- Beranda
- Stories from the Heart
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
...
TS
luckyismine
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
Quote:
MESIN WAKTU
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
MINOR66
Quote:
Permisi agan dan aganwati
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.
Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.
Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa.
So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Quote:
Original Posted By mullupus►Tes tes... 1-2-3...
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa. So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Spoiler for Makasih buat cendolnya :
* * * C H A P T E R I * * *
Spoiler for INDEX:
MUKADIMAH
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
* * * C H A P T E R II * * *
Spoiler for INDEX:
THAT'S WHAT FRIEND ALL FOR
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 84 suara
Siapa yang jadi istri gwa saat ini?
Dinda
12%
Felisha
35%
Bebeb
5%
Megan Fox
23%
Semuanya salah
26%
Diubah oleh luckyismine 05-04-2017 18:38
sormin180 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
356K
Kutip
1.7K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
luckyismine
#862
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
Spoiler for STILL THE SPIRIT CARRIES ON:
Quote:
Practically, udah sehari program rehab ini berjalan. Dan ternyata, rasa sakit itu belum juga hilang. Semua yang gwa rasain masih sama kayak kemaren. Sensasi dingin sampe ke tulang2, badan meriang panas-dingin, keringat mengucur dengan deras terutama di wajah dan kuduk gwa, perut yang mual bercampur mules dan seluruh sendi yang pada ngilu dan linu, juga kepala gwa yang masih berasa migren. Tapi mulai hari ini gwa coba nahaninnya sebisa mungkin, terutama nga pake acara norak2an kayak kemaren, karena ada Felisha disebelah gwa yang nemenin. Tengsin gwa kalo sampe kayak kemaren lagi kelakuannya. 
Sedikit banyak sampe siang gwa lumayan tertib nahanin rasa sakit yang mendera tubuh gwa. Nga lagi pake acara keluh kesah, apalagi sampe teriak2an. Paling sedikit gwa mengerang dengan ditahan2 ketika gwa nga bisa nahaninnya lagi, itupun gwa lakuin sambil nutupin muka gwa make bantal. Bahkan ketika gwa musti muntah atau BAB, gwa paksa2in berjalan ke kamar mandi sambil dipapah sama Felisha. Pokoknya gwa nga mau mempermalukan diri gwa lagi didepan Felisha.
Dan gwa lihat, Felisha pun cukup tabah ngeliat gwa yang menderita kayak gitu. Dia nga jadi panikan atau malah bawel nga jelas ngeliat keadaan gwa. Dia lebih banyak diam, tapi nga henti2nya menenangkan gwa sambil mengelus2 kepala atau punggung gwa. Dan hal ini ngebantu banget untuk ngebikin gwa jadi lebih tenang dan nyaman, seolah gwa dapet suntikan tenaga untuk ngelawan rasa sakit ini dari sikapnya itu.
Tapi selain itu gwa agak2 curiga juga sih, kalo semua ini adalah akal2annya Ridho yang ngebiarin Felisha nemenin gwa seharian. Secara Ridho itu lumayan paham sama sifat gwa, kalo gwa ini paling gengsian banget kalo di depan cewek. Kalo gwa orangnya banyakan jaimnya kalo didepan cewek, bisa ngendaliin sikap dan kelakuan gwa untuk nga norak. Seolah2 Ridho ngarepin, kalo gwa nga lagi2 bikin kelakuan geblek kayak kemaren sore. Sumpah dah, gwa sendiri sebenernya malu banget kalo inget2 kejadian kemaren itu, yang bisa lost control kayak gitu.
Dan terbukti, hampir seharian itu kelakuan gwa boleh dibilang manis banget.
********************************
Menjelang malem gwa terbangun, ketika merasakan serangan dingin yang kembali menusuk2 diseluruh tulang2 gwa. Ya, boleh dibilang seharian itu kerjaan gwa cuma tidur-bangun terus tidur-bangun lagi. Ketika udah kelelahan melawan rasa sakit, gwa kolaps begitu aja dan tertidur. Tapi begitu rasa sakit kembali menyerang, gwa kembali terjaga dan mulai berjuang lagi. Tapi saat itu gwa terjaga dengan kepala gwa diatas paha Felisha, sebelah tangannya dilingkari dileher gwa memeluknya dengan hangat. Sementara gwa lirik Felisha lagi asyik baca2 majalah, nga menyadari kalo gwa udah terbangun.
Entah udah berapa lama gwa dibiarkan tertidur diatas pahanya, tapi yang pasti gwa ngerasa nyaman banget. Walau rasa sakit ini kembali mendera tubuh gwa ini, gwa seperti mendapatkan suntikan tenaga dengan dipeluk seperti ini. Gwa kembali mengambil posisi meringkuk untuk melawan deraan rasa sakit ini. Gwa miringkan tubuh gwa, masih dengan kepala gwa diatas pahanya, dan gwa benamkan wajah gwa dalam2 keperutnya. Sementara kedua tangan gwa memeluk erat2 pinggangnya. Gosh, rasa sakit ini begitu mendera gwa, tapi ketika gwa bisa memeluk tubuhnya ini rasa nyaman yang gwa dapatkan seolah bisa membantu gwa lebih kuat lagi untuk melawannya. Please, biarkan gwa kayak begini Fel, gwa merasa nyaman banget.
