- Beranda
- Stories from the Heart
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
...
TS
luckyismine
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
Quote:
MESIN WAKTU
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
MINOR66
Quote:
Permisi agan dan aganwati
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.
Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.
Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa.
So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Quote:
Original Posted By mullupus►Tes tes... 1-2-3...
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa. So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Spoiler for Makasih buat cendolnya :
* * * C H A P T E R I * * *
Spoiler for INDEX:
MUKADIMAH
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
* * * C H A P T E R II * * *
Spoiler for INDEX:
THAT'S WHAT FRIEND ALL FOR
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 84 suara
Siapa yang jadi istri gwa saat ini?
Dinda
12%
Felisha
35%
Bebeb
5%
Megan Fox
23%
Semuanya salah
26%
Diubah oleh luckyismine 05-04-2017 18:38
sormin180 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
356K
Kutip
1.7K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
luckyismine
#800
PERFECT DAY
Just a perfect day
Drink Sangria in the park
And then later
When it gets dark, we go home
Just a perfect day
Feed animals in the zoo
Then later
A movie, too, and then home
Oh, it's such a perfect day
I'm glad I spent it with you
Oh, such a perfect day
You just keep me hanging on
You just keep me hanging on
Just a perfect day
Problems all left alone
Weekenders on our own
It's such fun
Just a perfect day
You made me forget myself
I thought I was
Someone else, someone good
Oh, it's such a perfect day
I'm glad I spent it with you
Oh, such a perfect day
You just keep me hanging on
You just keep me hanging on
You're going to reap just what you sow
You're going to reap just what you sow
You're going to reap just what you sow
You're going to reap just what you sow
Drink Sangria in the park
And then later
When it gets dark, we go home
Just a perfect day
Feed animals in the zoo
Then later
A movie, too, and then home
Oh, it's such a perfect day
I'm glad I spent it with you
Oh, such a perfect day
You just keep me hanging on
You just keep me hanging on
Just a perfect day
Problems all left alone
Weekenders on our own
It's such fun
Just a perfect day
You made me forget myself
I thought I was
Someone else, someone good
Oh, it's such a perfect day
I'm glad I spent it with you
Oh, such a perfect day
You just keep me hanging on
You just keep me hanging on
You're going to reap just what you sow
You're going to reap just what you sow
You're going to reap just what you sow
You're going to reap just what you sow
DURAN DURAN (LOU REED Cover Version)
Spoiler for PERFECT DAY:
Quote:
"Ok, kayaknya udah mantep nih Dho"
Gwa memastikan kunci gerendel yang dipasang di pintu luar kamar gwa. Gwa pasang sekali 2 sob, buat jaga2 aja kalo gwa tiba2 berubah jadi Hulk, paling nga kedua kunci tersebut masih bisa nahanin tenaga gwa yang coba2 ngedobraknya nanti. Gwa sengaja beli yang ukuran gede berikut gemboknya yang kuat, biar makin aman aja.
"Sip lah Jim, cuma apa nga terlalu lebay sampe masang 2 biji kayak gini?" ledek Ridho.
"Namanya juga buat jaga2 cing, sapa tau aja gwa bisa ngedobraknya" jawab gwa nga yakin.
"Buset, ini panel pintu dari kayu cakep Jim, lo jedotin pala lo kesitu juga nga bakal rengat tuh pintu" kata Ridho.
"Hahahahaha, udah lah, lo malah ngebahasin ini aja. Ceritanya nga rela nih pintunya gwa pasangin gerendel banyak2?" kata gwa sambil ngebalikin obeng ke Ridho yang sedari tadi megangin termos air aja, "itu apaan sih Dho daritadi lo pegangin aja"
"Kelapa ijo cing. Kali2 aja lo butuh banyak nanti. Namanya juga rehab khan buat bersihin racun dari badan lo, sapa tau aja manjur" Ridho nyerahin termos airnya ke gwa, "jadi apa nih tugas gwa sekarang?"
"Nga ada sih kalo sekarang mah. Lo tinggal juga nga apa2 Dho. Palingan juga nanti, kalo gwa udah kalap karena sakaw, tapi jangan sampe ya Dho, ya. Hahahahaha" gwa ketawa getir, "pokoknya lo inget2in aja cing, kalo gwa norak nantinya apalagi sampe nangis2 atau apalah itu, lo jangan kepengaruh ya. Kalo perlu lo tampol aja gwa. Inget Dho ya."
