Yah kehidupan tingkat tiga kuliah ane pun dimulai. Di sini ane merasa pesimistis buat kejar IP memadai, karena sebagian besar materi kuliah tahun ini mulai menggunakan software untuk mengubah rancangan yang diperoleh dari perhitungan ke desain kongkrit alatnya. Yah ini pasti bakal merepotkan ane karena PC yang ada di kontrakan adalah PC bersama. Ane gak enak kalau ane pasang aplikasi desain atau aplikasi pemrograman yang cukup berat di PC itu. Meminjam laptop bapak juga gak mungkin, soalnya spec nya kurang tinggi.

Di samping itu, Selvy masih tetap seperti itu saja. Diem dan sedikit cenderung selalu berpikir, ane gak bisa jika terus dibiarkan seperti ini. Ane harus bantu dia lepas dari pemikiran dia dan berusaha jadi temen share dia untuk menuangkan segala unek uneknya. Bagaimana caranya agar pribadi seperti Selvy bisa terbuka sedikit ke ane? Yah ane dengan sangat terpaksa harus membuka sedikit masalah ane.

FYI, ane sebenernya juga bisa switch kepribadian ane. Di satu sisi ane cukup bisa membiarkan interaksi kepada individu lain berjalan layaknya aliran air, di sisi lain ane selalu bisa menyaring mana info yang boleh diketahui orang lain, mana yang gak boleh diketahui orang lain.

Ane : eh neng, entah kenapa aku kok merasa gak tenang ya?
Selvy : kenapa mas gak tenangnya?
Ane : yah entah lah neng. Mas ngerasa ada sesuatu yang kurang saat ini, sesuatu yang seharusnya ada.
Selvy : mungkin mas gelisah ada yang terlupakan di pikiran mas. Emang sih bakal ada rasa kurang tenang di pikiran kita kalo ada sesuatu terlupakan. Entah itu hal besar atau kecil.
Ane : mm, kira kira itu berlaku juga gak ya kalo hubungan kena masalah?
Selvy : maksud mas?
Ane : iya. Yah maksud mas, ketika kita melupakan sesuatu dalam hubungan entah itu kecil atau besar apa bisa menyebabkan hubungan itu gak sehat? Tentu saja ane pancing dia dengan beberapa kalimat yang sekiranya nyerempet sama sikon saat itu.

Selvy : bisa saja mas. Gak hanya sesuatu itu terlupakan sih mas menurutku yang bisa bikin hubungan gak sehat. Tapi juga karena sesuatu itu sengaja untuk dilupakan oleh pemilik sejatinya.
Ane : mm, kira kira apa menurut neng hal yang sering dilupakan yang buat kisah perjalanan hubungan seseorang bakal tidak sehat?
Selvy : mm, aku kurang tahu mas. Mungkin rasa cinta sejatinya yang ada. Kalau orang sudah lama berhubungan, kadang rasa cintanya akan semakin berkurang. Yah ambil aja contoh keluarga. Kadang jika sudah beranak, pasangan akan disibukkan dengan urusan pembagian tugas rawat anak, urusan ekonomi buat menyambung hidup, bahkan urusan memenangkan ego masing masing kepada pasangan. Mereka lupa kalau dasar yang menyatukan mereka adalah rasa cinta dan kasih sayang.
Ane : terus apa lagi?
Selvy : entah ya mas. Aku kurang tahu.

Ane terdiam sejenak berusaha mengumpulkan kata agar bisa langsung mengena ke sanubari Selvy.
Ane : kalo menurut mas, selain dilupakan cinta yang mendasari hubungan tersebut. Hubungan tidak sehat bisa saja dikarenakan adanya pihak lain yang masuk dihubungan tersebut. Entah itu karena dia sengaja masuk sendiri atau tanpa sengaja dilibatkan oleh sejoli tersebut.
...
Ane : lalu rasa keterbukaan yang kurang. Kesannya seperti mereka krisis kepercayaan gitu. Emang sih bisa jadi karena banyak faktor mungkin yang berpengaruh selain krisis kepercayaan, tapi seenggaknya kalo emang beban terlalu berat dengan share siapa tahu bisa membantu pasangannya lebih tenang dan bisa memikirkan jalan keluarnya.
Ane : dan satu lagi yang menurut mas hubungan bakal gak berjalan sehat, yaitu..
Ane + Selvy : tidak adanya rasa cinta sejak awal.
Yap, believe it or not (sih kayak nama acara aja) kita ngucapin faktor itu bersamaan, yah meski kalimat sebenernya beda.

Yap kurang lebih apa yang ane katakan terjadi pada hubungan ane sama Selvy. Entah emang ada cinta atau gak, adanya pikiran terhadap orang lain, dan sekarang rasa percaya dan keterbukaan yang lagi krisis, ane merasa hubungan kami gak berjalan sehat lagi. Sebenernya, masalah ada atau gak nya cinta plus masih belum bisanya melupakan mantan itu masih wajar dan insyaAllah bakal bisa dikikis oleh waktu. Tapi jika rasa percaya dan keterbukaan sudah terkikis, well entah lah mau dibawa kemana hubungan ini. (Kan lagi lagi judul lagu).

Ane mencoba membiarkan situasi sunyi, membiarkan dia meresapi apa yang barusan ane katakan. Ane melakukan ini bukan karena ane mencium peluang merubah kisah ini, karena ane merasa berdosa jika ane tidak menolong Selvy lepas dari kegalauan yang ada dipikirannya. Sementara ane pun merasa bersalah juga dengan Selvy, bahkan dengan diri ane sendiri. Karena sudah membiarkan hubungan gak sehat ini. Oke mungkin ane naif berpikir bisa mengubah hubungan gak sehat ini menjadi sehat, tapi ternyata daya ane masih belum cukup bisa mengubah total keadaan ini.

Di luar dugaan ane juga, Selvy beneran tertutup soal masalah yang dipikirkannya. Yang membuat ane pribadi sangat kesulitan untuk mengetahui pikiran dia yang sebenernya.

Ane bertanya Mas Ayub juga sepertinya tidak ada kabar yang menggembirakan soal pencarian dia. Ane menikmati suasana teras kontrakan ane yang kebetulan sedang sedikit tertutup awan mendung. Ane memikirkan cara apalagi yang bisa ane lakukan untuk membuka jalan ane mengetahui masalah yang dihadapi Selvy. Ane udah mencoba semua hal yang ane bisa.

Saat melamun ane mendengar ringtone hp Selvy berbunyi, sepertinya ada telepon masuk. Selvy segera mengangkat telepon yang sepertinya dari temen kuliah dia karena dia ngomongin masalah kertas A4, jilid, dan sesuatu hal yang menurut ane itu nama hewan peliharaan dia. Yah semoga itu bukan nama dosennya. Kalo emang itu nama dosennya, sungguh terlalu orang tua nya menamai anaknya seperti itu.

Eh, bentar deh.. ringtone itu. Yah ringtone itu, kenapa ane gak kepikiran sama sekali soal hal itu. Tentu saja kalau emang ane mencari info di sana pasti ada klu yang bisa memberikan ane pencerahan. Yah meski hal itu bakal melanggar Garis Besar Haluan Perkewanitaan, tapi emang ane rasa patut dicoba cara itu. Dan untuk melaksanakan hal itu, ane butuh bantuan dia. Yap dia yang selalu merasa berhutang dengan ane, yang ane rasa hal ini bakal membuat hutang dia impas.