- Beranda
- Stories from the Heart
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
...
TS
luckyismine
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
Quote:
MESIN WAKTU
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
MINOR66
Quote:
Permisi agan dan aganwati
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.
Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.
Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa.
So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Quote:
Original Posted By mullupus►Tes tes... 1-2-3...
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa. So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Spoiler for Makasih buat cendolnya :
* * * C H A P T E R I * * *
Spoiler for INDEX:
MUKADIMAH
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
* * * C H A P T E R II * * *
Spoiler for INDEX:
THAT'S WHAT FRIEND ALL FOR
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 84 suara
Siapa yang jadi istri gwa saat ini?
Dinda
12%
Felisha
35%
Bebeb
5%
Megan Fox
23%
Semuanya salah
26%
Diubah oleh luckyismine 05-04-2017 18:38
sormin180 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
356K
Kutip
1.7K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
luckyismine
#923
ALWAYS POSITIVITY
Spoiler for ALWAYS POSITIVITY:
Quote:
Kurang lebih 3 hari kemudian, gwa sama Felisha balik lagi ketempat praktek dokter yang wajahnya mirip dengan alm. Chrisye, setelah mendapat telpon dari labnya, kalo hasil pemeriksaan darah gwa udah selesai. Maka gwa langsung sekalian daftarin antrian gwa kedokternya, biar ngak ngantri kelamaan kayak waktu pertama kali datang. Dokter ini emang luar biasa rame antriannya. Jadi kalo datengnya tanpa ngedaftar dulu, dijamin bakal nunggu lama untuk dipanggil. Apalagi kedatangan gwa kali ini cuma buat ngambil hasil lab doang sambil sedikit konsultasi sama dokternya.
Jadi begitu sampe ke lab kecil yang ada disebelah ruang prakteknya, nga pake nunggu lama, dokter yang super ramah itu nyamperin gwa dengan senyumnya. Dokter itu mengambil kertas hasil lab dan membacanya dengan seksama. Gwa yang cuma orang awam dengan istilah2 kedokteran emang butuh keahliannya untuk membaca hasil pemeriksaan gwa ini.
"Well, menurut hasil lab ini, anda baik2 aja. Selamat ya" jelas dokter itu dengan singkat tapi padat.
"Beneran nih dok?" tanya gwa memastikan lagi.
"Yup, sesuai dengan yang tertulis disini. Kamu sehat secara lahiriah. Bahkan kalau dalam waktu dekat ini kalian berencana untuk dapetin momongan, saya bisa jamin jabang bayinya akan sehat2 aja, nga beresiko tertular penyakit bawaan dari ayahnya" terangnya lagi sambil memandangi gwa dan Felisha secara bergantian, dengan tatapan tanpa dosa gitu.
"Eeerrr, tapi dok... kita itu cuma berteman kok" jawab gwa salah tingkah sambil ngeliatin Felisha, meminta dukungannya. Sementara Felisha malah melengos ketika gwa lihatin.
"Owh, gitu ya. Kalo gitu ya diresmiin dulu secara hukumlah, biar planning buat dapet momongannya tetep masih bisa dijalankan. Anda ini dalam masa golden age lho, dan anda sangat2 sehat. Sayang khan kalo anda sia2kan dengan jalan yang nga bener." adoh, ini dokter kok malah makin jayus sih?
Krik...krik...krik...
Seketika itu juga suasana diruangan ini jadi hening dalam sejenak. Kita bertiga, eh berempat ding sama petugas labnya, terjebak dalam kondisi paling awkward nga jelas gini. Saling diem2an dan liat2an, tapi nga tau lagi dengan apa yang mau diomongin. Mampos!
"Ngg, jadi dok?" tanya gwa memecahkan keheningan ini.
"Eh, ya kayak saya tadi bilang. Kamu sehat2 saja" sang dokterpun seperti tersadar dari lamunannya.
"Ok dok, makasih banyak. Kalo gitu saya permisi dulu"
"Ya-ya, silahkan. Inget pesen saya ya, jangan pernah balik ke tempat saya ini dalam keadaan jadi pecandu lagi. OK?!" pesannya sambil menepuk2 bahu gwa.
