-Catatan Untuk Riyani-

Beranda

...

Stories from the Heart
-Catatan Untuk Riyani-

azelfaith

11-04-2013 13:53

-Catatan Untuk Riyani-

CATATAN UNTUK RIYANI

Sebuah Skripsi

Quote:

"Mungkin hatiku dulu sudah terbagi dalam banyak kotak-kotak, tapi kupersembahkan kotak terakhir untukmu, Riyani."
- Boy, 23 tahun, [Bukan]Penulis..

(dengerin lagunya dulu ya biar meleleh)

Prologue

Sebut saja namaku Boy, 23 tahun. Penulis? Jelas bukan. Aku hanyalah seorang anak laki-laki yang tumbuh tegak ke atas bersama waktu, soalnya kalau melebar kesamping berarti tidak sesuai kayak iklan Boneto. Dilecut dalam romantika kehidupan labil (bahkan sampai sekarang. -Editor).

Tulisan ini kupersembahkan untuk seorang gadis, sebut saja Bunga. Eh, jangan. Nama Bunga sudah terlalu mainstream dan negatif, Sebut saja Riyani, itu lebih indah dibaca dan tanpa konotasi negatif berita kriminal. (iya gimana sih.. - Editor)

Ya, Riyani itu kamu. Bukan Riyani yang lain. (Emang Riyani ada berapa gan? - Editor) Aku menulis ini karena aku tak punya harta materi (Hiks..kasihan - Editor). Karena aku tak punya apapun. Karena aku bahkan tak ingat apa yang jadi favoritmu. Aku hanya tahu kau suka membaca, maka aku hanya bisa mempersembahkan tulisan ini sebagai ungkapan terima kasihku untukmu Riyani, seseorang yang akan kunikahi nanti. (Ciyyeeee.. suit-suit dah mau kimpoi nih.. - Editor)

Dan kau Riyani, perhatikanlah bagaimana kuceritakan masa-masa dimana aku tumbuh dewasa hingga kutitipkan kepingan hati terakhirku padamu. Masa-masa dimana aku belajar, ditempa, jatuh remuk, dan kembali bangkit karenamu.. (Ceiileee romantisnyaaa... - Editor).

DAFTAR ISI

Quote:

BOOK I: CHAPTER I - VI

BOOK II: CHAPTER VII - SETERUSNYA

INTERLUDE

Quote:

Interlude berisi macam-macam kenangan yang sebagian besar berasal dari catatan semasa kuliah yang ditulis di note fb gue. Masa-masa paling galau gue. Berisi cerita pendek, puisi, dongeng tak jelas, yang sebenarnya pun ada makna dibalik itu semua yang gue yakin cuma gue doang yang tahu (Over PD). Didominasi Hari-hari sebelum Riyani. Beberapa hal berisi spoiler, jadi yang gak pengen merasa diberi cheat mohon tidak usah dibaca. (Meski gue yakin elu pasti baca)

Spoiler for interlude:

0.1. Interlude: Memory
0.2. Anak Ayam dan Burung Pipit 1
0.3. Anak Ayam dan Burung Pipit 2
0.4. Tales of the Broken Heart
0.5. A Future Letter
0.6. Terimakasih, Hujan
0.7. Interlude: Lelaki di Bibir Pantai
0.8. Tak Sedalam Palung Mariana
0.9. Can't Smile Without You
0.10. Memapas Jok Sepeda Motor
0.11. A letter to Myself
0.12. Another Love story 1
0.13. Another Love Story 2
0.14. Another Love Stories 3
0.15. Interlude: Dialog Imajiner [17-12-2011]
0.16. Interlude: Catatan Mas Boy 1
0.17. Interlude: Catatan Mas Boy 2
0.18. Interlude: Benda-Benda Mati Itu...
0.19. Yoyo Kecil yang Spesial
0.20. Interlude: Uang 100rb dan sabun mandi

RULES

Quote:

1. Tidak boleh meng-copy atau mencetak karya ini tanpa persetujuan dari TS. Berani copy paste ane sumpahin ente susah nelen 7 turunan.
2. Tolong jaga privasi TS untuk kenyamanan bersama.

Q & A

Quote:

1. Real stories?
Ya. Dengan beberapa perubahan, regulasi, modifikasi ringan, improvisasi, imunisasi, urbanisasi, dan sebagainya.