Entah kenapa ketika gwa berada dalam posisi seperti ini, gwa jadi keingetan sama nyokap gwa. Gwa jadi teringat sama kebiasaan gwa yang suka tidur2an diatas paha nyokap, sementara nyokap gwa bersihin kuping gwa dengan cotton bud, kadang sambil bersihin rambut gwa sambil dielus2. Gwa selalu nyaman dengan perlakuan seperti itu, rasanya dunia begitu damai banget didada gwa. Mama, maafin Lucky ma, yang udah ngecewain mama. Lucky janji nga lagi2 nyentuh barang sialan itu! Lucky musti sembuh ma! Lucky harus sembuh! Damn! Gwa kangen banget sama nyokap gwa!
Nga terasa ketika gwa mengenang saat2 seperti itu dengan nyokap gwa, airmata gwa udah deres banget mengucur. Emang sih, dalam keadaan sakaw kayak gini airmata gwa ngucur tanpa alasan sama sekali. Tapi saat itu gwa yakin, airmata yang keluar adalah airmata penyesalan karena gimanapun juga gwa udah ngecewain nyokap gwa selama ini dengan kelakuan buruk gwa. Juga airmata kerinduan dari seorang anak yang merindukan sentuhan lembut dari ibunya, ketika lagi didera sakit seperti ini.
"Lucky, kamu kenapa?" tanya Felisha perlahan sambil mengusap2 kepala gwa.
Gwa cuma menggelengkan kepala gwa, sementara gwa makin membenamkan wajah gwa keperutnya dan makin erat memeluk pinggangnya. Gwa nga mau diliat sama Felisha kalo lagi nangis sesengukan kayak gini. Gwa malu keliatan cengeng dihadapannya.
Felisha masih terus mengusap2 kepala gwa dengan tangannya, sementara dia tetap membisu tanpa bersuara. Seolah Felisha bisa memahami dan memaklumi dengan apa yang terjadi pada gwa saat itu, dan membiarkan gwa memuntahkan segala perasaan gwa disitu. Sepertinya Felisha tahu dengan perasaan gwa yang lagi kacau balau saat itu.
"Lucky, kamu kenapa...???" tanya Felisha lagi sambil menarik kepala gwa, setelah beberapa lama dia larut dalam diamnya.
Gwa yang merasa belum puas meluapkan perasaan gwa ini coba tersenyum padanya seolah bilang, 'gwa nga apa2 Fel', sambil menggeleng2kan kepala gwa. Tapi Felisha seperti nga percaya dengan sikap gwa ini, dia terus ngeliatin wajah gwa dan menatap dalam2 mata gwa.
"Kamu nangis Ky?" tanyanya lagi dengan tatapannya yang berubah jadi sendu.
"Gwa kangen rumah Fel, gwa kangen nyokap..." lantas aja gwa mewek didepan Felisha.
"Lucky..." desahnya dengan matanya yang juga mulai berkaca2, mungkin terpengaruh sama tangisan gwa ini.
Sumpah, sebenernya gwa nga mau nangis2 kayak gini. Tapi begitu ngingetin perlakuan dia yang persis kayak nyokap gwa, yang begitu sabar nemenin gwa dikamar tanpa ada keluh kesah sama sekali, bener2 bikin gwa melting saat itu. Untuk perlakuan satu itu, gwa bener2 nga bisa jaim lagi.
"Lo jangan tinggalin gwa ya Fel, lo temenin gwa disini ya Fel?" pinta gwa sambil coba menguasai mewek gwa ini.
"Iya Ky, aku nga kemana2 kok. Aku disini aja kok, nemenin kamu." jawabnya dengan tegar, sambil menahan airmatanya untuk nga ikut2an jatug kayak gwa.
"Makasih ya Fel, lo udah repot2 buat gwa. Rasanya gwa nga bakalan kuat ngelewatin hari ini tanpa lo ada disini. Makasih ya Fel" ucap gwa yang udah bisa menguasai suasana mellow dihati gwa.
"Ssshhh...udah, aku ikhlas kok Ky. Kamu nga usah ngomong kayak gitu lagi ya?" hiburnya sambil mendekap kepala gwa dengan kedua tangannya, membuat gwa semakin tenang dan nyaman aja, "kamu makan dulu yuk, dari siang kamu khan belum diisi lagi perutnya Ky. Yuk"
"Entar dulu Fel, gwa masih pengen dipeluk kayak gini sama lo. Boleh khan Fel?" gwa yang ngerasa nyaman banget dengan posisi kayak itu seolah nga mau mengakhirinya cepat2.
