Agan dengerin lagunya crosbottom yang judulnya 9 tahundulu ya, abis itu agan boleh baca cerita saya. Mohon maaf lagi kalau bakal banyak banget hehe maklum gan kejadiannya selama 9 tahun. Siapin kopi dulu gan . Dibaca ya gan dibawah tapi
INDEXNYA GAN
part 1
part 2
part 3
part 4
part 5
part 6
Diubah oleh xxnonaxx 31-07-2014 21:09
anasabila memberi reputasi
1
10.8K
Kutip
67
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.6KThread•43KAnggota
Tampilkan semua post
TS
xxnonaxx
#2
dua
Spoiler for 2:
Hari-hari berikutnya berlalu, aku, vina, dan rara gak ikut kemping dan kita bertiga masih aman-aman aja tinggal di sekolah itu. Kita bertiga juga masih bisa make kode sekolah untuk baju pramuka. Aku sama Vina milih ikut eskul marching karena dari SD kita udh ikut ekskul musika (kaya marching tapi alatnya pianika sama suling doang) sedangkan Rara ikut teater. Di marching juga ada peloco tapi gak separah pramuka jadi kita gak takut juga hehe. Latihan-latihan sore aku jalanin, sampe penentuan posisi tiba, aku tadinya mau maju jadi Field Commander tapi karena memang Vina yang dari SD udah jadi Field Commander, jadi aku biarin dia maju. Aku milih jadi CG aja, alasannya cuman satu, baju CG bagus-bagus dan lagi anak CG kan yang paling diliat kedua setelah pemimpin hahaha.
Sore itu aku udh di penghujung kelas tujuh, anak-anak MB (marching band) lagi sibuk persiapan lomba GPMB yang bakal di gelar di Jakarta. Sekolah kita udah bertahun-tahun megang piala walaupun gak selalu juara satu, yang jelas ini beban juga buat kita karena pegang tanggung jawab besar untuk dapet piala itu. Aku sama salah satu temen CG aku lagi mau ambil bendera untuk latihan sore. Kita biasa latihan di bangsal sekolah, dan posisi alat MB ada di belakang panggung bangsal tapi kita ga bisa masuk dari dalam bangsal melainkan dari luar bangsal. Dari tempat alat udah kedengeran suara Vina teriak “Satu, Dua, Tiga”. Kasian dia setiap hari belajarnya teriak-teriak.
Aku lagi jalan keluar bangsal sambil gerak-gerak-in tangan ngapalin gerakan dari lagu pertama sama temen CG aku itu. Di sekolah masih rame kakak2 kelas 9 yang udah beres tryout, aku tau pintu ruang alat memang ga dikunci kalau kita lagi latihan. Aku udh di ruang alat sekarang, pas aku mau ambil bendera aku tiba-tiba ada orang nongol dari belakang spanduk MB yang bikin aku mundur ke belakang dan nginjek tangan temen CG aku yang juga lagi nyari benderanya.
“Akkkkkkkk,” kata Andi yang kaget tangannya aku injek. “Hantuuuu”
Kejadian itu cepet banget, aku ga teriak aku cuman kaget aja denger teriakan Andi. Dari pintu ruang alat udah ada yang teriak2 “Afri Afri Apel(ini mainan petak umpet)” dan orang yang sembunyi di balik spanduk langsung lari wussssss dan nginjek tangan Andi yang lagi aduh2 aja.
Aku nyamperin Andi (Andi ini cowo tapi gemulai tapi dia bukan maho) dia udah meringis2 antara kaget sama takut sama sakit tangannya keinjek dua kali. Aku tenangin dia dan mas ganteng (menurut aku hahaha) yang namanya Afri itu udah muncul lagi di pintu.
------
Aslinya cowo ini (Afri) udah jadi bahan gosip di lingkungan aku (Aku, Vina, dan Rara). Aku emang suka sama dia, aku juga udah cerita sama Vina sama Rara tapi ya cuman suka, dan ga bisa berbuat apa-apa karena senior-junior. Tapi entah kenapa Vina sama Rara juga jadi ikut-ikutan suka pas aku cerita. Kita bertiga seneng banget kalau lewat2 kelasnya dan dia ada disana, suka nungguin di mamang gorengan kesukaan dia kalau istirahat, aku sampe hapal dia pasti ambil nasi oreg sama gorengan tahu 2 tapi remukannya banyak banget hahaha. Zaman itu, kalau suka sama orang susah nge-stalk nya, gak ada akses hahaha.
