- Beranda
- Stories from the Heart
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
...
TS
luckyismine
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
Quote:
MESIN WAKTU
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
MINOR66
Quote:
Permisi agan dan aganwati
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.
Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.
Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa.
So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Quote:
Original Posted By mullupus►Tes tes... 1-2-3...
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa. So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Spoiler for Makasih buat cendolnya :
* * * C H A P T E R I * * *
Spoiler for INDEX:
MUKADIMAH
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
* * * C H A P T E R II * * *
Spoiler for INDEX:
THAT'S WHAT FRIEND ALL FOR
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 84 suara
Siapa yang jadi istri gwa saat ini?
Dinda
12%
Felisha
35%
Bebeb
5%
Megan Fox
23%
Semuanya salah
26%
Diubah oleh luckyismine 05-04-2017 18:38
sormin180 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
356K
Kutip
1.7K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
luckyismine
#829
DON'T GIVE UP
in this proud land we grew up strong
we were wanted all along
I was taught to fight, taught to win
I never thought I could fail
no fight left or so it seems
I am a man whose dreams have all deserted
I've changed my face, I've changed my name
but no one wants you when you lose
don't give up
'cos you have friends
don't give up
you're not beaten yet
don't give up
I know you can make it good
though I saw it all around
never thought I could be affected
thought that we'd be the last to go
it is so strange the way things turn
drove the night toward my home
the place that I was born, on the lakeside
as daylight broke, I saw the earth
the trees had burned down to the ground
don't give up
you still have us
don't give up
we don't need much of anything
don't give up
'cause somewhere there's a place
where we belong
rest your head
you worry too much
it's going to be alright
when times get rough
you can fall back on us
don't give up
please don't give up
'got to walk out of here
I can't take anymore
going to stand on that bridge
keep my eyes down below
whatever may come
and whatever may go
that river's flowing
that river's flowing
moved on to another town
tried hard to settle down
for every job, so many men
so many men no-one needs
don't give up
'cause you have friends
don't give up
you're not the only one
don't give up
no reason to be ashamed
don't give up
you still have us
don't give up now
we're proud of who you are
don't give up
you know it's never been easy
don't give up
'cause I believe there's a place
there's a place where we belong
we were wanted all along
I was taught to fight, taught to win
I never thought I could fail
no fight left or so it seems
I am a man whose dreams have all deserted
I've changed my face, I've changed my name
but no one wants you when you lose
don't give up
'cos you have friends
don't give up
you're not beaten yet
don't give up
I know you can make it good
though I saw it all around
never thought I could be affected
thought that we'd be the last to go
it is so strange the way things turn
drove the night toward my home
the place that I was born, on the lakeside
as daylight broke, I saw the earth
the trees had burned down to the ground
don't give up
you still have us
don't give up
we don't need much of anything
don't give up
'cause somewhere there's a place
where we belong
rest your head
you worry too much
it's going to be alright
when times get rough
you can fall back on us
don't give up
please don't give up
'got to walk out of here
I can't take anymore
going to stand on that bridge
keep my eyes down below
whatever may come
and whatever may go
that river's flowing
that river's flowing
moved on to another town
tried hard to settle down
for every job, so many men
so many men no-one needs
don't give up
'cause you have friends
don't give up
you're not the only one
don't give up
no reason to be ashamed
don't give up
you still have us
don't give up now
we're proud of who you are
don't give up
you know it's never been easy
don't give up
'cause I believe there's a place
there's a place where we belong
PETER GABRIEL fet ANGGUN
Spoiler for DON'T GIVE UP:
Quote:
Sepertinya gwa ketiduran, tapi kayaknya nga lama. Mungkin 1 jam paling lama, karena gwa lihat jam yang nempel didinding kamar gwa jarum pendeknya belum menyentuh ke angka 3. Sementara diluar matahari masih bersinar dengan terangnya, walaupun sudah tidak sepanas beberapa jam yang lalu. Damn! Gwa pikir gwa udah ketiduran sehari penuh, ternyata cuma sejam paling lama.
Sementara tubuh gwa udah dibasahi oleh keringat. Kaos yang gwa pake udah basah kuyup semua. Sedangkan semua rasa nga enak yang ada disekujur tubuh gwa bukannya berkurang tapi semakin nambah. Sensasi dingin yang menjalari tulang belulang gwa semakin menjadi, begitu dengan rasa ngilu dan linunya. Gwa ketika terbangun tadi mendapati posisi gwa sudah meringkuk dengan rapatnya, demi mengusir rasa nga enak dibadan gwa ini. Sementara perut gwa rasanya seperti dikocok2 aja, mual dan mules nyampur jadi satu. Aarrrggghhhh, gwa nga tahan!!!