"Widih, gwa demen banget tuh kalo pake acara tampol2an gitu. Sekarang aja gwa nampolnya boleh, Jim?" canda Ridho.
"Hadeh, kalo sekarang mah lo tega namanya Dho."
"Ya udah deh, gwa mau sarapan dulu Jim. Sampe ntar sore ya" Ridho pamit meninggalkan gwa.
Gwa masuk kekamar. Gwa lihat Felisha yang udah make baju kerjanya lagi rapih2in amunisi gwa diatas meja komputer. Dari semalem gwa udah belanja habis2an buat persediaan gwa hari ini. Entah itu roti, cemilan2 kesukaan gwa, jus2 aneka rasa, yah, pokoknya komplit dah. Belum termasuk obat buat perut gwa, jaga2 kalo nanti perut gwa nga sinkron. Sementara Felisha nyumbang juga beberapa cemilannya dan juga satu termos air panas kalo2 aja gwa pengen minum yang anget2. Ahahahaha, serasa mau berangkat piknik aja deh gwa.
"Kamu makan dulu gih sarapannya, nanti keburu dingin dan nga enak lho" Felisha menyorongkan piring berisi nasi uduknya mpok Fatimah, yang tadi sempet gwa beli dulu setelah mandi pagi.
"Eh, iya, sampe lupa gwa makan nasi uduknya. Yuk, temenin gwa makan Lek, kayaknya agak banyakan nih porsinya." gwa ngajakin si Jelek sarapan.
"Yah, aku khan udah dandan Wil" sahutnya ogah2an sambil ngambil posisi duduk disebelah gwa.
"Hadeh, ganjen deh lo, ntar make up-nya gwa yang benerin deh. Ntar gwa bikin kayak ondel2 deh make up lo. Ayolah, mubazir nih kalo ntar gwa nga abis" paksa gwa lagi sambil nyuapin nasi uduk kemulut gwa.
"Ish, jahat ah." Felisha nyubit pinggang gwa, tapi kali ini nga sakit, "suapin ya?"
"Iya-iya, apa sih yang nga buat lo, Lek? Ayo, aaa yang gede" gwa nyuapin nasi uduk kemulutnya.
"Kamu nga apa2 Wil dikunciin dan ditinggal kayak gini? Trus ntar siang gimana makannya?" tanyanya disela2 kunyahannya.
"Ck, gampanglah kalo soal itu Lek. Lo nga liat apa amunisi gwa segitu banyaknya? Lagian juga kalo siang2 masih bisa lah perut gwa diganjel pake makanan2 itu" jawab gwa.
"Yakin kamu Wil?" tanyanya dengan wajah was2 gitu.
"Iya, yakinnnn. Lo tenang aja deh, itu makanan yang dimeja cukup kok Lek. Paling nanti lo pulang kerja bawain gwa pizza yak?" pinta gwa nga tahu malu.
"Ish, pizza, kayak orang lagi ngidam aja kamu Wil? Trus apa lagi?"
"Hmmm, apa lagi ya?" gwa sambil mikir2, "ah, udalah itu aja. Nga enak gwa kalo minta yang lain2 lagi sama lo, hehehehehe"
"Yeee, kamu kayak sama orang laen aja sih, Wil? Yakin nih pizza doang?" tanyanya lagi.
"Ho-oh, yakinlah gwa."
Nga terasa nasi uduk ini habis kita makan berduaan. Gwa lihat muka Felisha udah keringetan aja, padahal nasi uduknya nga disambelin sama sekali. Nga pedes aja udah keringetan, apalagi kalo pake acara pedes2an ya?
"Lo makan keringetan gitu Fel, baru tau gwa" tanya gwa sambil senyum2 lucu.
"Makanya, aku paling males kalo udah make up-an terus makan. Ya kayak gini ini deh, keringetan" jawabnya sambil tersipu malu.
"Iya, baru kali ini gwa ngeliat cewek kalo makan keringetan. Gimana kalo makannya pedes2an ya? Banjir dah tuh" ledek gwa.
"Ish, ngeledek aja ah" cubitannya udah nyelip aja ke perut gwa, kali ini yang pedesnya.
