- Beranda
- Stories from the Heart
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
...
TS
luckyismine
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
Quote:
MESIN WAKTU
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
MINOR66
Quote:
Permisi agan dan aganwati
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.
Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.
Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa.
So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Quote:
Original Posted By mullupus►Tes tes... 1-2-3...
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa. So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Spoiler for Makasih buat cendolnya :
* * * C H A P T E R I * * *
Spoiler for INDEX:
MUKADIMAH
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
* * * C H A P T E R II * * *
Spoiler for INDEX:
THAT'S WHAT FRIEND ALL FOR
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 84 suara
Siapa yang jadi istri gwa saat ini?
Dinda
12%
Felisha
35%
Bebeb
5%
Megan Fox
23%
Semuanya salah
26%
Diubah oleh luckyismine 05-04-2017 18:38
sormin180 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
356K
Kutip
1.7K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
luckyismine
#880
NEVER SURRENDER
Out in the streets inspiration comes hard
The joker in the deck keeps handin' me his card
Smilin' friendly he takes me in
Then breaks my back in a game I can't win
Jivin', hustiln', what's it all about?
Everybody always wants the east way out
Thirty golden pieces for the Judas kiss
What's a nice boy doin' in a place like this?
Never Surrende, keep your dreams alive
Never Surrender, hold your head up high
Modern apathetics; you got plenty of nothing to say
Some are born to follow: some will make their own way
Today you found a hero tomorrow you'll forget
You're lookin' for convenient truth you haven't found it yet
You don't make commitments no time for regrets
Easy come and easy go and easy to forget
You don't ever take responsibility
Don't you know that part of you is part of me
Never Surrender, it's easier said than done
But you go to finish what's already begun
Never, that's forever, seems like such a long time
But I only got one life to live - It's gonna be mine
Never Surrender, we cannot be denied
Never Surrender, spread your wings and fly
The joker in the deck keeps handin' me his card
Smilin' friendly he takes me in
Then breaks my back in a game I can't win
Jivin', hustiln', what's it all about?
Everybody always wants the east way out
Thirty golden pieces for the Judas kiss
What's a nice boy doin' in a place like this?
Never Surrende, keep your dreams alive
Never Surrender, hold your head up high
Modern apathetics; you got plenty of nothing to say
Some are born to follow: some will make their own way
Today you found a hero tomorrow you'll forget
You're lookin' for convenient truth you haven't found it yet
You don't make commitments no time for regrets
Easy come and easy go and easy to forget
You don't ever take responsibility
Don't you know that part of you is part of me
Never Surrender, it's easier said than done
But you go to finish what's already begun
Never, that's forever, seems like such a long time
But I only got one life to live - It's gonna be mine
Never Surrender, we cannot be denied
Never Surrender, spread your wings and fly
TRIUMPH
Spoiler for NEVER SURRENDER:
Quote:
"Lo, mau ngapain Jim?" tanya Ridho sambil mandangin gwa dengan aneh gitu.
"Ya gwa mau kerja lah hari ini. Emang lo pikir gwa mau ngapain pagi2 gini udah rapi?"
"Ebuset, muke lo aja masih pucet kayak zombie gitu, make sok2an mau kerja lagi hari ini. Kagak dah, kagak!" tolak Ridho sungguh2.
"Lah, terus gwa ngapain dong hari ini? Gwa musti leyeh2 lagi dikamar, gitu?" tanya gwa sedikit kesal.
"Ya pokoknya lo santai2 aja lah dulu. Paling nga kalo stamina lo udah cakep bener, silahkan deh kalo lo mau kerja lagi"
"Oke sekarang lo pilih aja deh Dho, gwa hari kerja apa gwa ntar siang beli putaw lagi!" ancam gwa.
"Lha, ini konci motor lo aja masih sama gwa kok?" timpal Ridho sambil senyum penuh kemenangan gitu.
"Emang ngaruh Dho? Gwa masih bisa jalan kaki kok sampe depan sana, dompet gwa juga masih ada isinya, gwa masih bisa naik omprengan buat ke tempat BDnya. Apa susahnya sih?" jawab gwa.
"Ya udah sini, gwa pegang dompet lo! Siniin!" Ridho mengulurkan tangannya, kayaknya gwa emang nga diijinin kerja sama tuh bocah.
"Nih, lo pegang nih dompet gwa. Tapi asal lo tau aja ye, gwa masih bisa ngutang sama tuh BD" ancam gwa lagi, padahal mah BD manapun nga bakal ada yang mau ngasih utangan putaw ke pasien2nya.
"Aaahhh, kampret lo Jim! Mau lo apa sih?" sentak Ridho sambil mendorong dompet gwa yang diacungin kearahnya.
"Gwa cuma mau kerja lagi Dho! Gwa udah nga betah musti leyeh2 aja dikamar. Gwa udah sehat sob, lo liat khan kemaren gwa udah bisa jalan2 keliling2 kampung? Gwa butuh kesibukan biar pikiran gwa nga ke putaw lagi Dho!" gwa ngasih alasan yamh sebenernya ke Ridho.
"Masa' sih Jim, gwa pikir begitu sembuh, lo nga pengen make lagi?" tanya Ridho seperti nga percaya.
"Asal tahu aja Dho, ini rahang gwa dari pagi rasanya pegel banget tauk. Bawaannya kayak pengen ngedrag lagi aja gwa. Tambahan lagi dihidung gwa ini berasa banget wangi2nya asep etep. Udahlah Dho, lo kalo emang ngerasa temen gwa, lo ijinin hari ini gwa kerja. Ya Dho, ya?"
"Kampret lo Jim, emang pala batu banget lo! Nih, lo ke B*N yang deket2 sini aja, nih berkas2nya. Ntar abis makan siang gwa juga mampir kesono, sambil liat2 keadaan lo. Tapi kalo lo knapa2 nanti disono, lo telpon gwa yak?" Ridho ngeluarin beberapa map berkas dan nyerahin ke gwa.