Karena ga berani minta nomor handphonenya, kita sampe buka-buka yellow pages (HAHAHAHAHAHA) nyari nama Bapaknya dan nyoba telfon ke rumahnya.
“Halo apa ini bener nomor rumahnya Afri?” Vina yang ngomong.
Yang jawab perempuan, “Iya, ada apa ya,” dan Vina langsung tutup telfonnya terus kita teriak-teriak ga jelas sangking seneng nomornya bener. Abis itu aku mulai nelfonin dia ke telfon rumahnya, biasanya aku telfon abis isya dan yang angkat selalu dia, dan setelah dia bilang “iya” aku langsung tutup telfonnya hahahaha.
Yang bikin aku sedih dia ga inget atau ga mau inget kalau dulu aku pernah nembak dia di latihan pramuka. Padahal sering banget kita papasan. Seenggaknya dia nanya atau nyapa atau gimana tapi ini engga pernah sama sekali
-------
Kembali ke cerita
“Maaf ya tadi siapa yang keinjek?” dia masih berdiri di depan pintu ngeliatin kita berdua. “Maaf ya ga sengaja, sakit ga?”
Dia natap aku. Ini yang aku bilang di awal, kita cuman nungguin saat2 mata kita saling bertemu dan ini yang bikin ga bisa tidur semalaman.
“Emm ini dia yang keinjek,” kata aku sambil natap Andi.
“Oh, maaf ya”
Daaaaan udah, hanya begitu aja. Dia kemudian pergi menjauhi ruang alat dan aku ngeliat dia lari dan aku sedih kenapa dia ga inget siapa aku huwaaaaaa. Kenapa coba dia cool, keren, dan ganteng di waktu yang bersamaan. Akkkkk.
Setelah kejadian itu, aku makin pengen banget jadi pacar dia. Hari-hari jadi secret admirer berlanjut. Aku tetap jadi pengagum rahasia ala anak SMP, tapi sekarang aku udah ga bisa liat dia lagi tiap lewat2 kelas dia dan aku juga udh berhenti nunggu di mamang gorengan lagi, karena dia udh UN dan gak pernah balik2 ke sekolah lagi aku cuman bisa tlf dia sehabis isya dan nanyain “Bisa bicara dengan Afri”
GPMB dilakuin bulan Agustus tapi kita masih sibuk-sibuknya latihan padahal ini masih bulan Mei. Waktu lagi latihan MB, pelatih MB yang guru kesenian nanya, “Ada yang bersedia jadi penari tabur bunga upacara pelepasan anak kelas 9?”
Ngedenger itu aku langsung ngacung tinggi-tinggi. “Saya bu saya,” Vina ngga ngerti tapi karena aku ngacung dia juga ikutan ngacung. Akhirnya 8 orang dipilih untuk jadi penari di acara pelepasan salah duanya aku sama Vina. Rara udah pasti disana karena dia pentas. Latihan MB persiapan GPMB pun di skip satu minggu karena pelatih2 sibuk ngurusin pelepasan.
Aku juga semangat latihan nari diiringin gamelan yang bunyinya teng dung teng dung. Aku udah cerita terus ke Vina sama Rara kalau aku kangen sama Afri itu makannya aku mau ikutan ini. Gladi resikpun tiba, sore itu aku sama vina naik becak ke gedung yang jauhh banget, sangking jauhnya kata mamang becak nya bentar lagi nyampe Jakarta hahaha.