Gwa lihat Felisha cuma menganggukkan kepala sambil tersenyum dengan tulusnya. Felisha malah memperbaiki sikap tubuhnya, mundur kebelakang dan menyenderkan tubuhnya yang mungil ke tembok. Sementara badan gwa sebagian ditarik semakin merapat ketubuh mungilnya itu dan menyandarkan kepala gwa ke dadanya. Gwa cukup kaget juga dengan perlakuannya itu, karena secara nga langsung wajah gwa jadi semakin berdekatan dengan wajahnya. Sehingga gwa bisa merasakan hembusan napasnya begitu dekat diwajah gwa dan senyuman ademnya yang merekah dari bibir mungilnya tampak begitu jelas dimata gwa.
Felisha melingkarkan tangannya rapat2 ke badan gwa, sehingga gwa bener2 merasakan kenyamanan yang teramat sangat disekujur tubuh gwa. Seolah2 rasa sakit ditubuh gwa saat itu bisa diusir dengan perlakuannya itu. Sehingga gwa bener2 nga pengen moment seperti itu berakhir. Gosh, sampai kapanpun gwa nga mau pelukannya ini dilepaskan.
"Kamu musti sembuh Ky, kamu musti sembuh" bisiknya dari belakang gwa, dan gwa bisa merasakan kalo Bibirnya mencium kepala gwa dari belakang.
****************************
Gwa terbangun ketika merasakan hangatnya sinar mentari pagi itu menerpa wajah gwa. Perlahan gwa buka kedua mata gwa dan mengumpulkan nyawa gwa ini. Gwa coba bangkit dari tidur gwa, tapi gwa ngerasain kepala gwa masih berat. Sementara gwa juga ngerasain pegel2 dibadan gwa. Tapi sensasi ngilu dan linu disendi gwa udah nga begitu menggigit lagi seperti yang gwa rasain seperti dua hari yang lalu. Walaupun belum terlalu hilang banget rasanya, tapi gwa bisa mengabaikannya. Cuma rasa dingin yang menjalar dikedua kaki gwa masih saja terasa. Tapi gwa rasanya udah sanggup untuk melawannya.
Jam setengah sembilan, kurang lebih waktu yang ditunjukan pada jam yang menempel di dinding kamar gwa. Gwa lihat nga jauh dari tubuh gwa berbaring ini, Felisha duduk bersimpuh dilantai lagi asyik ngebaca2 sebuah buku tebal dengan sampul warna hitam dengan posisi ngebelakangin gwa. Jadi secara nga langsung, dia nga menyadari kalo gwa udah terjaga dari tidur.
Astaga, itu bukannya jurnal harian gwa ya, yang lagi dibaca2 sama Felisha? Kok dia bisa nemuin sih? Lancang juga ya dia bisa ngoprek2in isi lemari gwa? Tapi sebelum gwa semakin dalam dengan pikiran2 jelek ini, gwa baru teringat, kalo gwa sempet nulis2 dijurnal gwa pas hari pertama ngerehab. Sial, pasti gwa waktu itu lupa ngumpetin lagi jurnal harian gwa ketempat persembunyiannya.
Sebenernya pengen banget gwa marah2 karena Felisha udah berani2an ngebaca jurnal gwa ini. Tapi itu salah gwa juga sih, yang lupa nyimpen balik buku itu ketempatnya. Selain itu, gwa rasanya juga nga tega buat marah2 karena itu, kalo ngingetin kebaikannya yang udah bela2in nemenin dan ngurusin gwa selama ngerehab ini. Gwa pasrah aja deh, rahasia2 hidup gwa ini dibaca sama Felisha. Anggaplah ini sebagai tanda terimakasih gwa yang udah ditolongin sama Felisha.
"Fel, gwa haus nih. Tolong ambilin gwa minum dong" pinta gwa dengan suara yang masih serak.
"Eh, Lucky, kamu udah bangun toh?" kagetnya sambil cepat2 menutup jurnal gwa dan melemparkannya begitu saja. Seperti maling yang ketangkep basah dan buang barang buktinya sembarangan.
"Ya ampun, kenapa lo buang kayak gitu sih buku gwa. Kasihan bener tuh buku" keluh gwa yang ngeliat sobat curcolan gwa itu dilempar dengan semena2 gitu.
"Eh...oh...ngggg... ini minumnya Ky." Felisha yang panik kelihatan salah tingkah, dia cepat2 ngambil gelas diatas meja dan menyorongkannya kearah gwa.
Gwa mengambil posisi duduk dan menyenderkan punggung gwa ketembok, lalu mulai menenggak air putih itu perlahan2. Sementara sebelah tangan gwa megangin pergelangan tangan Felisha yang seperti bergegas mau menjauhi gwa. Mungkin dia malu karena ketangkap basah lagi baca2 jurnal harian gwa itu.
"Lo mau kemana sih? Kok jadi kayak salting gitu sih sama gwa?" tanya gwa sambil senyum2 godain dia.