"Pasti dok, nga akan terjadi lagi kok" sahut gwa dengan pasti.
********************************
Gwa menyandarkan punggung gwa ketembok yang ada dibelakang dan sedikit mengendorkan celana gwa. Rasanya seporsi makanan japanesse food ala kaki lima ini bener2 bikin perut gwa berasa mau meledak saking penuhnya. Padahal kalo dalam kondisi normal aja, porsinya ini masih musti gwa tambahin dengan 1 mangkok nasi lagi. Mungkin karena kondisi perut gwa yang masih belum sehat bener, makanya bawaannya cepet begah aja perut gwa ini.
Setelah pulang dari dokter tadi, gwa ngajakin Felisha makan malem di kali lima favorit gwa dengan menu makanan jepangnya. Malam itu pengunjungnya nga terlalu rame, bisa jadi karena malam itu bukan weekend yang suka diramein sama anak2 gahol, sehingga kita bisa ngambil meja lesehan. Gwa ngebakar sebatang rokok setelah menyelesaikan makanan gwa ini. Sementara gwa lirik Felisha nampak seperti nga bernapsu menikmati makanan dihadapannya.
"Hei, nga enak ya makanannya? Kok nga semangat gitu sih?" tegur gwa.
"Eh, nga kok, enak kok makanannya. Cuma aku udah kenyang aja Ky" jawabnya sambil tersenyum terpaksa kearah gwa.
"Berarti emang nga enak ya makanannya. Biasanya biar kenyang juga, pasti lo abisin kalo makanannya enak" timpal gwa yang sedikit banyak udah tahu dengan kebiasaannya. Atau jangan2 moodnya lagi jelek nih cewek, soalnya sepulang dari dokter tadi gwa lihat mukanya kayak nga bergairah gitu.
"Aku udah kenyang Ky. Ish!" ketusnya kepada gwa. Tuh khan, apa juga gwa bilang.
Yeah, kalo udah kayak gini moodnya, mending gwa diem aja deh. Percuma aja juga kalo gwa ajak ngobrol, palingan ujung2nya nanti dia ngomel2 nga jelas dan akhirnya kita malah ribut nga ada juntrunganya. Jadi, gwa nikmati aja deh asap2 nikotin ini dan membiarkan diri kita masing2 sibuk dengan pikiran masing2.
"Ky..."
"Fel..."
Ketika kita mau ngomong, tiba2 aja malah jadi saling kompakan gini saling manggil nama. Otomatis kita jadi saling pandang2an. Lalu tanpa bisa ditahan lagi kita saling tersenyum dengan konyol. Dan accident ini cukup ampuh untuk mencairkan kebekuan diantara kita.
"Lo duluan deh Fel..." kata gwa yang menganut azas lady first.
"Nga papa, kamu duluan aja Ky..." timpal Felisha mempersilahkan gwa.
"Yakin nih Fel? Kayaknya lo lebih urgent deh?" tolak gwa dengan halus.
"Nga, justru kamu kayaknya yang lebih penting. C'mon spit it out"
"Ehmm, jadi gini Fel. Gwa kayaknya pengen lanjutin kuliah gwa lagi deh. Cuma gwa kok masih bingung deh" gwa mulai curhat.
"Ya, bagus tuh Ky. Aku juga sebenernya pengen ngingetin kamu tentang kuliahnya, tapi nga enak aja takut kamunya marah nantinya. Emang bingung kenapa sih Ky?"
"Iya, bingung gwa mau ngomong sama ortu gwa, karena selama ini gwa khan ngakunya masih kuliah. Selain itu juga gwa bingung mau pindah jurusan sekalian atau lanjutin kuliah gwa yang keputus ini"
"Kalo menurut aku sih, baiknya kamu jujur aja Ky. Kayak gimanapun nanti reaksi ortu kamu, setelah tahu kalo selama ini kamu bohongin, kamu tetap hadapin aja ya. Soalnya gimanapun juga pasti ortu kita juga kok yang jadi tempat terakhir kita buat minta tolong. Kalo aku seberapa banyak dan besar sih bisa nolongin kamu" kata Felisha dengan bijaknya. Beneran deh, gwa berasa enak banget kalo tuker pikiran sama dia, nga pernah sedikitpun dia nge judge gwa.
