- Beranda
- Stories from the Heart
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
...
TS
luckyismine
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
Quote:
MESIN WAKTU
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
MINOR66
Quote:
Permisi agan dan aganwati
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.
Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.
Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa.
So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Quote:
Original Posted By mullupus►Tes tes... 1-2-3...
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa. So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Spoiler for Makasih buat cendolnya :
* * * C H A P T E R I * * *
Spoiler for INDEX:
MUKADIMAH
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
* * * C H A P T E R II * * *
Spoiler for INDEX:
THAT'S WHAT FRIEND ALL FOR
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 84 suara
Siapa yang jadi istri gwa saat ini?
Dinda
12%
Felisha
35%
Bebeb
5%
Megan Fox
23%
Semuanya salah
26%
Diubah oleh luckyismine 05-04-2017 18:38
sormin180 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
356K
Kutip
1.7K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
luckyismine
#993
HERE COMES THE DAY 2
Spoiler for HERE COMES THE DAY 2:
Quote:
"Lho, itu khan mas Arga Fel? Itu pasti ibu lo dan yang disebelahnya itu pasti adek lo khan? Nga mungkin khan bajingan itu semuda itu umurnya?" tanya gwa sebelum ketiga orang tersebut menghampiri kita.
"............." gwa tengok kearah Felisha, gwa lihat dia hanya mengganggukan kepalanya perlahan.
"Trus, mana bajingan tengik itu Fel?!" tanya gwa nga sabaran.
Felisha lagi2 nga ngejawab, dia cuma menggelengkan kepalanya perlahan, pertanda diapun nga tahu dengan keberadaan bajingan tersebut. Gwa lirik kesebelah, gwa lihat ketegangan meliputi wajahnya dan matanya tampak terpaku pada wanita cantik yang ada dihadapannya. Gwa melihat seperti ada kerinduan yang sangat dibalik sinar mata Felisha ketika menatap kearah ibunya itu.
"Ibuuuu... aku lulus bu. Aku lulus..." ucapnya sambil menyambut kedatangan wanita itu dan memeluknya.
"Iya naakk, ibu bangga sama kamu" sahut sang ibu yang mulai terlarut dari keharuannya.
"Maafin Felisha bu, maafin aku yang selama ini udah pergi ninggalin ibu. Maafin..." Felisha mulai larut dengan emosinya dan tangisnya.
"Nga nduk, kamu nga perlu minta maaf sama ibu, karena ibu yang salah sama kamu. Ibu yang salah nduk, seharusnya ibu lebih percaya sama kamu, darah daging ibu sendiri, dibanding bajingan ini. Maafin ibu ya nduk" wanita itupun tak kuasa menahan tangisnya dan mengungkapkan rasa penyesalannya yang paling mendalam.
"Nga bu, aku yang salah. Selama ini aku yang salah buu..."
"Sudahlah nduk, kamu nga salah sama sekali nduukkkk. Alhamdulillah Gusti Allah sudah membukakan mata hati ibu dari kebejatan2 bajingan itu selama ini, terutama pada kamu. Ibu sangat menyesal sekali kalo selama ini udah jahat sama kamu nduukkk. Kamu nga salah nduk, ibu yang salahhh..."
Lalu sepasang anak dan ibu ini larut dalam penyesalannya masing2 dan juga keharuan yang begitu mengharu biru. Gwa yang sedikit banyak tahu duduk persoalannya hanya bisa menebak2 arah pembicaraan dari mereka ini. Gwa sempat melontarkan pertanyaan yang menggayut didada ini lewat tatapan mata gwa ke arah mas Arga. Dan cowok tinggi besar itu hanya tersenyum penuh arti sambil mengangkat bahunya lalu menepuk2 bahu gwa. Sedangkan anak muda yang ada disebelah ibunya Felisha hanya terbengong2 melihat adegan yang begitu mengharu biru. Nampaknya dia nga tahu menahu dengan tragedi yang menimpa pada keluarga kecilnya ini.
"It's over sob. Makasih lo udah mau nemenin adek gwa disini." bisik mas Arga ke kuping gwa.
"Ohya? Jadi bajingan itu sekarang udah nga lagi sama ibunya?" tanya gwa dengan suara pelan, yg masih penasaran.
"Yup. Cerai, talak tiga!" mas Arga menyeringai.
