- Beranda
- Stories from the Heart
Petrichor, A Lovely Story After Rain
...
TS
bekassr
Petrichor, A Lovely Story After Rain
Malam gan, ane udah lama mau bikin cerita disini, cuma ga kesampean terus, baru sekarang niatnya kesampean.
Ini cerita based on true life story of mine, cuma ada beberapa detail yang bakal ane tambah-tambahin sebagai pemanis cerita, komposisinya 80-20 lah, hehe.
Okay, i think i can start this now?
INDEX thanks to agan vanjipeng
Ini cerita based on true life story of mine, cuma ada beberapa detail yang bakal ane tambah-tambahin sebagai pemanis cerita, komposisinya 80-20 lah, hehe.
Okay, i think i can start this now?
INDEX thanks to agan vanjipeng

Spoiler for index:
Diubah oleh bekassr 12-08-2014 20:01
bukhorigan dan sunflower.id memberi reputasi
3
44.9K
292
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
bekassr
#148
Part 29
Malam itu seperti yang sudah direncanakan, Vivi menginap ditempatku. Vivi kini sudah terlelap disebelahku, setelah menghabiskan satu cup es yang kubelikan untuknya, dia heboh karena baru sekali merasakan brain freeze.
"Makanya makan es nya pelan pelan. Rakus banget kamu" kataku mengingatkannya sambil mencolekkan es krim ke hidungnya
"Kepala akuuu sakittt huaaaa" rengeknya
"Dasar anak kecil, kamu tempelin tuh lidah kamu ke dinding atas mulut kamu" saranku. Dia pun melakukannya.
"Eeh kok bisa ilang sakit kepalanyaa?" katanya terheran
"Ya makanya makannya pelan pelan dodol. Mana makannya sendiri aja lagi" kataku sambil memasang muka ngambek
"Yee kamunya ditawarin dari tadi sok nolak, gak ada penawaran dua kali weeek" ejek Vivi
Aku hanya bisa tertawa sambil kuusap usap kepalanya. Betapa aku sayang pada wanita ini. Sikapnya yang kekanak kanakan dan sedikit manja padaku membuatku ingin selalu melindunginya.
Malam itu insomnia yang kuderita setahun belakangan ini menghilang. Aku tertidur dengan lelap setelah puas memerhatikan peri cantik disebelahku.
Keesokan harinya pagi pagi sekali Vivi kembali ke kos kosannya. Katanya dia ada kelas pagi jam 10. Aku mengantarnya sampai ke parkiran. Hari itu, hatiku berat melepas kepergian Vivi.
Setelah Vivi pergi, aku melakukan rutinitas ku seperti biasa. Membereskan apartemen lalu kuliah siang harinya. Sore selepas kuliah yang melelahkan, aku jemput Vivi di kampusnya. Kami makan bersama setelah itu kuantar Vivi kembali ke kos kosannya.
Dari kos kosan Vivi aku menuju ke gi, tempat aku dan Putri akan bertemu. Aneh, padahal kemarin aku merasa biasa biasa saja, tapi kenapa hari ini aku jadi sangat excited untuk bertemu dengan Putri?
"Put aku udah di parkiran, kamu dimananya?" Ku sms Putri segera setelah aku memarkirkan mobil
"Langsung aja ke foodcourt yan, aku udah disini" balasnya
Aku pun menuju tempat yang dimaksut Putri. Sesampainya disitu, hatiku meleleh lagi terpesona akan kecantikan Putri. Dia menyambutku dengan senyum mematikannya.
"Udah lama Put?" tanyaku basa basi
"Engga kok Yan, aku juga baru sampai" katanya
Sepanjang pertemuan itu, aku tak bisa melepaskan pandangan dari mata Putri. Mata yang dulunya membuatku jatuh cinta, senyum yang membuatku tergila gila. Bersama Putri aku lupa akan dunia.
Waktu menunjukkan pukul 10 malam. Banyak stand makanan yang mulai menutup tokonya. Aku dan Putri pun beranjak pergi.
Putri menolak ketika aku menawarkan untuk kuantar, dia lebih memilih untuk naik taksi.
