Part 84

Sore hari kami sampai di semarang,sedikit bingung setelah mendarat di semarang. Mau ku bawa kemana ini anak? Ke rumah ga mungkin,hotel? Sampai kapan?

Wajahnya nampak sumringah "bahagia" saya juga, bahagia tapi takut. Saya takut ga bisa jaga puput selama di jawa. Saya takut dia bakalan hidup susah seperti saya. Saya yakin dia ga akan bisa tahan lama dengan gaya hidup serba sederhana seperti saya.

Keluar dari bandara,kami mengendarai taksi ke terminal terboyo. Untuk pindah ke bus jurusan jepara biar lebih irit.
Setelah sampai terminal kami jalan mencari bus jurusan jepara. Ga butuh waktu lama untuk menemukan bus jepara, kami langsung masuk dan mencari tempat duduk
Sekitar 2 jam menumpang bus kami akhirnya sampai di jepara,saat itu saya masih ingat jelas kami turun di terminal jepara seperti orang linglung. Tak tau arah dan tujuan kami setelah ini.

Seperti yang saya tebak,rencana puput kabur cuman sampe bandara doang. Setelah itu? "0"
Dia menggantungkan sisanya pada saya,sementara saya sendiri ga tau harus gimana nerusin rencana gila puput ini. Tapi bodohnya saya meng'amini rencana dia



Sebenernya makan hanyalah alasan saya agar bisa dapet waktu lebih lama untuk berfikir.
Saat menunggu pesanan makanan,saya berfikir keras. Mau saya bawa kemana puput selanjutnya.
Dia ke jepara bukan untuk berlibur.
tapi untuk menghindari pernikahannya.
"Itu yang jadi beban dalam pikiran saya"
Apalagi kalau ingat niatanya buat kimpoi lari dengan saya! Hahhhhhh makin nyesek .

Sebenernya saya bahagia karena dia lebih memilih saya. Tapi apakah nanti dia bahagia dengan pilihan sejenaknya ini? Saya hanyalah pemuda yang hanya memiliki cinta dan kasih sayang untuk dia. Materi? Jangankan untuk memberimu hidup layak put. Memenuhi kebutuhanku sendiri saja aku harus susah payah



Sejenak kami duduk2 di kursi tunggu di terminal sambil memikirkan rencana selanjutnya.
Apa yg terbaik untuk kami berdua,dan apa akibatnya jika kami bener2 kimpoi lari.

Saat kami sedang duduk2 santai sambil memandangi bus yang lalu lalang di depan kami,tiba2 ada sebuah mobil yg parkir tepat di depan kami.
Mobil ini ga asing,plat nomornya jug saya kenal persis.
Dan benar saja, sosok yg keluar dari mobil ternyata retha.



Di jalan retha dan puput ngobrol kesana kemari,tapi saya masih bertanya2 dalam hati.
"Rencana apa lagi yg sedang puput pikirkan"

Sekitar 15 mnt berkendara,kami berhenti di sebuah rumah kecil sederhana di daerah kedung cino.
Kami ber3 turun dari mobil,sedangkan retha langsung berjalan menuju kedalam rumah tersebut.



Di dalam rumah retha dan puput sibuk menanyakan tempat,kondisi kamar kosan yg akan puput sewa.
Katanya sih bersih,dan tenang. Point pentingnya adalah "kosan ketat" jadi tamu cowok ga boleh nginep di situ,bertamu saja hanya boleh sampai jam 9 malam.
Itu bencana buat saya

Setelah nego2 harga dan nanya2 kondisi kosan,kami di antar melihat kamar kosanya di seberang jalan.
Yah kalau menurut saya sih lumayan nyaman lah tempatnya kalau buat puput. Dan akhirnya puput jadi ambil kamar itu untuk satu bulan k depan



Paling tidak semua ini sudah berjalan cukup baik, dan saya harap kelanjutanya akan lebih mudah dan lebih indah.
Saya takut niatan puput untuk mengejar kebahagiaan malah jadi mengejar kesengsaraan lantaran saya yg ga punya daya upaya untuk memberikan dia kenyamanan,keamanan dan juga kehidupan yg bisa di katan jauh dari kehidupanya dulu.

Saya yakin tuhan bisa membantu,walaupun cara kami salah.
Tuhan tidak akan pernah membiarkan sepasang muda mudi terjebak dalam dosa. Niatan kami baik. Menghalalkan hubungan ini.
Amin.