2. Boleh kenalan gak?
Bukan ajang cari jodoh dan TS bukan jomblo apalagi homo.

3. Kalau minta foto?
Jangan. Kami takut diguna-guna.. emoticon-Stick Out Tongue

4. Ngawur. Eh, kok kayaknya kenal?
Please, demi menjaga privasi yang kenal diem aja. Ingat diam itu emas, makin diam makin kaya ente... - kaya monyet. emoticon-Stick Out Tongue

5. Kapan update?
Kalau lagi gak ngurus anak dan kerjaan. Sabar, pasti update dan gak akan mangkrak. Emangnya proyek.... uhuk..

6. Istrinya cantik gak?
Ya jelas.

7. Boleh dong dikenalin sama temennya istrinya?
Makiin ngawuuuuuuuur!!! emoticon-Mad (S)

8. Last, kok ceritanya berubah-ubah? Bahasanya juga?
Kalau ceritanya bagus dan sangat menarik hati pasti saya ini jelmaannya Tere Liye atau Dewi Lestari. Maklum dong namanya juga amatir. Lah kamu mana tulisannya? emoticon-Ngakak (S)

Jangan lupa komen, rates, dan subscribe.
Ijo-ijo belakangan mah gak masalah. emoticon-Smilie

Diubah oleh azelfaith 04-07-2016 08:20

septyanto memberi reputasi

109.9K

Kutip

623

Balasan

Guest

Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru

Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!

Stories from the Heart

31.5KThread•42.2KAnggota

Tampilkan semua post

azelfaith

22-06-2014 16:31

#391

0.10. Memapas Jok Sepeda Motor

Jadi sudah seminggu ini aku berniat untuk memapas jok motorku. Bukan hendak berniat mengikuti jejak anak alay atau bagaimana, namun niatan ini disebabkan faktor kenyamanan. Jok motorku itu terlalu kecil nan sempit sehingga menyebabkan banyak keluhan, apalagi dari pembonceng. Setelah berhari-hari browsing internet untuk mencari solusi, akhirnya satu-satunya cara adalah mengganti jok, menambah busa, atau membentuk ulang jok dengan cara dipapas. Berdasarkan sumber di internet, kebanyakan mengatakan butuh dana sekitar 20 ribuan.

Target selanjutnya adalah menentukan tempat service jok. Ada dua tempat yang jadi incaran. Tempat pertama dekat dengan kantor sehingga bisa didatangi langsung ketika pulang kerja, tempat yang kedua dekat dengan rumah sehingga lebih leluasa untuk memilih waktu service jok. Sebelum benar-benar melakukan service, aku menyempatkan diri untuk survey harga terlebih dahulu.

Survey ke tempat pertama di mulai ketika pulang kerja. Kusempatkan untuk mampir barang sejenak dan seandainya harga fix bisa langsung eksekusi di tempat. Klik, kunci kontak kuputar untuk mematikan motor yang terparkir di teras depan bengkel. Kudatangi mas-mas pemilik bengkel jok itu. Sambutannya biasa saja tanpa senyuman atau keramahan padahal aku sudah mencoba pasang muka bersahabat.

Quote:

“Mas, nambah busa biar jok agak lebar bisa?”
“Maksudnya?”
“Iya ini jok motorku kan sempit, gak enak. Pengen dibikin agak lebar, atau dipapas aja gitu,” jawabku.
“Kalau ganti busa semua, sama kulitnya, mahal. Kisaran 145 ribu..”
“Wah, kalau cuma mapas sama nambahin dikit?”
Mas-mas itu mengernyitkan dahi, “Bisa sih, tapi ..”
“Loh kok?”
“Iya… soalnya… gak sebanding,” jawabnya sambil pasang tampang masam. “Gak sebanding… kerja sama duitnya.”
“Oh..” bisa disimpulkan maksud mas itu adalah biayanya murah tapi kerjanya ribet. Sepertinya ini orang tak mau repot.
“Kalau mau… tambah busa, sama sekalian ganti kulit joknya.”
“Berapa mas?”
“90 ribu.. Nanti ditambahin busanya disini,” katanya sambil menunjuk bagian-bagian jok yang akan ditambah busa.
Wah, mahal amat batinku. Bisa jebol nih dompet kalau sampai segitu. Mending juga buat beli sate kambing deh masih dapat kembalian.
“Oh, ya.. gimana ya… ntar deh mas kesini lagi,” kataku kemudian.