"Aahhh, lo emang sohib gwa banget Dho. Makasih banget Dho" gwa menerima map2 tersebut dengan penuh suka cita, "ohiya Dho, gwa mau bilang terimakasih sama lo dan juga Maya, udah pada nolongin gwa kemaren2 ini. Gwa utang banyak sama lo berdua. Ohiya, sekalian gwa minta maaf juga kalo kelakuan gwa sampe norak2 gitu. Ya Dho, ya"
"Hehehehehe, santai aja Jim. Gwa bisa ngeliat lo kayak gini aja udah seneng banget kok. Pokoknya kalo lo masih pengen kita temenan terus, lo musti bisa bener2 ngelupain barang haram jadah itu. Lo musti bisa Jim" Ridho menepuk2 bahu gwa lalu merangkulnya dengan hangat.
"Iya Dho, gwa janji akan ninggalin total hal2 yang berbau mabok2an. Sekarang waktunya gwa balik ke bumi Dho, karena emang di bumi lah tempat tinggal gwa, bukan di bulan. Ok lah, gwa brangcuts dulu sob" gwa ngeloyor menuju motor gwa.
"Woi, nih konci motor lo. Lo pikir mau lo tuntun2 motor lo sampe B*N?" Ridho melempar kunci motor kearah gwa.
********************************
Hari itu, hari senin, gwa memutuskan untuk kembali kerja. Gwa ngerasa badan gwa udah enakan, dalam artian gwa masih ngerasain muka gwa masih nga enak, badan masih lemes, keringat yang masih mengucur diwajah dan kuduk gwa sekarang ditambah sama sensasi nga enak dirahang gwa. Tapi overall, gwa bisa nahanin semua itu, nga seperti ketika pada hari pertama gwa ngejalanin proses rehab. Gwa udah bisa jalan, walau kadang2 masih berasa limbung. Tapi yang pasti gwa nga mau berdiam diri aja, karena yang gwa rasain saat itu keinginan gwa untuk kembali make masih terus mendesak2 alam bawah sadar gwa.
Yup, gwa masih terbayang2 dengan kenikmatan asap putih itu ketika gwa hisap melalui bong. Bahkan wanginya asap itu seperti tertinggal diindera penciuman gwa, seolah2 ada di hadapan gwa dan terus merayu2 gwa untuk kembali menghisapnya. Mungkin karena itulah rahang gwa rasanya aneh banget. Pokoknya absurd banget lah rasanya.
Pagi tadi, sebelum Felisha berangkat kerja, udah ngewanti2 gwa banget agar gwa tetep istirahat dulu dikamar gwa, sampai stamina gwa pulih banget. Emang sih waktu gwa ngaca sehabis mandi pagi itu, gwa lihat muka gwa masih pucet banget sementara kedua bibir gwa yang mengering udah pecah2 semua bahkan sebagian kulitnya udah mulai terkelupas. Padahal awalnya gwa mau mengutarakan niat gwa untuk mulai kerja ke Felisha pagi itu. Tapi ngeliat dia dengan seriusnya nyuruh gwa untuk tetap dikamar, tentu sambil melototin kedua matanya kearah gwa, akhirnya gwa urungkan untuk mengutarakan niat gwa itu. Dan gwa juga nga tega untuk nyuruh Felisha bolos kerja lagi, hanya untuk nemenin gwa ngebunuh rasa bosan ini sekaligus mengalihkan perhatian gwa dari rasa pengen make yang terasa mulai menganggu ini.
Makanya pas gwa pastiin Felisha udah keluar dari kamar kostnya buat berangkat kerja, gwa buru2 salin pakaian gwa dengan yang lebih rapi. Gwa tahu kalo yang gwa lakuin hari itu boleh dibilang nekad, tapi gwa harus lakuin. Karena sugesti yang tertinggal ternyata masih mengintai gwa untuk kembali make. Dan itu gwa nga mau!
Ketika gwa mulai melajukan motor gwa, emang masih berasa banget anehnya. Gwa ngerasa gamang banget ketika melajukan motor gwa diantara kendaraan2 disekitar gwa. Rasanya seperti ada yang pengen narik gwa dan membuat gwa jatuh dari motor, tapi sebisa mungkin gwa lawan rasa itu. Sehingga gwa pun menjalankan motor dengan perlahan2 dan hati2, yang penting gwa bisa sampai tujuan dengan selamat.
Ditempat kerja pun, keadaan gwa ini cukup menarik perhatian orang disekitar gwa. Terutama temen2 seprofesi yang udah mengenal gwa termasuk orang2 dikantor tersebut. Rata2 pada nanyain keadaan gwa yang kayak mayat hidup itu plus bibir gwa yang pecah2. Kebanyakan sih pada prihatin dan nyuruh gwa untuk nga masuk kerja sekalian, kalo kondisi gwa masih menyedihkan kayak gitu. Ahahaha, gwa yang dapet atensi kayak gitu cuma bisa nyengir2 kuda aja. Kalian pada nga tahu apa, kalo gwa tetep dikamar yang ada gwa bisa berangkat ke tempat BD dan make lagi.
Walaupun seharian itu rasanya menyiksa banget, tapi gwa bisa ngelewatinnya dengan lancar jaya. Gwa anggep keadaan gwa saat itu hampir sama kayak waktu gwa masih make, yang rasa nga enak dibadannya bisa gwa tahanin. Cuma emang rasa untuk nyelipin bong di kedua bibir dan ngisep asepnya, masih aja ngeganggu konsentrasi gwa. Tapi gwa tetap lawan terus rasa itu. Apalagi pas abis makan siang, Ridho beneran nonggol disitu. Jadinya gwa sedikit lebih tenang ngejalanin hari pertama gwa kerja, setelah ngerehab. Sumpah deh, temen gwa yang satu itu emang perhatiannya superb banget ke gwa.
********************************
Menjelang malem, gwa duduk leyeh2 dikursi panjang dari rotan sambil ditemani segelas es kelapa hijau dari Ridho dan sebatang rokok yang terselip dibibir gwa. Gwa udah seger setelah mandi tadi, walaupun udaranya masih berasa gerah dibadan. Entah ini masih dalam rangka detox yang bikin badan gwa masih aja keringetan, sehingga gwa memilih make kaos lama gwa yang kedua lengannya gwa gunting dan celana boxer yang biasanya gwa ake pas tidur aja. Asli gerah banget.
Padahal gwa sempet niat untuk berhenti ngerokok sekalian, mumpung selama ngerehab gwa nga nyolek2 sebatang rokokpun. Tapi ketika tadi sore gwa nyoba ngebakar sebatang rokok yang masih tersisa dibungkusnya dan menghisapnya, nikotin yang kembali mengalir ke paru2 gwa seolah2 bisa meredam sugesti gwa buat make. Gwa bisa sedikit tenang dan nga begitu tertekan sama sugesti yang seharian tadi menganggu gwa. Biarlah, gwa batal berenti ngerokok, asal bisa nenangin pikiran gwa ini.
