- Beranda
- Stories from the Heart
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
...
TS
luckyismine
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
Quote:
MESIN WAKTU
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
MINOR66
Quote:
Permisi agan dan aganwati
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.
Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.
Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa.
So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Quote:
Original Posted By mullupus►Tes tes... 1-2-3...
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa. So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Spoiler for Makasih buat cendolnya :
* * * C H A P T E R I * * *
Spoiler for INDEX:
MUKADIMAH
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
* * * C H A P T E R II * * *
Spoiler for INDEX:
THAT'S WHAT FRIEND ALL FOR
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 84 suara
Siapa yang jadi istri gwa saat ini?
Dinda
12%
Felisha
35%
Bebeb
5%
Megan Fox
23%
Semuanya salah
26%
Diubah oleh luckyismine 05-04-2017 18:38
sormin180 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
356K
Kutip
1.7K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
luckyismine
#920
POSITIVITY
you say what you want to say
your diamonds are drops of rain
your smile is ypur credit card
and your currency is your love
and the morning is for you
and the air is free
and the birds sing for you
and your positivity
watch out
so you play where you want to play
on the main streets where the creeps all pray
and you can feel like you're in dynasty
and you can be what you want to be
and the morning is for you
and the air is free
and the birds sing for you
and your positivity
and the car crash for you
and the sunshine is free
and the sirens call you
yes the morning is for you
yes the air is free
and yes the world spins for you
and your positivity
positivity
your diamonds are drops of rain
your smile is ypur credit card
and your currency is your love
and the morning is for you
and the air is free
and the birds sing for you
and your positivity
watch out
so you play where you want to play
on the main streets where the creeps all pray
and you can feel like you're in dynasty
and you can be what you want to be
and the morning is for you
and the air is free
and the birds sing for you
and your positivity
and the car crash for you
and the sunshine is free
and the sirens call you
yes the morning is for you
yes the air is free
and yes the world spins for you
and your positivity
positivity
SUEDE
Spoiler for POSITIVITY:
Quote:
Pagi ini lagi2 gwa dibangunkan oleh Felisha, dengan mata yang masih terasa berat dan rasa lelah yang menggayuti tubuh gwa. Sementara perut gwa masih terasa nga enak, perpaduan antara rasa kembung dan begah. Rasanya gwa masih ingin memejamkan mata gwa lagi dan melanjutkan tidur yang terasa masih belum tuntas ini. Tapi kalo ngeliat Felisha yang udah wangi dan rapih dengan pakaian kerjanya, berarti itu menandakan udah jam 7 pagi. Berarti, gwa pun juga harus melanjutkan aktifitas harian gwa ini, yaitu bekerja.
Entah berapa jam yang gwa lalui tadi malam untuk tidur. 2 jam kah? 3 jam kah? Atau paling lama 4 jam? Tapi yang pasti, tiap malamnya gwa selalu berjuang untuk memejamkan mata gwa dan mengistirahatkan tubuh gwa dengan tidur. Dan selalu saja gwa masih kesulitan untuk bisa tidur dengan normalnya, karena gwa selalu diganggu dengan rasa tidak nyaman dari perut gwa ini. Bisa tidur jam 12 malem aja itu udah suatu anugerah buat gwa saat itu. Tapi seringnya sih lewat dari jam segituan.
Dan gwa udah mulai merasa lelah dengan masalah yang hadapi saat itu. Setelah bisa melewati sakaw yang penuh rasa sakit, rasa ingin make lagi lagi yang masih menghantui alam bawah sadar gwa dan kita masalah tidur yang makin nga ketahuan ujungnya. Ditambah masalah diperut gwa yang makin memperparah jam metabolisme tubuh gwa pada malam hari. Gwa bener2 nga tahan lagi.
"Ky, kamu nga mau nyoba ke dokter? Makin hari bagian mata kamu makin item aja tuh? Aku takut kamu nanti kenapa2 lho" kata Felisha dengan prihatin sambil ngangsurin gelas besar berisi air putih.
"Hhhh...iya Fel, kayaknya gwa emang musti kedokter juga nih. Gwa udah nga tahan lagi tiap pagi musti kayak begini mulu keadaan gwa" jawab gwa setelah menenggak habis air putih ini.
"Ya udah, kalo gitu ntar sore kita ke dokter ya?" ajaknya.
"Gwa sendirian juga nga apa2 kok Fel. Lo nga usah repot2 pake acara ikut2an segala" tolak gwa dengan halus.
"Ish, nga ah, pokoknya aku mau ikut ntar. Lagian, aku juga pengen tahu kamu ini sakit apa" paksanya.
"Duh ileh, gwa udah kayak bocah aja pergi kedokter pake ditemenin segala. Nga ah, malu gwa" gwa masih menolak.
"Iiiihhh, nga mau ah, lagian aku nanti khan sendirian disini Ky. Pokoknya aku harus ikut" Felisha seperti biasanya melototin gwa.
"Ya udah, ya udah, bilang aja lo pengen jalan2 sekalian" kata gwa sambil menoyor perlahan kepalanya.
"Hihihihi...kamu tau aja Wil" Felisha terkekeh dengan lucu.
"So, lo mau gwa anterin ngantor?"
"Ish, nga usah lah Wil, kamu masih keliatan capek gitu. Ntar malah kenapa2 lagi dijalan" tolaknya dengan penuh pengertian, "ya udah, aku berangkat dulu ya. Kamu juga jangan lanjut tidur lagi, lho"
"Oke, lo hati2 ya dijalan. Jangan kegatelan godain cowok2 dijalan ya"
Felisha yang udah mau keluar dari kamar gwa cuma memonyongkan mulutnya kearah gwa. Sementara gwa bersiap2 buat mandi, walaupun rasanya gwa masih pengen banget ngelanjutin tidur gwa ini. Tapi apa daya, gimanapun juga hari ini gwa tetap musti berangkat kerja juga, walau tubuh ini rasanya masih capek banget.
