- Beranda
- Stories from the Heart
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
...
TS
luckyismine
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
Quote:
MESIN WAKTU
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
MINOR66
Quote:
Permisi agan dan aganwati
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.
Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.
Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa.
So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Quote:
Original Posted By mullupus►Tes tes... 1-2-3...
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa. So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Spoiler for Makasih buat cendolnya :
* * * C H A P T E R I * * *
Spoiler for INDEX:
MUKADIMAH
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
* * * C H A P T E R II * * *
Spoiler for INDEX:
THAT'S WHAT FRIEND ALL FOR
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 84 suara
Siapa yang jadi istri gwa saat ini?
Dinda
12%
Felisha
35%
Bebeb
5%
Megan Fox
23%
Semuanya salah
26%
Diubah oleh luckyismine 05-04-2017 18:38
sormin180 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
356K
Kutip
1.7K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
luckyismine
#843
THE SPIRIT CARRIES ON
Where did we come from?
Why are we here?
Where do we go when we die?
What lies beyond
And what lay before?
Is anything certain in life?
They say "Life is too short"
"The here and the now"
And "You're only given one shot"
But could there be more
Have I lived before
Or could this be all that we've got?
If I die tomorrow
I'd be alright
Because I believe
That after we're gone
The spirit carries on
I used to be frightened of dying
I used to think death was the end
But that was before
I'm not scared anymore
I know that my soul will transcend
I may never find all the answers
I may never understand why
I may never prove
What I know to be true
But I know that I still have to try
If I die tomorrow
I'd be alright
Because I believe
That after we're gone
The spirit carries on
"Move on, be brave
Don't weep at my grave
Because I'm no longer here
But please never let
Your memories of me disappear"
Safe in the light that surrounds me
Free of the fear and the pain
My questioning mind
Has help me to find
The meaning in my life again
Victoria's real
I finally feel
At peace with the girl in my dreams
And now that I'm here
It's perfectly clear
I found out what all of this means
If I die tomorrow
I'd be alright
Because I believe
That after we're gone
The spirit carries on
Why are we here?
Where do we go when we die?
What lies beyond
And what lay before?
Is anything certain in life?
They say "Life is too short"
"The here and the now"
And "You're only given one shot"
But could there be more
Have I lived before
Or could this be all that we've got?
If I die tomorrow
I'd be alright
Because I believe
That after we're gone
The spirit carries on
I used to be frightened of dying
I used to think death was the end
But that was before
I'm not scared anymore
I know that my soul will transcend
I may never find all the answers
I may never understand why
I may never prove
What I know to be true
But I know that I still have to try
If I die tomorrow
I'd be alright
Because I believe
That after we're gone
The spirit carries on
"Move on, be brave
Don't weep at my grave
Because I'm no longer here
But please never let
Your memories of me disappear"
Safe in the light that surrounds me
Free of the fear and the pain
My questioning mind
Has help me to find
The meaning in my life again
Victoria's real
I finally feel
At peace with the girl in my dreams
And now that I'm here
It's perfectly clear
I found out what all of this means
If I die tomorrow
I'd be alright
Because I believe
That after we're gone
The spirit carries on
DREAM THEATER
Spoiler for THE SPIRIT CARRIES ON:
Quote:
"Lucky, kamu udah bangun Ky?"
Sayup2 gwa mendengarkan suara wanita yang sangat gwa kenal membangunkan gwa. Suara yang lembut dan merdu itu seperti memantul-mantul dikeremangan pandangan gwa. Perlahan2 gwa mulai membuka mata gwa dengan lebar2, walaupun masih nampak buram. Gwa mengucek2 mata dan mulai mendapati diri gwa yang terlentang diatas ranjang dengan infus ditangan kiri gwa pada sebuah ruangan yang serba putih. Dan didepan gwa tampak seorang wanita yang sangat gwa sayangi tersenyum kearah gwa.
"Kamu sudah sadar nak?" tanyanya lagi memastikan, sementara tangannya mengusap wajah gwa yang berkeringat dengan sebuah handuk kecil.
"He eh...." ingin rasanya menjawab pertanyaannya dengan jelas, tapi mulut gwa yang kering ini seolah sulit untuk mengeluarkan kata2 dengan benar.
"Coba ACnya mama dinginin lagi temperaturnya, kok kayaknya kamu kegerahan banget deh" kata nyokap gwa yang prihatin ngeliat gwa yang keringetan terus.
"Haus mah..." keluh gwa yang merasakan haus yang teramat sangat ditenggorokan.
"Iya tunggu sebentar ya" jawab nyokap gwa.
