TS
kalyana2013
*** Kitab Berkeliling Ke Alam Neraka *** <== Silakan Masuk, Sangat Menarik!
NAMO A MI TO FO
NAMO TI CANG WANG PHU SA
"Janganlah Berbuat Kejahatan. Belajarlah Berbuat Kebajikan. Sucikan Hati dan Pikiran. Inilah Ajaran Semua Buddha.
Sekapur sirih/rangkuman tentang thread yang akan dibuat:
Thread ini adalah isi dari buku berjudul "Kitab Berkeliling ke Alam Neraka" (versi asli dalam bahasa Mandarin yang dirangkum oleh Vihara Shien Sien Tang, Tai Chung-Taiwan yang diterjemahkan oleh Leini Lee, MA. PhD. - Sukhavati Education Centre-Medan). Kitab ini akan beriksikan penjelasan tentang alam baka yang perlu diketahui oleh para umat agar tidak jatuh ke alam neraka.
Thread ini adalah isi dari buku berjudul "Kitab Berkeliling ke Alam Neraka" (versi asli dalam bahasa Mandarin yang dirangkum oleh Vihara Shien Sien Tang, Tai Chung-Taiwan yang diterjemahkan oleh Leini Lee, MA. PhD. - Sukhavati Education Centre-Medan). Kitab ini akan beriksikan penjelasan tentang alam baka yang perlu diketahui oleh para umat agar tidak jatuh ke alam neraka.
Ungkapan Terima Kasih kepada Penerjemah Ibu Leini Lee, MA. PhD. atas izinnya kepada TS.
Terima Kasih Ibu Leini Lee, MA. Ph.D!
Catatan penerjemah asli (Ibu Leini Lee, MA. PhD.): Penerbitan dari Kitab Ajaran Kebaikan ini adalah bersifat amal. Bagi Anda yang ingin turut menyumbangkan Kitab Suci ini ke berbagai vihara, hubungilah: Leini Lee, MA. PhD. (061) 456 5348 atau (061) 456 3547, Medan
Terima Kasih Ibu Leini Lee, MA. Ph.D!
Catatan penerjemah asli (Ibu Leini Lee, MA. PhD.): Penerbitan dari Kitab Ajaran Kebaikan ini adalah bersifat amal. Bagi Anda yang ingin turut menyumbangkan Kitab Suci ini ke berbagai vihara, hubungilah: Leini Lee, MA. PhD. (061) 456 5348 atau (061) 456 3547, Medan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Thread ini telah di-approvedoleh momod hateisworthless. Terima kasih... 

TS berterima kasih kepada semua reader, atas kunjungannya! TS berdoa semoga ini membawa manfaat bagi semua makhluk.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Untuk versi PDF, silakan di-downloaddi Download PDF. Terima kasih untuk Agan gerobak.hias atas sarannya untuk versi PDF. Mohon maaf, versi ini juga di-update sebagian-sebagian. (Versi PDF saat ini telah selesai.)
Bila tertarik versi cetaknya, silakan PM. Tidak ada biaya apa pun. Mohon maaf bila respon lambat atau bukunya lagi tidak ada, tetapi akan diusahakan. Bila tetap tidak ada, akan dikabari. Terima kasih.
Stok Versi Cetak (3 Desember 2014): 0 Buku.Silakan....Terima kasih.
Stok Versi Cetak (3 Desember 2014): 0 Buku.Silakan....Terima kasih.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
RULES
- Mohon jangan bertindak yang dapat menimbulkan pertentangan. Terima kasih.
- Silakan berdiskusi dengan baik dan sopan. Mohon tidak berdebat kusir. Hal-hal yang kita tidak tahu dengan tepat, mari kita belajar dan intropeksi saja. Terima kasih.
- Oleh karena isi buku cukup tebal, TS akan update berkala. Post ini akan berfungsi seperti Daftar Isi. Terima kasih.
- TS mohon dimaafkan bila ada hal-hal yang tidak berkenan. Terima kasih.