"Eh...nga, aku khan mau nyiapin sarapan buat kamu. Pasti kamu udah laper khan?" katanya masih dengan salah tingkah, sementara kedua pipinya memerah saking malunya.
"Udah santai aja kali, gwa tau lo lagi baca buku harian gwa. Terusin aja lagi, gwa nga keberatan kok. Lagian gwa belom laper banget sih" kata gwa dengan tenang, yang nga tega juga ngeliat dia makin salting kayak gitu.
"Tapi...aku khan..." Felisha nga nerusin kata2nya, mungkin dia bingung mau ngasih alasan yang tepat buat gwa.
"Ck, beneran Fel, nga apa2 kok. Udah terusin aja, pasti belum lo baca semua khan isinya? Dih, ambil tuh bukunya, kasihan tauk temen curcolan gwa disemena2in kayak gitu" gwa mendorong tangannya agar mau ngambil lagi buku itu yang ngejogrok diatas lantai.
"Luckyyy, maaf ya, aku udah lancang buka2 jurnal kamu. Abis aku nga tahan ngeliat bukunya ada diatas meja itu" wajah Felisha bener2 lucu pagi itu. Antara malu, bersalah dan menyesal bercampur aduk diwajahnya.
"Iya nga apa2. Lagian salah gwa juga sih, nga gwa simpen yang bener itu buku. Udah ambil sana"
Dengan malas2an, entah karena malu atau segan karena ketangkap basah sama gwa tadi, Felisha memunggut jurnal gwa. Lalu dengan tatapan bersalah dan penuh penyesalan, jurnal itu dia taruh ketangan gwa. Mungkin saking malunya, Felisha udah kehilangan selera buat nerusin bacanya.
"Yeee, kok malah dibalikin ke gwa. Udah baca aja lagi?" ledek gwa yang makin seneng ngeliat mukanya yang udah kayak tomat itu.
"Nga ah, malu" rajuknya.
"Dih, mumpung yang punya ngasih ijin kok. Lagian, besok2 kalo itu buku udah gwa simpen, mau sampe nangis darahpun, lo nga bakal gwa ijinin buat baca2nya. Keliatan aja sama gwa, lo megang2 tuh buku, gwa gigit lo"
"Lucckkyyyyy, ngeledek aja sih?!" omelnya sambil menyarangkan sebuah cubitan kepinggang gwa.
"Aww, sakit Fel!" gwa mengaduh merasakan cubitan pedesnya, "ya udah, kalo lo emang belum mau baca lagi. Nanti aja deh kalo gwa ketiduran, lo terusin aja lagi ya?"
"Luckyyyyyy......!!!"
Pagi menjelang siang itu gwa harus berjibaku menangkis cubitan2 dari Felisha. Walaupun tubuh gwa masih lemas dan masih terasa nga enak, tapi gwa nga keberatan harus memulai hari itu dengan cubitan2 mematikan dari Felisha. Gwa merasa semakin ringan aja untuk melewati hari2 yang terasa berat ini bersama dengannya. Makasih ya Fel.
"Eh, Fel, besok lo mulai kerja lagi aja ya? Kayaknya badan gwa udah lumayan enakan nih. Lagian juga, nga enak nih ngeliat lo sampe bela2in bolos kerja gara2 gwa" kata gwa setelah kita menyelesaikan perang kecil ini.
"Ish, tapi besok khan hari sabtu Ky, aku khan libur kerja. Tenang aja Ky, kamu khan bisa gantiin gaji aku yang kena potong nantinya" canda Felisha dengan wajah yang udah mulai keringetan gara2 perang tadi. Hadeuh, cantik bener sih ngeliat mukanya yang udah basah kayak gitu.
"Ebuset, sampe lupa hari gwa. Eh, gwa musti gantiinnya pake apaan nih? Kecup basah aja ya?" gwa balikin candaannya.
"Ish, otak kamu tuh, nga bisa lebih sopan dikit apa sama cewek?" Felisha mendelikan matanya dengan lucu.
"Hehehehehe, maklumin aja deh Fel, otak gwa kayaknya udah konslet nih gara2 nahanin sakaw beberapa hari ini" canda gwa lagi, "eh, berarti ntar malem lo masih nemenin gwa tidur lagi dong. Peluk kayak kemaren lagi ya, Fel?"
"Ogah ah, otak kamu udah konslet sih. Takut aku" kali ini mukanya jadi serius gitu.
"Yaelah Fel, tega bener lo sama gwa. Entar kalo gwa kumat lagi sakawnya gimana?" ancem gwa.
"Tuh, masih ada guling khan buat kamu pelukin" Felisha ngambil guling dan melemparkannya kearah gwa.
"Ish, teganya" gwa cemberut.
"Ini kamu jadi mau sarapan nga sih? Keburu nga nanti buburnya tuh" Felisha mengalihkan pembicaraan sambil bergerak kemeja mengambil piring bubur yang tentunya udah dingin itu.