Ingin rasanya gwa teriak minta tolong, tapi gwa meragukan kalo teriakan gwa nga bakal ada yang denger. Suasana diluar kamar gwa begitu sepi, hanya terdengar gemerisik dedaunan yang saling bergesekan dipermainkan oleh semilir angin disiang menjelang sore itu. Rasanya sia2 saja gwa mngehambur2kan tenaga gwa untuk berteriak2, karena nga bakal ada seorangpun yang mendengarkan suara gwa. Nga juga orang2 yang ngontrak dibagian depan sana, yang pastinya suara gwa bakal terhalang oleh bangunan rumah Ridho yang ada didepan kamar gwa ini. Sial! Bener2 sempurna banget ini kamar gwa buat ngurung gwa disini.
Perlahan2 gwa mendekati meja besar itu, dimana terdapat aneka rupa makanan dan cemilan juga aneka minuman. Gwa mencoba untuk berjalan, sambil melawan rasa sakit yang mendera tubuh gwa. Langkah gwa begitu limbung, sehingga gwa harus perlahan2 melangkahkan kaki gwa sambil berpegangan pada tembok didekat gwa. Rasanya butuh perjuangan banget gwa untuk sampai dimeja itu, setelah beberapa kali gwa harus menahan tubuh gwa yang lemas dan sakit agar tidak jatuh.
Ketika gwa sudah mendekati meja tersebut, gwa bisa melihat bayangan tubuh gwa dari balik cermin yang menepel nga jauh dari situ. Sebuah bayangan tubuh kurus kering, dengan kaosnya yang boleh dibilang basah kuyup. Dan yang paling mengejutkan gwa, adalah wajah gwa yang udah pucat pasi laksana kertas. Wajah yang sudah dibanjiri oleh keringatnya dengan sepasang mata cekung dengan kantong mata yang mulai menghitam. Sedangkan bibir gwa nga kalah pucatnya dan nampak mengering, walau keringat dan ingus berleleran disekitarnya.
"Wanjrit, serem banget muka gwa!" keluh gwa dalam hati.
Gwa menuangkan air putih dari termos kedalam gelas, menuntaskan rasa haus yang sangat dimulut dan tenggorokan gwa. Gwa buka sebuah roti rasa coklat dan coba memaksakannya untuk makan. Walaupun gwa nga ngerasa lapar, tapi gwa coba mengisi perut gwa ini. Paling nga untuk menambah stamina gwa aja. Sumpah, mulut gwa yang pahit ini bener2 nga ngerasain nikmatnya roti yang gwa kunyahin ini. Bahkan untuk menelannya pun terasa susah payah sekali, sehingga gwa memerlukan air putih untuk mendorong roti tersebut melewati tenggorokan gwa.
Bahkan ketika sekerat roti yang sudah mencapai lambung gwa pun nga membuat gwa nyaman setelah mulai berproses disitu. Gwa merasakan mual yang sangat diperut gwa, sehingga rasanya gwa nga kuat lagi untuk segera memuntahkan roti tersebut keluar dari mulut gwa. Dengan langkah limbung, gwa bergegas menuju kamar mandi. Sementara rasa mual diperut gwa seolah nga bisa ditahan lagi.
Dikamar mandi gwa sukses memuntahkan isi perut gwa. Ampun, dalam keadaan serba nga enak kayak gini, perut gwa berontak2 nga karuan. Bahkan ketika gwa masih terus muntah2, gwa juga merasakan mules2 yang sangat diperut gwa. Fvck! Komplit banget penderitaan gwa saat itu. Gwa bisa merasakan isi perut gwa nga hanya terdorong keluar melalui tenggorokan gwa, tapi juga melalui bawah juga. Ok, mungkin untuk hal ini agak2 menjijikan buat gwa ceritain panjang lebar.
Setelah selesai dengan urusan yang satu itu, gwa coba buat mandi. Gwa pernah denger, kalo pecandu yang dibawa ke pesantren, suka dimandiin pagi2 buta. Ini memang masih siang, tapi apa salahnya gwa coba. Gwa guyurin badan gwa dengan air, coba mengusir rasa nga enak dibadan gwa ini. Tapi yang gwa rasain badan gwa malah makin menggigil aja, tapi tetap gwa lawan terus rasa nga enak itu. Pengen sih gwa lanjutin lagi, tapi badan gwa kayaknya nga sanggup lagi ngelawannya. Gwa jadi bisa ngebayangin pecandu2 yang dimandiin dipagi buta dengan air yang lagi dingin2nya, mungkin gwa bisa pingsan ditempat kali tuh.
Akhirnya gwa kembali meringkuk diatas kasur setelah mengenakan pakaian yang kering dan baru. Nga ada pengaruh sama sekali dari mandi yang gwa lakuin tadi, kecuali badan gwa yang makin menggigil kedinginan. Gwa nga tahu lagi aja aja yang gwa rasain ditubuh gwa saat itu. Semuanya begitu komplit terasa dibadan gwa. Badan gwa meriang dan menggigil campur aduk dengan mual dan mules. Sensasi dingin udah menusuk2 sampai keseluruh tulang2 di tubuh gwa, dan yang terasa banget dikedua pergelangan kaki gwa. Ngilu dan linu pun juga makin menjadi2 diseluruh sendi2 gwa. Sementara sensasi panas semakin membakar wajah gwa.