Lalu Felisha mulai mengeluarkan perangkat perangnya, buat merapihkan make up-nya itu. Kenapa ya, cewek nga pernah bisa lepas dari perlengkapan perang yang satu itu? Emang sih, make up-nya Felisha nga segitu menor2 banget. Khan ada gwa yang siap nyela2in dia, kalo keliatan menor banget make up-nya.
Lagian, gwa paling suka banget ngeliat Felisha yang natural2 aja, paling nga dengan sapuan bedak tipis dan sedikit pemerah dibibirnya. Beuh, dengan dandanan sesimpel itu Felisha selalu tampak cantik dimata gwa.
Pagi itu gwa menikmati pemandangan yang udah sangat familiar di kehidupan gwa ini. Pada wajahnya yang bulat telur itu, hidungnya yang mungil, bibirnya yang bulat dan mungil, matanya yang selalu berbinar2 itu, kedua pipinya yang menonjol itu, pada....
"Ish, kamu kok ngeliatinnya kayak gitu sih?" cubitan pedesnya Felisha menyadarkan gwa dari lamunan.
"Eh, ngggg....hehehehehe..." gwa cuma bisa nyengir tolol.
Kedua pipinya tampak memerah, seolah ada sapuan blush on disitu. Sementara Felisha menatap gwa dengan malu dan sedikit salah tingkah. Aahhh, gwa berandai2, kalo aja bisa setiap hari gwa menikmati pemandangan ini dan bisa memilikinya.
"Tuh khan, bengong lagi? Kamu kenapa sih Wil? Risih ah, aku diliatin kayak gitu" rajuknya sambil memasukkan peralatan perangnya ke dalam tasnya.
"Nga apa2 Lek. Makasih ya, lo udah mau bantu2 gwa. Its mean a lot to me" pengen rasanya gwa memuji penampilannya pagi itu, tapi kok yang keluar dari mulut gwa nga nyambung banget ya?
"Sama2 lah Wil. Mungkin ini saatnya aku bayar hutang budiku sama kamu. Udah ah, aku mau siap2 mau berangkat dulu" Felisha seolah buru2 ingin menyelesaikan obrolan ini, atau mungkin dia makin risih karena gwa liatin terus wajahnya.
"Ya udah Lek, hati2 di jalan ya. Untuk sementara gwa libur ngojekin dulu ya" kata gwa sambil nganterin dia keluar pintu.
Rencananya gwa mau serahin kunci2 berikut gemboknya, biar nanti Felisha yang ngunciin gwa dari luar. Setelah itu baru gwa kunci pintu gwa dari dalem dan nyerahinnya ke Felisha. Entah itu lebay atau kagak, tapi gwa coba ngambil pelajaran dari kedua film yang udah berkali2 gwa tonton itu. Gwa nga mau kayak Renton di Trainspotting yang udah masang palang pintu banyak2, tapi nga bertahan sehari udah pada dilepasin saking nga kuatnya nahan sakaw.
Tapi tiba2 aja Felisha meluk gwa dengan eratnya. Gwa yang nga ngeduga hal itu jelas kaget. Tapi yang gwa rasain pelukannya di pagi itu terasa sangat2 nyaman buat gwa. Sehingga gwa membalas memeluknya dengan nga kalah eratnya, seolah gwa memang membutuhkan atensi seperti ini.
"Kenapa Fel? Kok, kesannya kayak lo mau pergi jauh ninggalin gwa aja sih?" tanya gwa diantara pelukan yang sangat nyaman ini.
"Aku takut Ky. Ngeliat film yang aku tonton kemaren itu, aku rasanya nga tega ngeliat kamu bakal kayak itu nantinya" katanya didalam pelukan gwa.
"Ah, udahlah Fel, nga usah dibahas lagi. Justru kalo lo takut, malah kesannya lo ngeraguin gwa Fel" kata gwa sambil mengelus2 rambut panjangnya itu.
"Nga Ky, aku nga pernah ngeraguin kamu. Cuma..." gwa tahan kata2nya dengan meletakkan jari gwa ke bibirnya.