"Iya sih, kayaknya gwa emang musti jujur ngomong sama ortu gwa. Apalagi setelah gwa pikir2 selama ini, gwa emang belom sanggup nerusin kuliah gwa ini make biaya gwa sendiri. Cuma gwa takut banget kalo musti ngomong sama bokap gwa Fel, orangnya kaku dan keras banget sifatnya. Apalagi jurusan yang gwa ambil ini khan, pilihannya bokap gwa Fel. Bingung deh gwa" keluh gwa.
"Tapi khan biar gimanapun bokap kamu tetep musti tau keadaan kuliah kamu sekarang ini Ky. Aku yakin kok, sekeras2nya sifat bokap kamu pasti akan memaafkan kesalahan kamu ini, selama kamu mau jujur sama bokap kamu. Percaya deh"
"Iya juga sih Fel. Cuma buat mulai ngomongnya itu lho yang berat banget. Sedangkan tahun ajaran baru bentar lagi udah mau dimulai khan"
"Hmm, kalo nga kamu aja dulu aja ngomong sama ibu kamu Ky. Kata kamu khan, ibu kamu itu pengertian banget sama kamu. Siapa tahu aja ibu kamu bisa jadi perantara buat kamu sama bokap"
"Bener juga kata lo ya Fel. Oon deh gwa, kenapa nga kepikiran sampe kesono sih gwa?" ujar gwa sambil nepok jidat, menyadari kebodohan gwa ini. Boleh dibilang, nyokap gwa ini adalah penyambung lidah anak2nya yang selalu sulit untuk berkomunikasi dengan bokap gwa.
"Ish, kamu nga oon ah, tapi cuma kelupaan aja kali saking paniknya" tawa Felisha dengan lembut seolah nga menyetujui kalo gwa adalah cowok oon, "trus rencananya kamu mau lanjutin kuliah kamu yang ketinggalan ini atau mau pindah jurusan sekalian?"
"Nah itu dia Fel, gwa juga masih belum mantep dengan pilihan gwa ini. Mau gwa lanjut, lo tau sendiri khan, kalo selama ini gwa nga minat banget sama jurusan yang dipilihin sama bokap gwa. Tapi mau nyari jurusan yang lainpun, gwa masih gelap. Selain itu berarti gwa musti mulai dari nol lagi. Sementara umur gwa khan udah nga muda lagi Fel"
"Ya kalo gitu mending kamu terusin aja jurusan yang kamu jalanin ini Ky"
"Tapi gwa rasanya juga nga sanggup Fel. Bingung deh gwa" keluh gwa sambil mendenguskan napas berat.
"Lucky, ini cuma saran aku aja ya." kata Felisha dengan lembut sambil megangin telapak tangan gwa dengan hangat, "gimana kalo kamu tetep lanjutin jurusan kamu itu, tapi ngambilnya yang kelas malem alias kelas karyawan. Ini menurut pengalaman aku aja ya. Dulu aku juga nga mudeng banget pas di kelas reguler, berasa banget beratnya. Tapi pas pindah kekelas karyawan, yang aku rasain kuliahnya sedikit lebih gampang dan bisa aku ikutin. Aku nga tahu juga ya, apa dikarenakan yang kuliah kebanyakan udah pada kerja, jadi materi kuliah sama tugas2nya nga seberat yang dikelas reguler"
"Ohya? Beneran tuh Fel, lebih gampang dari kelas reguler?" tanya gwa.
"Iya, buktinya aku dah selesai khan kuliahnya?" jawabnya sambil mengulas senyum ademnya itu.
"Tapi jurusan gwa ini emang ada kelas malemnya Fel?"
"Ya ampun Lucky, ya pasti ada dong. Pasti kamu belom nyari2 calon kampus yang bakal kamu daftarin ya?" Felisha mendelikan matanya dengan lucu.