Meringkuk dalam2 adalah posisi paling favorit ketika tubuh ini didera rasa sakit yang ngelebihin permen n**o-n**o. Tapi itupun rasanya masih belum cukup untuk meredam menggigilnya tubuh gwa. Penderitaan itu ditambah lagi dengan rasa mual dan mules yang datang silih berganti. Sehingga acara meringkukpun terganggu dengan langkah2 limbung menuju kamar mandi untuk muntah atau BAB. Seperti itulah kegiatan gwa pada siang sampai menjelang sore. Meringkuk trus melangkah gontai ke kamar mandi, meringkuk lagi trus merangkak ke kamar mandi, meringkuk lagi trus ngesot ke kamar mandi, sampai akhirnya gwa nyerah dan tetap meringkuk diatas kasur walau apapun yang terjadi setelahnya. Kalian bisa bayangin sendirilah.
Gwa nga tahu apakah pada saat airmata gwa yang terus mengalir dengan deras itu dikarenakan mata gwa yang perih akibat sensasi panas diwajah gwa atau karena gwa menangisi penderitaan yang gwa rasain saat itu. Gwa udah meracau nga jelas selama merasakan semua rasa sakit yang mendera tubuh gwa ini. Bohong kalo gwa bisa nahanin semua ini, tanpa sekalipun gwa nga berteriak, meraung dan meracau. Walaupun gwa nga kepengen begitu, tapi gwa nga bisa menahan keluh kesah ini ketika rasa sakit itu terus mendera gwa.
Waktupun gwa rasakan berlalu dengan sangat lambat. Jarum2 di jam dinding seakan malas bergerak kedepan. Sementara rasa sakitpun nga berkurang sedikitpun. Gwa mulai merasakan kamar gwa ini seolah memuai, melebar dan meluas. Atau tubuh gwa yang sepertinya menciut dan semakin mengecil seolah setitik debu dikamar ini. Gwa nga tahu apakah itu halusinasi atau bukan, tapi gwa merasakan kalo tubuh gwa ini seolah setitik debu yang terbaring disudut kamar yang tiba2 menjadi luas dan tinggi. Sesekali gwa merasakan kamar gwa seperti berputar2 dan menerbangkan tubuh mengitari kamar ini. Sumpah, gwa kagak kuat!!!
*******************
"Jim, bangun Jim!" gwa seperti ngedenger suara dari kejauhan, tapi gwa bisa merasakan ada tangan yang menggoyang2kan tubuh gwa.
"Haahhh....!!!" sentak gwa, yang nampaknya sudah terbuai dalam tidur.
"Gokil lo Jim, gwa pikir mampus lo. Badan lo udah dingin banget, mana kagak gerak2 gitu pulak" kata Ridho dengan wajah yang tampak cemas menatap gwa.
"Gwa dimana nih? Lo siapa?" tanya gwa yang masih kebingungan, kesadaran gwa kayaknya belum pulih banget.
"Anjrit, ini gwa, Ridho! Nih, gwa bawain bubur sumsum bikinan bini gwa nih. Pasti lo khan belom makan dari tadi, gwa liat makanan yang ada dimeja kagak ada yang lo colek sama sekali"
Kesadaran gwa mulai dateng. Ternyata cowok dengan tubuh yang lumayan gendut itu adalah Ridho temen gwa, yang berdiri dihadapan gwa. Tapi Felisha mana ya? Karena dikamar ini cuma gwa berduaan sama Ridho doang, sementara pintu kamar masih tertutup rapat. Ketika gwa nengok kearah jendela, gwa baru ngeliat Felisha yang duduk bersimpuh diluar dengan tatapan penuh dengan kecemasan dan ketakutan. Sementara gwa lihat diluar udah gelap aja.
Dengan baliknya kesadaran gwa, seluruh rasa sakit pun kembali mendera gwa. Rasa sakit itu nga juga berkurang, bahkan kini kepala gwa terasa seperti ditusuk2 sebelah. Rasa sakit itu seperti migrain, yang terasa menusuk2 sedikit diatas mata kanan gwa. Argghhh, jangan dateng lagi dong rasa sakit ini!!!
"Ayo Jim, mending lo isi perut dulu deh" ajak Ridho sambil menunjukan piring plastik yang ada diatas meja
"Nga Dho, gwa nga laper. Gwa cuma butuh etep doang Dho, gwa nga tahan Dho. Gwa musti make, biar badan gwa nga sakit lagi. Gwa nga kuat Dho" gwa mulai meracau.