"Suapiiinnnn...."
"Huuu, dasar manja..." cibirnya sambil memonyongkan mulutnya.
Tapi walaupun mukanya asem kayak gitu, tetep aja Felisha mau nyuapin bubur dingin itu kemulut gwa. Lo emang baik banget sama gwa Fel dan gwa nga tahu gimana ngebales kebaikan lo ini nantinya. Tapi gwa janji, gwa akan selalu baik2 sama lo. Gwa akan ngejaga lo, nga nyakitin perasaan lo dan nga becanda yang norak2 lagi sama lo. Gwa juga nga akan omes lagi sama lo. Eh, tapi yang nga omes itu gwa sanggup nga ya?

Sedikit banyak sampe siang gwa lumayan tertib nahanin rasa sakit yang mendera tubuh gwa. Nga lagi pake acara keluh kesah, apalagi sampe teriak2an. Paling sedikit gwa mengerang dengan ditahan2 ketika gwa nga bisa nahaninnya lagi, itupun gwa lakuin sambil nutupin muka gwa make bantal. Bahkan ketika gwa musti muntah atau BAB, gwa paksa2in berjalan ke kamar mandi sambil dipapah sama Felisha. Pokoknya gwa nga mau mempermalukan diri gwa lagi didepan Felisha.
Dan gwa lihat, Felisha pun cukup tabah ngeliat gwa yang menderita kayak gitu. Dia nga jadi panikan atau malah bawel nga jelas ngeliat keadaan gwa. Dia lebih banyak diam, tapi nga henti2nya menenangkan gwa sambil mengelus2 kepala atau punggung gwa. Dan hal ini ngebantu banget untuk ngebikin gwa jadi lebih tenang dan nyaman, seolah gwa dapet suntikan tenaga untuk ngelawan rasa sakit ini dari sikapnya itu.
Tapi selain itu gwa agak2 curiga juga sih, kalo semua ini adalah akal2annya Ridho yang ngebiarin Felisha nemenin gwa seharian. Secara Ridho itu lumayan paham sama sifat gwa, kalo gwa ini paling gengsian banget kalo di depan cewek. Kalo gwa orangnya banyakan jaimnya kalo didepan cewek, bisa ngendaliin sikap dan kelakuan gwa untuk nga norak. Seolah2 Ridho ngarepin, kalo gwa nga lagi2 bikin kelakuan geblek kayak kemaren sore. Sumpah dah, gwa sendiri sebenernya malu banget kalo inget2 kejadian kemaren itu, yang bisa lost control kayak gitu.
Dan terbukti, hampir seharian itu kelakuan gwa boleh dibilang manis banget.
********************************
Menjelang malem gwa terbangun, ketika merasakan serangan dingin yang kembali menusuk2 diseluruh tulang2 gwa. Ya, boleh dibilang seharian itu kerjaan gwa cuma tidur-bangun terus tidur-bangun lagi. Ketika udah kelelahan melawan rasa sakit, gwa kolaps begitu aja dan tertidur. Tapi begitu rasa sakit kembali menyerang, gwa kembali terjaga dan mulai berjuang lagi. Tapi saat itu gwa terjaga dengan kepala gwa diatas paha Felisha, sebelah tangannya dilingkari dileher gwa memeluknya dengan hangat. Sementara gwa lirik Felisha lagi asyik baca2 majalah, nga menyadari kalo gwa udah terbangun.
Entah udah berapa lama gwa dibiarkan tertidur diatas pahanya, tapi yang pasti gwa ngerasa nyaman banget. Walau rasa sakit ini kembali mendera tubuh gwa ini, gwa seperti mendapatkan suntikan tenaga dengan dipeluk seperti ini. Gwa kembali mengambil posisi meringkuk untuk melawan deraan rasa sakit ini. Gwa miringkan tubuh gwa, masih dengan kepala gwa diatas pahanya, dan gwa benamkan wajah gwa dalam2 keperutnya. Sementara kedua tangan gwa memeluk erat2 pinggangnya. Gosh, rasa sakit ini begitu mendera gwa, tapi ketika gwa bisa memeluk tubuhnya ini rasa nyaman yang gwa dapatkan seolah bisa membantu gwa lebih kuat lagi untuk melawannya. Please, biarkan gwa kayak begini Fel, gwa merasa nyaman banget.
Entah kenapa ketika gwa berada dalam posisi seperti ini, gwa jadi keingetan sama nyokap gwa. Gwa jadi teringat sama kebiasaan gwa yang suka tidur2an diatas paha nyokap, sementara nyokap gwa bersihin kuping gwa dengan cotton bud, kadang sambil bersihin rambut gwa sambil dielus2. Gwa selalu nyaman dengan perlakuan seperti itu, rasanya dunia begitu damai banget didada gwa. Mama, maafin Lucky ma, yang udah ngecewain mama. Lucky janji nga lagi2 nyentuh barang sialan itu! Lucky musti sembuh ma! Lucky harus sembuh! Damn! Gwa kangen banget sama nyokap gwa!