Gwa ngerasain tenggorokan gwa ini kayak terbakar, macem orang2 yang udah berhari2 terdampar di gurun pasir tanpa air sedikitpun. Lalu nyokap gwa ngoles2in kapas yang udah dikasih air ke bibir gwa yang kering. Gwa jelas kaget, kirain gwa bakal dikasih segelas air putih, tapi ini malah cuma ngasih seupil2. Apa2an ini? Nga tahu apa kalo gwa udah sangat kehausan gini?
"Mah, Lucky haus banget ini, kok ngasihnya cuma seupil2 gitu sih?" protes gwa dengan susah payah.
"Tenang nak, kamu belum boleh minum langsung banyak2 dulu. Ini mama tambahin lagi" nyokap menenangkan gwa.
"Tapi Lucky haus banget mah, kering banget rasanya tenggorokan Lucky. Lagian siapa sih yang nga ngebolehin minum langsung banyak?" erang gwa yang merasa nga cukup dengan air yang cuma sedikit itu melewati tenggorokan gwa yang kering ini.
"Iya nak, ini dokternya yang mesen ke mama kayak gitu. Sabar ya, ini juga kasihin terus airnya. Sebentar lagi juga dokternya visit kesini, kamu yang sabar aja dulu" dengan lembutnya nyokap gwa nenangin gwa, sementara bibir gwa nga terus diolesin sama kapas yang udah dikasih air.
Gwa udah kayak ikan yang lama terdampar di daratan. Tiap olesan2 kapas yang bercampur air itu gwa sambut dengan nga sabaran. Gwa jilatin dan telan tetesan2 air yang nga seberapa itu, agar rasa haus ini hilang dari tenggorokan gwa. Tapi makin gwa telan air itu, makin terasa haus aja.
Nga lama pun rasa dingin mulai menjalari kedua pergelangan kaki gwa, berpusat diatas mata kaki dan sedikit keatas betis gwa. Dinginnya begitu menusuk sampai ketulang gwa. Ya ampun, lengkap banget penderitaan gwa saat itu, tenggorokan yang nga juga sirna dari rasa haus kini ditambah dengan sensasi yang begitu dingin ditulang.
"Mah, dingin banget!" erang gwa yang mulai menggigil disekujur tubuh gwa.
"Dingin apanya nak?" tanya nyokap yang tampak kebingungan ketika ngeliat gwa mulai meringkuk menahan rasa dingin yang menyerang sampai ketulang2 gwa.
"Badan Lucky mah, rasanya dingin semua. Sampe ketulang2 rasanya mah. Dinggiinnnn..." rengek gwa yang makin nga tahan dengan sensasi dingin yang mendera tubuh gwa.
"........." nyokap gwa nga jawab, tapi gwa bisa lihat kepanikan melanda wajahnya.
"Mah, Lucky nga kuat mah! Dingin banget rasanya mah! Panggilin dokternya sekarang mah, tolonggg!" rengek gwa yang udah nga tahan lagi.
"Iy..iyaa nak, mama panggilin dokternya dulu ya. Kamu yang sabar ya" ujar nyokap sambil bergegas meninggalkan gwa dikamar yang serba putih ini sendirian.
Gwa makin meringkukan badan gwa dalam2 mencoba mengusir rasa dingin yang melanda tubuh gwa ini. Gwa bisa merasakan tubuh gwa menggigil dengan hebatnya. Arrggghhhh...!!!
Nga lama gwa lihat nyokap gwa datang diiringi oleh seorang lelaki yang belum terlalu tua dengan jas putihnya didampingi oleh seorang suster. Lelaki itu hanya tersenyum2 simpul melihat keadaan gwa, bertolak belakang dengan kepanikan yang tak bisa disembunyikan dari wajah nyokap gwa. Sementara suster yang mendampingi nga kalah dingin wajahnya, memeriksa botol infus yang tergantung ditiang dekat ranjang gwa.
"Kata ibunya, kamu ngerasa kedinginannya ya badannya?" tanya dokter itu seolah nga tahu keadaan gwa yang lagi menggigil dengan hebatnya.
"Iya dok, dingin banget dok!" erang gwa.
"Sebentar ya, sama mau periksa dulu keadaan hidung kamu ini." katanya masih sambil tersenyum simpatik dan mulai memeriksa hidung gwa.
"Tapi yang dingin dibagian kaki saya dok, kenapa hidung saya yang diperiksa sih?" protes gwa yang mulai kesal dengan penanganannya ini.