"Ohya? Trus, gimana caranya ibu bisa tau?"
"Dunno. Mungkin itu semua udah diskenarioin sama Yang Diatas" jawabnya sambil kembali menepuk2 bahu gwa.
Ada rasa lega ketika mendengar penjelasan singkat dari mas Arga itu, walau sebenernya masih ada rasa nga terima yang mengganjal didada gwa. Gimanapun, gwa udah niat banget buat ngelayangin tinju gwa ini kemuka bajingan itu kalo aja punya kesempatan untuk bisa berhadapan muka dengannya. Mungkin lebih dari itu. Tapi takdir mengatakan kebalikannya. Syukurlah, kalo hal itu nga terjadi pada hari itu. Karena gwa ngerasa kejadiannya mungkin akan jadi lebih parah dan nga terkendali kalo sampe kejadian juga!
Berarti fix, gwa nga bisa ngeluapin emosi gwa pada bajingan itu. Pada bajingan yang seharusnya merupakan ayah tiri bagi Felisha. Seorang ayah tiri yang seharusnya bisa mengemong dan melindungi Felisha. Tapi justru mengambil manfaat yang lain dari anak tirinya dan bahkan merusak masa depannya. Dan ketika Felisha mengadukan kemalangannya itu, justru ibunya, darah dagingnya sendiri, cenderung tidak mempercayai derita yang dialaminya. Dan semakin bertambah kelam, ketika pacarnya saat itu justru mengambil kesempatan dari kemalangannya, bukan malah membantu atau mencarikan jalan keluarnya.
Maka, begitu Felisha lulus dari SMAnya nekad untuk mengakhiri penderitaannya itu dengan kabur sejauh2nya meninggalkan rumah dan lingkungannya yang udah seperti neraka dunia baginya. Hanya bermodalkan sedikit tabungannya, ijasah SMA-nya dan sebuah alamat kakak sepupunya, mas Arga, mencoba mengadu nasibnya ke kota ini. Sebuah keputusan yang tepat menurut gwa. Walaupun harus menghidupi dirinya selama di kota ini dengan kerja malam, karena mas Arga cuma bisa ngasih dia kesempatan kerja di diskotek tempatnya jadi bartender. Dan mulai mengumpulkan hasil jerih payahnya untuk bisa melanjutkan kuliahnya pada kampus dimana gwa juga kuliah disitu. Dan entah karena faktor kerjanya yang didunia malam seperti itu atau dikarenakan juga Felisha belum bisa berdamai dengan masa lalunya, Felisha justru seperti nga menyadari kalo makin merendahkan kehormatannya sebagai seorang wanita. Sehingga sedikit banyak laki2 yang mengenalnya makin meremehkannya dan menganggapnya gampangan. Bahkan gelar ayam kampus sempat disematkan padanya.
Dan jujur aja, gwa pun sempat goyah ketika mulai banyak mendengarkan rumor2 yang beredar diseputaran kampus tentang Felisha. Yak, gwa cuma laki2 normal yang selalu bermasalah dengan kemesuman gwa ini. Dan sedikit banyak gwa ngarepin kalo suatu saat bisa ber 'one night stand' dengannya. Tapi ketika malam itu gwa ngedengerin semua kisah tragisnya itu, tanpa diberi aba2 lagi Jimbo langsung ngilang tanpa jejak. Rasa mesum gwa padanya entah bagaimana berganti dengan rasa kasihan dan empati yang begitu mendalam. Karena jujur aja, selama hidup gwa ini belum pernah sama sekali menemui seorang cewek dengan kisah masa lalunya yang sekelam Felisha.
Dan yang pasti kisah kelamnya ini hanya Felisha ceritain ke gwa dengan sedikit lebih detail dibanding kepada mas Arga. Karena Felisha ngerasa mas Arga yang temperamental itu nga perlu tahu sampai sedetil itu tentang apa yang telah dilakukan bajingan itu padanya. Karena Felisha takut kalau mas Arga bakal nekat ngapa2in ayah tirinya, bahkan mungkin tega membunuhnya.