Sebelumnya, nyokap abis nelpon gwa, yang nanyain kenapa gwa nga pulang kerumah kemarenan. Nyokap yang udah terbiasa ngeliat gwa dirumah tiap weekend, walaupun itu juga banyakan ngayapnya, tentu ngerasa was2 juga ketika tahu anaknya nga pulang kerumah. Berasa makin kangen aja gwa ditelponin sama nyokap kayak gitu. Tapi ngeliat keadaan gwa yang masih ancur2an kayak gini, terpaksa gwa ngebohongin nyokap kalo di kampus masih banyak tugas yang musti diselesaiin. Daripada gwa ngebikin nyokap gwa hancur hatinya ngeliat anaknya ternyata seorang pecandu dan lagi jalanin program detox, mau nga mau gwa jadi ngebohong. Maafin Lucky ya mah. Mudah2an minggu depan Lucky udah balik kerumah.
Selaginya gwa menikmati rokok diselingi menyesap es kelapa hijau ini, gwa bisa ngeliat cewek paling seksi dan semok dimata gwa selama ini, melangkah dengan anggunnya kearah gwa. Dengan pakaian kerjanya yang cukup sopan itu tapi justru menampakan dengan jelas lekuk2 tubuhnya, selalu membuat mata gwa ini nga pernah lepas2nya menggagumi pemandangan terindah yang ada dihadapan gwa ini. Apalagi melihat rambut hitam panjang bergelombangnya yang digerai lepas kebelakang yang bergoyang2 mengikuti irama langkahnya, menambah keindahannya dimalam itu. Haish...
"Ish, kamu kok ngeliatin aku kayak gitu sih? Ini juga, kok malah rokokan? Sayang tauk, dari kemaren kamu udah nga nyentuh2 rokok lagi?" sapanya dengan wajah jengah gitu, tapi juga sambil nyerocos ngomel2.
"Ya ampun, lo tuh ye. Dateng2 salam sama salim dulu kek, ini malah ngomel2 aja sih?!" sungut gwa ketika rokok gwa direbutnya dan dibuang.
"Emangnya sekalian berenti ngerokok nga bisa ya Ky?" tanyanya sambil menghempaskan tubuhnya duduk disamping gwa persis. Set dah, biasanya juga kalo duduk sebelah2an sama gwa, Felisha suka ngasih jarak gitu. Tapi malem ini dia tumben2an duduknya mepet bener ke gwa.
"Sebenernya pengen sih Fel, tapi nga tau kenapa pas gwa nyoba ngerokok lagi tadi, gwa berasa enakan dan tenangan dikit." kata gwa sambil nyalain sebatang rokok lagi.
"Emang badan kamu masih berasa nga enak gitu ya, sampe musti ditenangin lagi sama rokok?" tanyanya sambil ngegelungin rambut panjangnya itu keatas, mempertontonkan jenjang lehernya.
"Kalo badan sih dienak2in aja lah Fel, namanya juga udah resiko gwa make2 etep. Cuma rasa kangen makenya itu lho, seharian tadi ganggu konsentrasi kerja gwa aja" jawab gwa sambil ngelirik ke leher jenjangnya yang begitu menggoda itu.
"Ya ampun Lucky, jadi tadi itu kamu berangkat kerja juga ya? Bukannya kamu harusnya istirahat aja Ky? Ish, kamu tuh nga sayang sama badan sendiri sih?!" Felisha menatap gwa kaget gitu, dan kedua matanya melotot kearah gwa.
"Denger dulu dong penjelasan gwa Fel. Gwa juga pengennya sih istirahat aja dikamar. Cuma sugesti pengen make lagi tuh kenceng banget gwa rasain Fel. Daripada gwa silap2 mata trus berangkat ke ke tempat BDnya, mendingan gwa sibuk2in ajalah sama kerjaan gwa" gwa menjelaskan panjang lebar padanya.
"Jadi emang masih berasa gitu ya sugestinya, Ky? Aku pikir setelah kamu bisa ngelewatin semua ini, kamu udah bisa bersih total?" tanyanya sambil menatap dalam2 kearah gwa.
"Gwa pikir juga gitu Fel. Tapi ternyata seharian ini boleh dibilang gwa diganggu terus sama rasa kangennya. Dan kayaknya sampe kedepannya gwa masih musti berjuang lagi untuk ngilangin sugesti buat makenya Fel" keluh gwa.
"Ya ampun, kamu yang sabar2 aja ya, Ky. Harusnya tuh kamu kangennya sama aku aja, bukan sama barang sialan itu, Ky" ujarnya sambil senyum2 bodoh gitu lalu tangannya sambil ngusap2in punggung gwa.
Dan yang bikin gwa kaget adalah, ketika tangan Felisha yang tadinya mengusap2 punggung gwa ditautkan pada lengan kiri gwa dan menangkupkan telapak tangannya pada telapak tangan gwa. Sehingga jari jemari dikedua tangan kita saling bertautan. Lalu kepalanya disandarkan pada bahu gwa sambil sebelah tangannya lagi mengusap2 lengan gwa. Gwa yang nga nyangka diperlakukan kayak gitu cuma bisa terdiam terpaku, begitu juga dengan Felisha. Jujur dalam keadaan sadar kayak gitu, gwa sedikit gemeteran dan grogi juga.
Gwa ngerasa seperti ada perubahan dalam sikap Felisha terhadap gwa beberapa hari ini. Perubahan yang lumayan drastis dan sangat kentara banget dimata gwa. Perhatiannya sama gwa agak sedikit berlebih dari biasanya. Sikapnya yang biasanya kaku dan suka jaga2 jarak gitu, tapi di malam itu mulai sedikit berani dan atraktif, gelendotan ditangan gwa. Apa ini karena rasa simpatinya setelah dia ngeliat gwa berjuang dengan sungguh2 ngelawan sakawnya putaw, atau malah dia cuma kasihan aja ngeliat gwa yang masih harus berjuang terus ngelawan sugesti sakawnya? Sehingga Felisha merasa perlu untuk bersikap seperti ini, agar bisa menghibur dan menenangkan perasaan gwa belaka? Seperti halnya pada beberapa hari yang lalu, ketika Felisha justru memeluk gwa dengan hangatnya dari belakang dan membiarkan ngedusel di dadanya? Sebuah perlakuan yang rasanya bakal beresiko tinggi kalo diulang lagi dalam keadaan otak gwa lagi dalam keadaan normal seperti pada malam ini.