"Sssttt, udah. Lo liat gwa Fel, lo liat. Gwa ngerasa kuat karena gwa tahu lo ada disini dan mau bantuin gwa. Gwa emang udah niat banget mau ninggalin ini semua, gwa udah capek banget Fel. Gwa udah capek banget dan muak! Jauh2 hari sebelum lo mergokin gwa, niat buat berhenti udah ada, tapi gwa masih susah buat memulainya. Tapi kemarahan lo malam itu, entah kenapa, jadi pemicu gwa untuk ngebuletin niat gwa ini. Jadi, tolong, lo jangan ngomong kayak tadi lagi ya. OK?!" kata gwa panjang lebar sambil terus menatap wajah manis yang ada dihadapan gwa ini.
"............" Felisha menganggukan kepalanya perlahan.
"Udah ya, lo nga perlu cemas lagi" kata gwa menenangkannya sambil kembali memeluknya.
"..........." Felisha nga ngejawab.
"Gwa ........." nyaris aja gwa keceplosan buat ngeluarin kata2 yang belom pantes gwa ucapin ke Felisha saking terbuai dengan suasana yang paling nyaman ini, "gwa berterima kasih banget udah lo bantuin kayak gini Fel. Makasih ya"
"Iya Ky, kamu yang kuat ya" Felisha memberi semangat dengan mencium pipi kiri dan kanan gwa.
"Yang ini nga Fel?" jari gwa nunjuk ke bibir. Entah kenapa usil gwa selalu kumat kalo udah urusan yang satu ini.
Gwa bisa lihat kedua pipinya kembali bersemu dengan merahnya. Lalu kedua tangannya memegang pipi gwa dan menarik wajah gwa kebawah, secara dia tingginya emang sebahu gwa sehingga membuat gwa tertunduk untuk mendekati wajahnya. Lalu gwa bisa merasakan bibirnya menempel dibibir gwa. Dan gwa merasakan sebuah kehangatan yang begitu nyaman menjalar dari ciumannya itu, rasa nyaman yang teramat sangat seolah tak ada campur tangan napsu birahi. Walaupun nga sampai 1 menit ciuman itu, tapi gwa begitu menikmati dan meresapinya, mungkin nga bisa ngelupainnya sampai saat ini.
Gwa masih bisa melihat wajahnya yang masih bersemu malu, tapi tampaknya Felisha tidak menyesali dengan apa yang diperbuatnya. Sementara gwa masih terpana dengan yang diperbuatnya tadi, nga nyangka juga candaan gwa membuahkan hasil yang sangat membekas dihati gwa. Sejenak kitapun terjebak dengan situasi awkward ini.
"Ya udah Ky, aku tinggal dulu ya." Felisha coba mencairkan suasana.
"Eh, iya Fel. Bentar, gwa ambil kunci sama gembok2nya dulu. Jangan sampe ntar gwa malah kabur boks gara2 lo lupa ngunciin gwa dari luar" kata gwa yang udah bisa menguasai diri ini, lalu ngambil kunci plus gemboknya dari atas meja.
"Tapi apa emang perlu segini savenya Ky?" lagi2 Felisha ragu2.
"Ck, udah deh, lo mau liat gwa sembuh apa nga sih?" kata gwa sedikit ngomel.
"Iya-iya...." Felisha mengambil kunci dan gembok dari tangan gwa.
Lalu cepat2 gwa tutup pintunya. Gwa nga mau berubah pikiran, karena ketakutan2 yang ada dipikirannya Felisha. Gwa ngerasa udah mantep, dan nga mau kehilangan momen bulatnya tekad gwa ini. Karena gwa sedikit banyaknya tahu dengan kemampuan gwa, yang sangat susah untuk membulatkan sebuah tekad.
Dari balik pintu gwa bisa dengerin Felisha yang mulai masang gemboknya dan menguncinya. Dan gwa juga mengunci pintu gwa lalu mengeluarkan anak kuncinya dan menyerahkan ke Felisha melalui celah kaca nako jendela kamar gwa.
"Ini Fel, kunci kamar gwa. Lo bawa sekalian ya" kata gwa.
Felisha menerimanya seperti berat hati gitu, tapi karena gwa tetep maksa dengan terus menyorong2kannya akhirnya kunci itu berpindah tangan padanya. Gwa bisa melihat tatapan matanya yang berubah jadi sedih gitu, seolah seperti mau meninggalkan seseorang yang bakal dieksekusi mati itu. Duh, udah deh, jangan ngeliatin gwa kayak gitu Fel, nanti gwa malah nga jadi ngerehab diri gwa sendiri.
