Malam harinya, pukul 9 malam aku pun menjemput Dika seperti janji yang telah kami buat siangnya.

Dia lalu menewarkan untuk membawa motor dan aku mengiyakan, saat itu aku belum tau kemana Dika akan mengajakku.

Sampai kami tiba di sebuah mall kawasan jalan Sudirman, kami pun masuk kedalam, mall sudah mulai sepi, toko toko sudah mulai tutup, Dika mengajakku naik ke lantai 2, kesebuah klub yang ada disitu.

Memasuki klub itu, dadaku berdentum dentum seiring irama beat yang dimainkan seorang disc jokey disitu, saat itu pukul 10 malam, hari rabu.

"Ngapainnya kau bawak aku kesini Dik? Keluarlah aku, pusing telingaku dengar musik kayak gini" kataku pada Dika ditengah euforia malam itu

"Kau mau buktikan? Aku mau nunjukkan aku bukan pembohong, yok ikut aku" kata Dika lalu berjalan ke bar, sampai dibar Dika memesan seloki tequila, aku belum paham benar soal minuman saat itu, jadi akupun memesan minuman yang sama.

"Bleegh, apanya yang kau kasih minum ke aku ni?" kataku pada Dika

"Tenang bro, biar naik sikit" jawabnya padaku

Aku heran dengan Dika, dia mengerti mengenai dunia malam juga, berarti dia anak hedon juga, lalu kenapa dia susah susah membawaku kesini untuk menunjukkan bahwa Putri seorang yang suka klabing?

"Aku gak mau kau salah pilih cewek bro, aku tau kau anak baik baik, aku kasihan sama kau kalau kau kena kerjai dia, aku udah lama kenal sama dunia kayak gini, kejam bro!" katanya seperti tahu isi pikiranku

"Kejam kejam tapi kau main juga kesini" umpatku

"Hehe udah ketagihan bro"

Aku menemani Dika di bar itu, seingatku dia sudah minum 5 loki, aku yang tidak menyukai minuman itu memilih menemaninya saja.

Pukul 12 lewat, kulirik jamku.

"Sabar bro, bentar lagi" kata Dika seperti mengetahui keresahanku, dia setengah mabuk kembali ketempat duduk setelah asik berjoget.

Tiba-tiba seluruh ruangan riuh bertepuk tangan setelah DJ mengumumkan bahwa DJ berikutnua adalah bintang tamu dari Jakarta.

"Kau perhatikan terus kearah booth tempat DJ itu ya" kata Dika

Akupun mengikuti kata-katanya. Saat itulah *degh* jantungku serasa mau copot, ditengah kerumunan itu, kulihat seorang gadis berbalut pakaian seksi sedang asik berjoget bersama seorang pria yang lebih tua darinya, Putri...

Dengan lemas akupun mengajak Dika keluar, seperti telah mengetahui, Dika pun menurut ajakanku.

Dia mengajakku duduk di lorong lokasi pintu keluar, ditawarinya aku rokok, akupun mengiyakan lalu mengisap rokok pertama kalinya dalam hidupku.

Setengah jam kemudian, aku melihat Putri keluar sambil berangkulan dengan pria tadi, mereka nampak bercengkrama sangat mesra. Bodohnya aku langsung menyukai seseorang yang bahkan belum kukenal dekat.

Sampai tiba saat mataku dan mata Putri bertemu, aku memberikan senyum padanya, senyum kegetiran akan cinta. Dia tertegun sejenak. Lalu memalingkan pandangannya seperti tidak melihatku.

Dika menepuk pundakku "Percaya sekarang kan?" Katanya

Aku menganggukkan kepala dengan lemas, Dika lalu mengajakku pulang kerumahnya karena aku sudah izin menginap dirumahnya. Kustarter motorku, lalu pulang dengan hati yang hancur seperti baru dihajar tinjuan Mohammad Ali secara bertubi tubi