Setelah kuantarkan Putri kebawah dan mendapatkan taksi, Putri memberiku sebuah kecupan di pipi. Kecupan yang sudah lama tak kurasakan. Kecupan yang membawa nyawaku dekat dengan surga.
"Makasih ya Iyan, Assalamualaikum" katanya lalu naik kedalam taksi
Setelahnya aku lalu menuju keparkiran untuk mengambil mobil. Wajah Putri masih melekat dalam benakku.
Ah! Aku lupa melihat handphoneku selama dengan Putri.
Kucek layar handphoneku. 3 sms dan 11 missed call. From: My Baby Vivian...
"Makanya makan es nya pelan pelan. Rakus banget kamu" kataku mengingatkannya sambil mencolekkan es krim ke hidungnya
"Kepala akuuu sakittt huaaaa" rengeknya
"Dasar anak kecil, kamu tempelin tuh lidah kamu ke dinding atas mulut kamu" saranku. Dia pun melakukannya.
"Eeh kok bisa ilang sakit kepalanyaa?" katanya terheran
"Ya makanya makannya pelan pelan dodol. Mana makannya sendiri aja lagi" kataku sambil memasang muka ngambek
"Yee kamunya ditawarin dari tadi sok nolak, gak ada penawaran dua kali weeek" ejek Vivi
Aku hanya bisa tertawa sambil kuusap usap kepalanya. Betapa aku sayang pada wanita ini. Sikapnya yang kekanak kanakan dan sedikit manja padaku membuatku ingin selalu melindunginya.
Malam itu insomnia yang kuderita setahun belakangan ini menghilang. Aku tertidur dengan lelap setelah puas memerhatikan peri cantik disebelahku.
Keesokan harinya pagi pagi sekali Vivi kembali ke kos kosannya. Katanya dia ada kelas pagi jam 10. Aku mengantarnya sampai ke parkiran. Hari itu, hatiku berat melepas kepergian Vivi.
Setelah Vivi pergi, aku melakukan rutinitas ku seperti biasa. Membereskan apartemen lalu kuliah siang harinya. Sore selepas kuliah yang melelahkan, aku jemput Vivi di kampusnya. Kami makan bersama setelah itu kuantar Vivi kembali ke kos kosannya.
Dari kos kosan Vivi aku menuju ke gi, tempat aku dan Putri akan bertemu. Aneh, padahal kemarin aku merasa biasa biasa saja, tapi kenapa hari ini aku jadi sangat excited untuk bertemu dengan Putri?
"Put aku udah di parkiran, kamu dimananya?" Ku sms Putri segera setelah aku memarkirkan mobil
"Langsung aja ke foodcourt yan, aku udah disini" balasnya
Aku pun menuju tempat yang dimaksut Putri. Sesampainya disitu, hatiku meleleh lagi terpesona akan kecantikan Putri. Dia menyambutku dengan senyum mematikannya.
"Udah lama Put?" tanyaku basa basi
"Engga kok Yan, aku juga baru sampai" katanya
Sepanjang pertemuan itu, aku tak bisa melepaskan pandangan dari mata Putri. Mata yang dulunya membuatku jatuh cinta, senyum yang membuatku tergila gila. Bersama Putri aku lupa akan dunia.
Waktu menunjukkan pukul 10 malam. Banyak stand makanan yang mulai menutup tokonya. Aku dan Putri pun beranjak pergi.
Putri menolak ketika aku menawarkan untuk kuantar, dia lebih memilih untuk naik taksi.
Setelah kuantarkan Putri kebawah dan mendapatkan taksi, Putri memberiku sebuah kecupan di pipi. Kecupan yang sudah lama tak kurasakan. Kecupan yang membawa nyawaku dekat dengan surga.
"Makasih ya Iyan, Assalamualaikum" katanya lalu naik kedalam taksi
Setelahnya aku lalu menuju keparkiran untuk mengambil mobil. Wajah Putri masih melekat dalam benakku.
Ah! Aku lupa melihat handphoneku selama dengan Putri.
Kucek layar handphoneku. 3 sms dan 11 missed call. From: My Baby Vivian...
Diubah oleh bekassr 15-07-2014 01:33
0