"Lho, kamu khan habid dioperasi hidungnya. Jadi saya musti lihat dulu keadaannya setelah dioperasi tadi." jawabnya cuek, sambil nyenterin kearah hidung gwa.
"Tapi ini dingin banget dok, saya nga kuaaattt" erang gwa sambil menahan rasa dingin yang semakin mendera, terutama dibagian kedua kaki gwa.
"Ok, hidung kamu baik2 saja. Selama masih pake tampon dihidung kamu, jangan sekali2 dilepas ya. Iya bu, ya" dokter itu seolah nga memperdulikan penderitaan gwa.
"Iya dok, tapi ini gimana anak saya bisa kedinginan kayak gitu?" tanya nyokap gwa yang seolah tahu dengan penderitaan yang gwa rasain saat itu.
"Ini efek dari obat biusnya bu. Kadang ada yang normal2 aja setelah siuman dari operasi, kadang ada yang kedinginan kayak anak ibu sekarang ini. Tergantung daya terima tubuh masing2 orang terhadap obat bius. Paling nga, anak ibu belum pernah sama sekali berurusan sama obat bius atau bahkan narkoba" dokter itu menerangkan sambil tersenyum dengan simpatik pada gwa dan nyokap gwa.
"Emang nga ada obat yang bisa ngeredam dinginnya ini dok? Asli dok, saya nga tahan banget!" rengek gwa pada dokter tersebut.
"Kamu istirahat aja, kalo perlu kamu tidur aja. Mudah2an pas bangun nanti kamu udah nga ngerasain dingin lagi. Sabar ya" dokter tersebut menenangkan gwa sambil menepuk2 bahu gwa.
"Tapi dok, saya juga haus banget nih? Emang nga boleh ya saya langsung minum banyak2?" gwa teringat dengan rasa haus yang menyiksa ini.
"Iya, untuk sementara pelan2 aja dulu. Kalo udah bisa kentut, bolehlah minum langsung dari gelas. Tapi pelan2 ya minumnya. Saya permisi dulu ya, besok pagi saya visit kamu lagi buat ngeliat perkembangan hidung kamu. Permisi" lalu dokter itu meninggalkan gwa dan nyokap diruangan ini.
Gwa yang merasa nga mendapatkan solusi yang memuaskan dari dokter tersebut cuma bisa merintih dan mengerang sambil menahan rasa nga enak dibadan gwa ini. Gwa membolak-balikan badan gwa agar bisa mengusir rasa dingin dibadan gwa. Tapi tetap aja rasa dingin itu nga hilang dari tubuh gwa.Sementara nyokap gwa dengan sabar terus menenangkan gwa dengan mengusap2 kepala gwa.
********************
Gwa terbangun ketika merasakan kehangatan menyapu diwajah gwa. Gwa perlahan2 membuka mata gwa dan mendapati berada dikamar kost gwa. Rasa hangat yang membangunkan gwa ini ternyata berasal dari handuk yang direndam air hangat, yang diusap2kan perlahan keseluruh wajah gwa. Dan gwa lihat Felisha yang begitu telaten membersihkan wajah gwa dengan handuk hangat tersebut.
Gwa melihat cahaya matahari menyelinap melalui celah2 kaca nako jendela membawa kehangatannya disela2 semilir angin pagi yang menyegarkan. Gwa lihat Ridho lagi menjemur sebuah kasur diluar, sementara Maya istrinya nampak sedangkan merapihkan meja dikamar gwa. Gwa bisa melihat piring2 yang diletakan keatas meja itu mengeluarkan uap2 hangatnya. Betapa sibuknya pagi ini disekitar gwa.
Gwa coba mengingat2 dengan yang terjadi pada diri gwa. Perlahan2 gwa mulai mengingat kalo gwa sedang dalam masa rehab dikamar gwa ini. Gwa bisa mengingat betapa malam yang gwa lewatin ini terasa begitu panjang dan menyakitkan. Walaupun pagi ini gwa terjaga dengan rasa sakit yang masih sama, tapi gwa merasa sedikit nyaman. Terutama ketika melihat teman2 gwa udah ada disamping gwa dengan kesibukannya masing2 tapi tetap dengan tujuan yang sama, yaitu ngurusin gwa yang terlentang tak berdaya diatas kasur lipat ini.
Gwa baru menyadari bahwa kasur yang lagi dijemur sama Ridho itu ternyata punya gwa. Apakah dikarenakan kasur gwa udah terlalu kotor karena dibasahi oleh keringet gwa dan segala macam kotoran lainnya, sehingga perlu dijemur saat itu juga? Sementara gwa juga makin menyadari bahwa pakaian yang gwa kenakan pagi itu udah berganti dengan yang lebih kering dan baru. Trus, kira2 siapa yang gantiin pakaian gwa ini. Apakah Felisha? Kalo iya, tengsin banget dah gwa.