Dan makanya juga, mas Arga nga keberatan ketika ibu dan ayah tirinya saat itu nginep di kost2annya dengan maksud hendak menemui Felisha, setelah sekian lama kabur dari rumahnya. Karena saat itu keberadaan Felisha sudah diketahui oleh orang tuanya, yang selama ini ternyata berada dibawah perlindungan mas Arga. Makanya Felisha malem itu bersikukuh nga mau pulang ke kost-annya, setelah diberitahu oleh mas Arga, kalau orang tuanya udah nyampe dikost-annya.
Dan pada hari itu, gwa bisa melihat kebesaran hati seoarang Felisha terhadap ibunya. Felisha sama sekali nga menyalahkan ibunya, yang selama ini udah nga mempercayainya dan lebih memilih mendengarkan suami barunya yang jelas2 udah merusak masa depannya. Bahkan Felisha bisa memaafkannya dengan ikhlas tanpa sedikitpun ada rasa dendam. Damn! Kalo aja gwa berada dalam posisi seperti Felisha, sulit rasanya gwa bisa ikhlas seperti itu.
"Ish, malah bengong" Felisha menyadarkan gwa dari lamunan ini, dengan menyentakan tangan gwa.
"Eh...oh..yyaaa, kenapa Fel?" tanya gwa gelagapan.
"Ini lho, kenalin ibu aku dan itu adiku Dion" katanya sambil tersenyum malu, dengan matanya yang nampak sembab.
"Lucky" kata gwa memperkenalkan diri nga lupa sambil salim dan juga nga ketinggalan pada adik lelakinya yang sedari hanya terbengong2 aja.
"Ini pacarmu tah? Atau calon mantu ibu?" tanya wanita itu sambil tersenyum penuh arti pada Felisha.
"Ah, bude ini ngaco aja ngomongnya. Cowok ini nga punya nyali buat jadiin anak bude yang cantik ini jadi pacarnya apalagi calon suami. Kalo menurut aku sih kayaknya cowok ini nga suka sama cewek deh" selak mas Arga sambil nyengir2 jahat kearah gwa.
Anjrit, mas Arga ini kalo udah nge-bully gwa kayaknya nga pernah tanggung2 ya?
"Ish, mas Arga apaan sih?!" Felisha mengeplak bahu mas Arga, "jangan didengerin omongan mas Arga, Bu. Ini temen aku kok, yang udah banyak nolongin aku selama aku kabur dari kost-an mas Arga kemarenan. Mungkin kalo nga ada dia, aku nga sampe diwisuda hari ini bu"
"Ohya, kalo gitu ibu ngucapin terima kasih banyak ya mas Lucky, atas kebaikan kamu sama anak saya ini. Terima kasih" ucap wanita itu dengan tulus.
"Ah, nga usah terima kasih sama saya bu. Ini emang Felishanya aja yang hebat kok, bisa nyelesaiin kuliahnya dengan lancar. Saya mah nga ada jasa apa2 kok sama anak ibu" jawab gwa yang udah salting ini.
"Yuuukkk, kita photo2 dulu sama2 yuk. Kamu ikutan ya Ky" Felisha mencairkan suasana yang mendadak kaku ini untuk photo2 distudio dadakan nga jauh dr tempat kita berdiri ini.
"Gwa nga ah Fel, lo sama keluarga lo aja ya?"
"Nga mau, kamu musti ikut. Lagian bukannya kamu udah jadi bagian dari keluarga aku Ky? Inget khan sama omongan kamu dulu, kalo aku ini udah kamu anggep sodara?" Felisha memaksa gwa dengan menarik tangan gwa.
"Iyyaaaa..." jawab gwa sambil garuk2 kepala. Sumpah deh, ini cewek kok inget mulu sih sama omongan2 gwa?
***************************
Suatu malam, setelah seminggu lebih wisudanya Felisha, dan beberapa hari sepulangnya Felisha dari tanah kelahirannya dimana dia mengambil cuti dadakan untuk kembali berkumpul dengan keluarga kecilnya, kita berdua seperti biasanya menikmati malam sambil duduk didepan kamar. Gwa gonjrang-genjrengin gitar dengan lagu2 kesukaan gwa, sementara Felisha yang nga begitu ngerti sama lagu2 yang gwa mainin cuma ngedengerin dengan khusyuknya. Ahahahaha, inilah yang gwa suka dari Felisha, walau selera tentang musik kita selalu tabrakan, tapi dia nga pernah protes kalo ngedengerin gwa nyanyi sambil maenin gitar sesuka hati gwa.
"Wil...?"