Lalu mas pemilik bengkel jok itupun masuk ke bengkelnya lagi. Aku pun menghidupkan motor dan beranjak pulang. Gak jadi aja deh kalau segitu mahalnya.

Beberapa hari berlalu. Ketika sore hari setelah pulang kerja, aku memutuskan untuk datang ke bengkel kedua. Karena dekat rumah, aku berangkat kesana cuma bersenjatakan kaos oblong dan celana pendek.
Sesampai disana kuparkirkan motor di depan bengkel jok. Bengkelnya kecil, tak sebesar bengkel pertama yang dekat di tempat kerja. Banyak contoh-contoh jok bergantungan disana. Ketika masuk, pemilik bengkel menyambut dengan ramah. Sudah separuh baya ternyata, bapak itu hanya sendiri disitu.

Quote:

“Silahkan, mau apa dek?” sambutnya dengan tersenyum.
Ramah sekali batinku, beda sekali dengan pemilik bengkel pertama yang pasang muka cemberut.
“Papas jok berapa pak?” kataku to the point.
“Cukup 10 ribu saja.”
WHAAT? Cuma 10 ribu? Holyshit! Lebih murah dari kata orang di internet dan yang pasti daripada bengkel pertama.
“Oh, oke deh pak langsung kerjain.”
Si Bapak pun dengan sigap langsung mengambil jok motorku dan mulai mengerjakannya.
“Ini mau dibuat gimana dek?”
Aku pun terdiam, bingung juga mau dibuat gimana. “Ya pokoknya dibikin agak lebar, ini kan sempit pak, mana keras lagi. Kalau dibikin lebar gitu gimana. Apa ditambah busa lagi aja?”
“Kalau mau lebar, empuk, enak, ganti jok matic aja,” si Bapak bercanda.
“Hahahaha.. ya gak gitu juga kali Pak.”
“Ya emang model joknya gini, kan mengikuti rangkanya. Rangka seport ya gini to dek. Kalau mau lebar ya ganti motor aja.. hahaha.. Ini kalau ditambah busa jadi jelek, tinggi, aneh.”
“Wah, lha terus piye Pak?”
“Dipapas aja.”
“Ya udah dipapas aja biar agak lebar, tapi jangan ketipisan. Ntar makin keras lagi.”
“Salahmu beli motor kok ini..hahaha..”
Aku pun ikut tertawa, ya mau bagaimana lagi pak. Orang sudah jatuh cinta dari dulu. Tsaah…
Suasana hening, si Bapak dengan tekun mulai pengerjaannya memapas jok. Hati-hati sekali kelihatannya. Tampaknya sudah ahli dan tahu betul seluk-beluk pemapasan.
“Ini tu busa kualitas bagus tau gak kamu? Ini bukan keras tapi kenyal. Emang kalau motor-motor Sizuka tu gini semua, beda sama Hando atau Yahamo. Tapi orang-orang sih gak mau tahu, tahunya keras. Padahal ini paling awet,” kata si Bapak.
“Oh.. gitu ya.. ya mana tau Pak. Orang mikirnya kan nyaman empuk.”
“Iya, tapi cepat kempes kalau yang empuk. Aku udah sering pegang jok orang-orang dek.”
“Oh gitu ya.. hemmm…”
“Masih sekolah dek?”
Ketika mendengar pertanyaan itu aku menahan ketawa. Emang mukaku masih seimut itukah Pak? Hahahaha..
“Udah kerja Pak, ngajar..”
“Oh..”
“Bapak udah lama kerja di bengkel jok?”
“Hehe.. aku kerja gini dari dua anakku SD sampai sekarang udah lulus kuliah.”
“Wah wah.. udah belasan tahun to Pak?”
“Iya to..”
Tanpa terasa waktu berlalu, si Bapak sudah selesai memapas jok motorku. Kuberikan uang 10 ribu sebagai upah kerjanya.
“Ini Pak, makasih ya..”
“Oke dek, sama-sama.”

Ternyata tak serepot yang kubayangkan ketika kemarin mendengar kata-kata dari mas bengkel pertama. Tapi memang, jikalau dibandingkan mungkin uang 10 ribu itu tak cukup besar. Jadi mas-mas bengkel pertama tadi tak salah juga.

Aku pun pulang, motor pun terasa lebih nyaman karena jok lebih lebar. Soal empuk? Yah masih kenyal-kenyal gitu deh.

Diubah oleh azelfaith 10-10-2014 14:52

Kutip

Balas