"Fel, siapa yang gantiin baju gwa ini?" tanya gwa dengan lemah.
"Eh, Lucky, kamu udah bangun. Sarapan dulu yuk, Maya bikinin kamu bubur tuh. Mau ya?" sapa Felisha dengan senyum paling ademnya. Dia nga memperdulikan pertanyaan gwa.
"Nanti aja Fel sarapannya, gwa belom laper. Tapi ini siapa yang gantiin baju gwa?" tanya gwa lagi.
"Gwa yang gantiin Ky! Parah lo, ancur2an banget lo pas gwa liat lo tadi pagi. Kasur lo abis sama muntahan lo juga keringet, tambahan lagi celana lo abis sama...pokoknya jijai banget lah" jawab Ridho yang udah nyelonong masuk kedalam kamar, dengan wajah jijik dia menjelaskan keadaan gwa, "kalo kagak karena bini gwa sama Felisha yang maksa2, gwa juga kagak bakal mau salinin pakean lo itu"
"Hehehehe, sori Dho, kalo gwa udah ngerepotin. Kirain...uhuk...uhuk..." gwa terbatuk2 sambil ngelirik kearah Felisha. Tenang dikit dah gwa, karena tahu bukan Felisha yang nyalinin pakaian gwa ini. Sementara Felisha cuma mendelikan matanya dengan lucu kearah gwa.
"Emang ngerepotin banget lo, Ky. Pokoknya gwa nga mau tahu, lo musti bisa tobat Ky. Kalo kagak, gwa kagak ijinin lagi tinggal disini dan gwa pecat juga nanti" ancam Ridho, walaupun gwa tahu itu cuma candaannya aja.
"Ish, jangan kasar2 gitu ah, yang" protes Maya sambil mencubit pinggang suaminya.
"Bukan gitu yang, biar si Lucky serius tobatnya. Udah ah, gwa mau siap2 gawe dulu nih, yuk yang" Ridho mengajak istrinya keluar dari kamar gwa.
"Iya Dho, gwa serius banget tobatnya ini. Makasih ya May, gwa udah ngerepotin lo nih" sahut gwa, berterima kasih dengan tulus pada pasangan suami istri itu.
"Biasa ajalah Ky, ngeliat lo udah mau tobat aja gwa seneng kok. Yuk, gwa tinggal dulu ya, Ky, Fel" Maya pamit pada kita berdua.
"Ohiya, gwa lupa ngasih tauin lo, Ky. Jadi gwa sama Felisha udah sepakat dari tadi malem, kalo Felisha bakal nemenin lo disini. Dia mau ngurusin dan nemenin lo sampe sembuh. Jadi kita nga make acara kunci2in lo dikamar lagi, cuma hape sama kunci motor lo untuk sementara masih gwa sita. Kita percaya kalo lo nga bakal mau coba2 usaha buat beli atau make etep lagi. Pokoknya semuanya kita serahin sama lo sendiri. Capisce?!" jiah, si Ridho gaya2an kayak don mafioso ngomongnya.
"Iya Dho, ngerti gwa" sahut gwa dengan lemah.
Lalu pasangan suami istri itu berlalu keluar, meninggalkan gwa dan Felisha disini. Jujur, gwa ngerasa nga enak banget ketika tahu Felisha yang bakal nemenin gwa disini, bahkan sampe gwa bener2 sembuh dari rasa sakit ini. Itu khan bisa aja sampe semingguan prosesnya, atau mungkin lebih tergantung gimana tubuh gwa ini melawan sugesti sakaw yang sangat menyakitkan ini. Berarti Felisha nga kerja dong?
"Ky, kamu sarapan dulu ya?" Felisha beranjak hendak ngambil piring yang ada diatas meja.
"Fel, lo ngapain sampe bela2in nga kerja kayak gini sih? Gwa masih bisa kok ditinggal2 sendiri kayak kemaren" gwa pegang tangannya, agar dia nga beranjak dulu.
"Nga apa2 kok Ky, aku emang udah yakin kok mau nemenin kamu disini." jawabnya sambil tersenyum seolah menenangkan gwa.
"Tapi nga musti kayak gini lah, sampe bolos kerja. Sayang tauk. Toh, pulang dari kerja lo masih bisa nemenin gwa khan?" gwa masih bersikeras.