"Hmmmm...?"
"Seandainya aja bajingan itu masih ada, terus kamu bilang mau ngawinin aku sama dia dan ibu, itu serius nga sih omongan kamu?"
Jreng-jreng! Akhirnya, tiba juga saatnya ngungkit2 omongan gwa yang nga mutu itu. Kaget? Ya, jelas iyalah! Dan saat itu, gwa perlu beberapa menit untuk menyiapkan jawabannya. Ya iyalah butuh waktu selama itu, soalnya rumit banget nih pertanyaannya.
"Ish, ditanyain malah bengong!"
"Ya serius lah ngomongnya gwa" jawab gwa sambil menatapnya, paling nga gwa pengen tahu kemana arah pembicaraan ini dia bawa.
"Ohya, berarti kita merit beneran gitu, biar orang tua aku percaya?" tanyanya dengan wajah yang seperti exited gitu.
"Yaaa, nga seperti itu juga lah Lek. Ya, kita cuma pura2 aja kali, nga sampe juga bawa2 penghulu trus kita ngelakuin ijab kabul" sahut gwa.
"Lho, tapi khan pasti nanti orang tua bakal dateng untuk nyaksiin ijab kabulnya khan Lek?" cecarnya seolah nga nerima jawaban gwa ini.
"Yaelah Fel, ini yang kita bahas khan cuma 'seandainya' aja, khan? Kenapa juga musti sampe sedetil ini sih?" protes gwa yang udah kehilangan akal untuk ngejawab pertanyaannya ini.
"Yaaa, aku khan cuma pengen tahu aja Wil, walaupun cuma berandai2 aja" Felisha tersipu malu.
"Hehehehehe, jadi sebenernya maksud pertanyaan lo ini apa sih? Apa jangan2 lo udah ngebet minta gwa kimpoiin?" tiba2 aja otak usil gwa datang.
"Ish, apaan sih?" muka Felisha terutama kedua pipinya makin bersemu merah.
"Ya, kalo lo emang udah nga tahan pengen gwa ka*winin, toh, malem ini bisa gwa laksanain kok" kata gwa sambil memain2kan kedua alis mata gwa.
"............." Felisha terdiam, kayaknya dia masih loading mencerna omongan gwa ini.
"Gimana? Mau nga?" tanya gwa lagi.
"Kriiwwwiiiiillllllll......!!!!"
Felisha nampaknya mulai ngerti dengan maksud omongan gwa ini. Alhasil, cubitan2 ekstra pedesnya disarangkan bertubi2 kepinggang gwa. Ahahahahahaha. Gotcha!!!
"............." gwa tengok kearah Felisha, gwa lihat dia hanya mengganggukan kepalanya perlahan.
"Trus, mana bajingan tengik itu Fel?!" tanya gwa nga sabaran.
Felisha lagi2 nga ngejawab, dia cuma menggelengkan kepalanya perlahan, pertanda diapun nga tahu dengan keberadaan bajingan tersebut. Gwa lirik kesebelah, gwa lihat ketegangan meliputi wajahnya dan matanya tampak terpaku pada wanita cantik yang ada dihadapannya. Gwa melihat seperti ada kerinduan yang sangat dibalik sinar mata Felisha ketika menatap kearah ibunya itu.
"Ibuuuu... aku lulus bu. Aku lulus..." ucapnya sambil menyambut kedatangan wanita itu dan memeluknya.
"Iya naakk, ibu bangga sama kamu" sahut sang ibu yang mulai terlarut dari keharuannya.
"Maafin Felisha bu, maafin aku yang selama ini udah pergi ninggalin ibu. Maafin..." Felisha mulai larut dengan emosinya dan tangisnya.
"Nga nduk, kamu nga perlu minta maaf sama ibu, karena ibu yang salah sama kamu. Ibu yang salah nduk, seharusnya ibu lebih percaya sama kamu, darah daging ibu sendiri, dibanding bajingan ini. Maafin ibu ya nduk" wanita itupun tak kuasa menahan tangisnya dan mengungkapkan rasa penyesalannya yang paling mendalam.
"Nga bu, aku yang salah. Selama ini aku yang salah buu..."