Hmmm, tinggal sentak dikit badannya dibantu sebelah tangan gwa yang bebas, tubuh mungil ini pasti langsung masuk dalam dekapan gwa. Trus gwa bisa sosor bibir mungilnya itu dan..... Ck, bukannya nanti malah kena tonjok lagi hidung lo? Masih nga kapok juga apa lo nyari2 kesempatan sama cewek sebaik dia? Tega lo ya, udah dibaik2in tapi malah kayak gitu balesannya?Halagh, hajar aja bray! Mao ditonjok atau dimaki2 tuh urusan belakang dah! Yang penting urusan dibawah perut bisa terselesaikan. Coba lo hitung, udah berapa lama dia mengkristal disitu? Emang mau lo jadiin batu akik nanti pas keluarnya? Geblek, pan masih ada Tari, Ky! Emang nga keren sih, tapi dia bisa jaga lo dari aib yang bakal lo dapetin nantinya. Emang masih betah aja lo jadi pecundang?!
"Ky, maaf ya, kalo kemaren2an aku udah lancang baca2 jurnal harian kamu" suara Felisha menghentikan pertempuran2 yang terjadi di otak mesum gwa ini.
"Eh...nggg, jurnal gwa? Ehem, iya, baru inget tuh gwa. Sampe abis nga bacanya waktu itu? Pasti pas gwa ketiduran lo lanjutin baca2 lagi khan? Iya khan?" berondong gwa, setelah sadar dari pertempuran kecil tadi.
"Ish, apaan sih kamu? Sok tau banget deh!" tampiknya dengan kedua pipinya yang bersemu merah sambil mencubit lengan gwa, tapi Felisha nga berani menatap mata gwa dalam2 untuk membuktikan bahwa dia nga ngebaca jurnal gwa sampai selesai. Bahkan untuk menghindar dari gwa dengan duduk menjauhpun nga bakal bisa, karena gwa makin mempererat tautan pada jari jemarinya sehingga dia mati kutu di sebelah gwa.
"Lah, kalo nga baca2 jurnal gwa sampe abis ngapain juga repot2 minta maaf? Ayooo???" entah kenapa gwa selalu suka ngegodain cewek satu ini.
"Tapi khan..." Felisha bener2 nga bisa jawab.
"Tapi kenapa Fel? Udah ah, lo nga usah bohong2 sama gwa lah. Khan gwa juga udah bilang sama lo, gwa nga keberatan jurnal gwa lo baca sampe habis. Gwa nga keberatan, lo jadi tahu siapa gwa dan cerita2 gwa dijurnal itu. Beneran Fel, gwa nga keberatan berbagi sama lo." kata gwa bersungguh2.
"Jadi kamu nga marah Ky?" tanyanya memastikan.
"Nga kok, santai aja gwa. Yang penting lo khan nga jadi geli sama gwa, gara2 tahu siapa gwa yang sebenernya. Lo nga jadi berubah sama gwa, itu udah lebih dari cukup kok" kata gwa.
"Kalo misalnya aku jadi berubah sama kamu emangnya kenapa, Ky?" tanyanya sambil menatap gwa penuh arti.
"Ya, kalo bisa jangan lah Fel, gwa udah nyaman dengan hubungan kita yang kayak gini. Kita ini udah lebih dari temen tauk, ngggg, mungkin udah kayak sodara kali kita. Ya nga sih Fel?" cerosos gwa.
"..........." Felisha nga jawab, tapi ketika gwa lihat matanya seperti ada sinar kekecewaan disitu.
"Tapi tolong jangan dimasukin ke hati ya, komentar2 gwa tentang lo yang ada dijurnal gwa. Anggap aja itu komentar2 geje dari salah satu fans lo" gwa melanjutkan ocehan gwa, apalagi pas inget2 kalo gwa sering menyandangkan istilah2 seksi, semok, bikin pusing kepala, dll padanya.
Felisha cuma tersenyum hambar mendengarkan ocehan gwa itu. Lalu dia melepaskan tautan tangannya pada gwa. Tapi masih tetap menyenderkan kepalanya dibahu gwa, hanya saja sekarang tatapannya diarahkan kebawah, pada kedua tangannya yang entah disibukkan dengan apa. Lalu kita terdiam lagi, sementara gwa sibuk berpikir keras dengan kata2 yang udah gwa lontarin selama ngobrol sama Felisha tadi. Gwa ngerasa kalo udah ngeluarin kata2 yang salah buat Felisha, tapi yang mana ya? Selama mengenal cewek yang terkenal moody ini, gwa jadi makin sensitif kalo tiba2 terjebak dalam suasana awkward kayak gini. Pasti ada sesuatu yang salah deh diantara kita.
"Jadi kamu udah nga sama Dinda lagi ya?" tanyanya dengan perlahan tanpa menatap gw.
"Iya Fel" jawab gwa dengan hati2 takut2 salah ngomong.
"Kenapa Ky, padahal kalian aku lihat serasi banget" timpalnya masih tetap dengan pandangannya kebawah.
Gwa menarik napas panjang, setidaknya gwa bisa menangkap arah pembicaraan ini mau dibawa kemana.
"Kalo lo udah baca semua jurnal gwa, lo pasti udah tau kenapa kita putus. Dan gwa juga males ngungkit2 masalah itu lagi." jawab gwa, yang emang nga minat ngebahas panjang lebar tentang putusnya gwa dari Dinda.
"Iya, aku ngerti Ky. Tapi boleh aku nanya satu hal lagi? Tapi kamu jangan marah ya?"
"Silahkan Fel"
"Apakah karena Dinda kamu jadi make?"
"Nga Fel, nga ada hubungannya sama sekali sama dia. Bukan dia biang kerok yang bikin gwa jadi pecandu"
"Oh...." cuma itu saja yang terdengar dari mulutnya, sambil kepalanya diangguk2an.
Lalu kita kembali terdiam disibukan dengan pikiran masing2. Tadi, gwa seperti mengerti kemana arah pembicaraan ini, tapi kini, gwa malah ngerasa bingung. Ah, sudahlah, ngobrol sama cewek moody kayak gini emang serba bingungin.