"Kagak Jim, gwa nga bakal ngijinin lo make lagi. Lagian kalo iya, gwa kagak tau kemana musti beli itu barang." tolaknya.
"Gwa tahu Dho BDnya, lo tinggal balikin hape gwa, biar gwa telpon BDnya, nanti dia yang bakal gwa suruh nganterin kesini. Tolong Dho, gwa nga kuat Dho!" pinta gwa memohon.
"Nga bisa Jim, lo udah janji mau berenti mulai hari ini. Gwa nga bakalan kasih!" Ridho bertahan.
"Tolonglah Dho, sekali ini aja. Biar gwa bisa ngilangin rasa sakit gwa doang, cuma buat ngilangin sakitnya doang Dho! Gwa janji abis itu gwa nga make lagi. Sumpah Dho!" gwa terus memohon.
"Kagak Jim. Lagian lo udah bilang tadi ke gwa, kalo lo mohon2 gwa nga usah ladenin. Jadi gwa cuma ikutin apa yang lo pesenen ke gwa tadi!" Ridho tetap bergeming.
"Anjing lo Dho! Gwa khan cuma minta buat ini aja, besok juga gwa nga bakalan minta lagi kok! Cuma buat malem ini Dho! Gwa nga kuat Dho, badan gwa sakit semua Dho! Tolong gwa Dho!" gwa mulai meraung memohon pada Ridho. Gwa mulai merangkak mendekatinya, sementara Ridho terus mundur menjauhi gwa.
"Nga Jim, disini gwa cuma bantuin lo dan ngikutin apa2 yang udah lo arahin ke gwa. Jadi, gwa nga akan menuhin permintaan lo ini. OK?!" kata Ridho, sementara langkahnya sudah tertahan deket meja kerja itu.
"** SENSOR ** lo Dho! Gwa cuma minta buat malem ini doang! Tolong lah Dho, tolong gwa. Lo kalo emang ngerasa temen gwa, harusnya lo mau bantu gwa buat kali ini aja. Sumpah Dho, cuma buat malem ini doang!" teriak gwa yang udah makin panik. Kedua tangan gwa udah berhasil megangin kakinya Ridho, lalu gwa mulai memohon2 sambil nangis, "Dho, lo tega banget sama gwa Dho. Gwa punya duit Dho, gwa beli pake duit gwa. Lo cuma tinggal balikin hape gwa aja, tolong Dho. Emang tega apa lo ngeliat temen lo menderita kayak gini?"
Plak! Plak! Ridho nga ngejawab, tapi dia nampar pipi kiri dan kanan gwa. Anjrit! Gwa yang udah menderita dan lemah kayak gini malah ditampar sama Ridho. Asli nyesel banget gwa udah ngasih pengarahan2 yang bener ke Ridho selama ini, ternyata dia kekeuh banget untuk nga ngikutin kemauan gwa ini. Sumpah nyesel banget gwa!
Lalu gwa mulai mengalihkan rayuan gwa ini kepada Felisha, yang gwa denger udah mulai sesengukan nangis ngeliat gwa mulai norak ini. Gwa merangkak mendekati jendela kamar yang dibatasi oleh teralis besi yang kokoh. Dari celah kaca nako yang terbuka gwa bisa melihat kesedihan dan ketakutan diwajahnya, sementara kedua matanya udah dibasahi oleh airmatanya. Gwa coba mengambil kesempatan dari kelemahan cewek yang ada didepan gwa ini.
"Fel, tolong gwa Fel. Pinjemin hape lo Fel, biar gwa bisa boks etep buat malem ini aja. Gwa janji Fel, gwa cuma make buat malem ini aja. Gwa nga tahan Fel, badan gwa sakit semua Fel. Kalo lo perduli sama gwa, tolong gwa sekali ini aja. Tolongggg..." pinta gwa sambil nangis2 memohon.
"............." Felisha nga ngejawab, dia makin sesenggukan aja nangisnya.
"Fel, jangan diem aja dong! Gwa mohon Fel, tolong gwa Fel! Gwa nga tahan Fel" raung gwa sambil mulai jedotin kepala gwa ke tralis besi, saking nga tahannya sama pusing yang mendera kepala gwa.
"Ky...hiks, jangan Ky. Kamu musti kuat Ky...hiks, kamu jangan nyerah. Aku udah bawain pizza pesenan kamu...hiks, kamu makan aja ya dulu" kata Felisha coba menghibur gwa.
"Gwa nga butuh pizza! Gwa cuma butuh etep malem ini! Tolong gwa Fel! Tolong gwa!" teriak gwa makin panik, sementara tangan gwa mulai keluar dari balik nako dan coba meraih bagian tubuhnya yang bisa raih.
