- Beranda
- Stories from the Heart
a Story About Forbidden Love
...
TS
dee.vita
a Story About Forbidden Love
PROLOG
Selamat malam,
Setelah menimbang beberapa lama, dan kursus singkat cara menulis serta ngaskus dari seseorang tadi, akhirnya aku mengambil keputusan untuk membagi ceritaku disini.
Tapi, sebelum aku mulai bercerita, ijinkan aku untuk memberikan beberapa peraturan dan kalimat pembuka.
Terimakasih, dan selamat membaca.
Selamat malam,
Setelah menimbang beberapa lama, dan kursus singkat cara menulis serta ngaskus dari seseorang tadi, akhirnya aku mengambil keputusan untuk membagi ceritaku disini.
Tapi, sebelum aku mulai bercerita, ijinkan aku untuk memberikan beberapa peraturan dan kalimat pembuka.
Quote:
Terimakasih, dan selamat membaca.

Spoiler for Indeks:
Diubah oleh dee.vita 11-08-2014 23:09
anasabila memberi reputasi
1
24K
161
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
dee.vita
#115
PART 16
Kata orang nasib manusia itu di tangan Tuhan, tapi bagiku nasib kita ada di tangan kita sendiri, Takdir kita yang ditangan Tuhan.
Lahir dimana, kapan, dengan kondisi seperti apa, itu takdir. Meninggal kapan, dimana, dan bagaimana, itu takdir.
Tidak ada nasib baik, yang ada adalah sebuah usaha dari seorang manusia untuk memperbaiki hidupnya, mengusahakan dirinya untuk jadi lebih baik.
Tidak ada nasib buruk, yang ada adalah kurangnya suatu komitmen dan keputusan dari seorang manusia untuk mau memperbaiki hidupnya.
Tapi kalau nasib kita baik atau tidaknya itu tergantung tindakan kita, tergantung pada setiap keputusan yang kita ambil dalam setiap pilihan di hidup kita. Dan ketika kita sudah memutuskan, kita harus setiap dengan konsekuensi dan resiko dari keputusan kita, karena tidak ada sebuah keputusan tanpa adanya resiko di dalamnya.
Seperti hal nya saat ini, saat aku memutuskan menerima tawaran bu Lita untuk melamar menjadi staff ticketing di perusahaan airlines ini. Dengan diterimanya aku disini, itu berarti aku sudah memutuskan untuk meninggalkan pekerjaanku yang lama, ada dua resiko kedepan yang harus aku hadapi, pertama, pekerjaanku yang baru ini akan membawaku jadi lebih baik dari sebelumnya, atau kedua, pekerjaan ini akan membawaku pada sebuah pelajaran baru dalam hidupku. Kok ga membawaku jadi lebih buruk? Well, baik atau buruknya seseorang tergantung cara pandangnya pada suatu hal atau kejadian, bagiku bila hal 'buruk' terjadi dalam hidupku, itu adalah sebuah pelajaran baru buatku agar kedepan tidak akan terulang lagi.
Seminggu setelah aku menjalani test dan interview di perusahaan itu, aku dihubungi oleh pihak HRD yang mengatakan bahwa aku diterima bekerja disana. Sesuai dengan perjanjianku dan bu Lita, aku minta waktu sebulan untuk mengundurkan diri dari hotel tempatku bekerja saat ini.
Malam ini aku memang janjian ketemu sama mas Agung, dia masuk siang jadi agak maleman baru bisa mampir rumah. Kita janjian mau makan penyetan bareng malem ini. Ya, kita berdua sama-sama suka pedes (aku lebih over sih sebenernya.hehe), jadi makan penyetan ayam atau telur ditambah sambal bawang yang pedas jadi hobi kita berdua.
Malam itu, ketika aku sedang keluar makan dengan mas Agung, aku ceritakan perihal pekerjaanku ke dia.
Sudah banyak berubah ya mas Agung?hehe iya, dia jadi lebih sabar. Tapi sayang sebentar lagi dia akan membuatku kecewa lagi.
Besoknya sesuai planningku kemaren, aku mengajukan pengunduran diri di HRD hotel tempatku bekerja, sebentar, kok kata-katanya barusan agak lucu ya? Mengajukan pengunduran? Jadi maju untuk mundur?hehehe
Syukurlah tidak banyak syarat atau dipersulit, pihak HRD hanya meminta agar diberi waktu sebulan sebelum aku benar-benar keluar dari sini, agar dapat pengganti dulu, gitu katanya.
Sepulang kerja aku dijemput mas Agung, karena dia kebetulan lagi off hari ini, lumayanlah, capek sepulang kerja hilang karena dijemput pacar.