"Inget ya Fel, kalo nanti sore lo pulang ngeliat gwa berubah jadi norak dan nyebelin, lo yang sabar aja ya? Pokoknya lo musti kuat, jangan terpengaruh sama gwa. Mau gwa ngerayu2 lo sampe nangis2pun, biarin aja Fel. Jangan sekali2 lo bukain pintu buat gwa. Ajak Ridho kalo emang lo ngerasa perlu buat masuk. Tapi saran gwa sih paling nga 2 hari biarin aja gwa disini, tanpa perlu lo buka2 pintunya." kata gwa dengan berat hati
"Tapi kalo aku mau ngasih kamu makan gimana Ky?" tanyanya cemas.
"Ya ampun Fel, ini lobang nako masih muat kok buat masukin piring atau apa aja kok. Udah ya, lo berangkat deh, nanti kesiangan lho ngantornya" gwa sedikit membentak.
".............." Felisha cuma menganggukan kepalanya.
Rasanya berat banget Felisha melangkahkan kakinya untuk meninggalkan gwa sendiri di dalam kamar ini. Tapi itu emang musti dilakuin Fel, demi kebaikan gwa. Kalo lo pengen liat gwa bersih, lo musti ikhlasin gwa kayak gini.
Gwa memastikan kunci gerendel yang dipasang di pintu luar kamar gwa. Gwa pasang sekali 2 sob, buat jaga2 aja kalo gwa tiba2 berubah jadi Hulk, paling nga kedua kunci tersebut masih bisa nahanin tenaga gwa yang coba2 ngedobraknya nanti. Gwa sengaja beli yang ukuran gede berikut gemboknya yang kuat, biar makin aman aja.
"Sip lah Jim, cuma apa nga terlalu lebay sampe masang 2 biji kayak gini?" ledek Ridho.
"Namanya juga buat jaga2 cing, sapa tau aja gwa bisa ngedobraknya" jawab gwa nga yakin.
"Buset, ini panel pintu dari kayu cakep Jim, lo jedotin pala lo kesitu juga nga bakal rengat tuh pintu" kata Ridho.
"Hahahahaha, udah lah, lo malah ngebahasin ini aja. Ceritanya nga rela nih pintunya gwa pasangin gerendel banyak2?" kata gwa sambil ngebalikin obeng ke Ridho yang sedari tadi megangin termos air aja, "itu apaan sih Dho daritadi lo pegangin aja"
"Kelapa ijo cing. Kali2 aja lo butuh banyak nanti. Namanya juga rehab khan buat bersihin racun dari badan lo, sapa tau aja manjur" Ridho nyerahin termos airnya ke gwa, "jadi apa nih tugas gwa sekarang?"
"Nga ada sih kalo sekarang mah. Lo tinggal juga nga apa2 Dho. Palingan juga nanti, kalo gwa udah kalap karena sakaw, tapi jangan sampe ya Dho, ya. Hahahahaha" gwa ketawa getir, "pokoknya lo inget2in aja cing, kalo gwa norak nantinya apalagi sampe nangis2 atau apalah itu, lo jangan kepengaruh ya. Kalo perlu lo tampol aja gwa. Inget Dho ya."
"Widih, gwa demen banget tuh kalo pake acara tampol2an gitu. Sekarang aja gwa nampolnya boleh, Jim?" canda Ridho.
"Hadeh, kalo sekarang mah lo tega namanya Dho."
"Ya udah deh, gwa mau sarapan dulu Jim. Sampe ntar sore ya" Ridho pamit meninggalkan gwa.
Gwa masuk kekamar. Gwa lihat Felisha yang udah make baju kerjanya lagi rapih2in amunisi gwa diatas meja komputer. Dari semalem gwa udah belanja habis2an buat persediaan gwa hari ini. Entah itu roti, cemilan2 kesukaan gwa, jus2 aneka rasa, yah, pokoknya komplit dah. Belum termasuk obat buat perut gwa, jaga2 kalo nanti perut gwa nga sinkron. Sementara Felisha nyumbang juga beberapa cemilannya dan juga satu termos air panas kalo2 aja gwa pengen minum yang anget2. Ahahahaha, serasa mau berangkat piknik aja deh gwa.

"Kamu makan dulu gih sarapannya, nanti keburu dingin dan nga enak lho" Felisha menyorongkan piring berisi nasi uduknya mpok Fatimah, yang tadi sempet gwa beli dulu setelah mandi pagi.