Felisha kaget melihat aksi gwa, sementara dia nga sempet menghindar. Tangan gwa bisa meraih tangannya dan mencengkeramnya sekuat tenaga. Sayangnya Ridho nga melihat aksi gwa, turun membantu melepaskan cengkeraman tangan gwa itu. Ridho memukul dengan keras tangan gwa dan menariknya kedalam, membuat cengkeraman tangan gwa pada Felisha terlepas.
"Sori Jim, kayaknya gwa musti tinggalin lo lagi disini buat malem ini. Tadinya gwa mau nemenin lo disini saking cemasnya dia sama keadaan lo. Tapi ngeliat lo kayak gini, mending gwa sama Felisha mantau lo dari luar aja. Sori Jim!" Ridho menghempaskan tubuh gwa yang udah lemah ini keatas kasur, lalu cepat2 dia meninggalkan gwa dan mengunci pintu kamar dan mengemboknya dari luar.
"Anj*ing lo semua! Bangs*t! Tega lo semua sama gwa! Gwa cuma minta tolong doang sekali ini aja, tapi lo pada tega semua sama gwa! Ta*ik!!!!" teriak gwa macem orang kesurupan. Semua barang yang bisa gwa raih, gwa lempar2in kearah jendela, dengan harapan bisa lolos melalui kaca nako dan mengenai salah satu dari Ridho atau Felisha.
Gwa lihat Ridho menarik Felisha yang duduk dengan pandangan begitu kalut ngeliat gwa. Lalu Felisha mulai beranjak mengikutinya dan menuju kerumah Ridho. Sambil melangkahkan kakinya, nga lepas2nya Felisha nengokin kearah gwa, sementara mulutnya komat2 seolah2 mengatakan sesuatu pada gwa. Walau gwa yang udah kesetanan terus berteriak2 dan meraung2, gwa masih bisa mendengarkan kata2nya itu.
"Lucky, kamu musti kuat Ky...hiks. Kamu jangan nyerah, kamu jangan nyerah...hiks. Aku percaya kamu pasti bisa..."
Sementara tubuh gwa udah dibasahi oleh keringat. Kaos yang gwa pake udah basah kuyup semua. Sedangkan semua rasa nga enak yang ada disekujur tubuh gwa bukannya berkurang tapi semakin nambah. Sensasi dingin yang menjalari tulang belulang gwa semakin menjadi, begitu dengan rasa ngilu dan linunya. Gwa ketika terbangun tadi mendapati posisi gwa sudah meringkuk dengan rapatnya, demi mengusir rasa nga enak dibadan gwa ini. Sementara perut gwa rasanya seperti dikocok2 aja, mual dan mules nyampur jadi satu. Aarrrggghhhh, gwa nga tahan!!!
Ingin rasanya gwa teriak minta tolong, tapi gwa meragukan kalo teriakan gwa nga bakal ada yang denger. Suasana diluar kamar gwa begitu sepi, hanya terdengar gemerisik dedaunan yang saling bergesekan dipermainkan oleh semilir angin disiang menjelang sore itu. Rasanya sia2 saja gwa mngehambur2kan tenaga gwa untuk berteriak2, karena nga bakal ada seorangpun yang mendengarkan suara gwa. Nga juga orang2 yang ngontrak dibagian depan sana, yang pastinya suara gwa bakal terhalang oleh bangunan rumah Ridho yang ada didepan kamar gwa ini. Sial! Bener2 sempurna banget ini kamar gwa buat ngurung gwa disini.
Perlahan2 gwa mendekati meja besar itu, dimana terdapat aneka rupa makanan dan cemilan juga aneka minuman. Gwa mencoba untuk berjalan, sambil melawan rasa sakit yang mendera tubuh gwa. Langkah gwa begitu limbung, sehingga gwa harus perlahan2 melangkahkan kaki gwa sambil berpegangan pada tembok didekat gwa. Rasanya butuh perjuangan banget gwa untuk sampai dimeja itu, setelah beberapa kali gwa harus menahan tubuh gwa yang lemas dan sakit agar tidak jatuh.
Ketika gwa sudah mendekati meja tersebut, gwa bisa melihat bayangan tubuh gwa dari balik cermin yang menepel nga jauh dari situ. Sebuah bayangan tubuh kurus kering, dengan kaosnya yang boleh dibilang basah kuyup. Dan yang paling mengejutkan gwa, adalah wajah gwa yang udah pucat pasi laksana kertas. Wajah yang sudah dibanjiri oleh keringatnya dengan sepasang mata cekung dengan kantong mata yang mulai menghitam. Sedangkan bibir gwa nga kalah pucatnya dan nampak mengering, walau keringat dan ingus berleleran disekitarnya.
"Wanjrit, serem banget muka gwa!" keluh gwa dalam hati.