****************************
Gwa duduk bersebelahan dengan Felisha diruang praktek dokter yang nyaman ini. Sementara sang dokter masih belum nonggol keruang prakteknya. Gwa yang udah mulai berasa terkantuk2 saking lamanya nunggu antrian tadi, coba mengusir kebosanan gwa dengan menyapu pandangan gwa kesekeliling ruangan dokter ini. Gwa lihat disebelah ranjang periksa tampak ada sebuah alat periksa lainnya, yang sepertinya adalah alat USG. Hmmm, lumayan komplit juga nih dokter perangkat kerjanya, padahal dokter ini praktek dirumahnya bukan di rumah sakit.
Gwa memilih datang kedokter ini, karena diseputaran lingkungan pertemanan gwa dirumah, sering mendengar namanya disebut2 sebagai dokter yang lumayan concern terhadap pecandu2 narkoba. Entah itu yang pengen ngerehab pecandu2 yang mau ninggalin kebiasaan laknatnya atau melayani eks2 pecandu dengan efek2 samping setelah bisa ninggalin kebiasaannya, seperti halnya gwa ini. Dan itu emang bisa gwa lihat ketika berada diruang tunggunya, yang boleh dibilang temboknya dipenuhi oleh poster2 penyuluhan tentang narkoba. Mudah2an aja gwa nga salah milih dokter buat nyelesaiin masalah gwa yang satu ini.
Nga lama dateng juga dokternya dengan langkah yang sedikit tergesa2. Perawakannya nga begitu tinggi dengan tubuh yang terlihat sedikit kurus. Kulitnya tampak putih sedikit pucat, menandakan dokter ini lebih banyak menghabiskan waktunya diruang prakteknya yang nyaman ini. Dan membuat gwa sedikit tersenyum, rambut dokter ini lumayan ngondrong sedikit menutupi lehernya, membuat dokter itu tampak mirip dengan alm. Chrisye.
"Maaf ya, kalo kelamaan nunggunya. Tadi saya musti bacain hasil pemeriksaan darah pasien saya disebelah" terangnya tanpa diminta, dengan senyum ramahnya.
"Oh, nga apa2 dok." sahut gwa.
"Ok, hmm, saudara Lucky Ismine, apa nih keluhannya?" tanyanya tanpa basa-basi lagi sambil melihat kertas resume gwa.
"Ini dok, beberapa minggu ini saya susah banget tidurnya kalo malem. Tambahan perut saya ini nga pernah enak, rasanya seperti kembung dan begah gitu dok. Jadinya, makin susah aja saya buat tidurnya" gwa mulai menerangkan keluhan dibadan gwa.
"Hmmm, suka terasa sakit juga nga? Misalnya dihulu hati atau dilambung?" tanyanya lebih lanjut.
"Kadang2 aja sih dok. Tapi yang paling menganggu sih rasa kembung sama begahnya dok"
"Oke, coba saudara berbaring disitu, biar saya periksa lebih lanjut" sang dokter mempersilahkan gwa naik ke ranjang periksanya.
Gwa lalu naik keatas ranjang itu dan menarik kaos gwa keatas. Lalu dokter tersebut mulai menekan bagian perut gwa, mendiagnosa sumber2 keluhan gwa.
"Punya penyakit maag?" tanyanya masih sambil menekan2kan tangannya disekitaran perut gwa.
"Iya dok, nah disitu dok yang nga enak" jawab gwa ketika tangannya menekan agak kekanan dari perut gwa.
"Ok, anda merokok?" tanyanya lagi.
"Iya dok"
"Hmm, mungkin ada baiknya mulai kamu kurang2i atau berhenti sama sekali ya. Kayaknya asam lambung anda tinggi nih" katanya ketika melihat gwa meringis2 saat tangannya menekan lambung gwa.
"Diusahakan dok" jawab gwa.
"Maaf, kalo pertanyaan saya agak menyinggung, tapi saya harap anda mau jujur jawabnya. Pernah make narkoba atau masih make sekarang ini?" tanyanya dengan ekspresi wajahnya yang ramah, sementara dia mulai memeriksa gwa dengan perangkat USGnya.
"Pernah dok, tapi sampai saat ini saya udah berenti makenya. Permanently" jawab gwa tanpa beban. Sungguh, keramahan dokter ini membuat gwa nyaman untuk bercerita apa adanya.
"Hmmm, bagus. Berarti anda saat ini udah nga pernah menjamah barang laknat itu lagi ya?" katanya memastikan, sementara matanya sambil memperhatikan layar monitor USGnya.
"Iya dok, nga lagi2 deh saya berurusan dengan barang jahanam itu. Kapok saya dok!" gwa mulai curcol, sementara gwa lihat Felisha yang duduk didepan meja dokter itu cuma senyum2 penuh arti kearah gwa.
"Oke, sekarang anda lihat kearah cursor yang saya tunjuk. Itu adalah empedu anda, dan yang nampak disitu empedu anda membengkak. Mungkin itu yang bikin perut anda suka berasa begah dan sebah. Empedu anda meradang, tapi saya nga melihat ada batu disitu. So far, masih baik2 aja keadaannya." dokter itu menjelaskan dengan jelas dan bisa gwa cerna.
"Owh, gitu ya dok. Terus untuk organ lainnya dok, kayak hati dan ginjal saya gimana?"