- Bila ada kesalahan ketik atau eja atau kalimat, mohon dibantu koreksi. Terima kasih.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR ISI
Spoiler for Kitab Berkeliling Ke Alam Neraka:
Spoiler for Kitab Pantang Berzinah:
Diubah oleh kalyana2013 07-01-2015 22:58
tata604 memberi reputasi
1
79.1K
172
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Spiritual
6.4KThread•2.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
kalyana2013
#55
Perjalanan Ke-32
Perjalanan Ke-32
Kunjungan Kedua Ke Penjara Pengadilan Tingkat Kelima
Kunjungan ke Penjara Neraka Congkel Hati
Kunjungan ke Penjara Neraka Congkel Hati
Chi Kung Huo Fo tiba pada tanggal 2 Juli 1977 (Penanggalan Lunar Go Gwee-Cap Lak)
Chi Kung Huo Fo
“Kebudayaan, moralitas dan ajaran kebaikan dari tradisi Cina, sebenarnya bertujuan membimbing umat manusia untuk menuju kesempurnaan.”
“Maka itu, ajarannya dapat bertahan lama dan secara turun-temurun tetap tidak berubah.”
“Tetapi sayang sekali, umat manusia zaman sekarang lebih condong pada kenyataan dari dunia materialistik sehingga mengabaikan kebudayaan sendiri dan mengikuti kebudayaan barat.”
“Dalam hal apa pun bersifat kebarat-baratan, seperti membentuk kelompok gangster, menggunakan obat terlarang, melakukan perampokan dan hidup dengan moralitas yang rendah.”
“Mereka menganggap inilah yang disebut kebebasan.”
“Hal ini membuat mereka melupakan ajaran dari leluhurnya sendiri.”
“Bahkan ada yang merasa malu menjadi anak dan cucu keturunan negara timur.”
“Apalagi zaman sekarang, umat manusia sudah bisa mendarat di bulan, sehingga umat manusia menganggap ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh umat manusia dapat melebihi kehebatan dari Langit.”
“Umat manusia tidak tahu bahwa kecanggihan seperti ini hanyalah berupa ombak kecil di dalam lautan yang besar.”
“Tanpa disadari, alat-alat yang canggih, yang diciptakan oleh para ilmuwan telah merusak lingkungan alam kehidupan di Bumi. Akibatnya di sana-sini terjadi bencana alam.”
“Jika umat manusia tidak hidup secara alami dan terus-menerus menghancurkan dan merusak keaslian alam, maka akan terjadi hal-hal yang mengerikan terhadap umat manusia. Dan kehidupan umat manusia tidak akan berjalan secara alami lagi.”
“Untuk itu, saya menasehati umat manusia guna merenungkan hal ini.”
“Baiklah!”
“Hari ini, kita akan mengunjungi Pengadilan Alam Baka Tingkat Kelima lagi.”
“Yang Sheng, cepat naik ke atas bunga teratai!”
Yang Sheng
“Baik, Guru!”
“Silakan berangkat!”
Chi Kung Huo Fo
“Kita sudah tiba.”
“Yang Sheng, cepat turun!”
Sen Luo Wang
“Saya mengucapkan selamat datang kepada Buddha Chi Kung dan Yang Sheng, atas kunjungannya ke Pengadilan Alam Baka Tingkat Kelima.”
Chi Kung Huo Fo
“Hari ini, kami memohon kepada Yen Wang untuk menerangkan kepada kami tentang hukuman di sini.”
Sen Luo Wang
“Saya telah mengatakan bahwa Saya akan mengajak kalian meninjau ke penjara Neraka Congkel Hati.”
“Mari ikuti Saya dan para Jenderal akan mendampingi kita.”
Yang Sheng
“Terima kasih atas perhatian dari Yen Wang.”
“Di depan kita adalah Neraka Kecil Ke-16, bagian Mencongkel Hati.”
“Dan saya sudah mendengar suara jeritan kesakitan.”
“Oh!”
“Ini merupakan suatu pemandangan yang sangat mengerikan.”
“Keadaannya seperti rumah pemotongan hewan.”
Sen Luo Wang
“Hati dari para umat manusia sudah berubah menjadi sedemikian jahat.”
“Maka hati mereka harus dicongkel keluar untuk dicuci dan diobati.”
Yang Sheng
“Pejabat Neraka sudah datang.”
“Saya mau memberi salam kepadanya.”
Pejabat
“Hormat saya kepada Sen Luo Wang, Buddha Chi Kung dan Yang Sheng atas kunjungannya.”
“Kalau ada kekurangan dalam pelayanan dari kami, harap dimaklumi.”
Yang Sheng
“Saya mengikuti Guru datang kemari adalah untuk menulis kitab tentang keadaan di penjara Neraka.”
“Saya harap Pejabat dapat memberikan banyak petunjuk kepada saya.”
Sen Luo Wang
“Suruh Jenderal bukakan pintu gerbang.”
Jenderal
“Siap!”
“Pintu gerbang sudah dibuka.”