"Eh, iya, sampe lupa gwa makan nasi uduknya. Yuk, temenin gwa makan Lek, kayaknya agak banyakan nih porsinya." gwa ngajakin si Jelek sarapan.
"Yah, aku khan udah dandan Wil" sahutnya ogah2an sambil ngambil posisi duduk disebelah gwa.
"Hadeh, ganjen deh lo, ntar make up-nya gwa yang benerin deh. Ntar gwa bikin kayak ondel2 deh make up lo. Ayolah, mubazir nih kalo ntar gwa nga abis" paksa gwa lagi sambil nyuapin nasi uduk kemulut gwa.
"Ish, jahat ah." Felisha nyubit pinggang gwa, tapi kali ini nga sakit, "suapin ya?"
"Iya-iya, apa sih yang nga buat lo, Lek? Ayo, aaa yang gede" gwa nyuapin nasi uduk kemulutnya.
"Kamu nga apa2 Wil dikunciin dan ditinggal kayak gini? Trus ntar siang gimana makannya?" tanyanya disela2 kunyahannya.
"Ck, gampanglah kalo soal itu Lek. Lo nga liat apa amunisi gwa segitu banyaknya? Lagian juga kalo siang2 masih bisa lah perut gwa diganjel pake makanan2 itu" jawab gwa.
"Yakin kamu Wil?" tanyanya dengan wajah was2 gitu.
"Iya, yakinnnn. Lo tenang aja deh, itu makanan yang dimeja cukup kok Lek. Paling nanti lo pulang kerja bawain gwa pizza yak?" pinta gwa nga tahu malu.
"Ish, pizza, kayak orang lagi ngidam aja kamu Wil? Trus apa lagi?"
"Hmmm, apa lagi ya?" gwa sambil mikir2, "ah, udalah itu aja. Nga enak gwa kalo minta yang lain2 lagi sama lo, hehehehehe"
"Yeee, kamu kayak sama orang laen aja sih, Wil? Yakin nih pizza doang?" tanyanya lagi.
"Ho-oh, yakinlah gwa."
Nga terasa nasi uduk ini habis kita makan berduaan. Gwa lihat muka Felisha udah keringetan aja, padahal nasi uduknya nga disambelin sama sekali. Nga pedes aja udah keringetan, apalagi kalo pake acara pedes2an ya?
"Lo makan keringetan gitu Fel, baru tau gwa" tanya gwa sambil senyum2 lucu.
"Makanya, aku paling males kalo udah make up-an terus makan. Ya kayak gini ini deh, keringetan" jawabnya sambil tersipu malu.
"Iya, baru kali ini gwa ngeliat cewek kalo makan keringetan. Gimana kalo makannya pedes2an ya? Banjir dah tuh" ledek gwa.
"Ish, ngeledek aja ah" cubitannya udah nyelip aja ke perut gwa, kali ini yang pedesnya.
Lalu Felisha mulai mengeluarkan perangkat perangnya, buat merapihkan make up-nya itu. Kenapa ya, cewek nga pernah bisa lepas dari perlengkapan perang yang satu itu? Emang sih, make up-nya Felisha nga segitu menor2 banget. Khan ada gwa yang siap nyela2in dia, kalo keliatan menor banget make up-nya.
Lagian, gwa paling suka banget ngeliat Felisha yang natural2 aja, paling nga dengan sapuan bedak tipis dan sedikit pemerah dibibirnya. Beuh, dengan dandanan sesimpel itu Felisha selalu tampak cantik dimata gwa.Pagi itu gwa menikmati pemandangan yang udah sangat familiar di kehidupan gwa ini. Pada wajahnya yang bulat telur itu, hidungnya yang mungil, bibirnya yang bulat dan mungil, matanya yang selalu berbinar2 itu, kedua pipinya yang menonjol itu, pada....
"Ish, kamu kok ngeliatinnya kayak gitu sih?" cubitan pedesnya Felisha menyadarkan gwa dari lamunan.
"Eh, ngggg....hehehehehe..." gwa cuma bisa nyengir tolol.
Kedua pipinya tampak memerah, seolah ada sapuan blush on disitu. Sementara Felisha menatap gwa dengan malu dan sedikit salah tingkah. Aahhh, gwa berandai2, kalo aja bisa setiap hari gwa menikmati pemandangan ini dan bisa memilikinya.