Mas Agung ini diambilkan KPR oleh orang tuanya di daerah K****, sedikit jauh dari kotaku, sekitar 45menit mungkin, rumahnya belum ditinggali, jadi ya kadang dia mampir kesana untuk sekedar bersih-bersih.
Jam enam lewat kita sampai dirumah itu, gelap, karena memang lampunya selalu dimatikan waktu ditinggal, toh kalau dinyalakan juga ga ada penghuninya.
Aku turun dari motor, mengambil kunci rumah yang diberi mas Agung, membukakan pagar, dan masuk ke dalam untuk menyalakan lampu dan menyapu rumah itu.
Baru saja aku selesai meyapu bagian kamar, mas Agung datang dan mendekapku dari depan, mungkin dia kangen sama aku, ingin memelukku sejenak. Aku menaruh sapu yang aku pegang dan memeluk pinggangnya, tinggi kami tidak seberapa berbeda, kira-kira aku sedagu nya.
Tangan mas Agung mengangkat wajahku, melihatku sebentar kemudian mencium bibirku, aku menyambut ciumannya, agak lama kita berciuman sore itu, tapi kemudian ciumannya bergeser turun hingga ke leherku, nafasnya yang berat terdengar di teligaku, secara manusia, aku menikmati itu. Tapi hatiku berkata, this is so wrong.
Aku mencoba mengelak ketika tangannya mulai bergerak naik membuka kancing bajuku, tapi elakan tanganku tidak sanggup menahan kekuatan tangannya, aku merasakan sekarang dia agak memaksaku.
tapi sepertinya bisikanku barusan tertutup dengan nafsunya, terlihat dari ciumannya yang semakin liar di leher dan telingaku, bajuku sudah terbuka separuh, tinggal beberapa kancing bagian bawah yang masih melekat, ciumannya mulai turun mengarah ke dadaku.
Kedua tangannya masuk dibalik bajuku dan mengarah ke punggungku, memegang tali bra ku, aku tau kalau aku tidak mengambil suatu tindakan tegas sekarang juga, nafsunya akan semakin besar dan akan semakin membutakan matanya.
Telapak tanganku mendorong tubuhnya menjauh, tapi tangannya yang mendekapku lebih kuat dari doronganku, nafasnya semakin menggebu dan pandangannya sudah berubah menjadi nafsu.
Tali bra ku sudah lepas, aku juga manusia yang punya hawa nafsu, tapi akal sehat ku masih bekerja dalam keadaan seperti ini.
Sekali lagi usahaku untuk mendorong dia menjauh,
sebuah tamparan keras dari tangan kananku mendarat di pipi kirinya setelah dia sedikit terdorong dariku. Dia berhenti. Melepas dekapannya.
Aku berjalan dengan menutupi bagian atas bajuku yang sudah terbuka lebar, melangkah menuju kamar mandi. Sebuah kesalahan memang sepasang pria dan wanita berada di dalam rumah yang hanya ada mereka berdua, aku tau, hanya aku tidak menyangka dia akan bertindak sejauh ini.
Lahir dimana, kapan, dengan kondisi seperti apa, itu takdir. Meninggal kapan, dimana, dan bagaimana, itu takdir.
Tidak ada nasib baik, yang ada adalah sebuah usaha dari seorang manusia untuk memperbaiki hidupnya, mengusahakan dirinya untuk jadi lebih baik.
Tidak ada nasib buruk, yang ada adalah kurangnya suatu komitmen dan keputusan dari seorang manusia untuk mau memperbaiki hidupnya.
Tapi kalau nasib kita baik atau tidaknya itu tergantung tindakan kita, tergantung pada setiap keputusan yang kita ambil dalam setiap pilihan di hidup kita. Dan ketika kita sudah memutuskan, kita harus setiap dengan konsekuensi dan resiko dari keputusan kita, karena tidak ada sebuah keputusan tanpa adanya resiko di dalamnya.
Seperti hal nya saat ini, saat aku memutuskan menerima tawaran bu Lita untuk melamar menjadi staff ticketing di perusahaan airlines ini. Dengan diterimanya aku disini, itu berarti aku sudah memutuskan untuk meninggalkan pekerjaanku yang lama, ada dua resiko kedepan yang harus aku hadapi, pertama, pekerjaanku yang baru ini akan membawaku jadi lebih baik dari sebelumnya, atau kedua, pekerjaan ini akan membawaku pada sebuah pelajaran baru dalam hidupku. Kok ga membawaku jadi lebih buruk? Well, baik atau buruknya seseorang tergantung cara pandangnya pada suatu hal atau kejadian, bagiku bila hal 'buruk' terjadi dalam hidupku, itu adalah sebuah pelajaran baru buatku agar kedepan tidak akan terulang lagi.