"Lucky...." suaranya memecahkan keheningan diantara kita.
"Ya Fel?"
Felisha mengangkat kepalanya dan matanya menatap gwa dalam2. Seolah2 Felisha sedang menyelami apa yang gwa sembunyikan dibalik mata gwa ini. Dibola matanya yang kecoklatan itu seolah jutaan bintang membuatnya berbinar terang membuat gwa nga bosan2nya menatapinya. Kadang tampak begitu terangnya, kadang begitu teduh seperti yang gwa rasakan pada malam itu. Dan lagi2 gwa nga ngerti dengan aksi saling tatap menatap kita pada malam itu.
"Ky, aku kekamar dulu ya. Badanku capek banget nih" dan itulah kata2 yang keluar dari mulutnya.
"Oh...ya, silahkan Fel" jawab gwa sedikit bingung ngeliat sikapnya ini.
Lalu Felisha berdiri dan melangkah kakinya dengan berat, seolah ada yang membebaninya disitu. Sementara kepalanya ditundukkan dalam2. Dan pintu kamarpun ditutup2nya rapat, bukan jadi kebiasaannya, apalagi kalo dia tahu masih ada gwa yang duduk2 didepan kamar kayak gini. Ah, sudahlah. Lalu gwa menyalakan sebatang rokok lagi.
"Ya gwa mau kerja lah hari ini. Emang lo pikir gwa mau ngapain pagi2 gini udah rapi?"
"Ebuset, muke lo aja masih pucet kayak zombie gitu, make sok2an mau kerja lagi hari ini. Kagak dah, kagak!" tolak Ridho sungguh2.
"Lah, terus gwa ngapain dong hari ini? Gwa musti leyeh2 lagi dikamar, gitu?" tanya gwa sedikit kesal.
"Ya pokoknya lo santai2 aja lah dulu. Paling nga kalo stamina lo udah cakep bener, silahkan deh kalo lo mau kerja lagi"
"Oke sekarang lo pilih aja deh Dho, gwa hari kerja apa gwa ntar siang beli putaw lagi!" ancam gwa.
"Lha, ini konci motor lo aja masih sama gwa kok?" timpal Ridho sambil senyum penuh kemenangan gitu.
"Emang ngaruh Dho? Gwa masih bisa jalan kaki kok sampe depan sana, dompet gwa juga masih ada isinya, gwa masih bisa naik omprengan buat ke tempat BDnya. Apa susahnya sih?" jawab gwa.
"Ya udah sini, gwa pegang dompet lo! Siniin!" Ridho mengulurkan tangannya, kayaknya gwa emang nga diijinin kerja sama tuh bocah.
"Nih, lo pegang nih dompet gwa. Tapi asal lo tau aja ye, gwa masih bisa ngutang sama tuh BD" ancam gwa lagi, padahal mah BD manapun nga bakal ada yang mau ngasih utangan putaw ke pasien2nya.
"Aaahhh, kampret lo Jim! Mau lo apa sih?" sentak Ridho sambil mendorong dompet gwa yang diacungin kearahnya.
"Gwa cuma mau kerja lagi Dho! Gwa udah nga betah musti leyeh2 aja dikamar. Gwa udah sehat sob, lo liat khan kemaren gwa udah bisa jalan2 keliling2 kampung? Gwa butuh kesibukan biar pikiran gwa nga ke putaw lagi Dho!" gwa ngasih alasan yamh sebenernya ke Ridho.
"Masa' sih Jim, gwa pikir begitu sembuh, lo nga pengen make lagi?" tanya Ridho seperti nga percaya.
"Asal tahu aja Dho, ini rahang gwa dari pagi rasanya pegel banget tauk. Bawaannya kayak pengen ngedrag lagi aja gwa. Tambahan lagi dihidung gwa ini berasa banget wangi2nya asep etep. Udahlah Dho, lo kalo emang ngerasa temen gwa, lo ijinin hari ini gwa kerja. Ya Dho, ya?"
"Kampret lo Jim, emang pala batu banget lo! Nih, lo ke B*N yang deket2 sini aja, nih berkas2nya. Ntar abis makan siang gwa juga mampir kesono, sambil liat2 keadaan lo. Tapi kalo lo knapa2 nanti disono, lo telpon gwa yak?" Ridho ngeluarin beberapa map berkas dan nyerahin ke gwa.
"Aahhh, lo emang sohib gwa banget Dho. Makasih banget Dho" gwa menerima map2 tersebut dengan penuh suka cita, "ohiya Dho, gwa mau bilang terimakasih sama lo dan juga Maya, udah pada nolongin gwa kemaren2 ini. Gwa utang banyak sama lo berdua. Ohiya, sekalian gwa minta maaf juga kalo kelakuan gwa sampe norak2 gitu. Ya Dho, ya"
"Hehehehehe, santai aja Jim. Gwa bisa ngeliat lo kayak gini aja udah seneng banget kok. Pokoknya kalo lo masih pengen kita temenan terus, lo musti bisa bener2 ngelupain barang haram jadah itu. Lo musti bisa Jim" Ridho menepuk2 bahu gwa lalu merangkulnya dengan hangat.
"Iya Dho, gwa janji akan ninggalin total hal2 yang berbau mabok2an. Sekarang waktunya gwa balik ke bumi Dho, karena emang di bumi lah tempat tinggal gwa, bukan di bulan. Ok lah, gwa brangcuts dulu sob" gwa ngeloyor menuju motor gwa.
"Woi, nih konci motor lo. Lo pikir mau lo tuntun2 motor lo sampe B*N?" Ridho melempar kunci motor kearah gwa.
********************************
Hari itu, hari senin, gwa memutuskan untuk kembali kerja. Gwa ngerasa badan gwa udah enakan, dalam artian gwa masih ngerasain muka gwa masih nga enak, badan masih lemes, keringat yang masih mengucur diwajah dan kuduk gwa sekarang ditambah sama sensasi nga enak dirahang gwa. Tapi overall, gwa bisa nahanin semua itu, nga seperti ketika pada hari pertama gwa ngejalanin proses rehab. Gwa udah bisa jalan, walau kadang2 masih berasa limbung. Tapi yang pasti gwa nga mau berdiam diri aja, karena yang gwa rasain saat itu keinginan gwa untuk kembali make masih terus mendesak2 alam bawah sadar gwa.