"Tuh khan, bengong lagi? Kamu kenapa sih Wil? Risih ah, aku diliatin kayak gitu" rajuknya sambil memasukkan peralatan perangnya ke dalam tasnya.
"Nga apa2 Lek. Makasih ya, lo udah mau bantu2 gwa. Its mean a lot to me" pengen rasanya gwa memuji penampilannya pagi itu, tapi kok yang keluar dari mulut gwa nga nyambung banget ya?

"Sama2 lah Wil. Mungkin ini saatnya aku bayar hutang budiku sama kamu. Udah ah, aku mau siap2 mau berangkat dulu" Felisha seolah buru2 ingin menyelesaikan obrolan ini, atau mungkin dia makin risih karena gwa liatin terus wajahnya.
"Ya udah Lek, hati2 di jalan ya. Untuk sementara gwa libur ngojekin dulu ya" kata gwa sambil nganterin dia keluar pintu.
Rencananya gwa mau serahin kunci2 berikut gemboknya, biar nanti Felisha yang ngunciin gwa dari luar. Setelah itu baru gwa kunci pintu gwa dari dalem dan nyerahinnya ke Felisha. Entah itu lebay atau kagak, tapi gwa coba ngambil pelajaran dari kedua film yang udah berkali2 gwa tonton itu. Gwa nga mau kayak Renton di Trainspotting yang udah masang palang pintu banyak2, tapi nga bertahan sehari udah pada dilepasin saking nga kuatnya nahan sakaw.

Tapi tiba2 aja Felisha meluk gwa dengan eratnya. Gwa yang nga ngeduga hal itu jelas kaget. Tapi yang gwa rasain pelukannya di pagi itu terasa sangat2 nyaman buat gwa. Sehingga gwa membalas memeluknya dengan nga kalah eratnya, seolah gwa memang membutuhkan atensi seperti ini.
"Kenapa Fel? Kok, kesannya kayak lo mau pergi jauh ninggalin gwa aja sih?" tanya gwa diantara pelukan yang sangat nyaman ini.
"Aku takut Ky. Ngeliat film yang aku tonton kemaren itu, aku rasanya nga tega ngeliat kamu bakal kayak itu nantinya" katanya didalam pelukan gwa.
"Ah, udahlah Fel, nga usah dibahas lagi. Justru kalo lo takut, malah kesannya lo ngeraguin gwa Fel" kata gwa sambil mengelus2 rambut panjangnya itu.
"Nga Ky, aku nga pernah ngeraguin kamu. Cuma..." gwa tahan kata2nya dengan meletakkan jari gwa ke bibirnya.
"Sssttt, udah. Lo liat gwa Fel, lo liat. Gwa ngerasa kuat karena gwa tahu lo ada disini dan mau bantuin gwa. Gwa emang udah niat banget mau ninggalin ini semua, gwa udah capek banget Fel. Gwa udah capek banget dan muak! Jauh2 hari sebelum lo mergokin gwa, niat buat berhenti udah ada, tapi gwa masih susah buat memulainya. Tapi kemarahan lo malam itu, entah kenapa, jadi pemicu gwa untuk ngebuletin niat gwa ini. Jadi, tolong, lo jangan ngomong kayak tadi lagi ya. OK?!" kata gwa panjang lebar sambil terus menatap wajah manis yang ada dihadapan gwa ini.
"............" Felisha menganggukan kepalanya perlahan.
"Udah ya, lo nga perlu cemas lagi" kata gwa menenangkannya sambil kembali memeluknya.
"..........." Felisha nga ngejawab.
"Gwa ........." nyaris aja gwa keceplosan buat ngeluarin kata2 yang belom pantes gwa ucapin ke Felisha saking terbuai dengan suasana yang paling nyaman ini, "gwa berterima kasih banget udah lo bantuin kayak gini Fel. Makasih ya"
"Iya Ky, kamu yang kuat ya" Felisha memberi semangat dengan mencium pipi kiri dan kanan gwa.
"Yang ini nga Fel?" jari gwa nunjuk ke bibir. Entah kenapa usil gwa selalu kumat kalo udah urusan yang satu ini.

