Kasih ibu kepada beta..
Tak terhingga sepanjang masa..
Hanya memberi tak harap kembali..
Bagai sang surya menyinari dunia..

Yah sebuah lirik lagu yang sudah kita kenal. Kasih sayang orang tua memang seperti sinar sang surya. hanya memberi tak harap kembali. Yah sekarang ane coba mengupas Si Surya ini, apa ini ada maksud buat main story? yah itu sesuai persepsi temen reader saja. Ane cuma beneran ingin share ini.. so happy reading..

Suatu hari, ane pernah membaca buku ensiklopedia soal matahari. Yah matahari merupakan salah satu bintang yang terdekat dengan planet bumi kita tercinta ini. For Your Information bintang itu seperti manusia, mereka ditakdirkan untuk dilahirkan dan suatu saat akan dimatikan juga.

Kelahiran bintang, diyakini dari salah satu kumpulan partikel yang berputar akibat ledakan besar yang terjadi saat awal pembentukan awal semesta. Mereka adalah kumpulan gas berputar yang akhirnya membentuk benda bulat setelah terjadi kompresi dengan tekanan besar dan mengeluarkan panas yang ruar biasa tinggi. Pembentukan bintang sendiri diperkirakan selama 60 juta tahun.

Setelah terbentuk, bintang akan mempunyai medan gravitasi yang luar biasa kuat yang cukup untuk menarik benda sekitar. Untuk melawan tarikan ini, maka dibutuhkan gaya tolak yang luar biasa agar bintang tetap stabil. Nah pakai apa penolakannya ini?
Bintang 1 : sayang kamu mau gak jadi pacarku?
Bintang 2 : eh, pacarmu? Cuih anak baru kencur aja nembak aku. Sorry ya cari lain aja.
Yap hancur hati bintang 1 dan akhirnya memutuskan menggunakan penolakan tersebut untuk melawan gravitasi. Hah yang bener aja? Tidak, bukan seperti itu.

Gaya tolak tersebut merupakan energi yang dihasilkan dari reaksi thermonuklir yang terjadi di bintang. Reaksi ini melibatkan gas hidrogen yang akan mengalami reaksi fusi dan membentuk gas helium. Oke pusing? Sama ane juga.

Nah reaksi gas hidrogen ini (iya ding, di sini butuh empat atom hidrogen) akan membentuk satu atom helium. Nah, dari reaksi ini ternyato sodara sodara, gak semua bereaksi. Ada reaksi sampingnya loh.. iya reaksi samping, yah kayak kentut kali ye.. (gak enak amat perumpamaannya). Nah selanjutnya ane kasih contoh bintang di sini adalah matahari.

Nah kentut matahari ini berasal dari 0,7% dari massa reaksi yang tidak diubah menjadi helium. Iya 0,7% massa ini diubah menjadi energi elektromagnetik yang tugasnya mengimbangi gravitasi tadi. Kecil ya cuma 0,7% aja buat ngelawan gravitasi? Eh... jangan salah cuy. Energi kentut yang dihasilkan sekitar 6,3 x 10^14 Joule yang setara dengan membakar 100000 ton batubara. Tenaga segedhe itu dihasilkan cuma tiap kilogram buangan loh itu cuy. Jadi kalo ada 4 kg Hidrogen, akan hasilkan 0,007 kg kentut dan 0,993 kg helium. Gimana gede kan? Iyalah gedhe. Tapi kalem woles. Alhamdulillah energi se gedhe gaban itu gak mampir ke bumi semua. Sebagian besar digunakan untuk melawan gravitasi matahari itu sendiri, sisanya dilepasin ke tata surya. Dan sebagian besar diserap ozon bumi sebelum menghangatkan tubuh kita.

Wah? See seberapa hebat kasih sayang Tuhan kepada kita? Tujuan Dia menciptakan sistem yang hebat bin ribet itu cuma satu yang jelas yaitu agar kehidupan bumi ini berjalan sehat. So, syukuri semua yang udah disediakan. Jangan eksplorasi besar besaran, ngerusak alam, buang gas CO2 dan CO yang lebay yang bikin bumi panas, membakar plastik yang bikin ozon tipis. Nah kalo ozon tipis mau lu pada kena serangan hasil reaksi nuklir matahari berlebihan? Sinar x, sinar UV semua bakal menyerang kita. FYI, peneliti nuklir pertama (entah siapa namanya) itu koit kena radiasi nuklir loh yang nyebabin leukimia. Kalian mau kalau ozon rusak terus sinar sinar jijay itu menyerang humi berlebihan trus kena badan kita dan semua seisi bumi leukimia? So, ayo deh mulai merawat dan melestarikan bumi sambil berterima kasih atas ciptaan Tuhan yang sangat berguna bagi kita.

Oke back to topic, nah begitulah. (Apaan coba?) Jadi gaya buat ngelawan gravitasi itu berasal dari reaksi thermonuklir matahari. Dan FYI, matahari kita ini komposisi gas saat ini sekitar 80% Hidrogen, 19% Helium, sisanya 1% kayak besi, nikel, dll. Trus cuy kalo hidrogen abis ntar matahari gimana? Nah ini, ini yang agak mengkhawatirkan.

Kalo hidrogen abis. Ya udah gak ada reaksi nuklir lagi. Matahari akan mati. Fase tahapannya matahari akan mengembang berwarna merah karena melepas helium dari intinya yang biasanya disebut si merah raksasa. Nah saat gini ini nih, di inti matahari masih ada reaksi nuklir untuk melawan gravitasi ini yang hanya akan bertahan sebentar.

Setelah waktu singkat dan reaksi nuklir beneran abis, semua partikel akan tersedot ke titik inti matahari yang terus memadat menjadi katai putih. Di sini katai putih mempunyai massa sama dengan awalnya tapi ukurannya mengecil cyiiinn menjadi sebesar bumi saja. Dan jangan tanya suhunya. Yah sekitar 15 milyar celsius lah ya. Halah dingin dibanding neraka.

Nah pada beberapa bintang super gedhe di mana diintinya masib ada hidrogennya, si katai ini bakal meledak karena suhu tinggi ketemu hidrogen. Yah jadilah ledakan maha menyeramkan disertai gelombang kejut yang terlontar ke seantero jagad raya.

Wah serem yah? Iya serem, tapi kalo sampai meledak itu hanya terjadi di bintang yang ukurannya lebih gedhe dari matahari aja. Kalo bintang se matahari yah paling jadi katai putih.

Nah itulah keadaan surya kita di mana dia seakan akan bakal menyinari dunia terus, tapi yah semua yang berawal bakal memiliki akhir. Bahkan sesuatu yang menurut kita akan bertahan lama, siapa tahu ternyata waktunya tinggal sedikit? So, jangan sampai kita mengulur waktu untuk melakukan menurut kita yang terbaik. Selalu lakukan yang terbaik, baik itu buat diri kita, orang tersayang, lingkungan, dan Tuhan. Jangan sampai kita menyesal karena kita telat memberikan yang terbaik buat orang lain karena kita telat memberikannya.
Kalo ada yang salah dipenjelasan ane, PM ya. ntar ane benerin karena ini ilmu eksak takut salah ane.

Balesin komen, ntar ya abis maghrib insya Allah..