Yup, gwa masih terbayang2 dengan kenikmatan asap putih itu ketika gwa hisap melalui bong. Bahkan wanginya asap itu seperti tertinggal diindera penciuman gwa, seolah2 ada di hadapan gwa dan terus merayu2 gwa untuk kembali menghisapnya. Mungkin karena itulah rahang gwa rasanya aneh banget. Pokoknya absurd banget lah rasanya.
Pagi tadi, sebelum Felisha berangkat kerja, udah ngewanti2 gwa banget agar gwa tetep istirahat dulu dikamar gwa, sampai stamina gwa pulih banget. Emang sih waktu gwa ngaca sehabis mandi pagi itu, gwa lihat muka gwa masih pucet banget sementara kedua bibir gwa yang mengering udah pecah2 semua bahkan sebagian kulitnya udah mulai terkelupas. Padahal awalnya gwa mau mengutarakan niat gwa untuk mulai kerja ke Felisha pagi itu. Tapi ngeliat dia dengan seriusnya nyuruh gwa untuk tetap dikamar, tentu sambil melototin kedua matanya kearah gwa, akhirnya gwa urungkan untuk mengutarakan niat gwa itu. Dan gwa juga nga tega untuk nyuruh Felisha bolos kerja lagi, hanya untuk nemenin gwa ngebunuh rasa bosan ini sekaligus mengalihkan perhatian gwa dari rasa pengen make yang terasa mulai menganggu ini.
Makanya pas gwa pastiin Felisha udah keluar dari kamar kostnya buat berangkat kerja, gwa buru2 salin pakaian gwa dengan yang lebih rapi. Gwa tahu kalo yang gwa lakuin hari itu boleh dibilang nekad, tapi gwa harus lakuin. Karena sugesti yang tertinggal ternyata masih mengintai gwa untuk kembali make. Dan itu gwa nga mau!
Ketika gwa mulai melajukan motor gwa, emang masih berasa banget anehnya. Gwa ngerasa gamang banget ketika melajukan motor gwa diantara kendaraan2 disekitar gwa. Rasanya seperti ada yang pengen narik gwa dan membuat gwa jatuh dari motor, tapi sebisa mungkin gwa lawan rasa itu. Sehingga gwa pun menjalankan motor dengan perlahan2 dan hati2, yang penting gwa bisa sampai tujuan dengan selamat.
Ditempat kerja pun, keadaan gwa ini cukup menarik perhatian orang disekitar gwa. Terutama temen2 seprofesi yang udah mengenal gwa termasuk orang2 dikantor tersebut. Rata2 pada nanyain keadaan gwa yang kayak mayat hidup itu plus bibir gwa yang pecah2. Kebanyakan sih pada prihatin dan nyuruh gwa untuk nga masuk kerja sekalian, kalo kondisi gwa masih menyedihkan kayak gitu. Ahahaha, gwa yang dapet atensi kayak gitu cuma bisa nyengir2 kuda aja. Kalian pada nga tahu apa, kalo gwa tetep dikamar yang ada gwa bisa berangkat ke tempat BD dan make lagi.
Walaupun seharian itu rasanya menyiksa banget, tapi gwa bisa ngelewatinnya dengan lancar jaya. Gwa anggep keadaan gwa saat itu hampir sama kayak waktu gwa masih make, yang rasa nga enak dibadannya bisa gwa tahanin. Cuma emang rasa untuk nyelipin bong di kedua bibir dan ngisep asepnya, masih aja ngeganggu konsentrasi gwa. Tapi gwa tetap lawan terus rasa itu. Apalagi pas abis makan siang, Ridho beneran nonggol disitu. Jadinya gwa sedikit lebih tenang ngejalanin hari pertama gwa kerja, setelah ngerehab. Sumpah deh, temen gwa yang satu itu emang perhatiannya superb banget ke gwa.

********************************
Menjelang malem, gwa duduk leyeh2 dikursi panjang dari rotan sambil ditemani segelas es kelapa hijau dari Ridho dan sebatang rokok yang terselip dibibir gwa. Gwa udah seger setelah mandi tadi, walaupun udaranya masih berasa gerah dibadan. Entah ini masih dalam rangka detox yang bikin badan gwa masih aja keringetan, sehingga gwa memilih make kaos lama gwa yang kedua lengannya gwa gunting dan celana boxer yang biasanya gwa ake pas tidur aja. Asli gerah banget.
Padahal gwa sempet niat untuk berhenti ngerokok sekalian, mumpung selama ngerehab gwa nga nyolek2 sebatang rokokpun. Tapi ketika tadi sore gwa nyoba ngebakar sebatang rokok yang masih tersisa dibungkusnya dan menghisapnya, nikotin yang kembali mengalir ke paru2 gwa seolah2 bisa meredam sugesti gwa buat make. Gwa bisa sedikit tenang dan nga begitu tertekan sama sugesti yang seharian tadi menganggu gwa. Biarlah, gwa batal berenti ngerokok, asal bisa nenangin pikiran gwa ini.
Sebelumnya, nyokap abis nelpon gwa, yang nanyain kenapa gwa nga pulang kerumah kemarenan. Nyokap yang udah terbiasa ngeliat gwa dirumah tiap weekend, walaupun itu juga banyakan ngayapnya, tentu ngerasa was2 juga ketika tahu anaknya nga pulang kerumah. Berasa makin kangen aja gwa ditelponin sama nyokap kayak gitu. Tapi ngeliat keadaan gwa yang masih ancur2an kayak gini, terpaksa gwa ngebohongin nyokap kalo di kampus masih banyak tugas yang musti diselesaiin. Daripada gwa ngebikin nyokap gwa hancur hatinya ngeliat anaknya ternyata seorang pecandu dan lagi jalanin program detox, mau nga mau gwa jadi ngebohong. Maafin Lucky ya mah. Mudah2an minggu depan Lucky udah balik kerumah.

Selaginya gwa menikmati rokok diselingi menyesap es kelapa hijau ini, gwa bisa ngeliat cewek paling seksi dan semok dimata gwa selama ini, melangkah dengan anggunnya kearah gwa. Dengan pakaian kerjanya yang cukup sopan itu tapi justru menampakan dengan jelas lekuk2 tubuhnya, selalu membuat mata gwa ini nga pernah lepas2nya menggagumi pemandangan terindah yang ada dihadapan gwa ini. Apalagi melihat rambut hitam panjang bergelombangnya yang digerai lepas kebelakang yang bergoyang2 mengikuti irama langkahnya, menambah keindahannya dimalam itu. Haish...