Gwa bisa lihat kedua pipinya kembali bersemu dengan merahnya. Lalu kedua tangannya memegang pipi gwa dan menarik wajah gwa kebawah, secara dia tingginya emang sebahu gwa sehingga membuat gwa tertunduk untuk mendekati wajahnya. Lalu gwa bisa merasakan bibirnya menempel dibibir gwa. Dan gwa merasakan sebuah kehangatan yang begitu nyaman menjalar dari ciumannya itu, rasa nyaman yang teramat sangat seolah tak ada campur tangan napsu birahi. Walaupun nga sampai 1 menit ciuman itu, tapi gwa begitu menikmati dan meresapinya, mungkin nga bisa ngelupainnya sampai saat ini.

Gwa masih bisa melihat wajahnya yang masih bersemu malu, tapi tampaknya Felisha tidak menyesali dengan apa yang diperbuatnya. Sementara gwa masih terpana dengan yang diperbuatnya tadi, nga nyangka juga candaan gwa membuahkan hasil yang sangat membekas dihati gwa. Sejenak kitapun terjebak dengan situasi awkward ini.
"Ya udah Ky, aku tinggal dulu ya." Felisha coba mencairkan suasana.
"Eh, iya Fel. Bentar, gwa ambil kunci sama gembok2nya dulu. Jangan sampe ntar gwa malah kabur boks gara2 lo lupa ngunciin gwa dari luar" kata gwa yang udah bisa menguasai diri ini, lalu ngambil kunci plus gemboknya dari atas meja.
"Tapi apa emang perlu segini savenya Ky?" lagi2 Felisha ragu2.
"Ck, udah deh, lo mau liat gwa sembuh apa nga sih?" kata gwa sedikit ngomel.
"Iya-iya...." Felisha mengambil kunci dan gembok dari tangan gwa.
Lalu cepat2 gwa tutup pintunya. Gwa nga mau berubah pikiran, karena ketakutan2 yang ada dipikirannya Felisha. Gwa ngerasa udah mantep, dan nga mau kehilangan momen bulatnya tekad gwa ini. Karena gwa sedikit banyaknya tahu dengan kemampuan gwa, yang sangat susah untuk membulatkan sebuah tekad.
Dari balik pintu gwa bisa dengerin Felisha yang mulai masang gemboknya dan menguncinya. Dan gwa juga mengunci pintu gwa lalu mengeluarkan anak kuncinya dan menyerahkan ke Felisha melalui celah kaca nako jendela kamar gwa.
"Ini Fel, kunci kamar gwa. Lo bawa sekalian ya" kata gwa.
Felisha menerimanya seperti berat hati gitu, tapi karena gwa tetep maksa dengan terus menyorong2kannya akhirnya kunci itu berpindah tangan padanya. Gwa bisa melihat tatapan matanya yang berubah jadi sedih gitu, seolah seperti mau meninggalkan seseorang yang bakal dieksekusi mati itu. Duh, udah deh, jangan ngeliatin gwa kayak gitu Fel, nanti gwa malah nga jadi ngerehab diri gwa sendiri.
"Inget ya Fel, kalo nanti sore lo pulang ngeliat gwa berubah jadi norak dan nyebelin, lo yang sabar aja ya? Pokoknya lo musti kuat, jangan terpengaruh sama gwa. Mau gwa ngerayu2 lo sampe nangis2pun, biarin aja Fel. Jangan sekali2 lo bukain pintu buat gwa. Ajak Ridho kalo emang lo ngerasa perlu buat masuk. Tapi saran gwa sih paling nga 2 hari biarin aja gwa disini, tanpa perlu lo buka2 pintunya." kata gwa dengan berat hati
"Tapi kalo aku mau ngasih kamu makan gimana Ky?" tanyanya cemas.
"Ya ampun Fel, ini lobang nako masih muat kok buat masukin piring atau apa aja kok. Udah ya, lo berangkat deh, nanti kesiangan lho ngantornya" gwa sedikit membentak.
".............." Felisha cuma menganggukan kepalanya.
Rasanya berat banget Felisha melangkahkan kakinya untuk meninggalkan gwa sendiri di dalam kamar ini. Tapi itu emang musti dilakuin Fel, demi kebaikan gwa. Kalo lo pengen liat gwa bersih, lo musti ikhlasin gwa kayak gini.
sormin180 dan pasukanmalam11 memberi reputasi
2
Kutip
Balas