"Beneran Ky, aku nga apa2 kok. Lagian jatah cuti aku setahun ini belum pernah aku pake. Kamu tenang aja Ky" Felisha mengeluarkan senyuman paling ademnya itu.
"Tapi Fel...." gwa nga nerusin kata2 gwa, karena Felisha mulai mendelikan matanya dan beranjak mengambil piring yang berisi bubur buatan Maya.
"Udah, sekarang kamu sarapan aja dulu. Nih, mumpung masih anget buburnya"
"Tapi gwa belum laper Fel, beneran deh" tolak gwa yang memang belum berselera untuk makan. Padahal kalo ngeliat buburnya mah keliatan enak banget. Ada suir2an daging ayam dan telor kocoknya.
"Ya udah, kalo gitu aku suapin aja ya. Kamu musti makan Ky, perut kamu pasti udah kosong banget dari semalem nga masuk makanan sama sekali" Felisha memaksa.
Gwa akhirnya menyerah dengan kemauannya. Apa salahnya gwa coba mengisi perut gwa yang kosong ini, walaupun gwa emang belum berselera untuk makan. Perlahan2 Felisha menyuapi bubur itu kemulut gwa, telaten banget dia melakukannya. Mulut gwa masih terasa pahit dan kering, tapi gwa paksakan untuk menelannya. Jujur, gwa terharu banget dengan perhatiannya pada gwa pagi itu. Dan gwa coba untuk nga meneteskan airmata gwa untuk kebaikannnya ini, walau kedua mata gwa udah terasa panas.
Sayup2 gwa mendengarkan suara wanita yang sangat gwa kenal membangunkan gwa. Suara yang lembut dan merdu itu seperti memantul-mantul dikeremangan pandangan gwa. Perlahan2 gwa mulai membuka mata gwa dengan lebar2, walaupun masih nampak buram. Gwa mengucek2 mata dan mulai mendapati diri gwa yang terlentang diatas ranjang dengan infus ditangan kiri gwa pada sebuah ruangan yang serba putih. Dan didepan gwa tampak seorang wanita yang sangat gwa sayangi tersenyum kearah gwa.
"Kamu sudah sadar nak?" tanyanya lagi memastikan, sementara tangannya mengusap wajah gwa yang berkeringat dengan sebuah handuk kecil.
"He eh...." ingin rasanya menjawab pertanyaannya dengan jelas, tapi mulut gwa yang kering ini seolah sulit untuk mengeluarkan kata2 dengan benar.
"Coba ACnya mama dinginin lagi temperaturnya, kok kayaknya kamu kegerahan banget deh" kata nyokap gwa yang prihatin ngeliat gwa yang keringetan terus.
"Haus mah..." keluh gwa yang merasakan haus yang teramat sangat ditenggorokan.
"Iya tunggu sebentar ya" jawab nyokap gwa.
Gwa ngerasain tenggorokan gwa ini kayak terbakar, macem orang2 yang udah berhari2 terdampar di gurun pasir tanpa air sedikitpun. Lalu nyokap gwa ngoles2in kapas yang udah dikasih air ke bibir gwa yang kering. Gwa jelas kaget, kirain gwa bakal dikasih segelas air putih, tapi ini malah cuma ngasih seupil2. Apa2an ini? Nga tahu apa kalo gwa udah sangat kehausan gini?
"Mah, Lucky haus banget ini, kok ngasihnya cuma seupil2 gitu sih?" protes gwa dengan susah payah.
"Tenang nak, kamu belum boleh minum langsung banyak2 dulu. Ini mama tambahin lagi" nyokap menenangkan gwa.
"Tapi Lucky haus banget mah, kering banget rasanya tenggorokan Lucky. Lagian siapa sih yang nga ngebolehin minum langsung banyak?" erang gwa yang merasa nga cukup dengan air yang cuma sedikit itu melewati tenggorokan gwa yang kering ini.
"Iya nak, ini dokternya yang mesen ke mama kayak gitu. Sabar ya, ini juga kasihin terus airnya. Sebentar lagi juga dokternya visit kesini, kamu yang sabar aja dulu" dengan lembutnya nyokap gwa nenangin gwa, sementara bibir gwa nga terus diolesin sama kapas yang udah dikasih air.
Gwa udah kayak ikan yang lama terdampar di daratan. Tiap olesan2 kapas yang bercampur air itu gwa sambut dengan nga sabaran. Gwa jilatin dan telan tetesan2 air yang nga seberapa itu, agar rasa haus ini hilang dari tenggorokan gwa. Tapi makin gwa telan air itu, makin terasa haus aja.