"Hehehehe, iya belom ada sih gwa ngumpulin brosur2nya. Soalnya setahu gwa, dikampus kita khan belom ada kelas malem buat jurusan kayak gwa ini"
"Ish, kamu ini kuper apa males sih?! Ya pasti ada lah. Ya udah besok aku bantu2 deh nyari info2 kampus yang ada kelas karyawannya buat jurusan kamu ini. Ish!" delikan mata Felisha kini udah berubah jadi sebuah pelototan. Tapi tetap aja gwa suka ketika ngeliat mata yang bulat itu makin berbinar2 dengan jutaan kilauan bintang2nya disana.
"Hehehehe, makasih ya Fel buat masukannya. Lo tuh emang baek banget deh sama gwa" kata gwa sambil nyubit hidung mungilnya itu.
"Ish, jangan nyubit2 hidungku dong, nanti makin mancung nih" sungutnya dengan manja sambil memanyunkan bibirnya.
"Ok, my problem solve now. So now your turn" kata gwa yang inget kalo Felisha juga mau ngomongin sesuatu ke gwa tadi.
"Emang aku mau ngomong apaan ya tadi?" tanyanya seolah lupa. Sekilas gwa bisa ngeliat perubahan diwajahnya, seperti ada yang disembunyikan dari gwa.
"Yeeee, pake pura2 lupa segala lagi. Udah kenapa sih, ngomong aja."
"Beneran Ky, aku lupa." jawabnya lagi. Tapi gwa ngerasa dia lagi ngebohongin gwa.
"Yakin nih lupa? Yakin nih, nga nyesel nga jadi diomongin ke gwa? Yakin nih, nga bikin galau dan nga bisa tidur ntar malem?" ledek gwa sambil terus memancingnya.
"Ish, apaan sih. Emang aku lupa beneran kok. Udah ah, kita pulang yuk, udah malem nih" ajak Felisha sambil tersenyum dipaksain.
Yoweslah, gwa pun nga mau maksa ngorek2 ceritanya itu. Bukannya gwa nga peka, tapi gwa tahu ada sesuatu yang disembunyiin olehnya dari gwa. Dan gwa nga mau menebak2 tentang apa yang ada dihatinya itu. Karena gwa emang nga tahu dengan apa yang dia sembunyikan dihatinya dan gwa bukan dukun yang bisa ngebaca hatinya.
Tapi sikap Felisha malem itu udah nga sedingin ketika kita keluar dari tempat praktek dokter tadi. Felisha udah gelendotin tangan gwa lagi ketika kita keluar dari warung kaki lima ini sampai tempat motor gwa terparkir, walau nampak senyumnya nga selepas seperti biasanya. Dan ketika gwa memacu motor untuk pulang kekost-an, Felisha memeluk gwa dari belakang dengan eratnya dan menyenderkan kepalanya kebahu gwa. Sikap yang jauh semakin hangat semenjak Felisha tahu kalau gwa udah putus dari Dinda, setelah dia ngebaca seluruh isi jurnal gwa tempo hari. Dan jujur aja, gwa nga keberatan dengan sikap baru Felisha ini.
Jadi begitu sampe ke lab kecil yang ada disebelah ruang prakteknya, nga pake nunggu lama, dokter yang super ramah itu nyamperin gwa dengan senyumnya. Dokter itu mengambil kertas hasil lab dan membacanya dengan seksama. Gwa yang cuma orang awam dengan istilah2 kedokteran emang butuh keahliannya untuk membaca hasil pemeriksaan gwa ini.
"Well, menurut hasil lab ini, anda baik2 aja. Selamat ya" jelas dokter itu dengan singkat tapi padat.
"Beneran nih dok?" tanya gwa memastikan lagi.
"Yup, sesuai dengan yang tertulis disini. Kamu sehat secara lahiriah. Bahkan kalau dalam waktu dekat ini kalian berencana untuk dapetin momongan, saya bisa jamin jabang bayinya akan sehat2 aja, nga beresiko tertular penyakit bawaan dari ayahnya" terangnya lagi sambil memandangi gwa dan Felisha secara bergantian, dengan tatapan tanpa dosa gitu.
"Eeerrr, tapi dok... kita itu cuma berteman kok" jawab gwa salah tingkah sambil ngeliatin Felisha, meminta dukungannya. Sementara Felisha malah melengos ketika gwa lihatin.