Sampe disana orang pertama yang aku cari Afri, posisi anak2 kelas 9 duduk di kursi depan panggung dan aku sama teman2 penari ada di balik panggung, latihan. Kelas 9 mau geladi nampilin pertunjukan dan aku nungguin dia aja di belakang panggung, sendirian. Aku gatau Vina dan Rara dimana, aku keilangan Vina karena dia pergi sma Mamih (pelatih kita) dan belum balik. Aku kepanasan karena tau sendiri di balik panggung itu ga ada angin. Oh iya aku bener2 ga suka kepanasan, kalau kepanasan kan keringetan, nah badan aku lengket jadi ga enak.
Aku masih nungguin Afri tampil, aku sms Vina. Hp aku udah ganti bukan 2100 lagi loooh, sekarang nokia 6600 ada gambarnya dan bisa dengerin musik. Anak2 kelas 9 yang udah kumpul di belakang panggung sekarang adalah kelas 9D sebentar lagi 9E. Aku deg-deg-an. Banget. Pas 9D udah maju ke panggung operator persilahkan anak2 9E masuk ke belakang panggung. Aku ngeliat Afri! Dia pake jaket parasut merah, rambutnya di potong, dan itu menurut aku ganteng banget! Aku deg-deg-an padahal udh jelas Afri ga akan nyapa tapi yang jelas aku deg-deg-an ngeliat dia. Dia heboh pukul2 an sama temen2 nya. Dalam hati aku minta di lirik seenggaknya dia nyapa atau apa tapi ternyata engga aku justru di tanya sama kakak MB aku,
“Ngapain mut? Sendirian aja,” aku liat kok Afri ngeliat aku juga tapi dia ga nyapa aku . “mana pasukannya? Biasanya sama pasukan?”
“Iya ka aku lagi janjian kok hehe tadi aku abis geladi upacara,” suara aku ga bisa nutupin kalau aku deg2 an. “nampilin apa kak?”
“liat aja besok, dateng ya!”
Setelah itu anak 9E mulai pada masuk panggung. Aku berdiri dari duduk dan senyum ke Afri. Ga nyangka, dia bales senyum aku. Setelah Afri selesai geladi aku udh sama Rara sama Vina, aku nyoba senyumin dia lagi, tapi gajadi aku lakuin gara2 dia lari nyamperin perempuan di luar gedung yang udah ngetok2 dari jendela. Aku langsung murung dan bete. Walaupun aku gatau itu siapa, tapi aku bete dia di samperin sama cewe. Dasar anak SMP.
Besoknya aku udah dandan pake dodot dan langsung ke posisi untuk upacara pelepasan, aku ngeliat Afri duduk di baris kedua dan semuanya cowo. Aku langsung seneng lagi dan berniat nungguin dia di balik panggung lagi kaya kemarin dan senyumin dia. Upacara pelepasan selesai, aku sama Vina sekarang lagi makan nasi kotak di ruang make up.
“Mut kamu jatuh cinta beneran ya?”
“Huh?” kata aku ga paham. “Maksudnya vin?”
“Iya, kamu beneran suka ya sama A Afri? Aku kira bohongan, aku sama Rara kan bohongan doang cuman gara2 ga tahan liat dia ganteng banget”
“Kayanya iya, tapi aku gak tau vin,” kataku, “aku sendiri gak tau, jangan tanya itu ah”
Obrolan itu udah cuman sampe disitu aja, aku sama Vina nungguin Afri lagi sama kaya kemarin di belakang panggung. Kita ngobrol-ngobrol doang sambil saling ngipasin sangking panasnya. Gak lama Afri dan teman-temannya udah muncul. Aku senyumin lagi, dan dia juga senyum juga. Aku mendadak sedih, sedih anak SMP yang mau di tinggal sama gebetannya masuk SMA. Aku jadi takut ga ketemu2 dia lagi.
“Vin, ntar ketemu Afri lagi gak ya?” kataku sok mikir.
“Kalau engga ketemu lagi, kan ada yang ganteng lainnya,” aku cuman manyun aja.
Setelah dia tampil aku malah nyamperin dia.
“Kak kesini bentar yuk,” pas aku ngomong ini, otak aku lepas, mataku kabur, aku mau pingsan, atau langsung gali tanah disana. Afri udah ngeliat aku dan temen2nyapun bingung aku ngomong ke siapa. Buru2 aku ralat. “Kak mel sini dulu”
Kak mel juga bingung, “kemana?”