Nga lama pun rasa dingin mulai menjalari kedua pergelangan kaki gwa, berpusat diatas mata kaki dan sedikit keatas betis gwa. Dinginnya begitu menusuk sampai ketulang gwa. Ya ampun, lengkap banget penderitaan gwa saat itu, tenggorokan yang nga juga sirna dari rasa haus kini ditambah dengan sensasi yang begitu dingin ditulang.
"Mah, dingin banget!" erang gwa yang mulai menggigil disekujur tubuh gwa.
"Dingin apanya nak?" tanya nyokap yang tampak kebingungan ketika ngeliat gwa mulai meringkuk menahan rasa dingin yang menyerang sampai ketulang2 gwa.
"Badan Lucky mah, rasanya dingin semua. Sampe ketulang2 rasanya mah. Dinggiinnnn..." rengek gwa yang makin nga tahan dengan sensasi dingin yang mendera tubuh gwa.
"........." nyokap gwa nga jawab, tapi gwa bisa lihat kepanikan melanda wajahnya.
"Mah, Lucky nga kuat mah! Dingin banget rasanya mah! Panggilin dokternya sekarang mah, tolonggg!" rengek gwa yang udah nga tahan lagi.
"Iy..iyaa nak, mama panggilin dokternya dulu ya. Kamu yang sabar ya" ujar nyokap sambil bergegas meninggalkan gwa dikamar yang serba putih ini sendirian.
Gwa makin meringkukan badan gwa dalam2 mencoba mengusir rasa dingin yang melanda tubuh gwa ini. Gwa bisa merasakan tubuh gwa menggigil dengan hebatnya. Arrggghhhh...!!!
Nga lama gwa lihat nyokap gwa datang diiringi oleh seorang lelaki yang belum terlalu tua dengan jas putihnya didampingi oleh seorang suster. Lelaki itu hanya tersenyum2 simpul melihat keadaan gwa, bertolak belakang dengan kepanikan yang tak bisa disembunyikan dari wajah nyokap gwa. Sementara suster yang mendampingi nga kalah dingin wajahnya, memeriksa botol infus yang tergantung ditiang dekat ranjang gwa.
"Kata ibunya, kamu ngerasa kedinginannya ya badannya?" tanya dokter itu seolah nga tahu keadaan gwa yang lagi menggigil dengan hebatnya.
"Iya dok, dingin banget dok!" erang gwa.
"Sebentar ya, sama mau periksa dulu keadaan hidung kamu ini." katanya masih sambil tersenyum simpatik dan mulai memeriksa hidung gwa.
"Tapi yang dingin dibagian kaki saya dok, kenapa hidung saya yang diperiksa sih?" protes gwa yang mulai kesal dengan penanganannya ini.
"Lho, kamu khan habid dioperasi hidungnya. Jadi saya musti lihat dulu keadaannya setelah dioperasi tadi." jawabnya cuek, sambil nyenterin kearah hidung gwa.
"Tapi ini dingin banget dok, saya nga kuaaattt" erang gwa sambil menahan rasa dingin yang semakin mendera, terutama dibagian kedua kaki gwa.
"Ok, hidung kamu baik2 saja. Selama masih pake tampon dihidung kamu, jangan sekali2 dilepas ya. Iya bu, ya" dokter itu seolah nga memperdulikan penderitaan gwa.
"Iya dok, tapi ini gimana anak saya bisa kedinginan kayak gitu?" tanya nyokap gwa yang seolah tahu dengan penderitaan yang gwa rasain saat itu.
"Ini efek dari obat biusnya bu. Kadang ada yang normal2 aja setelah siuman dari operasi, kadang ada yang kedinginan kayak anak ibu sekarang ini. Tergantung daya terima tubuh masing2 orang terhadap obat bius. Paling nga, anak ibu belum pernah sama sekali berurusan sama obat bius atau bahkan narkoba" dokter itu menerangkan sambil tersenyum dengan simpatik pada gwa dan nyokap gwa.
"Emang nga ada obat yang bisa ngeredam dinginnya ini dok? Asli dok, saya nga tahan banget!" rengek gwa pada dokter tersebut.
"Kamu istirahat aja, kalo perlu kamu tidur aja. Mudah2an pas bangun nanti kamu udah nga ngerasain dingin lagi. Sabar ya" dokter tersebut menenangkan gwa sambil menepuk2 bahu gwa.
"Tapi dok, saya juga haus banget nih? Emang nga boleh ya saya langsung minum banyak2?" gwa teringat dengan rasa haus yang menyiksa ini.