"Owh, gitu ya. Kalo gitu ya diresmiin dulu secara hukumlah, biar planning buat dapet momongannya tetep masih bisa dijalankan. Anda ini dalam masa golden age lho, dan anda sangat2 sehat. Sayang khan kalo anda sia2kan dengan jalan yang nga bener." adoh, ini dokter kok malah makin jayus sih?

Krik...krik...krik...
Seketika itu juga suasana diruangan ini jadi hening dalam sejenak. Kita bertiga, eh berempat ding sama petugas labnya, terjebak dalam kondisi paling awkward nga jelas gini. Saling diem2an dan liat2an, tapi nga tau lagi dengan apa yang mau diomongin. Mampos!
"Ngg, jadi dok?" tanya gwa memecahkan keheningan ini.
"Eh, ya kayak saya tadi bilang. Kamu sehat2 saja" sang dokterpun seperti tersadar dari lamunannya.
"Ok dok, makasih banyak. Kalo gitu saya permisi dulu"
"Ya-ya, silahkan. Inget pesen saya ya, jangan pernah balik ke tempat saya ini dalam keadaan jadi pecandu lagi. OK?!" pesannya sambil menepuk2 bahu gwa.
"Pasti dok, nga akan terjadi lagi kok" sahut gwa dengan pasti.
********************************
Gwa menyandarkan punggung gwa ketembok yang ada dibelakang dan sedikit mengendorkan celana gwa. Rasanya seporsi makanan japanesse food ala kaki lima ini bener2 bikin perut gwa berasa mau meledak saking penuhnya. Padahal kalo dalam kondisi normal aja, porsinya ini masih musti gwa tambahin dengan 1 mangkok nasi lagi. Mungkin karena kondisi perut gwa yang masih belum sehat bener, makanya bawaannya cepet begah aja perut gwa ini.
Setelah pulang dari dokter tadi, gwa ngajakin Felisha makan malem di kali lima favorit gwa dengan menu makanan jepangnya. Malam itu pengunjungnya nga terlalu rame, bisa jadi karena malam itu bukan weekend yang suka diramein sama anak2 gahol, sehingga kita bisa ngambil meja lesehan. Gwa ngebakar sebatang rokok setelah menyelesaikan makanan gwa ini. Sementara gwa lirik Felisha nampak seperti nga bernapsu menikmati makanan dihadapannya.
"Hei, nga enak ya makanannya? Kok nga semangat gitu sih?" tegur gwa.
"Eh, nga kok, enak kok makanannya. Cuma aku udah kenyang aja Ky" jawabnya sambil tersenyum terpaksa kearah gwa.
"Berarti emang nga enak ya makanannya. Biasanya biar kenyang juga, pasti lo abisin kalo makanannya enak" timpal gwa yang sedikit banyak udah tahu dengan kebiasaannya. Atau jangan2 moodnya lagi jelek nih cewek, soalnya sepulang dari dokter tadi gwa lihat mukanya kayak nga bergairah gitu.
"Aku udah kenyang Ky. Ish!" ketusnya kepada gwa. Tuh khan, apa juga gwa bilang.
Yeah, kalo udah kayak gini moodnya, mending gwa diem aja deh. Percuma aja juga kalo gwa ajak ngobrol, palingan ujung2nya nanti dia ngomel2 nga jelas dan akhirnya kita malah ribut nga ada juntrunganya. Jadi, gwa nikmati aja deh asap2 nikotin ini dan membiarkan diri kita masing2 sibuk dengan pikiran masing2.
"Ky..."
"Fel..."
Ketika kita mau ngomong, tiba2 aja malah jadi saling kompakan gini saling manggil nama. Otomatis kita jadi saling pandang2an. Lalu tanpa bisa ditahan lagi kita saling tersenyum dengan konyol. Dan accident ini cukup ampuh untuk mencairkan kebekuan diantara kita.
"Lo duluan deh Fel..." kata gwa yang menganut azas lady first.
"Nga papa, kamu duluan aja Ky..." timpal Felisha mempersilahkan gwa.
"Yakin nih Fel? Kayaknya lo lebih urgent deh?" tolak gwa dengan halus.