“Sini dulu ka,” kata aku lagi. Kak mel nyamperin aku. “kenapa de?”
“Ka, A Afri ke SMA berapa? Hehehe” aku nemu kata2 ini tiba2. Rombongan Afri cs udah pergi duluan. Kak mel bingung juga aku tanya gitu. “Aku cuman tanya ka ga maksud apa2 hehehe”
“Aku gatau de mungkin kalau gak ke 1 ya ke 2, kenapa?”
“hehehe engga ka aku cuman tanya,” aku bingung mau ngomong apa lagi. Aku takut dikira keganjenan. “Udah ka itu aja, semoga sukses ya kak di SMA”
Aku meluk Kak Mel dan setelah itu dia pergi.
Sore itu aku udh di penghujung kelas tujuh, anak-anak MB (marching band) lagi sibuk persiapan lomba GPMB yang bakal di gelar di Jakarta. Sekolah kita udah bertahun-tahun megang piala walaupun gak selalu juara satu, yang jelas ini beban juga buat kita karena pegang tanggung jawab besar untuk dapet piala itu. Aku sama salah satu temen CG aku lagi mau ambil bendera untuk latihan sore. Kita biasa latihan di bangsal sekolah, dan posisi alat MB ada di belakang panggung bangsal tapi kita ga bisa masuk dari dalam bangsal melainkan dari luar bangsal. Dari tempat alat udah kedengeran suara Vina teriak “Satu, Dua, Tiga”. Kasian dia setiap hari belajarnya teriak-teriak.
Aku lagi jalan keluar bangsal sambil gerak-gerak-in tangan ngapalin gerakan dari lagu pertama sama temen CG aku itu. Di sekolah masih rame kakak2 kelas 9 yang udah beres tryout, aku tau pintu ruang alat memang ga dikunci kalau kita lagi latihan. Aku udh di ruang alat sekarang, pas aku mau ambil bendera aku tiba-tiba ada orang nongol dari belakang spanduk MB yang bikin aku mundur ke belakang dan nginjek tangan temen CG aku yang juga lagi nyari benderanya.
“Akkkkkkkk,” kata Andi yang kaget tangannya aku injek. “Hantuuuu”
Kejadian itu cepet banget, aku ga teriak aku cuman kaget aja denger teriakan Andi. Dari pintu ruang alat udah ada yang teriak2 “Afri Afri Apel(ini mainan petak umpet)” dan orang yang sembunyi di balik spanduk langsung lari wussssss dan nginjek tangan Andi yang lagi aduh2 aja.
Aku nyamperin Andi (Andi ini cowo tapi gemulai tapi dia bukan maho) dia udah meringis2 antara kaget sama takut sama sakit tangannya keinjek dua kali. Aku tenangin dia dan mas ganteng (menurut aku hahaha) yang namanya Afri itu udah muncul lagi di pintu.
------
Aslinya cowo ini (Afri) udah jadi bahan gosip di lingkungan aku (Aku, Vina, dan Rara). Aku emang suka sama dia, aku juga udah cerita sama Vina sama Rara tapi ya cuman suka, dan ga bisa berbuat apa-apa karena senior-junior. Tapi entah kenapa Vina sama Rara juga jadi ikut-ikutan suka pas aku cerita. Kita bertiga seneng banget kalau lewat2 kelasnya dan dia ada disana, suka nungguin di mamang gorengan kesukaan dia kalau istirahat, aku sampe hapal dia pasti ambil nasi oreg sama gorengan tahu 2 tapi remukannya banyak banget hahaha. Zaman itu, kalau suka sama orang susah nge-stalk nya, gak ada akses hahaha.
Karena ga berani minta nomor handphonenya, kita sampe buka-buka yellow pages (HAHAHAHAHAHA) nyari nama Bapaknya dan nyoba telfon ke rumahnya.
“Halo apa ini bener nomor rumahnya Afri?” Vina yang ngomong.