"Ish, kamu kok ngeliatin aku kayak gitu sih? Ini juga, kok malah rokokan? Sayang tauk, dari kemaren kamu udah nga nyentuh2 rokok lagi?" sapanya dengan wajah jengah gitu, tapi juga sambil nyerocos ngomel2.
"Ya ampun, lo tuh ye. Dateng2 salam sama salim dulu kek, ini malah ngomel2 aja sih?!" sungut gwa ketika rokok gwa direbutnya dan dibuang.
"Emangnya sekalian berenti ngerokok nga bisa ya Ky?" tanyanya sambil menghempaskan tubuhnya duduk disamping gwa persis. Set dah, biasanya juga kalo duduk sebelah2an sama gwa, Felisha suka ngasih jarak gitu. Tapi malem ini dia tumben2an duduknya mepet bener ke gwa.

"Sebenernya pengen sih Fel, tapi nga tau kenapa pas gwa nyoba ngerokok lagi tadi, gwa berasa enakan dan tenangan dikit." kata gwa sambil nyalain sebatang rokok lagi.
"Emang badan kamu masih berasa nga enak gitu ya, sampe musti ditenangin lagi sama rokok?" tanyanya sambil ngegelungin rambut panjangnya itu keatas, mempertontonkan jenjang lehernya.
"Kalo badan sih dienak2in aja lah Fel, namanya juga udah resiko gwa make2 etep. Cuma rasa kangen makenya itu lho, seharian tadi ganggu konsentrasi kerja gwa aja" jawab gwa sambil ngelirik ke leher jenjangnya yang begitu menggoda itu.

"Ya ampun Lucky, jadi tadi itu kamu berangkat kerja juga ya? Bukannya kamu harusnya istirahat aja Ky? Ish, kamu tuh nga sayang sama badan sendiri sih?!" Felisha menatap gwa kaget gitu, dan kedua matanya melotot kearah gwa.
"Denger dulu dong penjelasan gwa Fel. Gwa juga pengennya sih istirahat aja dikamar. Cuma sugesti pengen make lagi tuh kenceng banget gwa rasain Fel. Daripada gwa silap2 mata trus berangkat ke ke tempat BDnya, mendingan gwa sibuk2in ajalah sama kerjaan gwa" gwa menjelaskan panjang lebar padanya.
"Jadi emang masih berasa gitu ya sugestinya, Ky? Aku pikir setelah kamu bisa ngelewatin semua ini, kamu udah bisa bersih total?" tanyanya sambil menatap dalam2 kearah gwa.
"Gwa pikir juga gitu Fel. Tapi ternyata seharian ini boleh dibilang gwa diganggu terus sama rasa kangennya. Dan kayaknya sampe kedepannya gwa masih musti berjuang lagi untuk ngilangin sugesti buat makenya Fel" keluh gwa.
"Ya ampun, kamu yang sabar2 aja ya, Ky. Harusnya tuh kamu kangennya sama aku aja, bukan sama barang sialan itu, Ky" ujarnya sambil senyum2 bodoh gitu lalu tangannya sambil ngusap2in punggung gwa.
Dan yang bikin gwa kaget adalah, ketika tangan Felisha yang tadinya mengusap2 punggung gwa ditautkan pada lengan kiri gwa dan menangkupkan telapak tangannya pada telapak tangan gwa. Sehingga jari jemari dikedua tangan kita saling bertautan. Lalu kepalanya disandarkan pada bahu gwa sambil sebelah tangannya lagi mengusap2 lengan gwa. Gwa yang nga nyangka diperlakukan kayak gitu cuma bisa terdiam terpaku, begitu juga dengan Felisha. Jujur dalam keadaan sadar kayak gitu, gwa sedikit gemeteran dan grogi juga.
Gwa ngerasa seperti ada perubahan dalam sikap Felisha terhadap gwa beberapa hari ini. Perubahan yang lumayan drastis dan sangat kentara banget dimata gwa. Perhatiannya sama gwa agak sedikit berlebih dari biasanya. Sikapnya yang biasanya kaku dan suka jaga2 jarak gitu, tapi di malam itu mulai sedikit berani dan atraktif, gelendotan ditangan gwa. Apa ini karena rasa simpatinya setelah dia ngeliat gwa berjuang dengan sungguh2 ngelawan sakawnya putaw, atau malah dia cuma kasihan aja ngeliat gwa yang masih harus berjuang terus ngelawan sugesti sakawnya? Sehingga Felisha merasa perlu untuk bersikap seperti ini, agar bisa menghibur dan menenangkan perasaan gwa belaka? Seperti halnya pada beberapa hari yang lalu, ketika Felisha justru memeluk gwa dengan hangatnya dari belakang dan membiarkan ngedusel di dadanya? Sebuah perlakuan yang rasanya bakal beresiko tinggi kalo diulang lagi dalam keadaan otak gwa lagi dalam keadaan normal seperti pada malam ini.

Hmmm, tinggal sentak dikit badannya dibantu sebelah tangan gwa yang bebas, tubuh mungil ini pasti langsung masuk dalam dekapan gwa. Trus gwa bisa sosor bibir mungilnya itu dan..... Ck, bukannya nanti malah kena tonjok lagi hidung lo? Masih nga kapok juga apa lo nyari2 kesempatan sama cewek sebaik dia? Tega lo ya, udah dibaik2in tapi malah kayak gitu balesannya?Halagh, hajar aja bray! Mao ditonjok atau dimaki2 tuh urusan belakang dah! Yang penting urusan dibawah perut bisa terselesaikan. Coba lo hitung, udah berapa lama dia mengkristal disitu? Emang mau lo jadiin batu akik nanti pas keluarnya? Geblek, pan masih ada Tari, Ky! Emang nga keren sih, tapi dia bisa jaga lo dari aib yang bakal lo dapetin nantinya. Emang masih betah aja lo jadi pecundang?!
"Ky, maaf ya, kalo kemaren2an aku udah lancang baca2 jurnal harian kamu" suara Felisha menghentikan pertempuran2 yang terjadi di otak mesum gwa ini.