"Saya lihat sih baik2 aja ya. Kalo boleh saya tahu narkoba jenis apa yang kamu pake atau yang lebih dominan?"
"Putaw yang lebih dominan dok, kalo shabu nga terlalu banget"
"Pake jarum suntik?"
"Nga dok. Saya takut sama jarum suntik dok" jawab gwa dengan malu, sementara gwa lihat Felisha terkekeh dengerin jawaban gwa.
"Ahahahaha, bagus-bagus, berarti kamu terselamatkan sama ketakutan kamu dengan jarum suntik. Trus, udah berapa lama kamu make putaw dan shabu?"
"Kurang lebih 2 tahun dok. Tapi make putaw rutin tiap harinya ada setahunan dok, kalo shabunya paling nga seminggu sekali atau dua kali."
"Hmmm, lumayan lama juga ya. Ok, kalo yang saya lihat sih empedu anda yang bermasalah. Untuk hati dan ginjal sejauh ini aman2 aja. Apalagi anda nga make jarum suntik, jadi resiko kena hepatitis atau lebih parah HIV sedikit berkurang" kata dokter tersebut menyudahi pemeriksaannya.
"Kira2 saya perlu pemeriksaan lebih mendalam lagi nga dok? Misalnya meriksain darah saya?" tanya gwa.
"Kalo saya sih nga merekomendasiin sih. Tapi kalo anda merasa perlu, ya monggo saja" katanya sambil tersenyum ramah.
"Nga apa2lah dok, biar lebih tenang aja saya, biar sekalian diperiksain semua" kata gwa dengan yakin.
"Ya sudah, nanti anda bisa kesebelah buat ngambil sampel darahnya setelah ini" dokter itu mulai mengisi kertas resume gwa, "kalo boleh tahu, sudah berapa lama anda rehab?"
"Hmmm, kurang lebih satu bulan dok" jawab gwa.
"Oke, direhab dimana ya? Dan obat2an yang masih anda kosumsi apa aja ya?" tanyanya lagi.
"Maaf dok, saya ngerehab sendiri. Cold Turkey aja dok" jawab gwa sedikit malu.
"Owh, Cold Turkey? Wah, hebat banget anda ini. Pasti karena nyonya yang udah capek ngeliat anda kayak gitu ya, makanya jadi sanggup ngejalanin Cold Turkey?" dokter itu senyum2 sambil melirik kearah Felisha.
"Maaf dok, ini teman saya dok. Saya masih bujangan kok" sahut gwa sambil tersipu malu, sementara gwa lihat muka Felisha juga udah merah padam.
"Owh, maafkan saya, saya pikir tadi kalian ini pasutri." kata dokter itu dengan menyesal, tapi tetap aja senyumannya bikin gwa salah tingkah.
"Nga apa2 dok. Tapi emang bener juga sih kata dokter tadi, kalo nga karena dia mungkin saat ini saya masih make dok" kata gwa sambil melirik kearah Felisha.
"Wah, bagus itu. Berarti anda punya teman yang sangat perduli sama anda. Anda sangat beruntung, karena punya teman sebaiknya nona ini" kata sang dokter sambil membuat catatan dikertas resepnya. Sementara gwa sedikit kelabakan untuk menangkis cubitan2 Felisha yang hendak disarangkan ke pinggang gwa.
"Oke ini saya resepkan obat untuk radangnya ya. Nga perlu diterusin minum obatnya, kalo rasa sebah sama begahnya udah nga ngeganggu lagi. Trus, kalo untuk masalah maag kamu, ini saya resepin suspensi yang juga dijual bebas." ujar dokter itu lagi sambil menyerahkan resepnya pada gwa.
"Tapi dok, untuk masalah tidur saya ini gimana dok? Apa nga bisa dibantu sama obat tidur dulu untuk sementara waktu?"
"Hmm, kalo saya pribadi sih nga menyarankan obat2 tidur kayak gitu. Saya rasa sebaiknya anda nga lagi merokok apalagi ketika menjelang2 tidur. Apalagi kamu selama rehab khan nga make2 obat2an substitusi, jadi alangkah baiknya anda pertahanin untuk nga kena obat2an kayak itu"
"Tapi untuk darurat aja dok, untuk jaga2 kalo2 aja saya masih susah tidurnya? Boleh nga dok?" gwa sedikit memaksa.
"Baiklah, kalo anda yang memaksa. Tapi ini hanya untuk keadaan darurat aja ya. Saya resepin 3 butir aja, tapi ingat, hanya untuk darurat aja" dokter itu mewanti2 gwa dengan sangat.
"Iya dok, terimakasih"
"Ok, sebelumnya saya ingin menyatakan kekaguman saya atas usaha anda sendiri yang mampu melawan tegantungan anda dari narkoba. Tapi saya harap anda juga jangan cepat puas dengan yang telah anda lalui, karena kedepannya pun masih akan ada godaan untuk kembali make. Karena kadang masih ada kasus pecandu yang sudah bersih, tapi kembali make lagi karena masih bergaul dengan lingkungan lamanya. Semoga anda bisa menjauhi lingkungan anda tersebut ya"
"Iya dok, saya paham itu. Sampai saat ini sih, saya udah ngejauhin lingkungan lama saya ini dan nyibukin diri saya sama kerjaan saya. Makanya saya beruntung banget punya temen2 yang terus mensupport saya untuk nga balik make lagi" ujar gwa sambil melirik ke Felisha.
"Syukurlah kalau anda memahaminya. Inget ya mbak, kalo sampe ketahuan lagi masnya ini make2 lagi, langsung dilempar lagi aja kekamar dan dikonciin kayak waktu pertama kali dia di Cold Turkey. Jangan pernah segan2 mbak kalo sama pecandu, biasanya mereka itu banyak retorikanya" dokter itu mewanti2 Felisha.