Gwa menuangkan air putih dari termos kedalam gelas, menuntaskan rasa haus yang sangat dimulut dan tenggorokan gwa. Gwa buka sebuah roti rasa coklat dan coba memaksakannya untuk makan. Walaupun gwa nga ngerasa lapar, tapi gwa coba mengisi perut gwa ini. Paling nga untuk menambah stamina gwa aja. Sumpah, mulut gwa yang pahit ini bener2 nga ngerasain nikmatnya roti yang gwa kunyahin ini. Bahkan untuk menelannya pun terasa susah payah sekali, sehingga gwa memerlukan air putih untuk mendorong roti tersebut melewati tenggorokan gwa.
Bahkan ketika sekerat roti yang sudah mencapai lambung gwa pun nga membuat gwa nyaman setelah mulai berproses disitu. Gwa merasakan mual yang sangat diperut gwa, sehingga rasanya gwa nga kuat lagi untuk segera memuntahkan roti tersebut keluar dari mulut gwa. Dengan langkah limbung, gwa bergegas menuju kamar mandi. Sementara rasa mual diperut gwa seolah nga bisa ditahan lagi.
Dikamar mandi gwa sukses memuntahkan isi perut gwa. Ampun, dalam keadaan serba nga enak kayak gini, perut gwa berontak2 nga karuan. Bahkan ketika gwa masih terus muntah2, gwa juga merasakan mules2 yang sangat diperut gwa. Fvck! Komplit banget penderitaan gwa saat itu. Gwa bisa merasakan isi perut gwa nga hanya terdorong keluar melalui tenggorokan gwa, tapi juga melalui bawah juga. Ok, mungkin untuk hal ini agak2 menjijikan buat gwa ceritain panjang lebar.

Setelah selesai dengan urusan yang satu itu, gwa coba buat mandi. Gwa pernah denger, kalo pecandu yang dibawa ke pesantren, suka dimandiin pagi2 buta. Ini memang masih siang, tapi apa salahnya gwa coba. Gwa guyurin badan gwa dengan air, coba mengusir rasa nga enak dibadan gwa ini. Tapi yang gwa rasain badan gwa malah makin menggigil aja, tapi tetap gwa lawan terus rasa nga enak itu. Pengen sih gwa lanjutin lagi, tapi badan gwa kayaknya nga sanggup lagi ngelawannya. Gwa jadi bisa ngebayangin pecandu2 yang dimandiin dipagi buta dengan air yang lagi dingin2nya, mungkin gwa bisa pingsan ditempat kali tuh.
Akhirnya gwa kembali meringkuk diatas kasur setelah mengenakan pakaian yang kering dan baru. Nga ada pengaruh sama sekali dari mandi yang gwa lakuin tadi, kecuali badan gwa yang makin menggigil kedinginan. Gwa nga tahu lagi aja aja yang gwa rasain ditubuh gwa saat itu. Semuanya begitu komplit terasa dibadan gwa. Badan gwa meriang dan menggigil campur aduk dengan mual dan mules. Sensasi dingin udah menusuk2 sampai keseluruh tulang2 di tubuh gwa, dan yang terasa banget dikedua pergelangan kaki gwa. Ngilu dan linu pun juga makin menjadi2 diseluruh sendi2 gwa. Sementara sensasi panas semakin membakar wajah gwa.
Meringkuk dalam2 adalah posisi paling favorit ketika tubuh ini didera rasa sakit yang ngelebihin permen n**o-n**o. Tapi itupun rasanya masih belum cukup untuk meredam menggigilnya tubuh gwa. Penderitaan itu ditambah lagi dengan rasa mual dan mules yang datang silih berganti. Sehingga acara meringkukpun terganggu dengan langkah2 limbung menuju kamar mandi untuk muntah atau BAB. Seperti itulah kegiatan gwa pada siang sampai menjelang sore. Meringkuk trus melangkah gontai ke kamar mandi, meringkuk lagi trus merangkak ke kamar mandi, meringkuk lagi trus ngesot ke kamar mandi, sampai akhirnya gwa nyerah dan tetap meringkuk diatas kasur walau apapun yang terjadi setelahnya. Kalian bisa bayangin sendirilah.
Gwa nga tahu apakah pada saat airmata gwa yang terus mengalir dengan deras itu dikarenakan mata gwa yang perih akibat sensasi panas diwajah gwa atau karena gwa menangisi penderitaan yang gwa rasain saat itu. Gwa udah meracau nga jelas selama merasakan semua rasa sakit yang mendera tubuh gwa ini. Bohong kalo gwa bisa nahanin semua ini, tanpa sekalipun gwa nga berteriak, meraung dan meracau. Walaupun gwa nga kepengen begitu, tapi gwa nga bisa menahan keluh kesah ini ketika rasa sakit itu terus mendera gwa.
