- Beranda
- Stories from the Heart
Petrichor, A Lovely Story After Rain
...
TS
bekassr
Petrichor, A Lovely Story After Rain
Malam gan, ane udah lama mau bikin cerita disini, cuma ga kesampean terus, baru sekarang niatnya kesampean.
Ini cerita based on true life story of mine, cuma ada beberapa detail yang bakal ane tambah-tambahin sebagai pemanis cerita, komposisinya 80-20 lah, hehe.
Okay, i think i can start this now?
INDEX thanks to agan vanjipeng
Ini cerita based on true life story of mine, cuma ada beberapa detail yang bakal ane tambah-tambahin sebagai pemanis cerita, komposisinya 80-20 lah, hehe.
Okay, i think i can start this now?
INDEX thanks to agan vanjipeng

Spoiler for index:
Diubah oleh bekassr 12-08-2014 20:01
bukhorigan dan sunflower.id memberi reputasi
3
44.9K
292
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
bekassr
#40
Part 11
"Put, mau gak jadi pacarku?" aku memberanikan diriku menyatakan perasaan pada Putri saat aku dan dia dalam perjalanan menuju kerumahnya
"...." dia hanya diam membisu
"Put?" tanyaku sekali lagi
"Ntar didepan ada belokan ambil kiri ya" katanya menunjukkan jalan tanpa menggubris kata kataku
"Nah udah sampai, masuk dulu yuk" ajak nya saat kami sampai didepan rumahnya, ini pertama kalinya Putri membolehkanku mengantarnya kerumah
Setiba didalam, dia mengajakku ke satu kamar, yaitu kamar neneknya
"Nek, Putri pulang" kata Putri pada neneknya yang terbaring didipan, lalu mengecup kening neneknya
"Putri bawa teman kesini, kenalin nek ini Rian, baru pindah dari Palembang"
Akupun menyalam tangan neneknya, neneknya hanya melihatku dan tersenyum sekilas, sesudahnya Putri mengajakku keluar dari kamar neneknya
"Nenek udah tua, sakitnya sering kumat, aku mau kamu maklumin kalau saat ini aku belum bisa nerima kamu untuk pacaran, aku gak mau gara gara kita pacaran nenek jadi terbengkalai, apalagi aku malu ngerepotin kamu kalau kalau nenek penyakitnya kumat" terang Putri padaku
Aku merasa sangat egois jika saja aku tetap memaksakan kehendakku saat itu
"Maaf ya Put, aku gak tau, maaf juga mengenai kejadian tadi, kamu kalau ada apa apa jangan segan minta tolong sama aku, sekali lagi maaf ya, pertanyaan aku dijalan tadi juga jangan kamu pikirin" kataku meminta maaf
"Iya Iyaaan, aku gak apa apa, aku malah senang ada orang yang sayang sama aku, kamu baik, kamu manis mau ada disaat aku butuh, sekali lagi makasih Iyan, maaf kalau aku gak bisa pacaran untuk saat ini" terang Putri tersenyum, tiba tiba dia memagut bibirku, aku terkejut namun kubalas pagutannya, setelah beberapa menit lalu dilepasnya pagutannya
"Ciuman terimakasih, hehe" jawabnya lalu memelukku
Akupun memahami situasi yang semakin awkward lalu meminta izin pulang kepada Putri.
Sampai dirumah akupun tak berhenti berhenti memikirkan gadis itu, ah biar saja aku tidak dapat memilikinya sekarang, aku juga harus melihat keadaan, yang penting aku dan Putri sekarang semakin dekat, aku yakin dia jodohku, pikirku saat itu.