"Iya, untuk sementara pelan2 aja dulu. Kalo udah bisa kentut, bolehlah minum langsung dari gelas. Tapi pelan2 ya minumnya. Saya permisi dulu ya, besok pagi saya visit kamu lagi buat ngeliat perkembangan hidung kamu. Permisi" lalu dokter itu meninggalkan gwa dan nyokap diruangan ini.
Gwa yang merasa nga mendapatkan solusi yang memuaskan dari dokter tersebut cuma bisa merintih dan mengerang sambil menahan rasa nga enak dibadan gwa ini. Gwa membolak-balikan badan gwa agar bisa mengusir rasa dingin dibadan gwa. Tapi tetap aja rasa dingin itu nga hilang dari tubuh gwa.Sementara nyokap gwa dengan sabar terus menenangkan gwa dengan mengusap2 kepala gwa.
********************
Gwa terbangun ketika merasakan kehangatan menyapu diwajah gwa. Gwa perlahan2 membuka mata gwa dan mendapati berada dikamar kost gwa. Rasa hangat yang membangunkan gwa ini ternyata berasal dari handuk yang direndam air hangat, yang diusap2kan perlahan keseluruh wajah gwa. Dan gwa lihat Felisha yang begitu telaten membersihkan wajah gwa dengan handuk hangat tersebut.
Gwa melihat cahaya matahari menyelinap melalui celah2 kaca nako jendela membawa kehangatannya disela2 semilir angin pagi yang menyegarkan. Gwa lihat Ridho lagi menjemur sebuah kasur diluar, sementara Maya istrinya nampak sedangkan merapihkan meja dikamar gwa. Gwa bisa melihat piring2 yang diletakan keatas meja itu mengeluarkan uap2 hangatnya. Betapa sibuknya pagi ini disekitar gwa.
Gwa coba mengingat2 dengan yang terjadi pada diri gwa. Perlahan2 gwa mulai mengingat kalo gwa sedang dalam masa rehab dikamar gwa ini. Gwa bisa mengingat betapa malam yang gwa lewatin ini terasa begitu panjang dan menyakitkan. Walaupun pagi ini gwa terjaga dengan rasa sakit yang masih sama, tapi gwa merasa sedikit nyaman. Terutama ketika melihat teman2 gwa udah ada disamping gwa dengan kesibukannya masing2 tapi tetap dengan tujuan yang sama, yaitu ngurusin gwa yang terlentang tak berdaya diatas kasur lipat ini.
Gwa baru menyadari bahwa kasur yang lagi dijemur sama Ridho itu ternyata punya gwa. Apakah dikarenakan kasur gwa udah terlalu kotor karena dibasahi oleh keringet gwa dan segala macam kotoran lainnya, sehingga perlu dijemur saat itu juga? Sementara gwa juga makin menyadari bahwa pakaian yang gwa kenakan pagi itu udah berganti dengan yang lebih kering dan baru. Trus, kira2 siapa yang gantiin pakaian gwa ini. Apakah Felisha? Kalo iya, tengsin banget dah gwa.
"Fel, siapa yang gantiin baju gwa ini?" tanya gwa dengan lemah.
"Eh, Lucky, kamu udah bangun. Sarapan dulu yuk, Maya bikinin kamu bubur tuh. Mau ya?" sapa Felisha dengan senyum paling ademnya. Dia nga memperdulikan pertanyaan gwa.
"Nanti aja Fel sarapannya, gwa belom laper. Tapi ini siapa yang gantiin baju gwa?" tanya gwa lagi.
"Gwa yang gantiin Ky! Parah lo, ancur2an banget lo pas gwa liat lo tadi pagi. Kasur lo abis sama muntahan lo juga keringet, tambahan lagi celana lo abis sama...pokoknya jijai banget lah" jawab Ridho yang udah nyelonong masuk kedalam kamar, dengan wajah jijik dia menjelaskan keadaan gwa, "kalo kagak karena bini gwa sama Felisha yang maksa2, gwa juga kagak bakal mau salinin pakean lo itu"
"Hehehehe, sori Dho, kalo gwa udah ngerepotin. Kirain...uhuk...uhuk..." gwa terbatuk2 sambil ngelirik kearah Felisha. Tenang dikit dah gwa, karena tahu bukan Felisha yang nyalinin pakaian gwa ini. Sementara Felisha cuma mendelikan matanya dengan lucu kearah gwa.
"Emang ngerepotin banget lo, Ky. Pokoknya gwa nga mau tahu, lo musti bisa tobat Ky. Kalo kagak, gwa kagak ijinin lagi tinggal disini dan gwa pecat juga nanti" ancam Ridho, walaupun gwa tahu itu cuma candaannya aja.