Waktupun gwa rasakan berlalu dengan sangat lambat. Jarum2 di jam dinding seakan malas bergerak kedepan. Sementara rasa sakitpun nga berkurang sedikitpun. Gwa mulai merasakan kamar gwa ini seolah memuai, melebar dan meluas. Atau tubuh gwa yang sepertinya menciut dan semakin mengecil seolah setitik debu dikamar ini. Gwa nga tahu apakah itu halusinasi atau bukan, tapi gwa merasakan kalo tubuh gwa ini seolah setitik debu yang terbaring disudut kamar yang tiba2 menjadi luas dan tinggi. Sesekali gwa merasakan kamar gwa seperti berputar2 dan menerbangkan tubuh mengitari kamar ini. Sumpah, gwa kagak kuat!!!
*******************
"Jim, bangun Jim!" gwa seperti ngedenger suara dari kejauhan, tapi gwa bisa merasakan ada tangan yang menggoyang2kan tubuh gwa.
"Haahhh....!!!" sentak gwa, yang nampaknya sudah terbuai dalam tidur.
"Gokil lo Jim, gwa pikir mampus lo. Badan lo udah dingin banget, mana kagak gerak2 gitu pulak" kata Ridho dengan wajah yang tampak cemas menatap gwa.
"Gwa dimana nih? Lo siapa?" tanya gwa yang masih kebingungan, kesadaran gwa kayaknya belum pulih banget.
"Anjrit, ini gwa, Ridho! Nih, gwa bawain bubur sumsum bikinan bini gwa nih. Pasti lo khan belom makan dari tadi, gwa liat makanan yang ada dimeja kagak ada yang lo colek sama sekali"
Kesadaran gwa mulai dateng. Ternyata cowok dengan tubuh yang lumayan gendut itu adalah Ridho temen gwa, yang berdiri dihadapan gwa. Tapi Felisha mana ya? Karena dikamar ini cuma gwa berduaan sama Ridho doang, sementara pintu kamar masih tertutup rapat. Ketika gwa nengok kearah jendela, gwa baru ngeliat Felisha yang duduk bersimpuh diluar dengan tatapan penuh dengan kecemasan dan ketakutan. Sementara gwa lihat diluar udah gelap aja.
Dengan baliknya kesadaran gwa, seluruh rasa sakit pun kembali mendera gwa. Rasa sakit itu nga juga berkurang, bahkan kini kepala gwa terasa seperti ditusuk2 sebelah. Rasa sakit itu seperti migrain, yang terasa menusuk2 sedikit diatas mata kanan gwa. Argghhh, jangan dateng lagi dong rasa sakit ini!!!
"Ayo Jim, mending lo isi perut dulu deh" ajak Ridho sambil menunjukan piring plastik yang ada diatas meja
"Nga Dho, gwa nga laper. Gwa cuma butuh etep doang Dho, gwa nga tahan Dho. Gwa musti make, biar badan gwa nga sakit lagi. Gwa nga kuat Dho" gwa mulai meracau.
"Kagak Jim, gwa nga bakal ngijinin lo make lagi. Lagian kalo iya, gwa kagak tau kemana musti beli itu barang." tolaknya.
"Gwa tahu Dho BDnya, lo tinggal balikin hape gwa, biar gwa telpon BDnya, nanti dia yang bakal gwa suruh nganterin kesini. Tolong Dho, gwa nga kuat Dho!" pinta gwa memohon.
"Nga bisa Jim, lo udah janji mau berenti mulai hari ini. Gwa nga bakalan kasih!" Ridho bertahan.
"Tolonglah Dho, sekali ini aja. Biar gwa bisa ngilangin rasa sakit gwa doang, cuma buat ngilangin sakitnya doang Dho! Gwa janji abis itu gwa nga make lagi. Sumpah Dho!" gwa terus memohon.
"Kagak Jim. Lagian lo udah bilang tadi ke gwa, kalo lo mohon2 gwa nga usah ladenin. Jadi gwa cuma ikutin apa yang lo pesenen ke gwa tadi!" Ridho tetap bergeming.
"Anjing lo Dho! Gwa khan cuma minta buat ini aja, besok juga gwa nga bakalan minta lagi kok! Cuma buat malem ini Dho! Gwa nga kuat Dho, badan gwa sakit semua Dho! Tolong gwa Dho!" gwa mulai meraung memohon pada Ridho. Gwa mulai merangkak mendekatinya, sementara Ridho terus mundur menjauhi gwa.
"Nga Jim, disini gwa cuma bantuin lo dan ngikutin apa2 yang udah lo arahin ke gwa. Jadi, gwa nga akan menuhin permintaan lo ini. OK?!" kata Ridho, sementara langkahnya sudah tertahan deket meja kerja itu.
"** SENSOR ** lo Dho! Gwa cuma minta buat malem ini doang! Tolong lah Dho, tolong gwa. Lo kalo emang ngerasa temen gwa, harusnya lo mau bantu gwa buat kali ini aja. Sumpah Dho, cuma buat malem ini doang!" teriak gwa yang udah makin panik. Kedua tangan gwa udah berhasil megangin kakinya Ridho, lalu gwa mulai memohon2 sambil nangis, "Dho, lo tega banget sama gwa Dho. Gwa punya duit Dho, gwa beli pake duit gwa. Lo cuma tinggal balikin hape gwa aja, tolong Dho. Emang tega apa lo ngeliat temen lo menderita kayak gini?"