"Sudahlah nduk, kamu nga salah sama sekali nduukkkk. Alhamdulillah Gusti Allah sudah membukakan mata hati ibu dari kebejatan2 bajingan itu selama ini, terutama pada kamu. Ibu sangat menyesal sekali kalo selama ini udah jahat sama kamu nduukkk. Kamu nga salah nduk, ibu yang salahhh..."
Lalu sepasang anak dan ibu ini larut dalam penyesalannya masing2 dan juga keharuan yang begitu mengharu biru. Gwa yang sedikit banyak tahu duduk persoalannya hanya bisa menebak2 arah pembicaraan dari mereka ini. Gwa sempat melontarkan pertanyaan yang menggayut didada ini lewat tatapan mata gwa ke arah mas Arga. Dan cowok tinggi besar itu hanya tersenyum penuh arti sambil mengangkat bahunya lalu menepuk2 bahu gwa. Sedangkan anak muda yang ada disebelah ibunya Felisha hanya terbengong2 melihat adegan yang begitu mengharu biru. Nampaknya dia nga tahu menahu dengan tragedi yang menimpa pada keluarga kecilnya ini.
"It's over sob. Makasih lo udah mau nemenin adek gwa disini." bisik mas Arga ke kuping gwa.
"Ohya? Jadi bajingan itu sekarang udah nga lagi sama ibunya?" tanya gwa dengan suara pelan, yg masih penasaran.
"Yup. Cerai, talak tiga!" mas Arga menyeringai.
"Ohya? Trus, gimana caranya ibu bisa tau?"
"Dunno. Mungkin itu semua udah diskenarioin sama Yang Diatas" jawabnya sambil kembali menepuk2 bahu gwa.
Ada rasa lega ketika mendengar penjelasan singkat dari mas Arga itu, walau sebenernya masih ada rasa nga terima yang mengganjal didada gwa. Gimanapun, gwa udah niat banget buat ngelayangin tinju gwa ini kemuka bajingan itu kalo aja punya kesempatan untuk bisa berhadapan muka dengannya. Mungkin lebih dari itu. Tapi takdir mengatakan kebalikannya. Syukurlah, kalo hal itu nga terjadi pada hari itu. Karena gwa ngerasa kejadiannya mungkin akan jadi lebih parah dan nga terkendali kalo sampe kejadian juga!

Berarti fix, gwa nga bisa ngeluapin emosi gwa pada bajingan itu. Pada bajingan yang seharusnya merupakan ayah tiri bagi Felisha. Seorang ayah tiri yang seharusnya bisa mengemong dan melindungi Felisha. Tapi justru mengambil manfaat yang lain dari anak tirinya dan bahkan merusak masa depannya. Dan ketika Felisha mengadukan kemalangannya itu, justru ibunya, darah dagingnya sendiri, cenderung tidak mempercayai derita yang dialaminya. Dan semakin bertambah kelam, ketika pacarnya saat itu justru mengambil kesempatan dari kemalangannya, bukan malah membantu atau mencarikan jalan keluarnya.
Maka, begitu Felisha lulus dari SMAnya nekad untuk mengakhiri penderitaannya itu dengan kabur sejauh2nya meninggalkan rumah dan lingkungannya yang udah seperti neraka dunia baginya. Hanya bermodalkan sedikit tabungannya, ijasah SMA-nya dan sebuah alamat kakak sepupunya, mas Arga, mencoba mengadu nasibnya ke kota ini. Sebuah keputusan yang tepat menurut gwa. Walaupun harus menghidupi dirinya selama di kota ini dengan kerja malam, karena mas Arga cuma bisa ngasih dia kesempatan kerja di diskotek tempatnya jadi bartender. Dan mulai mengumpulkan hasil jerih payahnya untuk bisa melanjutkan kuliahnya pada kampus dimana gwa juga kuliah disitu. Dan entah karena faktor kerjanya yang didunia malam seperti itu atau dikarenakan juga Felisha belum bisa berdamai dengan masa lalunya, Felisha justru seperti nga menyadari kalo makin merendahkan kehormatannya sebagai seorang wanita. Sehingga sedikit banyak laki2 yang mengenalnya makin meremehkannya dan menganggapnya gampangan. Bahkan gelar ayam kampus sempat disematkan padanya.