Yang jawab perempuan, “Iya, ada apa ya,” dan Vina langsung tutup telfonnya terus kita teriak-teriak ga jelas sangking seneng nomornya bener. Abis itu aku mulai nelfonin dia ke telfon rumahnya, biasanya aku telfon abis isya dan yang angkat selalu dia, dan setelah dia bilang “iya” aku langsung tutup telfonnya hahahaha.
Yang bikin aku sedih dia ga inget atau ga mau inget kalau dulu aku pernah nembak dia di latihan pramuka. Padahal sering banget kita papasan. Seenggaknya dia nanya atau nyapa atau gimana tapi ini engga pernah sama sekali
-------
Kembali ke cerita
“Maaf ya tadi siapa yang keinjek?” dia masih berdiri di depan pintu ngeliatin kita berdua. “Maaf ya ga sengaja, sakit ga?”
Dia natap aku. Ini yang aku bilang di awal, kita cuman nungguin saat2 mata kita saling bertemu dan ini yang bikin ga bisa tidur semalaman.
“Emm ini dia yang keinjek,” kata aku sambil natap Andi.
“Oh, maaf ya”
Daaaaan udah, hanya begitu aja. Dia kemudian pergi menjauhi ruang alat dan aku ngeliat dia lari dan aku sedih kenapa dia ga inget siapa aku huwaaaaaa. Kenapa coba dia cool, keren, dan ganteng di waktu yang bersamaan. Akkkkk.
Setelah kejadian itu, aku makin pengen banget jadi pacar dia. Hari-hari jadi secret admirer berlanjut. Aku tetap jadi pengagum rahasia ala anak SMP, tapi sekarang aku udah ga bisa liat dia lagi tiap lewat2 kelas dia dan aku juga udh berhenti nunggu di mamang gorengan lagi, karena dia udh UN dan gak pernah balik2 ke sekolah lagi aku cuman bisa tlf dia sehabis isya dan nanyain “Bisa bicara dengan Afri”
GPMB dilakuin bulan Agustus tapi kita masih sibuk-sibuknya latihan padahal ini masih bulan Mei. Waktu lagi latihan MB, pelatih MB yang guru kesenian nanya, “Ada yang bersedia jadi penari tabur bunga upacara pelepasan anak kelas 9?”
Ngedenger itu aku langsung ngacung tinggi-tinggi. “Saya bu saya,” Vina ngga ngerti tapi karena aku ngacung dia juga ikutan ngacung. Akhirnya 8 orang dipilih untuk jadi penari di acara pelepasan salah duanya aku sama Vina. Rara udah pasti disana karena dia pentas. Latihan MB persiapan GPMB pun di skip satu minggu karena pelatih2 sibuk ngurusin pelepasan.
Aku juga semangat latihan nari diiringin gamelan yang bunyinya teng dung teng dung. Aku udah cerita terus ke Vina sama Rara kalau aku kangen sama Afri itu makannya aku mau ikutan ini. Gladi resikpun tiba, sore itu aku sama vina naik becak ke gedung yang jauhh banget, sangking jauhnya kata mamang becak nya bentar lagi nyampe Jakarta hahaha.
Sampe disana orang pertama yang aku cari Afri, posisi anak2 kelas 9 duduk di kursi depan panggung dan aku sama teman2 penari ada di balik panggung, latihan. Kelas 9 mau geladi nampilin pertunjukan dan aku nungguin dia aja di belakang panggung, sendirian. Aku gatau Vina dan Rara dimana, aku keilangan Vina karena dia pergi sma Mamih (pelatih kita) dan belum balik. Aku kepanasan karena tau sendiri di balik panggung itu ga ada angin. Oh iya aku bener2 ga suka kepanasan, kalau kepanasan kan keringetan, nah badan aku lengket jadi ga enak.