Plak! Plak! Ridho nga ngejawab, tapi dia nampar pipi kiri dan kanan gwa. Anjrit! Gwa yang udah menderita dan lemah kayak gini malah ditampar sama Ridho. Asli nyesel banget gwa udah ngasih pengarahan2 yang bener ke Ridho selama ini, ternyata dia kekeuh banget untuk nga ngikutin kemauan gwa ini. Sumpah nyesel banget gwa!
Lalu gwa mulai mengalihkan rayuan gwa ini kepada Felisha, yang gwa denger udah mulai sesengukan nangis ngeliat gwa mulai norak ini. Gwa merangkak mendekati jendela kamar yang dibatasi oleh teralis besi yang kokoh. Dari celah kaca nako yang terbuka gwa bisa melihat kesedihan dan ketakutan diwajahnya, sementara kedua matanya udah dibasahi oleh airmatanya. Gwa coba mengambil kesempatan dari kelemahan cewek yang ada didepan gwa ini.
"Fel, tolong gwa Fel. Pinjemin hape lo Fel, biar gwa bisa boks etep buat malem ini aja. Gwa janji Fel, gwa cuma make buat malem ini aja. Gwa nga tahan Fel, badan gwa sakit semua Fel. Kalo lo perduli sama gwa, tolong gwa sekali ini aja. Tolongggg..." pinta gwa sambil nangis2 memohon.
"............." Felisha nga ngejawab, dia makin sesenggukan aja nangisnya.
"Fel, jangan diem aja dong! Gwa mohon Fel, tolong gwa Fel! Gwa nga tahan Fel" raung gwa sambil mulai jedotin kepala gwa ke tralis besi, saking nga tahannya sama pusing yang mendera kepala gwa.
"Ky...hiks, jangan Ky. Kamu musti kuat Ky...hiks, kamu jangan nyerah. Aku udah bawain pizza pesenan kamu...hiks, kamu makan aja ya dulu" kata Felisha coba menghibur gwa.
"Gwa nga butuh pizza! Gwa cuma butuh etep malem ini! Tolong gwa Fel! Tolong gwa!" teriak gwa makin panik, sementara tangan gwa mulai keluar dari balik nako dan coba meraih bagian tubuhnya yang bisa raih.
Felisha kaget melihat aksi gwa, sementara dia nga sempet menghindar. Tangan gwa bisa meraih tangannya dan mencengkeramnya sekuat tenaga. Sayangnya Ridho nga melihat aksi gwa, turun membantu melepaskan cengkeraman tangan gwa itu. Ridho memukul dengan keras tangan gwa dan menariknya kedalam, membuat cengkeraman tangan gwa pada Felisha terlepas.
"Sori Jim, kayaknya gwa musti tinggalin lo lagi disini buat malem ini. Tadinya gwa mau nemenin lo disini saking cemasnya dia sama keadaan lo. Tapi ngeliat lo kayak gini, mending gwa sama Felisha mantau lo dari luar aja. Sori Jim!" Ridho menghempaskan tubuh gwa yang udah lemah ini keatas kasur, lalu cepat2 dia meninggalkan gwa dan mengunci pintu kamar dan mengemboknya dari luar.
"Anj*ing lo semua! Bangs*t! Tega lo semua sama gwa! Gwa cuma minta tolong doang sekali ini aja, tapi lo pada tega semua sama gwa! Ta*ik!!!!" teriak gwa macem orang kesurupan. Semua barang yang bisa gwa raih, gwa lempar2in kearah jendela, dengan harapan bisa lolos melalui kaca nako dan mengenai salah satu dari Ridho atau Felisha.
Gwa lihat Ridho menarik Felisha yang duduk dengan pandangan begitu kalut ngeliat gwa. Lalu Felisha mulai beranjak mengikutinya dan menuju kerumah Ridho. Sambil melangkahkan kakinya, nga lepas2nya Felisha nengokin kearah gwa, sementara mulutnya komat2 seolah2 mengatakan sesuatu pada gwa. Walau gwa yang udah kesetanan terus berteriak2 dan meraung2, gwa masih bisa mendengarkan kata2nya itu.
"Lucky, kamu musti kuat Ky...hiks. Kamu jangan nyerah, kamu jangan nyerah...hiks. Aku percaya kamu pasti bisa..."
Nga bisa tidur, tapi nga bisa konsentrasi juga nyelesaiin part ini.
Mudah2an aja masih bisa dinikmatin part yang satu ini

sormin180 dan pasukanmalam11 memberi reputasi
2
Kutip
Balas