“Silakan masuk!”
Yang Sheng
“Aduh!”
“Saya tidak tega mendengar suara jeritan seperti ini.”
“Para Prajurit alam baka sedang menggunakan pisau yang tajam membelah dada dari para roh dosa, dan mencongkel keluar hati mereka.”
“Kelihatannya seperti membantai babi.”
“Para roh dosa diikat pada tiang kayu. Sewaktu dada mereka dibelah, hanya terdengar sekali jeritan saja, para roh dosa sudah jatuh pingsan.”
“Dosa apa yang telah mereka lakukan sewaktu masih hidup di dunia?”
Pejabat
“Saya akan menyiram mereka dengan Air Menyadarkan Roh untuk menyadarkan mereka.”
Yang Sheng
“Sungguh ajaib!”
“Begitu roh disiram dengan Air Menyadarkan Roh, para roh dosa sudah sadar kembali dan dada mereka yang terbelah itu, kini telah menjadi utuh kembali seperti semula.”
Pejabat
“Saya akan menyuruh beberapa roh dosa keluar untuk menceritakan dosanya.”
Sen Luo Wang
“Para roh dosa, dengarkan!”
“Buddha Chi Kung dan Yang Sheng dari kota Tai Chung, Vihara Sheng Sien datang kemari untuk meninjau alam baka.”
“Semua keadaan dari alam baka akan ditulis ke dalam sebuah kitab.”
“Ayo!”
“Cepat ceritakan kepada mereka, dosa apa yang telah kamu lakukan sewaktu masih hidup di dunia.”
“Dan jangan menyembunyikan faktanya!”
“Katakan dengan jujur agar dapat dicantumkan di dalam Kitab Ajaran Kebaikan untuk menasehati umat manusia.”
“Perintah ini tidak boleh dilanggar!”
Roh Pertama
“Baiklah!”
“Tetapi setelah saya ceritakan, mohon Yen Wang meringankan dosa saya, bolehkah?”
Sen Luo Wang
“Coba kamu ceritakan dulu perbuatanmu.”
“Saya akan mempertimbangkannya.”
Roh Pertama
“Kalau begitu, baiklah.”
“Sewaktu masih hidup di dunia, saya suka membaca buku dan rajin belajar.”
“Maka saya berhasil mendapat gelar sarjana.”
“Saya tertarik pada ciptaan-ciptaan yang baru, sehingga saya terpengaruh oleh kebudayaan barat yang modern.”
“Dan saya mengikuti gaya hidup yang kebarat-baratan.”
“Di kampus saya, ada seorang profesor (guru besar) yang memeluk agama tertentu.”
“Dia menganjurkan saya untuk menganut agama kepercayaannya.”
“Katanya, selain bisa memperdalam bahasa Inggris, masih memiliki kesempatan untuk berkunjung keluar negeri.”
“Saya pikir, demi masa depan saya, akhirnya saya turuti anjurannya.”
“Setiap ada kesempatan, saya hadir di rumah ibadah untuk mendengar ceramah dari para pengkhotbah.”
“Saya merasa beruntung.”
“Karena di samping saya dapat memperdalam ilmu pengetahuan tentang bahasa Inggris dan bisa bergaul dengan para pemuda-pemudi yang memakai pakaian barat, saya dengan cepat mempelajari ide-ide dan kebiasaan orang barat.”
“Dan akhirnya, saya memutuskan untuk pindah agama.”
“Setelah pindah agama, saya berpikir di kampung halaman saya, keluarga saya masih sembahyang Dewa dan memuja para Buddha, yang mana sudah ketinggalan zaman.”
“Saya menganggap mereka hanya menyembah patung kayu dan mengikuti ajaran yang sesat.”
“Maka sewaktu libur, saya bertekad pulang ke kampung halaman saya untuk mengubah kepercayaan mereka yang tidak masuk akal itu.”
“Saya bilang kepada ayah dan ibu agar mereka jangan menyembah patung lagi.”
“Namun, orang tua saya berpendirian teguh. Tidak mau menerima saran saya.”
“Saya jadi marah dan mengambil tempat abu leluhur serta papan nama leluhur, lalu membuangnya ke lantai.”
“Melihat kelakukan saya ini, orang tua saya marah besar, dan mengambil kursi untuk memukul saya.”
“Sejak kejadian itu, saya nekad tidak mau pulang ke rumah lagi.”
“Setelah lulus ujian sarjana, saya ikut pendeta tersebut ke segala penjuru dunia untuk menyebarkan agama.”