"Nga, justru kamu kayaknya yang lebih penting. C'mon spit it out"
"Ehmm, jadi gini Fel. Gwa kayaknya pengen lanjutin kuliah gwa lagi deh. Cuma gwa kok masih bingung deh" gwa mulai curhat.
"Ya, bagus tuh Ky. Aku juga sebenernya pengen ngingetin kamu tentang kuliahnya, tapi nga enak aja takut kamunya marah nantinya. Emang bingung kenapa sih Ky?"
"Iya, bingung gwa mau ngomong sama ortu gwa, karena selama ini gwa khan ngakunya masih kuliah. Selain itu juga gwa bingung mau pindah jurusan sekalian atau lanjutin kuliah gwa yang keputus ini"
"Kalo menurut aku sih, baiknya kamu jujur aja Ky. Kayak gimanapun nanti reaksi ortu kamu, setelah tahu kalo selama ini kamu bohongin, kamu tetap hadapin aja ya. Soalnya gimanapun juga pasti ortu kita juga kok yang jadi tempat terakhir kita buat minta tolong. Kalo aku seberapa banyak dan besar sih bisa nolongin kamu" kata Felisha dengan bijaknya. Beneran deh, gwa berasa enak banget kalo tuker pikiran sama dia, nga pernah sedikitpun dia nge judge gwa.
"Iya sih, kayaknya gwa emang musti jujur ngomong sama ortu gwa. Apalagi setelah gwa pikir2 selama ini, gwa emang belom sanggup nerusin kuliah gwa ini make biaya gwa sendiri. Cuma gwa takut banget kalo musti ngomong sama bokap gwa Fel, orangnya kaku dan keras banget sifatnya. Apalagi jurusan yang gwa ambil ini khan, pilihannya bokap gwa Fel. Bingung deh gwa" keluh gwa.
"Tapi khan biar gimanapun bokap kamu tetep musti tau keadaan kuliah kamu sekarang ini Ky. Aku yakin kok, sekeras2nya sifat bokap kamu pasti akan memaafkan kesalahan kamu ini, selama kamu mau jujur sama bokap kamu. Percaya deh"
"Iya juga sih Fel. Cuma buat mulai ngomongnya itu lho yang berat banget. Sedangkan tahun ajaran baru bentar lagi udah mau dimulai khan"
"Hmm, kalo nga kamu aja dulu aja ngomong sama ibu kamu Ky. Kata kamu khan, ibu kamu itu pengertian banget sama kamu. Siapa tahu aja ibu kamu bisa jadi perantara buat kamu sama bokap"
"Bener juga kata lo ya Fel. Oon deh gwa, kenapa nga kepikiran sampe kesono sih gwa?" ujar gwa sambil nepok jidat, menyadari kebodohan gwa ini. Boleh dibilang, nyokap gwa ini adalah penyambung lidah anak2nya yang selalu sulit untuk berkomunikasi dengan bokap gwa.
"Ish, kamu nga oon ah, tapi cuma kelupaan aja kali saking paniknya" tawa Felisha dengan lembut seolah nga menyetujui kalo gwa adalah cowok oon, "trus rencananya kamu mau lanjutin kuliah kamu yang ketinggalan ini atau mau pindah jurusan sekalian?"
"Nah itu dia Fel, gwa juga masih belum mantep dengan pilihan gwa ini. Mau gwa lanjut, lo tau sendiri khan, kalo selama ini gwa nga minat banget sama jurusan yang dipilihin sama bokap gwa. Tapi mau nyari jurusan yang lainpun, gwa masih gelap. Selain itu berarti gwa musti mulai dari nol lagi. Sementara umur gwa khan udah nga muda lagi Fel"
"Ya kalo gitu mending kamu terusin aja jurusan yang kamu jalanin ini Ky"
"Tapi gwa rasanya juga nga sanggup Fel. Bingung deh gwa" keluh gwa sambil mendenguskan napas berat.