"Iy..iya dok" jawab Felisha gugup, karena tiba2 aja diajakin ngobrol sama dokter itu.
"Ohiya dok, kira2 apa yang musti saya pantang untuk keluhan perut saya ini?"
"Rokok, kalo dapet anda berhentiin deh. Trus makanan2 pedes, yang banyak mengandung gas, terlalu berminyak dan konsumsi dagingnya untuk sementara dikurangin dulu. Banyak2 minum air putih, itu bagus untuk anda. Ohiya, kalo dapet mulai rutin olahraga, sesuai dengan minatnya, mudah2an itu bisa nambah anda capek pas malemnya, sehingga jadi gampang tidur"
"Ok dok, terimakasih banyak" ujar gwa sambil berpamitan keluar dari ruang prakteknya.
"Inget ya mas, jangan kejeblos lagi kedalam lubang yang sama."
Gwa dan Felisha meninggalkan ruang prakteknya, menuju ruang sebelahnya untuk ngambil sampel darah gwa. Kalo nga salah inget sih, salah satu lab yang ngetop di kota ini buka cabangnya diklinik dokter ini praktek. Jadi, apa salahnya sekalian aja gwa meriksain darah gwa di lab ini. Gwa serahin surat pengantar dari dokter tadi pada petugas yang ngejaga di lab tadi, untuk jenis pemeriksaan darah yang akan gwa jalanin nantinya.
Sambil nungguin petugasnya mempersiapkan jarum suntik untuk ngambil darah gwa, nga lupa gwa nyuruh Felisha untuk nga jauh2 dari gwa. Sumpah deh, kalo udah urusan ngambil2 darah kayak gini, nyali gwa mendadak hilang entah kemana. Tapi khan gwa musti ngejalaninnya, biar gwa tapi lebih jauh lagi apakah gwa punya penyakit yang nga terdeteksi lewat pemeriksaan dokternya tadi.
"Fel, sini dong, duduknya jangan jauh2 gitu knapa?" bisik gwa sambil manggil Felisha.
"Ish, knapa sih?" protesnya juga sambil berbisik, tapi tetap aja nyamperin gwa.
"Sini duduk disebelah gwa" pinta gwa sambil berbagi kursi ini untuk kita berdua.
"Hihihihi, takut ya?" Felisha tampaknya mulai mengerti dengan maksud gwa ini.
"Ck, udah deh, nga usah ngeledek." omel gwa sambil megangin sebelah tangannya erat2.
Felisha memajukan bibirnya ngeledekin gwa dan gwa cuma tersenyum kecut aja ketika petugas lab tersebut mendekati gwa dengan jarum suntik ditangannya. Dan tampaknya mas2 petugas itu nga terlalu aneh ngeliat gwa yang keliatan panik ini. Pasti dia udah terbiasa ngeliatin orang dewasa yang takut sama jarum suntik.
"Tenang ya mas, jangan dikakuin gitu tangannya. Biar saya gampang ngambil darahnya" kata petugas itu ketika menarik tangan kanan gwa.
"Iy..iyaaaa..." kata gwa sedikit takut, "pelan2 ya mas..."
Lalu tanpa malu2 lagi, gwa pinjam bahu Felisha dan membenamkan wajah gwa disitu. Dan gwa coba melemaskan bagian tangan kanan gwa itu agar proses pengambilan darahnya bisa berjalan dengan lancar dan nga menyakitkan gwa. Lalu gwa bisa merasakan jarum itu mulai menembus kulit bagian siku dalam lengan gwa untuk mencapai nadi gwa. Dan gwa bisa merasakan jarum itu mulai menarik keluar darah gwa sesuai keperluannya untuk pemeriksaan lab nantinya. Nga terlalu lama prosesnya, sampai gwa rasakan petugas lab tersebut mencabut jarum suntiknya dan menutup lubangnya dengan kapas steril.
"Isshhh, sakit banget Luckyyy" keluh Felisha dengan suara tertahan sambil melepaskan tangan gwa yang ternyata tanpa sadar daritadi meremas bahunya dengan kencang.
"Owh, maaf, maaf ya Fel" ujar gwa salah tingkah.
Felisha nga ngejawab, dia cuma meringis kesakitan sambil megangin bahunya yang gwa remas tadi. Duh, malu2in banget dah gwa. Entah musti berapa banyak lagi sih gwa musti mempertontonkan kekurangan2 gwa ini dihadapan dia?
"Ini kurang lebih 3 atau 4 hari lagi ya hasil labnya. Jangan lupa diisi nomer telpon yg bisa dihubungi disini ya mas" petugas itu menyerahkan selembar formulir pada gwa.
Setelah menyelesaikan semua urusan administrasi disitu, gwa dan Felisha mulai meninggalkan tempat praktek dokter ini. Gwa lihat Felisha masih sibuk aja ngusap2in bahunya yang tadi gwa remas tanpa sadar. Duh, pasti sakit banget deh rasanya.
"Maaf ya Fel, gwa nga sengaja tadi" kata gwa kembali meminta maaf.
"Iya nga apa2 Ky" jawabnya sambil tersenyum tulus.
"Sini gwa pijitin, biar ilangan dikit sakitnya" kata gwa sambil coba mijitin bagian bahunya yang sakit itu.
"Udah, nga usah. Ini juga dah enakan kok" tolaknya dengan halus.