“Pada suatu hari, karena kecelakaan lalu lintas, saya meninggal dunia.”
“Ternyata Nabi yang saya puja itu tidak datang menjemput saya untuk masuk ke Surga.”
“Malahan saya ditangkap oleh dua Prajurit alam baka.”
“Mereka membawa saya ke pengadilan alam baka, dan saya disidang oleh Yen Wang.”
“Kemudian dihukum di penjara Neraka Congkel Hati.”
“Saya mohon Yen Wang sudi meringankan hukuman saya.”
Sen Luo Wang
“Mempercayai suatu agama bukanlah suatu perbuatan yang salah.”
“Agama yang mengajarkan Hukum Kebenaran boleh dianut.”
“Namun setelah kamu menganut agama yang baru, kamu menjadi lupa diri.”
“Kamu menganggap rendah agama lamamu sehingga berani merusak tempat abu dan papan nama leluhurmu sendiri.”
“Cara menganut agama seperti kamu itu tidak bisa dimaafkan.”
“Ada pepatah mengatakan, ‘Sewaktu minum air, harus ingat sumber mata air.’”
“Artinya, umat manusia harus mengingat budi dari para leluhur mereka.”
“Walau pun para pengkhotbah mengatakan jangan menyembah patung kayu, namun kamu tidak sadar, lambang yang dipuja oleh mereka juga terbuat dari kayu.”
“Mengapa kamu menyembahnya?”
“Yang disebut ‘Basmi Patung’ artinya adalah jangan menganggap patung itu dapat memberi berkah atau pertolongan kepada umat manusia, tetapi dengan melihat patung Buddha, para umat harus berusaha membangkitkan sifat Buddha yang ada di dalam hati mereka untuk berbuat baik.”
“Umat manusia harus menyadari bahwa kehidupan duniawi adalah bersifat sementara.”
“Jangan hanya tahu hidup bersenang-senang atau memanjakan badan jasmani, sehingga lupa mengisi batin dengan ajaran kebaikan.”
“Tetapi kamu salah paham atas ajaran dari agama barumu, sehingga kamu berani merusak papan nama dan tempat abu leluhurmu.”
“Hal ini sama dengan telah memutuskan hubungan dengan para leluhur.”
“Coba kamu pikir!”
“Asalmu dari mana?”
“Kamu marga apa?”
“Semua yang kamu miliki, termasuk badanmu adalah pemberian dari leluhurmu.”
“Langit disebut Tuhan Yang Maha Besar, para leluhur adalah Tuhan Kecil.”
“Kamu sudah lupa asal dari dirimu.”
“Bahkan berani menghina leluhurmu.”
“Ini bukan tujuan dari ajaran Tuhan, maka Surga tidak bisa menerima kamu.”
“Malahan kamu harus diturunkan ke alam Neraka.”
“Tetapi karena kamu bersedia mengaku dengan terus terang semua perbuatan dosamu, maka saya akan meringankan hukumanmu.”
“Yaitu masa hukumanmu dikurangi dua bulan.”
“Setelah kamu selesai menjalani sisa hukumanmu, maka kamu akan tumimbal lahir atau bereinkarnasi di salah satu jalur dari enam alam kehidupan.”
Chi Kung Huo Fo
“Tujuan beragama sebenarnya adalah untuk melatih diri dalam berbuat kebaikan dan menjauhi kejahatan, serta berusaha untuk menyucikan hati dan pikiran, yaitu membebaskan diri dari sifat keserakahan, kebencian, keangkuhan, keterikatan terhadap benda dan wujud jasmani duniawi dan nafsu birahi.”
“Tujuan beragama bukan untuk mengabaikan atau menolak agama yang lain, atau membanggakan bahwa agama yang dianutnya adalah agama yang paling benar.”
“Langit sudah menurunkan peraturan untuk saling menghormati antar-agama, apabila antar-agama terjadi saling menghina, maka akan timbul hati yang penuh sifat kedengkian.”
“Kalau sudah demikian keadaannya, maka hilanglah sudah perasaan kasih dari umat manusia.”
“Jika ada pengkhotbah yang mengatakan bahwa hanya mengikuti ajaran dari agama kepercayaannya umat manusia baru bisa masuk Surga, maka hal ini sudah salah.”
“Berarti Nabi yang menurunkan ajaran tersebut hanya memihak pada agamanya sendiri, dan menganggap jika mengikuti ajaran dari agama yang lain tidak dapat lahir di alam Surga.”