"Lucky, ini cuma saran aku aja ya." kata Felisha dengan lembut sambil megangin telapak tangan gwa dengan hangat, "gimana kalo kamu tetep lanjutin jurusan kamu itu, tapi ngambilnya yang kelas malem alias kelas karyawan. Ini menurut pengalaman aku aja ya. Dulu aku juga nga mudeng banget pas di kelas reguler, berasa banget beratnya. Tapi pas pindah kekelas karyawan, yang aku rasain kuliahnya sedikit lebih gampang dan bisa aku ikutin. Aku nga tahu juga ya, apa dikarenakan yang kuliah kebanyakan udah pada kerja, jadi materi kuliah sama tugas2nya nga seberat yang dikelas reguler"
"Ohya? Beneran tuh Fel, lebih gampang dari kelas reguler?" tanya gwa.
"Iya, buktinya aku dah selesai khan kuliahnya?" jawabnya sambil mengulas senyum ademnya itu.
"Tapi jurusan gwa ini emang ada kelas malemnya Fel?"
"Ya ampun Lucky, ya pasti ada dong. Pasti kamu belom nyari2 calon kampus yang bakal kamu daftarin ya?" Felisha mendelikan matanya dengan lucu.
"Hehehehe, iya belom ada sih gwa ngumpulin brosur2nya. Soalnya setahu gwa, dikampus kita khan belom ada kelas malem buat jurusan kayak gwa ini"
"Ish, kamu ini kuper apa males sih?! Ya pasti ada lah. Ya udah besok aku bantu2 deh nyari info2 kampus yang ada kelas karyawannya buat jurusan kamu ini. Ish!" delikan mata Felisha kini udah berubah jadi sebuah pelototan. Tapi tetap aja gwa suka ketika ngeliat mata yang bulat itu makin berbinar2 dengan jutaan kilauan bintang2nya disana.
"Hehehehe, makasih ya Fel buat masukannya. Lo tuh emang baek banget deh sama gwa" kata gwa sambil nyubit hidung mungilnya itu.
"Ish, jangan nyubit2 hidungku dong, nanti makin mancung nih" sungutnya dengan manja sambil memanyunkan bibirnya.
"Ok, my problem solve now. So now your turn" kata gwa yang inget kalo Felisha juga mau ngomongin sesuatu ke gwa tadi.
"Emang aku mau ngomong apaan ya tadi?" tanyanya seolah lupa. Sekilas gwa bisa ngeliat perubahan diwajahnya, seperti ada yang disembunyikan dari gwa.
"Yeeee, pake pura2 lupa segala lagi. Udah kenapa sih, ngomong aja."
"Beneran Ky, aku lupa." jawabnya lagi. Tapi gwa ngerasa dia lagi ngebohongin gwa.
"Yakin nih lupa? Yakin nih, nga nyesel nga jadi diomongin ke gwa? Yakin nih, nga bikin galau dan nga bisa tidur ntar malem?" ledek gwa sambil terus memancingnya.
"Ish, apaan sih. Emang aku lupa beneran kok. Udah ah, kita pulang yuk, udah malem nih" ajak Felisha sambil tersenyum dipaksain.
Yoweslah, gwa pun nga mau maksa ngorek2 ceritanya itu. Bukannya gwa nga peka, tapi gwa tahu ada sesuatu yang disembunyiin olehnya dari gwa. Dan gwa nga mau menebak2 tentang apa yang ada dihatinya itu. Karena gwa emang nga tahu dengan apa yang dia sembunyikan dihatinya dan gwa bukan dukun yang bisa ngebaca hatinya.
Tapi sikap Felisha malem itu udah nga sedingin ketika kita keluar dari tempat praktek dokter tadi. Felisha udah gelendotin tangan gwa lagi ketika kita keluar dari warung kaki lima ini sampai tempat motor gwa terparkir, walau nampak senyumnya nga selepas seperti biasanya. Dan ketika gwa memacu motor untuk pulang kekost-an, Felisha memeluk gwa dari belakang dengan eratnya dan menyenderkan kepalanya kebahu gwa. Sikap yang jauh semakin hangat semenjak Felisha tahu kalau gwa udah putus dari Dinda, setelah dia ngebaca seluruh isi jurnal gwa tempo hari. Dan jujur aja, gwa nga keberatan dengan sikap baru Felisha ini.

sormin180 memberi reputasi
1
Kutip
Balas