"Hehehehe, gwa katrok ya Fel, kayak anak kecil masih takut aja sama jarum suntik"
"Ah, nga masalah kok Ky. Justru gara2 kamu takut sama jarum suntik, kamu jadi nga nyoba2 make putaw dengan jarum suntik. Ya khan?" jawabnya seolah nga terganggu dengan kekurangan gwa ini.
"Iya Fel, bener banget" gwa mengiyakan.
Kadang diantara kekurangan kita ini justru malah jadi penyelamat dari hal2 yang pada akhirnya akan membahayakan nyawa kita sendiri. Dan ketakutan gwa selama ini dengan jarum suntik, secara nga langsung menghindari gwa dari resiko mematikan akibat memakai putaw dengan cara disuntik. Ketika hal ini telah terlewati, gwa baru menyadari kalo Tuhan udah nyelametin gwa dengan caraNya tersendiri dan kadang terasa begitu misterius. Terima kasih Tuhan.
Dan dengan caraNya yang sama misteriusnya, Tuhan menghadirkan seorang bidadari yang begitu tulus mendampingi gwa dalam keadaan susah kayak gini. Seorang bidadari yang semakin hari semakin cantik saja dimata gwa dan nga bisa gwa abaikan begitu saja kehadirannya dalam hidup gwa saat ini. Tuhan, apakah Engkau mengizinkan gwa untuk bisa memilikinya lebih dari seorang sahabat?
Entah berapa jam yang gwa lalui tadi malam untuk tidur. 2 jam kah? 3 jam kah? Atau paling lama 4 jam? Tapi yang pasti, tiap malamnya gwa selalu berjuang untuk memejamkan mata gwa dan mengistirahatkan tubuh gwa dengan tidur. Dan selalu saja gwa masih kesulitan untuk bisa tidur dengan normalnya, karena gwa selalu diganggu dengan rasa tidak nyaman dari perut gwa ini. Bisa tidur jam 12 malem aja itu udah suatu anugerah buat gwa saat itu. Tapi seringnya sih lewat dari jam segituan.

Dan gwa udah mulai merasa lelah dengan masalah yang hadapi saat itu. Setelah bisa melewati sakaw yang penuh rasa sakit, rasa ingin make lagi lagi yang masih menghantui alam bawah sadar gwa dan kita masalah tidur yang makin nga ketahuan ujungnya. Ditambah masalah diperut gwa yang makin memperparah jam metabolisme tubuh gwa pada malam hari. Gwa bener2 nga tahan lagi.
"Ky, kamu nga mau nyoba ke dokter? Makin hari bagian mata kamu makin item aja tuh? Aku takut kamu nanti kenapa2 lho" kata Felisha dengan prihatin sambil ngangsurin gelas besar berisi air putih.
"Hhhh...iya Fel, kayaknya gwa emang musti kedokter juga nih. Gwa udah nga tahan lagi tiap pagi musti kayak begini mulu keadaan gwa" jawab gwa setelah menenggak habis air putih ini.
"Ya udah, kalo gitu ntar sore kita ke dokter ya?" ajaknya.
"Gwa sendirian juga nga apa2 kok Fel. Lo nga usah repot2 pake acara ikut2an segala" tolak gwa dengan halus.
"Ish, nga ah, pokoknya aku mau ikut ntar. Lagian, aku juga pengen tahu kamu ini sakit apa" paksanya.
"Duh ileh, gwa udah kayak bocah aja pergi kedokter pake ditemenin segala. Nga ah, malu gwa" gwa masih menolak.
"Iiiihhh, nga mau ah, lagian aku nanti khan sendirian disini Ky. Pokoknya aku harus ikut" Felisha seperti biasanya melototin gwa.
"Ya udah, ya udah, bilang aja lo pengen jalan2 sekalian" kata gwa sambil menoyor perlahan kepalanya.
"Hihihihi...kamu tau aja Wil" Felisha terkekeh dengan lucu.
"So, lo mau gwa anterin ngantor?"
"Ish, nga usah lah Wil, kamu masih keliatan capek gitu. Ntar malah kenapa2 lagi dijalan" tolaknya dengan penuh pengertian, "ya udah, aku berangkat dulu ya. Kamu juga jangan lanjut tidur lagi, lho"
"Oke, lo hati2 ya dijalan. Jangan kegatelan godain cowok2 dijalan ya"
Felisha yang udah mau keluar dari kamar gwa cuma memonyongkan mulutnya kearah gwa. Sementara gwa bersiap2 buat mandi, walaupun rasanya gwa masih pengen banget ngelanjutin tidur gwa ini. Tapi apa daya, gimanapun juga hari ini gwa tetap musti berangkat kerja juga, walau tubuh ini rasanya masih capek banget.
****************************
Gwa duduk bersebelahan dengan Felisha diruang praktek dokter yang nyaman ini. Sementara sang dokter masih belum nonggol keruang prakteknya. Gwa yang udah mulai berasa terkantuk2 saking lamanya nunggu antrian tadi, coba mengusir kebosanan gwa dengan menyapu pandangan gwa kesekeliling ruangan dokter ini. Gwa lihat disebelah ranjang periksa tampak ada sebuah alat periksa lainnya, yang sepertinya adalah alat USG. Hmmm, lumayan komplit juga nih dokter perangkat kerjanya, padahal dokter ini praktek dirumahnya bukan di rumah sakit.
Gwa memilih datang kedokter ini, karena diseputaran lingkungan pertemanan gwa dirumah, sering mendengar namanya disebut2 sebagai dokter yang lumayan concern terhadap pecandu2 narkoba. Entah itu yang pengen ngerehab pecandu2 yang mau ninggalin kebiasaan laknatnya atau melayani eks2 pecandu dengan efek2 samping setelah bisa ninggalin kebiasaannya, seperti halnya gwa ini. Dan itu emang bisa gwa lihat ketika berada diruang tunggunya, yang boleh dibilang temboknya dipenuhi oleh poster2 penyuluhan tentang narkoba. Mudah2an aja gwa nga salah milih dokter buat nyelesaiin masalah gwa yang satu ini.
