Sebisa mungkin aku menghindari interaksi dengan Putri. Hubungan kami semakin lama semakin renggang.

2 bulan berlalu sejak kejadian itu, tak sebiji smspun dari Putri masuk ke hp ku lagi. Disekolahpun aku dan Putri hanya berbicara jika ada perlu saja.

Sudah dua minggu penuh Putri tidak datang kesekolah, sering aku memerhatikan bangku kosong yang dua minggu ditinggali Putri, penuh pertanyaan, dan rasa rindu yang menyakitkan. Kemana Putri?

Sampai suatu hari, Deby, satu satunya teman dekat Putri yang kutahu mendatangiku. Deby ini asalnya dari kelas lain, jadi kami sama sekali belum mengenal satu sama lain. Aku tau Deby dari cerita cerita Putri dulu saat kami dekat.

"Rian kan?" sapa Deby dengan akrab, dia lalu memperkenalkan dirinya

"Ini ada titipan dari Putri" katanya sambil memberiku sebuah amplop kecil, kubuka isinya, ternyata itu puisi yang kubuatkan untuknya saat tugas Bahasa Indonesia kemarin

"Yan, Putri cerita banyak tentang kau, aku juga tau kau menjauhinya karena ada masalah apa. Aku bukan mau menggurui, tapi sebagai seorang sahabat, aku tau Putri beneran ada rasa sama kau. Putri itu punya banyak masalah yang menurutku terlalu kompleks buat dihadapi seorang anak yang masih SMA seperti kita. Tapi aku salut dengan Putri, kau juga tau kan dia selalu tampak riang didepan orang orang? Padahal hatinya sesak dengan masalah yang dihadapinya. Tapi sekuat apapun dia, pasti dia punya titik jenuh. Dia mengalihkan kejenuhannya dengan gaya hidup malamnya. Aku sebagai sahabat awalnya juga benci dengan dia yang seperti itu, tapi aku sadar, mungkin itu yang bisa buat senyumnya tetap bertahan, aku lama lama bisa menerimanya, dan tidak sembarangan lagi menilainya" kata Deby panjang lebar

"Kalau boleh aku kasih nasehat, kau harusnya terima dia apa adanya kalau memang benar benar sayang dengannya, belum tentu orang yang setiap hari sembahyang mengaji itu orang yang paling benar, belum tentu juga orang yang hobinya klabing jadi orang yang paling salah. Kalau memang kau sayang dia, kau juga harus sayangi kekurangannya"

Deby kemudian izin kembali kekelasnya, keren juga anak ini, masih kelas 2 SMA sudah bijak bukan buatan.

Tapi kata kata Deby banyak benarnya, kuresapi satu demi satu kata katanya tadi. Kenapa aku harus menjauhi Putri? Aku juga harus mengerti keadaannya, aku juga harus mampu mengubahnya, bukan malah menjauhinya. Ah menyesal aku baru menyadari hal hal seperti ini. Selama ini aku selalu berpikiran dengan mind set yang ada di masyarakat bahwa orang yang suka keluyuran malam adalah orang paling hina sedunia. Padahal nyatanya Putri selama ini sudah banyak mengerti keadaanku, dia bisa bangun suasana dengan keluargaku.

Aku benar benar menyesal saat itu. Sepulang sekolah akupun berniat mencari Putri, kerumahnya..