Nga terasa ketika gwa mengenang saat2 seperti itu dengan nyokap gwa, airmata gwa udah deres banget mengucur. Emang sih, dalam keadaan sakaw kayak gini airmata gwa ngucur tanpa alasan sama sekali. Tapi saat itu gwa yakin, airmata yang keluar adalah airmata penyesalan karena gimanapun juga gwa udah ngecewain nyokap gwa selama ini dengan kelakuan buruk gwa. Juga airmata kerinduan dari seorang anak yang merindukan sentuhan lembut dari ibunya, ketika lagi didera sakit seperti ini.

"Lucky, kamu kenapa?" tanya Felisha perlahan sambil mengusap2 kepala gwa.
Gwa cuma menggelengkan kepala gwa, sementara gwa makin membenamkan wajah gwa keperutnya dan makin erat memeluk pinggangnya. Gwa nga mau diliat sama Felisha kalo lagi nangis sesengukan kayak gini. Gwa malu keliatan cengeng dihadapannya.
Felisha masih terus mengusap2 kepala gwa dengan tangannya, sementara dia tetap membisu tanpa bersuara. Seolah Felisha bisa memahami dan memaklumi dengan apa yang terjadi pada gwa saat itu, dan membiarkan gwa memuntahkan segala perasaan gwa disitu. Sepertinya Felisha tahu dengan perasaan gwa yang lagi kacau balau saat itu.
"Lucky, kamu kenapa...???" tanya Felisha lagi sambil menarik kepala gwa, setelah beberapa lama dia larut dalam diamnya.
Gwa yang merasa belum puas meluapkan perasaan gwa ini coba tersenyum padanya seolah bilang, 'gwa nga apa2 Fel', sambil menggeleng2kan kepala gwa. Tapi Felisha seperti nga percaya dengan sikap gwa ini, dia terus ngeliatin wajah gwa dan menatap dalam2 mata gwa.
"Kamu nangis Ky?" tanyanya lagi dengan tatapannya yang berubah jadi sendu.
"Gwa kangen rumah Fel, gwa kangen nyokap..." lantas aja gwa mewek didepan Felisha.
"Lucky..." desahnya dengan matanya yang juga mulai berkaca2, mungkin terpengaruh sama tangisan gwa ini.
Sumpah, sebenernya gwa nga mau nangis2 kayak gini. Tapi begitu ngingetin perlakuan dia yang persis kayak nyokap gwa, yang begitu sabar nemenin gwa dikamar tanpa ada keluh kesah sama sekali, bener2 bikin gwa melting saat itu. Untuk perlakuan satu itu, gwa bener2 nga bisa jaim lagi.
"Lo jangan tinggalin gwa ya Fel, lo temenin gwa disini ya Fel?" pinta gwa sambil coba menguasai mewek gwa ini.
"Iya Ky, aku nga kemana2 kok. Aku disini aja kok, nemenin kamu." jawabnya dengan tegar, sambil menahan airmatanya untuk nga ikut2an jatug kayak gwa.
"Makasih ya Fel, lo udah repot2 buat gwa. Rasanya gwa nga bakalan kuat ngelewatin hari ini tanpa lo ada disini. Makasih ya Fel" ucap gwa yang udah bisa menguasai suasana mellow dihati gwa.
"Ssshhh...udah, aku ikhlas kok Ky. Kamu nga usah ngomong kayak gitu lagi ya?" hiburnya sambil mendekap kepala gwa dengan kedua tangannya, membuat gwa semakin tenang dan nyaman aja, "kamu makan dulu yuk, dari siang kamu khan belum diisi lagi perutnya Ky. Yuk"
"Entar dulu Fel, gwa masih pengen dipeluk kayak gini sama lo. Boleh khan Fel?" gwa yang ngerasa nyaman banget dengan posisi kayak itu seolah nga mau mengakhirinya cepat2.
Gwa lihat Felisha cuma menganggukkan kepala sambil tersenyum dengan tulusnya. Felisha malah memperbaiki sikap tubuhnya, mundur kebelakang dan menyenderkan tubuhnya yang mungil ke tembok. Sementara badan gwa sebagian ditarik semakin merapat ketubuh mungilnya itu dan menyandarkan kepala gwa ke dadanya. Gwa cukup kaget juga dengan perlakuannya itu, karena secara nga langsung wajah gwa jadi semakin berdekatan dengan wajahnya. Sehingga gwa bisa merasakan hembusan napasnya begitu dekat diwajah gwa dan senyuman ademnya yang merekah dari bibir mungilnya tampak begitu jelas dimata gwa.
Felisha melingkarkan tangannya rapat2 ke badan gwa, sehingga gwa bener2 merasakan kenyamanan yang teramat sangat disekujur tubuh gwa. Seolah2 rasa sakit ditubuh gwa saat itu bisa diusir dengan perlakuannya itu. Sehingga gwa bener2 nga pengen moment seperti itu berakhir. Gosh, sampai kapanpun gwa nga mau pelukannya ini dilepaskan.