Nga lama dateng juga dokternya dengan langkah yang sedikit tergesa2. Perawakannya nga begitu tinggi dengan tubuh yang terlihat sedikit kurus. Kulitnya tampak putih sedikit pucat, menandakan dokter ini lebih banyak menghabiskan waktunya diruang prakteknya yang nyaman ini. Dan membuat gwa sedikit tersenyum, rambut dokter ini lumayan ngondrong sedikit menutupi lehernya, membuat dokter itu tampak mirip dengan alm. Chrisye.
"Maaf ya, kalo kelamaan nunggunya. Tadi saya musti bacain hasil pemeriksaan darah pasien saya disebelah" terangnya tanpa diminta, dengan senyum ramahnya.
"Oh, nga apa2 dok." sahut gwa.
"Ok, hmm, saudara Lucky Ismine, apa nih keluhannya?" tanyanya tanpa basa-basi lagi sambil melihat kertas resume gwa.
"Ini dok, beberapa minggu ini saya susah banget tidurnya kalo malem. Tambahan perut saya ini nga pernah enak, rasanya seperti kembung dan begah gitu dok. Jadinya, makin susah aja saya buat tidurnya" gwa mulai menerangkan keluhan dibadan gwa.
"Hmmm, suka terasa sakit juga nga? Misalnya dihulu hati atau dilambung?" tanyanya lebih lanjut.
"Kadang2 aja sih dok. Tapi yang paling menganggu sih rasa kembung sama begahnya dok"
"Oke, coba saudara berbaring disitu, biar saya periksa lebih lanjut" sang dokter mempersilahkan gwa naik ke ranjang periksanya.
Gwa lalu naik keatas ranjang itu dan menarik kaos gwa keatas. Lalu dokter tersebut mulai menekan bagian perut gwa, mendiagnosa sumber2 keluhan gwa.
"Punya penyakit maag?" tanyanya masih sambil menekan2kan tangannya disekitaran perut gwa.
"Iya dok, nah disitu dok yang nga enak" jawab gwa ketika tangannya menekan agak kekanan dari perut gwa.
"Ok, anda merokok?" tanyanya lagi.
"Iya dok"
"Hmm, mungkin ada baiknya mulai kamu kurang2i atau berhenti sama sekali ya. Kayaknya asam lambung anda tinggi nih" katanya ketika melihat gwa meringis2 saat tangannya menekan lambung gwa.
"Diusahakan dok" jawab gwa.
"Maaf, kalo pertanyaan saya agak menyinggung, tapi saya harap anda mau jujur jawabnya. Pernah make narkoba atau masih make sekarang ini?" tanyanya dengan ekspresi wajahnya yang ramah, sementara dia mulai memeriksa gwa dengan perangkat USGnya.
"Pernah dok, tapi sampai saat ini saya udah berenti makenya. Permanently" jawab gwa tanpa beban. Sungguh, keramahan dokter ini membuat gwa nyaman untuk bercerita apa adanya.
"Hmmm, bagus. Berarti anda saat ini udah nga pernah menjamah barang laknat itu lagi ya?" katanya memastikan, sementara matanya sambil memperhatikan layar monitor USGnya.
"Iya dok, nga lagi2 deh saya berurusan dengan barang jahanam itu. Kapok saya dok!" gwa mulai curcol, sementara gwa lihat Felisha yang duduk didepan meja dokter itu cuma senyum2 penuh arti kearah gwa.
"Oke, sekarang anda lihat kearah cursor yang saya tunjuk. Itu adalah empedu anda, dan yang nampak disitu empedu anda membengkak. Mungkin itu yang bikin perut anda suka berasa begah dan sebah. Empedu anda meradang, tapi saya nga melihat ada batu disitu. So far, masih baik2 aja keadaannya." dokter itu menjelaskan dengan jelas dan bisa gwa cerna.
"Owh, gitu ya dok. Terus untuk organ lainnya dok, kayak hati dan ginjal saya gimana?"
"Saya lihat sih baik2 aja ya. Kalo boleh saya tahu narkoba jenis apa yang kamu pake atau yang lebih dominan?"
"Putaw yang lebih dominan dok, kalo shabu nga terlalu banget"
"Pake jarum suntik?"
"Nga dok. Saya takut sama jarum suntik dok" jawab gwa dengan malu, sementara gwa lihat Felisha terkekeh dengerin jawaban gwa.
"Ahahahaha, bagus-bagus, berarti kamu terselamatkan sama ketakutan kamu dengan jarum suntik. Trus, udah berapa lama kamu make putaw dan shabu?"
"Kurang lebih 2 tahun dok. Tapi make putaw rutin tiap harinya ada setahunan dok, kalo shabunya paling nga seminggu sekali atau dua kali."
"Hmmm, lumayan lama juga ya. Ok, kalo yang saya lihat sih empedu anda yang bermasalah. Untuk hati dan ginjal sejauh ini aman2 aja. Apalagi anda nga make jarum suntik, jadi resiko kena hepatitis atau lebih parah HIV sedikit berkurang" kata dokter tersebut menyudahi pemeriksaannya.
"Kira2 saya perlu pemeriksaan lebih mendalam lagi nga dok? Misalnya meriksain darah saya?" tanya gwa.