Aku masih nungguin Afri tampil, aku sms Vina. Hp aku udah ganti bukan 2100 lagi loooh, sekarang nokia 6600 ada gambarnya dan bisa dengerin musik. Anak2 kelas 9 yang udah kumpul di belakang panggung sekarang adalah kelas 9D sebentar lagi 9E. Aku deg-deg-an. Banget. Pas 9D udah maju ke panggung operator persilahkan anak2 9E masuk ke belakang panggung. Aku ngeliat Afri! Dia pake jaket parasut merah, rambutnya di potong, dan itu menurut aku ganteng banget! Aku deg-deg-an padahal udh jelas Afri ga akan nyapa tapi yang jelas aku deg-deg-an ngeliat dia. Dia heboh pukul2 an sama temen2 nya. Dalam hati aku minta di lirik seenggaknya dia nyapa atau apa tapi ternyata engga aku justru di tanya sama kakak MB aku,
“Ngapain mut? Sendirian aja,” aku liat kok Afri ngeliat aku juga tapi dia ga nyapa aku . “mana pasukannya? Biasanya sama pasukan?”
“Iya ka aku lagi janjian kok hehe tadi aku abis geladi upacara,” suara aku ga bisa nutupin kalau aku deg2 an. “nampilin apa kak?”
“liat aja besok, dateng ya!”
Setelah itu anak 9E mulai pada masuk panggung. Aku berdiri dari duduk dan senyum ke Afri. Ga nyangka, dia bales senyum aku. Setelah Afri selesai geladi aku udh sama Rara sama Vina, aku nyoba senyumin dia lagi, tapi gajadi aku lakuin gara2 dia lari nyamperin perempuan di luar gedung yang udah ngetok2 dari jendela. Aku langsung murung dan bete. Walaupun aku gatau itu siapa, tapi aku bete dia di samperin sama cewe. Dasar anak SMP.
Besoknya aku udah dandan pake dodot dan langsung ke posisi untuk upacara pelepasan, aku ngeliat Afri duduk di baris kedua dan semuanya cowo. Aku langsung seneng lagi dan berniat nungguin dia di balik panggung lagi kaya kemarin dan senyumin dia. Upacara pelepasan selesai, aku sama Vina sekarang lagi makan nasi kotak di ruang make up.
“Mut kamu jatuh cinta beneran ya?”
“Huh?” kata aku ga paham. “Maksudnya vin?”
“Iya, kamu beneran suka ya sama A Afri? Aku kira bohongan, aku sama Rara kan bohongan doang cuman gara2 ga tahan liat dia ganteng banget”
“Kayanya iya, tapi aku gak tau vin,” kataku, “aku sendiri gak tau, jangan tanya itu ah”
Obrolan itu udah cuman sampe disitu aja, aku sama Vina nungguin Afri lagi sama kaya kemarin di belakang panggung. Kita ngobrol-ngobrol doang sambil saling ngipasin sangking panasnya. Gak lama Afri dan teman-temannya udah muncul. Aku senyumin lagi, dan dia juga senyum juga. Aku mendadak sedih, sedih anak SMP yang mau di tinggal sama gebetannya masuk SMA. Aku jadi takut ga ketemu2 dia lagi.
“Vin, ntar ketemu Afri lagi gak ya?” kataku sok mikir.
“Kalau engga ketemu lagi, kan ada yang ganteng lainnya,” aku cuman manyun aja.
Setelah dia tampil aku malah nyamperin dia.
“Kak kesini bentar yuk,” pas aku ngomong ini, otak aku lepas, mataku kabur, aku mau pingsan, atau langsung gali tanah disana. Afri udah ngeliat aku dan temen2nyapun bingung aku ngomong ke siapa. Buru2 aku ralat. “Kak mel sini dulu”
Kak mel juga bingung, “kemana?”
“Sini dulu ka,” kata aku lagi. Kak mel nyamperin aku. “kenapa de?”
“Ka, A Afri ke SMA berapa? Hehehe” aku nemu kata2 ini tiba2. Rombongan Afri cs udah pergi duluan. Kak mel bingung juga aku tanya gitu. “Aku cuman tanya ka ga maksud apa2 hehehe”
“Aku gatau de mungkin kalau gak ke 1 ya ke 2, kenapa?”
“hehehe engga ka aku cuman tanya,” aku bingung mau ngomong apa lagi. Aku takut dikira keganjenan. “Udah ka itu aja, semoga sukses ya kak di SMA”
Aku meluk Kak Mel dan setelah itu dia pergi.
Diubah oleh xxnonaxx 31-07-2014 19:36
0
Kutip
Balas