“Kalau sudah begini keadaannya pasti akan timbul perselisihan antara para Dewa dan para Nabi, maka alam Surga akan menjadi medan pertempuran dan tidak ada lagi yang disebut Surga yang penuh kebahagiaan dan kedamaian.”
“Karena waktu kami sudah habis, kami harus segera kembali.”
“Kami akan berkunjung lagi di lain kesempatan.”
“Yang Sheng, bersiaplah untuk pulang!”
Sen Luo Wang
“Perintahkan Pejabat dan Jenderal berbaris untuk mengantarkan tamu.”
Yang Sheng
“Karena terbatasnya waktu, kami tidak bisa lama-lama berada di sini.”
“Terima kasih atas bantuan dari Yen Wang, Pejabat dan Jenderal.”
“Kami minta permisi.”
Chi Kung Huo Fo
“Yang Sheng, cepat naik ke atas bunga teratai!”
Yang Sheng
“Saya sudah duduk dengan baik.”
“Guru, silakan berangkat!”
Chi Kung Huo Fo
“Di sini, Saya ingin mengingatkan umat manusia.”
“Kehidupan di dunia adalah sebagai suatu tempat di mana para makhluk hidup dapat melatih perkembangan spiritual.”
“Umat manusia seharusnya belajar dan mencoba untuk memahami dengan baik hukum dari alam semesta.”
“Apabila umat manusia dapat memahaminya, dan hidup sesuai dengan hukum alam ini, maka umat manusia akan terlahir di alam yang lebih tinggi, yang lebih bahagia.”
“Jika umat manusia melanggar Hukum Alam Semesta, yaitu menyakiti atau berbuat sesuatu yang merugikan makhluk hidup yang lain, maka mereka akan terlahir kembali di alam yang menyedihkan untuk belajar dari kesalahan yang telah mereka perbuat.”
“Kehidupan manusia dapat dikatakan berapa pada tingkat yang berbahaya, karena setiap saat umat manusia dihadapkan pada pintu-pintu menuju ke alam kelahiran yang menyedihkan.”
“Itulah sebabnya mengapa orang-orang suci datang ke dunia dan terus-menerus datang memperingatkan umat manusia dengan suara kebijaksanaan.”
“Kehidupan manusia memainkan peranan yang sangat penting karena dalam kehidupan di dunia ini, umat manusia menciptakan karma. Tidak seperti kehidupan di alam-alam keberadaan yang lain, di mana para makhluk-makhluknya banyak yang menjalani buah dari karma masa lampau mereka.”
“Para umat manusia yang hidup di dunia, dapat melihat penderitaan dan Hukum Ketidakkekalan secara lebih jelas dari pada para makhluk di alam Surga. Dan umat manusia juga memiliki berkah, tidak seperti para makhluk hidup di alam rendah yang setiap saat menderita.”
“Maka itu, sang Buddha mengatakan bahwa sangat langka untuk dapat terlahir sebagai manusia, karena membutuhkan waktu yang sangat lama untuk dapat terlahir lagi sebagai manusia.”
“Kehidupan manusia sangat pendek.”
“Kematian bagaikan seorang pembunuh yang melekat pada tumit kaki.”
“Jika umat manusia melekat pada orang-orang yang dicintai, kematian akan membawa banyak penderitaan pada mereka, kecuali mereka bersifat tidak melekat atau bersedia melepaskannya terlebih dahulu.”
“Kematian pasti akan datang.”
“Sama pastinya seperti siang menggantikan malam.”
“Umat manusia harus menolong diri sendiri karena tidak ada yang dapat menolongnya lagi selain mereka sendiri.”
“Umat manusia harus mengandalkan usaha sendiri dan karma diri sendiri.”
“Maka itu, sang Buddha berpesan, ‘Janganlah berbuat jahat. Belajarlah berbuat kebajikan. Sucikan hati dan pikiran.’”
“Yang Sheng, ingatlah hal ini dengan baik-baik!”
“Bagi orang yang tidak memiliki kemarahan lagi dalam pikirannya, dan yang telah memusnahkan keinginan ini dan itu, maka ia akan bebas dari rasa takut dan akan memperoleh kebahagiaan.”
“Kita sudah tiba di Vihara Sheng Sien.”
[Yang Sheng turun dari bunga teratai. Kemudian rohnya masuk kembali ke badannya.]
+-+- Terima Kasih. Semoga Bermanfaat. +-+-
NAMO A MI TO FO
NAMO TI CANG WANG PHU SA
0