"Kalo saya sih nga merekomendasiin sih. Tapi kalo anda merasa perlu, ya monggo saja" katanya sambil tersenyum ramah.
"Nga apa2lah dok, biar lebih tenang aja saya, biar sekalian diperiksain semua" kata gwa dengan yakin.
"Ya sudah, nanti anda bisa kesebelah buat ngambil sampel darahnya setelah ini" dokter itu mulai mengisi kertas resume gwa, "kalo boleh tahu, sudah berapa lama anda rehab?"
"Hmmm, kurang lebih satu bulan dok" jawab gwa.
"Oke, direhab dimana ya? Dan obat2an yang masih anda kosumsi apa aja ya?" tanyanya lagi.
"Maaf dok, saya ngerehab sendiri. Cold Turkey aja dok" jawab gwa sedikit malu.
"Owh, Cold Turkey? Wah, hebat banget anda ini. Pasti karena nyonya yang udah capek ngeliat anda kayak gitu ya, makanya jadi sanggup ngejalanin Cold Turkey?" dokter itu senyum2 sambil melirik kearah Felisha.
"Maaf dok, ini teman saya dok. Saya masih bujangan kok" sahut gwa sambil tersipu malu, sementara gwa lihat muka Felisha juga udah merah padam.
"Owh, maafkan saya, saya pikir tadi kalian ini pasutri." kata dokter itu dengan menyesal, tapi tetap aja senyumannya bikin gwa salah tingkah.
"Nga apa2 dok. Tapi emang bener juga sih kata dokter tadi, kalo nga karena dia mungkin saat ini saya masih make dok" kata gwa sambil melirik kearah Felisha.
"Wah, bagus itu. Berarti anda punya teman yang sangat perduli sama anda. Anda sangat beruntung, karena punya teman sebaiknya nona ini" kata sang dokter sambil membuat catatan dikertas resepnya. Sementara gwa sedikit kelabakan untuk menangkis cubitan2 Felisha yang hendak disarangkan ke pinggang gwa.
"Oke ini saya resepkan obat untuk radangnya ya. Nga perlu diterusin minum obatnya, kalo rasa sebah sama begahnya udah nga ngeganggu lagi. Trus, kalo untuk masalah maag kamu, ini saya resepin suspensi yang juga dijual bebas." ujar dokter itu lagi sambil menyerahkan resepnya pada gwa.
"Tapi dok, untuk masalah tidur saya ini gimana dok? Apa nga bisa dibantu sama obat tidur dulu untuk sementara waktu?"
"Hmm, kalo saya pribadi sih nga menyarankan obat2 tidur kayak gitu. Saya rasa sebaiknya anda nga lagi merokok apalagi ketika menjelang2 tidur. Apalagi kamu selama rehab khan nga make2 obat2an substitusi, jadi alangkah baiknya anda pertahanin untuk nga kena obat2an kayak itu"
"Tapi untuk darurat aja dok, untuk jaga2 kalo2 aja saya masih susah tidurnya? Boleh nga dok?" gwa sedikit memaksa.
"Baiklah, kalo anda yang memaksa. Tapi ini hanya untuk keadaan darurat aja ya. Saya resepin 3 butir aja, tapi ingat, hanya untuk darurat aja" dokter itu mewanti2 gwa dengan sangat.
"Iya dok, terimakasih"
"Ok, sebelumnya saya ingin menyatakan kekaguman saya atas usaha anda sendiri yang mampu melawan tegantungan anda dari narkoba. Tapi saya harap anda juga jangan cepat puas dengan yang telah anda lalui, karena kedepannya pun masih akan ada godaan untuk kembali make. Karena kadang masih ada kasus pecandu yang sudah bersih, tapi kembali make lagi karena masih bergaul dengan lingkungan lamanya. Semoga anda bisa menjauhi lingkungan anda tersebut ya"
"Iya dok, saya paham itu. Sampai saat ini sih, saya udah ngejauhin lingkungan lama saya ini dan nyibukin diri saya sama kerjaan saya. Makanya saya beruntung banget punya temen2 yang terus mensupport saya untuk nga balik make lagi" ujar gwa sambil melirik ke Felisha.
"Syukurlah kalau anda memahaminya. Inget ya mbak, kalo sampe ketahuan lagi masnya ini make2 lagi, langsung dilempar lagi aja kekamar dan dikonciin kayak waktu pertama kali dia di Cold Turkey. Jangan pernah segan2 mbak kalo sama pecandu, biasanya mereka itu banyak retorikanya" dokter itu mewanti2 Felisha.
"Iy..iya dok" jawab Felisha gugup, karena tiba2 aja diajakin ngobrol sama dokter itu.
"Ohiya dok, kira2 apa yang musti saya pantang untuk keluhan perut saya ini?"
"Rokok, kalo dapet anda berhentiin deh. Trus makanan2 pedes, yang banyak mengandung gas, terlalu berminyak dan konsumsi dagingnya untuk sementara dikurangin dulu. Banyak2 minum air putih, itu bagus untuk anda. Ohiya, kalo dapet mulai rutin olahraga, sesuai dengan minatnya, mudah2an itu bisa nambah anda capek pas malemnya, sehingga jadi gampang tidur"
"Ok dok, terimakasih banyak" ujar gwa sambil berpamitan keluar dari ruang prakteknya.
"Inget ya mas, jangan kejeblos lagi kedalam lubang yang sama."
Gwa dan Felisha meninggalkan ruang prakteknya, menuju ruang sebelahnya untuk ngambil sampel darah gwa. Kalo nga salah inget sih, salah satu lab yang ngetop di kota ini buka cabangnya diklinik dokter ini praktek. Jadi, apa salahnya sekalian aja gwa meriksain darah gwa di lab ini. Gwa serahin surat pengantar dari dokter tadi pada petugas yang ngejaga di lab tadi, untuk jenis pemeriksaan darah yang akan gwa jalanin nantinya.