"Kamu musti sembuh Ky, kamu musti sembuh" bisiknya dari belakang gwa, dan gwa bisa merasakan kalo Bibirnya mencium kepala gwa dari belakang.
Safe in the light that surrounds me
Free of the fear and the pain
My questioning mind
Has help me to find
The meaning in my life again
Free of the fear and the pain
My questioning mind
Has help me to find
The meaning in my life again
****************************
Gwa terbangun ketika merasakan hangatnya sinar mentari pagi itu menerpa wajah gwa. Perlahan gwa buka kedua mata gwa dan mengumpulkan nyawa gwa ini. Gwa coba bangkit dari tidur gwa, tapi gwa ngerasain kepala gwa masih berat. Sementara gwa juga ngerasain pegel2 dibadan gwa. Tapi sensasi ngilu dan linu disendi gwa udah nga begitu menggigit lagi seperti yang gwa rasain seperti dua hari yang lalu. Walaupun belum terlalu hilang banget rasanya, tapi gwa bisa mengabaikannya. Cuma rasa dingin yang menjalar dikedua kaki gwa masih saja terasa. Tapi gwa rasanya udah sanggup untuk melawannya.
Jam setengah sembilan, kurang lebih waktu yang ditunjukan pada jam yang menempel di dinding kamar gwa. Gwa lihat nga jauh dari tubuh gwa berbaring ini, Felisha duduk bersimpuh dilantai lagi asyik ngebaca2 sebuah buku tebal dengan sampul warna hitam dengan posisi ngebelakangin gwa. Jadi secara nga langsung, dia nga menyadari kalo gwa udah terjaga dari tidur.
Astaga, itu bukannya jurnal harian gwa ya, yang lagi dibaca2 sama Felisha? Kok dia bisa nemuin sih? Lancang juga ya dia bisa ngoprek2in isi lemari gwa? Tapi sebelum gwa semakin dalam dengan pikiran2 jelek ini, gwa baru teringat, kalo gwa sempet nulis2 dijurnal gwa pas hari pertama ngerehab. Sial, pasti gwa waktu itu lupa ngumpetin lagi jurnal harian gwa ketempat persembunyiannya.
Sebenernya pengen banget gwa marah2 karena Felisha udah berani2an ngebaca jurnal gwa ini. Tapi itu salah gwa juga sih, yang lupa nyimpen balik buku itu ketempatnya. Selain itu, gwa rasanya juga nga tega buat marah2 karena itu, kalo ngingetin kebaikannya yang udah bela2in nemenin dan ngurusin gwa selama ngerehab ini. Gwa pasrah aja deh, rahasia2 hidup gwa ini dibaca sama Felisha. Anggaplah ini sebagai tanda terimakasih gwa yang udah ditolongin sama Felisha.
"Fel, gwa haus nih. Tolong ambilin gwa minum dong" pinta gwa dengan suara yang masih serak.
"Eh, Lucky, kamu udah bangun toh?" kagetnya sambil cepat2 menutup jurnal gwa dan melemparkannya begitu saja. Seperti maling yang ketangkep basah dan buang barang buktinya sembarangan.
"Ya ampun, kenapa lo buang kayak gitu sih buku gwa. Kasihan bener tuh buku" keluh gwa yang ngeliat sobat curcolan gwa itu dilempar dengan semena2 gitu.
"Eh...oh...ngggg... ini minumnya Ky." Felisha yang panik kelihatan salah tingkah, dia cepat2 ngambil gelas diatas meja dan menyorongkannya kearah gwa.
Gwa mengambil posisi duduk dan menyenderkan punggung gwa ketembok, lalu mulai menenggak air putih itu perlahan2. Sementara sebelah tangan gwa megangin pergelangan tangan Felisha yang seperti bergegas mau menjauhi gwa. Mungkin dia malu karena ketangkap basah lagi baca2 jurnal harian gwa itu.
"Lo mau kemana sih? Kok jadi kayak salting gitu sih sama gwa?" tanya gwa sambil senyum2 godain dia.
"Eh...nga, aku khan mau nyiapin sarapan buat kamu. Pasti kamu udah laper khan?" katanya masih dengan salah tingkah, sementara kedua pipinya memerah saking malunya.
"Udah santai aja kali, gwa tau lo lagi baca buku harian gwa. Terusin aja lagi, gwa nga keberatan kok. Lagian gwa belom laper banget sih" kata gwa dengan tenang, yang nga tega juga ngeliat dia makin salting kayak gitu.
"Tapi...aku khan..." Felisha nga nerusin kata2nya, mungkin dia bingung mau ngasih alasan yang tepat buat gwa.