"Eh...nggg, jurnal gwa? Ehem, iya, baru inget tuh gwa. Sampe abis nga bacanya waktu itu? Pasti pas gwa ketiduran lo lanjutin baca2 lagi khan? Iya khan?" berondong gwa, setelah sadar dari pertempuran kecil tadi.
"Ish, apaan sih kamu? Sok tau banget deh!" tampiknya dengan kedua pipinya yang bersemu merah sambil mencubit lengan gwa, tapi Felisha nga berani menatap mata gwa dalam2 untuk membuktikan bahwa dia nga ngebaca jurnal gwa sampai selesai. Bahkan untuk menghindar dari gwa dengan duduk menjauhpun nga bakal bisa, karena gwa makin mempererat tautan pada jari jemarinya sehingga dia mati kutu di sebelah gwa.
"Lah, kalo nga baca2 jurnal gwa sampe abis ngapain juga repot2 minta maaf? Ayooo???" entah kenapa gwa selalu suka ngegodain cewek satu ini.
"Tapi khan..." Felisha bener2 nga bisa jawab.
"Tapi kenapa Fel? Udah ah, lo nga usah bohong2 sama gwa lah. Khan gwa juga udah bilang sama lo, gwa nga keberatan jurnal gwa lo baca sampe habis. Gwa nga keberatan, lo jadi tahu siapa gwa dan cerita2 gwa dijurnal itu. Beneran Fel, gwa nga keberatan berbagi sama lo." kata gwa bersungguh2.
"Jadi kamu nga marah Ky?" tanyanya memastikan.
"Nga kok, santai aja gwa. Yang penting lo khan nga jadi geli sama gwa, gara2 tahu siapa gwa yang sebenernya. Lo nga jadi berubah sama gwa, itu udah lebih dari cukup kok" kata gwa.
"Kalo misalnya aku jadi berubah sama kamu emangnya kenapa, Ky?" tanyanya sambil menatap gwa penuh arti.
"Ya, kalo bisa jangan lah Fel, gwa udah nyaman dengan hubungan kita yang kayak gini. Kita ini udah lebih dari temen tauk, ngggg, mungkin udah kayak sodara kali kita. Ya nga sih Fel?" cerosos gwa.
"..........." Felisha nga jawab, tapi ketika gwa lihat matanya seperti ada sinar kekecewaan disitu.
"Tapi tolong jangan dimasukin ke hati ya, komentar2 gwa tentang lo yang ada dijurnal gwa. Anggap aja itu komentar2 geje dari salah satu fans lo" gwa melanjutkan ocehan gwa, apalagi pas inget2 kalo gwa sering menyandangkan istilah2 seksi, semok, bikin pusing kepala, dll padanya.

Felisha cuma tersenyum hambar mendengarkan ocehan gwa itu. Lalu dia melepaskan tautan tangannya pada gwa. Tapi masih tetap menyenderkan kepalanya dibahu gwa, hanya saja sekarang tatapannya diarahkan kebawah, pada kedua tangannya yang entah disibukkan dengan apa. Lalu kita terdiam lagi, sementara gwa sibuk berpikir keras dengan kata2 yang udah gwa lontarin selama ngobrol sama Felisha tadi. Gwa ngerasa kalo udah ngeluarin kata2 yang salah buat Felisha, tapi yang mana ya? Selama mengenal cewek yang terkenal moody ini, gwa jadi makin sensitif kalo tiba2 terjebak dalam suasana awkward kayak gini. Pasti ada sesuatu yang salah deh diantara kita.
"Jadi kamu udah nga sama Dinda lagi ya?" tanyanya dengan perlahan tanpa menatap gw.
"Iya Fel" jawab gwa dengan hati2 takut2 salah ngomong.
"Kenapa Ky, padahal kalian aku lihat serasi banget" timpalnya masih tetap dengan pandangannya kebawah.
Gwa menarik napas panjang, setidaknya gwa bisa menangkap arah pembicaraan ini mau dibawa kemana.
"Kalo lo udah baca semua jurnal gwa, lo pasti udah tau kenapa kita putus. Dan gwa juga males ngungkit2 masalah itu lagi." jawab gwa, yang emang nga minat ngebahas panjang lebar tentang putusnya gwa dari Dinda.
"Iya, aku ngerti Ky. Tapi boleh aku nanya satu hal lagi? Tapi kamu jangan marah ya?"
"Silahkan Fel"
"Apakah karena Dinda kamu jadi make?"
"Nga Fel, nga ada hubungannya sama sekali sama dia. Bukan dia biang kerok yang bikin gwa jadi pecandu"
"Oh...." cuma itu saja yang terdengar dari mulutnya, sambil kepalanya diangguk2an.
Lalu kita kembali terdiam disibukan dengan pikiran masing2. Tadi, gwa seperti mengerti kemana arah pembicaraan ini, tapi kini, gwa malah ngerasa bingung. Ah, sudahlah, ngobrol sama cewek moody kayak gini emang serba bingungin.
"Lucky...." suaranya memecahkan keheningan diantara kita.
"Ya Fel?"
Felisha mengangkat kepalanya dan matanya menatap gwa dalam2. Seolah2 Felisha sedang menyelami apa yang gwa sembunyikan dibalik mata gwa ini. Dibola matanya yang kecoklatan itu seolah jutaan bintang membuatnya berbinar terang membuat gwa nga bosan2nya menatapinya. Kadang tampak begitu terangnya, kadang begitu teduh seperti yang gwa rasakan pada malam itu. Dan lagi2 gwa nga ngerti dengan aksi saling tatap menatap kita pada malam itu.
"Ky, aku kekamar dulu ya. Badanku capek banget nih" dan itulah kata2 yang keluar dari mulutnya.
"Oh...ya, silahkan Fel" jawab gwa sedikit bingung ngeliat sikapnya ini.
Lalu Felisha berdiri dan melangkah kakinya dengan berat, seolah ada yang membebaninya disitu. Sementara kepalanya ditundukkan dalam2. Dan pintu kamarpun ditutup2nya rapat, bukan jadi kebiasaannya, apalagi kalo dia tahu masih ada gwa yang duduk2 didepan kamar kayak gini. Ah, sudahlah. Lalu gwa menyalakan sebatang rokok lagi.
sormin180 memberi reputasi
1
Kutip
Balas