Dan jujur aja, gwa pun sempat goyah ketika mulai banyak mendengarkan rumor2 yang beredar diseputaran kampus tentang Felisha. Yak, gwa cuma laki2 normal yang selalu bermasalah dengan kemesuman gwa ini. Dan sedikit banyak gwa ngarepin kalo suatu saat bisa ber 'one night stand' dengannya. Tapi ketika malam itu gwa ngedengerin semua kisah tragisnya itu, tanpa diberi aba2 lagi Jimbo langsung ngilang tanpa jejak. Rasa mesum gwa padanya entah bagaimana berganti dengan rasa kasihan dan empati yang begitu mendalam. Karena jujur aja, selama hidup gwa ini belum pernah sama sekali menemui seorang cewek dengan kisah masa lalunya yang sekelam Felisha.
Dan yang pasti kisah kelamnya ini hanya Felisha ceritain ke gwa dengan sedikit lebih detail dibanding kepada mas Arga. Karena Felisha ngerasa mas Arga yang temperamental itu nga perlu tahu sampai sedetil itu tentang apa yang telah dilakukan bajingan itu padanya. Karena Felisha takut kalau mas Arga bakal nekat ngapa2in ayah tirinya, bahkan mungkin tega membunuhnya.
Dan makanya juga, mas Arga nga keberatan ketika ibu dan ayah tirinya saat itu nginep di kost2annya dengan maksud hendak menemui Felisha, setelah sekian lama kabur dari rumahnya. Karena saat itu keberadaan Felisha sudah diketahui oleh orang tuanya, yang selama ini ternyata berada dibawah perlindungan mas Arga. Makanya Felisha malem itu bersikukuh nga mau pulang ke kost-annya, setelah diberitahu oleh mas Arga, kalau orang tuanya udah nyampe dikost-annya.Dan pada hari itu, gwa bisa melihat kebesaran hati seoarang Felisha terhadap ibunya. Felisha sama sekali nga menyalahkan ibunya, yang selama ini udah nga mempercayainya dan lebih memilih mendengarkan suami barunya yang jelas2 udah merusak masa depannya. Bahkan Felisha bisa memaafkannya dengan ikhlas tanpa sedikitpun ada rasa dendam. Damn! Kalo aja gwa berada dalam posisi seperti Felisha, sulit rasanya gwa bisa ikhlas seperti itu.

"Ish, malah bengong" Felisha menyadarkan gwa dari lamunan ini, dengan menyentakan tangan gwa.
"Eh...oh..yyaaa, kenapa Fel?" tanya gwa gelagapan.
"Ini lho, kenalin ibu aku dan itu adiku Dion" katanya sambil tersenyum malu, dengan matanya yang nampak sembab.
"Lucky" kata gwa memperkenalkan diri nga lupa sambil salim dan juga nga ketinggalan pada adik lelakinya yang sedari hanya terbengong2 aja.
"Ini pacarmu tah? Atau calon mantu ibu?" tanya wanita itu sambil tersenyum penuh arti pada Felisha.
"Ah, bude ini ngaco aja ngomongnya. Cowok ini nga punya nyali buat jadiin anak bude yang cantik ini jadi pacarnya apalagi calon suami. Kalo menurut aku sih kayaknya cowok ini nga suka sama cewek deh" selak mas Arga sambil nyengir2 jahat kearah gwa.
Anjrit, mas Arga ini kalo udah nge-bully gwa kayaknya nga pernah tanggung2 ya?

"Ish, mas Arga apaan sih?!" Felisha mengeplak bahu mas Arga, "jangan didengerin omongan mas Arga, Bu. Ini temen aku kok, yang udah banyak nolongin aku selama aku kabur dari kost-an mas Arga kemarenan. Mungkin kalo nga ada dia, aku nga sampe diwisuda hari ini bu"
"Ohya, kalo gitu ibu ngucapin terima kasih banyak ya mas Lucky, atas kebaikan kamu sama anak saya ini. Terima kasih" ucap wanita itu dengan tulus.
"Ah, nga usah terima kasih sama saya bu. Ini emang Felishanya aja yang hebat kok, bisa nyelesaiin kuliahnya dengan lancar. Saya mah nga ada jasa apa2 kok sama anak ibu" jawab gwa yang udah salting ini.
"Yuuukkk, kita photo2 dulu sama2 yuk. Kamu ikutan ya Ky" Felisha mencairkan suasana yang mendadak kaku ini untuk photo2 distudio dadakan nga jauh dr tempat kita berdiri ini.