Keesokan harinya Putri tidak masuk sekolah, pesan singkatku pun tidak pernah dibalasnya, apa dia menjauhiku gara gara kejadian kemarin? Aku mulai menyesal mengambil tindakan gegabah
"Yan, aku lihat kau makin dekat aja sama Putri" kata Dika ditengah lamunanku
"Ah biasa aja Dik, teman biasa aja kok" kataku
"Ah sukurlah, aku kira kamu suka sama dia, aku bukan mau menjelekkannya, tapi sebagai temanmu aku mau kamu tau kalau Putri itu bukan anak baik-baik, aku dengar dari orang dia itu kerjanya keluyuran malam, malah ada yang bilang dia itu simpanan om om pejabat" kata Dika
"Jaga mulutmu Dik!" sentakku. Dia sedikit agak terkejut "Jangan membuat cerita yang tidak benar kalau kau belum tau apa apa tentang dia" sambungku
"Terserah sih kau mau percaya apa enggak" sahutnya tenang "Aku bisa menunjukkan padamu kalau dia itu anak dengan gaya hidup hedon, tapi kalau dia simpanan om pejabat aku juga gak percaya. Kalau mau bukti kau ikut aku nanti malam" katanya lagi
Akupun mengiyakan ajakannya, aku pun berpikiran tidak ada salahnya mengikutinya, toh kalau tidak benar aku bisa tenang sedikit. Tapi keputusan ini akan aku sesali nantinya
"...." dia hanya diam membisu
"Put?" tanyaku sekali lagi
"Ntar didepan ada belokan ambil kiri ya" katanya menunjukkan jalan tanpa menggubris kata kataku
"Nah udah sampai, masuk dulu yuk" ajak nya saat kami sampai didepan rumahnya, ini pertama kalinya Putri membolehkanku mengantarnya kerumah
Setiba didalam, dia mengajakku ke satu kamar, yaitu kamar neneknya
"Nek, Putri pulang" kata Putri pada neneknya yang terbaring didipan, lalu mengecup kening neneknya
"Putri bawa teman kesini, kenalin nek ini Rian, baru pindah dari Palembang"
Akupun menyalam tangan neneknya, neneknya hanya melihatku dan tersenyum sekilas, sesudahnya Putri mengajakku keluar dari kamar neneknya
"Nenek udah tua, sakitnya sering kumat, aku mau kamu maklumin kalau saat ini aku belum bisa nerima kamu untuk pacaran, aku gak mau gara gara kita pacaran nenek jadi terbengkalai, apalagi aku malu ngerepotin kamu kalau kalau nenek penyakitnya kumat" terang Putri padaku
Aku merasa sangat egois jika saja aku tetap memaksakan kehendakku saat itu
"Maaf ya Put, aku gak tau, maaf juga mengenai kejadian tadi, kamu kalau ada apa apa jangan segan minta tolong sama aku, sekali lagi maaf ya, pertanyaan aku dijalan tadi juga jangan kamu pikirin" kataku meminta maaf
"Iya Iyaaan, aku gak apa apa, aku malah senang ada orang yang sayang sama aku, kamu baik, kamu manis mau ada disaat aku butuh, sekali lagi makasih Iyan, maaf kalau aku gak bisa pacaran untuk saat ini" terang Putri tersenyum, tiba tiba dia memagut bibirku, aku terkejut namun kubalas pagutannya, setelah beberapa menit lalu dilepasnya pagutannya
"Ciuman terimakasih, hehe" jawabnya lalu memelukku
Akupun memahami situasi yang semakin awkward lalu meminta izin pulang kepada Putri.
Sampai dirumah akupun tak berhenti berhenti memikirkan gadis itu, ah biar saja aku tidak dapat memilikinya sekarang, aku juga harus melihat keadaan, yang penting aku dan Putri sekarang semakin dekat, aku yakin dia jodohku, pikirku saat itu.
Keesokan harinya Putri tidak masuk sekolah, pesan singkatku pun tidak pernah dibalasnya, apa dia menjauhiku gara gara kejadian kemarin? Aku mulai menyesal mengambil tindakan gegabah
"Yan, aku lihat kau makin dekat aja sama Putri" kata Dika ditengah lamunanku
"Ah biasa aja Dik, teman biasa aja kok" kataku
"Ah sukurlah, aku kira kamu suka sama dia, aku bukan mau menjelekkannya, tapi sebagai temanmu aku mau kamu tau kalau Putri itu bukan anak baik-baik, aku dengar dari orang dia itu kerjanya keluyuran malam, malah ada yang bilang dia itu simpanan om om pejabat" kata Dika
"Jaga mulutmu Dik!" sentakku. Dia sedikit agak terkejut "Jangan membuat cerita yang tidak benar kalau kau belum tau apa apa tentang dia" sambungku
"Terserah sih kau mau percaya apa enggak" sahutnya tenang "Aku bisa menunjukkan padamu kalau dia itu anak dengan gaya hidup hedon, tapi kalau dia simpanan om pejabat aku juga gak percaya. Kalau mau bukti kau ikut aku nanti malam" katanya lagi
Akupun mengiyakan ajakannya, aku pun berpikiran tidak ada salahnya mengikutinya, toh kalau tidak benar aku bisa tenang sedikit. Tapi keputusan ini akan aku sesali nantinya
0