Sambil nungguin petugasnya mempersiapkan jarum suntik untuk ngambil darah gwa, nga lupa gwa nyuruh Felisha untuk nga jauh2 dari gwa. Sumpah deh, kalo udah urusan ngambil2 darah kayak gini, nyali gwa mendadak hilang entah kemana. Tapi khan gwa musti ngejalaninnya, biar gwa tapi lebih jauh lagi apakah gwa punya penyakit yang nga terdeteksi lewat pemeriksaan dokternya tadi.
"Fel, sini dong, duduknya jangan jauh2 gitu knapa?" bisik gwa sambil manggil Felisha.
"Ish, knapa sih?" protesnya juga sambil berbisik, tapi tetap aja nyamperin gwa.
"Sini duduk disebelah gwa" pinta gwa sambil berbagi kursi ini untuk kita berdua.
"Hihihihi, takut ya?" Felisha tampaknya mulai mengerti dengan maksud gwa ini.
"Ck, udah deh, nga usah ngeledek." omel gwa sambil megangin sebelah tangannya erat2.
Felisha memajukan bibirnya ngeledekin gwa dan gwa cuma tersenyum kecut aja ketika petugas lab tersebut mendekati gwa dengan jarum suntik ditangannya. Dan tampaknya mas2 petugas itu nga terlalu aneh ngeliat gwa yang keliatan panik ini. Pasti dia udah terbiasa ngeliatin orang dewasa yang takut sama jarum suntik.
"Tenang ya mas, jangan dikakuin gitu tangannya. Biar saya gampang ngambil darahnya" kata petugas itu ketika menarik tangan kanan gwa.
"Iy..iyaaaa..." kata gwa sedikit takut, "pelan2 ya mas..."
Lalu tanpa malu2 lagi, gwa pinjam bahu Felisha dan membenamkan wajah gwa disitu. Dan gwa coba melemaskan bagian tangan kanan gwa itu agar proses pengambilan darahnya bisa berjalan dengan lancar dan nga menyakitkan gwa. Lalu gwa bisa merasakan jarum itu mulai menembus kulit bagian siku dalam lengan gwa untuk mencapai nadi gwa. Dan gwa bisa merasakan jarum itu mulai menarik keluar darah gwa sesuai keperluannya untuk pemeriksaan lab nantinya. Nga terlalu lama prosesnya, sampai gwa rasakan petugas lab tersebut mencabut jarum suntiknya dan menutup lubangnya dengan kapas steril.
"Isshhh, sakit banget Luckyyy" keluh Felisha dengan suara tertahan sambil melepaskan tangan gwa yang ternyata tanpa sadar daritadi meremas bahunya dengan kencang.
"Owh, maaf, maaf ya Fel" ujar gwa salah tingkah.
Felisha nga ngejawab, dia cuma meringis kesakitan sambil megangin bahunya yang gwa remas tadi. Duh, malu2in banget dah gwa. Entah musti berapa banyak lagi sih gwa musti mempertontonkan kekurangan2 gwa ini dihadapan dia?

"Ini kurang lebih 3 atau 4 hari lagi ya hasil labnya. Jangan lupa diisi nomer telpon yg bisa dihubungi disini ya mas" petugas itu menyerahkan selembar formulir pada gwa.
Setelah menyelesaikan semua urusan administrasi disitu, gwa dan Felisha mulai meninggalkan tempat praktek dokter ini. Gwa lihat Felisha masih sibuk aja ngusap2in bahunya yang tadi gwa remas tanpa sadar. Duh, pasti sakit banget deh rasanya.
"Maaf ya Fel, gwa nga sengaja tadi" kata gwa kembali meminta maaf.
"Iya nga apa2 Ky" jawabnya sambil tersenyum tulus.
"Sini gwa pijitin, biar ilangan dikit sakitnya" kata gwa sambil coba mijitin bagian bahunya yang sakit itu.
"Udah, nga usah. Ini juga dah enakan kok" tolaknya dengan halus.
"Hehehehe, gwa katrok ya Fel, kayak anak kecil masih takut aja sama jarum suntik"
"Ah, nga masalah kok Ky. Justru gara2 kamu takut sama jarum suntik, kamu jadi nga nyoba2 make putaw dengan jarum suntik. Ya khan?" jawabnya seolah nga terganggu dengan kekurangan gwa ini.
"Iya Fel, bener banget" gwa mengiyakan.
Kadang diantara kekurangan kita ini justru malah jadi penyelamat dari hal2 yang pada akhirnya akan membahayakan nyawa kita sendiri. Dan ketakutan gwa selama ini dengan jarum suntik, secara nga langsung menghindari gwa dari resiko mematikan akibat memakai putaw dengan cara disuntik. Ketika hal ini telah terlewati, gwa baru menyadari kalo Tuhan udah nyelametin gwa dengan caraNya tersendiri dan kadang terasa begitu misterius. Terima kasih Tuhan.

Dan dengan caraNya yang sama misteriusnya, Tuhan menghadirkan seorang bidadari yang begitu tulus mendampingi gwa dalam keadaan susah kayak gini. Seorang bidadari yang semakin hari semakin cantik saja dimata gwa dan nga bisa gwa abaikan begitu saja kehadirannya dalam hidup gwa saat ini. Tuhan, apakah Engkau mengizinkan gwa untuk bisa memilikinya lebih dari seorang sahabat?
sormin180 memberi reputasi
1
Kutip
Balas