"Gwa nga ah Fel, lo sama keluarga lo aja ya?"
"Nga mau, kamu musti ikut. Lagian bukannya kamu udah jadi bagian dari keluarga aku Ky? Inget khan sama omongan kamu dulu, kalo aku ini udah kamu anggep sodara?" Felisha memaksa gwa dengan menarik tangan gwa.
"Iyyaaaa..." jawab gwa sambil garuk2 kepala. Sumpah deh, ini cewek kok inget mulu sih sama omongan2 gwa?

***************************
Suatu malam, setelah seminggu lebih wisudanya Felisha, dan beberapa hari sepulangnya Felisha dari tanah kelahirannya dimana dia mengambil cuti dadakan untuk kembali berkumpul dengan keluarga kecilnya, kita berdua seperti biasanya menikmati malam sambil duduk didepan kamar. Gwa gonjrang-genjrengin gitar dengan lagu2 kesukaan gwa, sementara Felisha yang nga begitu ngerti sama lagu2 yang gwa mainin cuma ngedengerin dengan khusyuknya. Ahahahaha, inilah yang gwa suka dari Felisha, walau selera tentang musik kita selalu tabrakan, tapi dia nga pernah protes kalo ngedengerin gwa nyanyi sambil maenin gitar sesuka hati gwa.

"Wil...?"
"Hmmmm...?"
"Seandainya aja bajingan itu masih ada, terus kamu bilang mau ngawinin aku sama dia dan ibu, itu serius nga sih omongan kamu?"
Jreng-jreng! Akhirnya, tiba juga saatnya ngungkit2 omongan gwa yang nga mutu itu. Kaget? Ya, jelas iyalah! Dan saat itu, gwa perlu beberapa menit untuk menyiapkan jawabannya. Ya iyalah butuh waktu selama itu, soalnya rumit banget nih pertanyaannya.

"Ish, ditanyain malah bengong!"
"Ya serius lah ngomongnya gwa" jawab gwa sambil menatapnya, paling nga gwa pengen tahu kemana arah pembicaraan ini dia bawa.
"Ohya, berarti kita merit beneran gitu, biar orang tua aku percaya?" tanyanya dengan wajah yang seperti exited gitu.
"Yaaa, nga seperti itu juga lah Lek. Ya, kita cuma pura2 aja kali, nga sampe juga bawa2 penghulu trus kita ngelakuin ijab kabul" sahut gwa.
"Lho, tapi khan pasti nanti orang tua bakal dateng untuk nyaksiin ijab kabulnya khan Lek?" cecarnya seolah nga nerima jawaban gwa ini.
"Yaelah Fel, ini yang kita bahas khan cuma 'seandainya' aja, khan? Kenapa juga musti sampe sedetil ini sih?" protes gwa yang udah kehilangan akal untuk ngejawab pertanyaannya ini.
"Yaaa, aku khan cuma pengen tahu aja Wil, walaupun cuma berandai2 aja" Felisha tersipu malu.
"Hehehehehe, jadi sebenernya maksud pertanyaan lo ini apa sih? Apa jangan2 lo udah ngebet minta gwa kimpoiin?" tiba2 aja otak usil gwa datang.
"Ish, apaan sih?" muka Felisha terutama kedua pipinya makin bersemu merah.
"Ya, kalo lo emang udah nga tahan pengen gwa ka*winin, toh, malem ini bisa gwa laksanain kok" kata gwa sambil memain2kan kedua alis mata gwa.
"............." Felisha terdiam, kayaknya dia masih loading mencerna omongan gwa ini.
"Gimana? Mau nga?" tanya gwa lagi.
"Kriiwwwiiiiillllllll......!!!!"
Felisha nampaknya mulai ngerti dengan maksud omongan gwa ini. Alhasil, cubitan2 ekstra pedesnya disarangkan bertubi2 kepinggang gwa. Ahahahahahaha. Gotcha!!!
Biar sedikit pada mudeng sama candaan gwa ini ;
- Ka*win = ehm-ehm dikamar, tanpa perlu ijab kabul didepan penghulu

- Nikah = ijab kabul didepan penghulu, habis itu halal deh buat ka*win

Diubah oleh luckyismine 24-07-2014 03:23
sormin180 memberi reputasi
1
Kutip
Balas