"Ck, beneran Fel, nga apa2 kok. Udah terusin aja, pasti belum lo baca semua khan isinya? Dih, ambil tuh bukunya, kasihan tauk temen curcolan gwa disemena2in kayak gitu" gwa mendorong tangannya agar mau ngambil lagi buku itu yang ngejogrok diatas lantai.
"Luckyyy, maaf ya, aku udah lancang buka2 jurnal kamu. Abis aku nga tahan ngeliat bukunya ada diatas meja itu" wajah Felisha bener2 lucu pagi itu. Antara malu, bersalah dan menyesal bercampur aduk diwajahnya.
"Iya nga apa2. Lagian salah gwa juga sih, nga gwa simpen yang bener itu buku. Udah ambil sana"
Dengan malas2an, entah karena malu atau segan karena ketangkap basah sama gwa tadi, Felisha memunggut jurnal gwa. Lalu dengan tatapan bersalah dan penuh penyesalan, jurnal itu dia taruh ketangan gwa. Mungkin saking malunya, Felisha udah kehilangan selera buat nerusin bacanya.
"Yeee, kok malah dibalikin ke gwa. Udah baca aja lagi?" ledek gwa yang makin seneng ngeliat mukanya yang udah kayak tomat itu.
"Nga ah, malu" rajuknya.
"Dih, mumpung yang punya ngasih ijin kok. Lagian, besok2 kalo itu buku udah gwa simpen, mau sampe nangis darahpun, lo nga bakal gwa ijinin buat baca2nya. Keliatan aja sama gwa, lo megang2 tuh buku, gwa gigit lo"
"Lucckkyyyyy, ngeledek aja sih?!" omelnya sambil menyarangkan sebuah cubitan kepinggang gwa.
"Aww, sakit Fel!" gwa mengaduh merasakan cubitan pedesnya, "ya udah, kalo lo emang belum mau baca lagi. Nanti aja deh kalo gwa ketiduran, lo terusin aja lagi ya?"
"Luckyyyyyy......!!!"
Pagi menjelang siang itu gwa harus berjibaku menangkis cubitan2 dari Felisha. Walaupun tubuh gwa masih lemas dan masih terasa nga enak, tapi gwa nga keberatan harus memulai hari itu dengan cubitan2 mematikan dari Felisha. Gwa merasa semakin ringan aja untuk melewati hari2 yang terasa berat ini bersama dengannya. Makasih ya Fel.

"Eh, Fel, besok lo mulai kerja lagi aja ya? Kayaknya badan gwa udah lumayan enakan nih. Lagian juga, nga enak nih ngeliat lo sampe bela2in bolos kerja gara2 gwa" kata gwa setelah kita menyelesaikan perang kecil ini.
"Ish, tapi besok khan hari sabtu Ky, aku khan libur kerja. Tenang aja Ky, kamu khan bisa gantiin gaji aku yang kena potong nantinya" canda Felisha dengan wajah yang udah mulai keringetan gara2 perang tadi. Hadeuh, cantik bener sih ngeliat mukanya yang udah basah kayak gitu.

"Ebuset, sampe lupa hari gwa. Eh, gwa musti gantiinnya pake apaan nih? Kecup basah aja ya?" gwa balikin candaannya.
"Ish, otak kamu tuh, nga bisa lebih sopan dikit apa sama cewek?" Felisha mendelikan matanya dengan lucu.
"Hehehehehe, maklumin aja deh Fel, otak gwa kayaknya udah konslet nih gara2 nahanin sakaw beberapa hari ini" canda gwa lagi, "eh, berarti ntar malem lo masih nemenin gwa tidur lagi dong. Peluk kayak kemaren lagi ya, Fel?"
"Ogah ah, otak kamu udah konslet sih. Takut aku" kali ini mukanya jadi serius gitu.
"Yaelah Fel, tega bener lo sama gwa. Entar kalo gwa kumat lagi sakawnya gimana?" ancem gwa.
"Tuh, masih ada guling khan buat kamu pelukin" Felisha ngambil guling dan melemparkannya kearah gwa.
"Ish, teganya" gwa cemberut.
"Ini kamu jadi mau sarapan nga sih? Keburu nga nanti buburnya tuh" Felisha mengalihkan pembicaraan sambil bergerak kemeja mengambil piring bubur yang tentunya udah dingin itu.
"Suapiiinnnn...."
"Huuu, dasar manja..." cibirnya sambil memonyongkan mulutnya.
Tapi walaupun mukanya asem kayak gitu, tetep aja Felisha mau nyuapin bubur dingin itu kemulut gwa. Lo emang baik banget sama gwa Fel dan gwa nga tahu gimana ngebales kebaikan lo ini nantinya. Tapi gwa janji, gwa akan selalu baik2 sama lo. Gwa akan ngejaga lo, nga nyakitin perasaan lo dan nga becanda yang norak2 lagi sama lo. Gwa juga nga akan omes lagi sama lo. Eh, tapi yang nga omes itu gwa sanggup nga ya?

sormin180 memberi reputasi
1
Kutip
Balas