"Ish, jangan kasar2 gitu ah, yang" protes Maya sambil mencubit pinggang suaminya.
"Bukan gitu yang, biar si Lucky serius tobatnya. Udah ah, gwa mau siap2 gawe dulu nih, yuk yang" Ridho mengajak istrinya keluar dari kamar gwa.
"Iya Dho, gwa serius banget tobatnya ini. Makasih ya May, gwa udah ngerepotin lo nih" sahut gwa, berterima kasih dengan tulus pada pasangan suami istri itu.
"Biasa ajalah Ky, ngeliat lo udah mau tobat aja gwa seneng kok. Yuk, gwa tinggal dulu ya, Ky, Fel" Maya pamit pada kita berdua.
"Ohiya, gwa lupa ngasih tauin lo, Ky. Jadi gwa sama Felisha udah sepakat dari tadi malem, kalo Felisha bakal nemenin lo disini. Dia mau ngurusin dan nemenin lo sampe sembuh. Jadi kita nga make acara kunci2in lo dikamar lagi, cuma hape sama kunci motor lo untuk sementara masih gwa sita. Kita percaya kalo lo nga bakal mau coba2 usaha buat beli atau make etep lagi. Pokoknya semuanya kita serahin sama lo sendiri. Capisce?!" jiah, si Ridho gaya2an kayak don mafioso ngomongnya.
"Iya Dho, ngerti gwa" sahut gwa dengan lemah.
Lalu pasangan suami istri itu berlalu keluar, meninggalkan gwa dan Felisha disini. Jujur, gwa ngerasa nga enak banget ketika tahu Felisha yang bakal nemenin gwa disini, bahkan sampe gwa bener2 sembuh dari rasa sakit ini. Itu khan bisa aja sampe semingguan prosesnya, atau mungkin lebih tergantung gimana tubuh gwa ini melawan sugesti sakaw yang sangat menyakitkan ini. Berarti Felisha nga kerja dong?
"Ky, kamu sarapan dulu ya?" Felisha beranjak hendak ngambil piring yang ada diatas meja.
"Fel, lo ngapain sampe bela2in nga kerja kayak gini sih? Gwa masih bisa kok ditinggal2 sendiri kayak kemaren" gwa pegang tangannya, agar dia nga beranjak dulu.
"Nga apa2 kok Ky, aku emang udah yakin kok mau nemenin kamu disini." jawabnya sambil tersenyum seolah menenangkan gwa.
"Tapi nga musti kayak gini lah, sampe bolos kerja. Sayang tauk. Toh, pulang dari kerja lo masih bisa nemenin gwa khan?" gwa masih bersikeras.
"Beneran Ky, aku nga apa2 kok. Lagian jatah cuti aku setahun ini belum pernah aku pake. Kamu tenang aja Ky" Felisha mengeluarkan senyuman paling ademnya itu.
"Tapi Fel...." gwa nga nerusin kata2 gwa, karena Felisha mulai mendelikan matanya dan beranjak mengambil piring yang berisi bubur buatan Maya.
"Udah, sekarang kamu sarapan aja dulu. Nih, mumpung masih anget buburnya"
"Tapi gwa belum laper Fel, beneran deh" tolak gwa yang memang belum berselera untuk makan. Padahal kalo ngeliat buburnya mah keliatan enak banget. Ada suir2an daging ayam dan telor kocoknya.
"Ya udah, kalo gitu aku suapin aja ya. Kamu musti makan Ky, perut kamu pasti udah kosong banget dari semalem nga masuk makanan sama sekali" Felisha memaksa.
Gwa akhirnya menyerah dengan kemauannya. Apa salahnya gwa coba mengisi perut gwa yang kosong ini, walaupun gwa emang belum berselera untuk makan. Perlahan2 Felisha menyuapi bubur itu kemulut gwa, telaten banget dia melakukannya. Mulut gwa masih terasa pahit dan kering, tapi gwa paksakan untuk menelannya. Jujur, gwa terharu banget dengan perhatiannya pada gwa pagi itu. Dan gwa coba untuk nga meneteskan airmata gwa untuk kebaikannnya ini, walau kedua mata gwa udah terasa panas.
Ini lagu, walau rilisnya udah jauh2 hari setelah gwa ngelewatin hari berat itu, gwa ngerasa pas banget buat ngegambarin apa yang gwa rasain waktu itu.

Nuansa lagunya gloomy banget, se-gloomy yang gwa rasain saat itu.

sormin180 memberi reputasi
1
Kutip
Balas