Seminggu setelah aku menjalani test dan interview di perusahaan itu, aku dihubungi oleh pihak HRD yang mengatakan bahwa aku diterima bekerja disana. Sesuai dengan perjanjianku dan bu Lita, aku minta waktu sebulan untuk mengundurkan diri dari hotel tempatku bekerja saat ini.
Quote:
Malam ini aku memang janjian ketemu sama mas Agung, dia masuk siang jadi agak maleman baru bisa mampir rumah. Kita janjian mau makan penyetan bareng malem ini. Ya, kita berdua sama-sama suka pedes (aku lebih over sih sebenernya.hehe), jadi makan penyetan ayam atau telur ditambah sambal bawang yang pedas jadi hobi kita berdua.
Malam itu, ketika aku sedang keluar makan dengan mas Agung, aku ceritakan perihal pekerjaanku ke dia.
Quote:
Sudah banyak berubah ya mas Agung?hehe iya, dia jadi lebih sabar. Tapi sayang sebentar lagi dia akan membuatku kecewa lagi.
Besoknya sesuai planningku kemaren, aku mengajukan pengunduran diri di HRD hotel tempatku bekerja, sebentar, kok kata-katanya barusan agak lucu ya? Mengajukan pengunduran? Jadi maju untuk mundur?hehehe
Syukurlah tidak banyak syarat atau dipersulit, pihak HRD hanya meminta agar diberi waktu sebulan sebelum aku benar-benar keluar dari sini, agar dapat pengganti dulu, gitu katanya.
Sepulang kerja aku dijemput mas Agung, karena dia kebetulan lagi off hari ini, lumayanlah, capek sepulang kerja hilang karena dijemput pacar.
Quote:
Mas Agung ini diambilkan KPR oleh orang tuanya di daerah K****, sedikit jauh dari kotaku, sekitar 45menit mungkin, rumahnya belum ditinggali, jadi ya kadang dia mampir kesana untuk sekedar bersih-bersih.
Jam enam lewat kita sampai dirumah itu, gelap, karena memang lampunya selalu dimatikan waktu ditinggal, toh kalau dinyalakan juga ga ada penghuninya.
Aku turun dari motor, mengambil kunci rumah yang diberi mas Agung, membukakan pagar, dan masuk ke dalam untuk menyalakan lampu dan menyapu rumah itu.
Baru saja aku selesai meyapu bagian kamar, mas Agung datang dan mendekapku dari depan, mungkin dia kangen sama aku, ingin memelukku sejenak. Aku menaruh sapu yang aku pegang dan memeluk pinggangnya, tinggi kami tidak seberapa berbeda, kira-kira aku sedagu nya.
Tangan mas Agung mengangkat wajahku, melihatku sebentar kemudian mencium bibirku, aku menyambut ciumannya, agak lama kita berciuman sore itu, tapi kemudian ciumannya bergeser turun hingga ke leherku, nafasnya yang berat terdengar di teligaku, secara manusia, aku menikmati itu. Tapi hatiku berkata, this is so wrong.
Aku mencoba mengelak ketika tangannya mulai bergerak naik membuka kancing bajuku, tapi elakan tanganku tidak sanggup menahan kekuatan tangannya, aku merasakan sekarang dia agak memaksaku.
Quote:
tapi sepertinya bisikanku barusan tertutup dengan nafsunya, terlihat dari ciumannya yang semakin liar di leher dan telingaku, bajuku sudah terbuka separuh, tinggal beberapa kancing bagian bawah yang masih melekat, ciumannya mulai turun mengarah ke dadaku.
Quote:
Kedua tangannya masuk dibalik bajuku dan mengarah ke punggungku, memegang tali bra ku, aku tau kalau aku tidak mengambil suatu tindakan tegas sekarang juga, nafsunya akan semakin besar dan akan semakin membutakan matanya.
Telapak tanganku mendorong tubuhnya menjauh, tapi tangannya yang mendekapku lebih kuat dari doronganku, nafasnya semakin menggebu dan pandangannya sudah berubah menjadi nafsu.
Tali bra ku sudah lepas, aku juga manusia yang punya hawa nafsu, tapi akal sehat ku masih bekerja dalam keadaan seperti ini.
Sekali lagi usahaku untuk mendorong dia menjauh,
Quote:
sebuah tamparan keras dari tangan kananku mendarat di pipi kirinya setelah dia sedikit terdorong dariku. Dia berhenti. Melepas dekapannya.
Aku berjalan dengan menutupi bagian atas bajuku yang sudah terbuka lebar, melangkah menuju kamar mandi. Sebuah kesalahan memang sepasang pria dan wanita berada di dalam rumah yang hanya ada mereka berdua, aku tau, hanya aku tidak menyangka dia akan bertindak sejauh ini.
Quote:
0