- Beranda
- Stories from the Heart
a Story About Forbidden Love
...
TS
dee.vita
a Story About Forbidden Love
PROLOG
Selamat malam,
Setelah menimbang beberapa lama, dan kursus singkat cara menulis serta ngaskus dari seseorang tadi, akhirnya aku mengambil keputusan untuk membagi ceritaku disini.
Tapi, sebelum aku mulai bercerita, ijinkan aku untuk memberikan beberapa peraturan dan kalimat pembuka.
Terimakasih, dan selamat membaca.
Selamat malam,
Setelah menimbang beberapa lama, dan kursus singkat cara menulis serta ngaskus dari seseorang tadi, akhirnya aku mengambil keputusan untuk membagi ceritaku disini.
Tapi, sebelum aku mulai bercerita, ijinkan aku untuk memberikan beberapa peraturan dan kalimat pembuka.
Quote:
Terimakasih, dan selamat membaca.

Spoiler for Indeks:
Diubah oleh dee.vita 11-08-2014 23:09
anasabila memberi reputasi
1
24K
161
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
dee.vita
#103
PART 15
Pertengahan 2010, ada pergantian manajemen di hotel tempatku bekerja, entahlah tapi sepertinya memang sedang ada perombakan besar-besaran dari jajaran direksi. Manager ku yang baru sudah bukan pak Donny lagi, supervisorku juga bukan pak Andik, mereka sudah diganti semua dengan orang baru yang menurutku kurang bisa berbaur dengan staff dibawahnya.
Banyak temanku yang kurang nyaman dengan manajemen yang baru ini, tapi gimana lagi namanya masih kerja ikut orang, selama kita masih bisa bertahan ya tetap stay, tapi kalau sudah ga tahan ya silahkan out, bukankah begitu?
Oh ya, lamaranku sebagai pramugari aku batalkan, tinggal satu test lagi sebenernya, tapi aku bilang ke HRD kalau aku membatalkan lamaranku disana. Setelah kupikir-pikir, lebih baik aku menjaga ibu di rumah, bapak sudah tidak ada, kasihan ibu nanti sendirian kalau aku memaksa jadi pramugari. Tentu aku juga memberitahu bu Lolyta, karena aku merasa ga enak juga sama beliau, secara beliaulah yang memberikanku tawaran untuk bekerja disana.
Begitulah kira-kira percakapan ku dengan bu Lolyta waktu aku menelpon beliau untuk memberitahu bahwa aku tidak jadi melamar disana.
Mas Agung? Sesuai saran Tika, aku mencoba memberinya kesempatan sekali lagi, tapi jujur rasa respect ku ke dia berkurang, aku yang sebelumnya menghargai dia kini jadi sedikit memandang sebelah mata karena perlakuannya waktu itu, dalam hati aku masih belum bisa menerimanya sepenuhnya.
Dia mati-matian mencoba mendapatkan kepercayaanku lagi, sikapnya jadi begitu baik padaku, sudah jarang marah-marah dan emosi ga jelas lagi, ya, karena aku bilang sama dia waktu setelah kejadian itu, aku bilang bahwa dia harus bisa menunjukkan atau melakukan sesuatu sebagai bentuk penyesalan dan permohonan maaf atas perbuatannya, sesuatu yang bisa mengembalikan kepercayaanku padanya.
Sejauh ini aku lihat dia memang bersungguh-sungguh untuk membuatku percaya lagi ke dia, Fanni tetanggaku juga mengatakan kalau sejak kejadian itu motor mas Agung sudah tidak pernah terlihat lagi di rumah mbak Desi. Ketemuan di luar kah mereka? Well, who knows? Aku sih malas mencari tau soal itu.
29 Juni 2010
Beeepppp…… Beeeppppp…. Hapeku berbunyi terdengar dari dalam kantongku, aku lihat nomornya, sepertinya ini nomor telpon kantor airlines tempatku pernah menaruh lamaran dulu
Bu Lita ingin ketemu sama aku besok, kenapa ya? Masak mau nawarin aku jadi pramugari lagi? Bukannya aku sudah menjelaskan ke beliau kenapa aku menolak tawaran itu.. hmmm, ya sudahlah, besok aku kesana dulu yang penting, lagian besok aku juga off, ga ada acara..
Besoknya jam Sembilan, tepat aku mau menuntun motor keluar untuk berangkat kesana, hp ku berdering
Yah, aku parkir lagi motor yang tadi sudah setengah ku tuntun mau keluar halaman, aku lepas helm, jaket, ganti baju, kemudian tidur lagi..hehe
Jam dua lewat aku sudah rapi lagi, siap berangkat untuk bertemu dengan bu Lita, masih penasaran akan apa yang hendak dia sampaikan ke aku. Jam tiga kurang aku sudah sampai disana, aku parkir motor dan masuk, menaiki tangga menuju lobby, aku katakan pada receptionist disana kalau sudah janjian sama bu Lita dan langsung disuruh naik ke lantai tiga. Sampai di lantai tiga bu Lita sudah menungguku di salah satu ruang disana rupanya.
Akhirnya aku memutuskan untuk mencoba, mengingat bahwa suasana kerja di kantorku yang sekarang sudah sangat berbeda, awal bulan depan aku akan memasukkan lamaran dan kalau diterima aku meminta waktu sebulan untuk mengundurkan diri dari pekerjaanku yang sekarang.
Sore itu aku cukup lama ngobrol dengan bu Lita, sosok yang ramah, cantik, dan sangat keibuan, anak dan suaminya pasti sangat beruntung memiliki beliau.
Hampir jam lima aku baru keluar dari ruangan tempatku ngobrol dengan bu Lita, aku pamit kemudian turun ke bawah, lobby sudah sepi, sudah tidak ada aktifitas lagi karena memang sudah selesai jam operasionalnya, aku turun melalui basement karna pintu masuk lobby sudah dikunci, keluar melewati parkiran karyawan melewati pos security.
Ada seorang pria yang duduk di depan pos security sedang memandang keluar, sepertinya pria yang sama yang aku lihat juga waktu menaruh lamaran dulu, dia menoleh ke arahku, aku senyum padanya dan dia membalas..
Tak lama aku pun naik diatas motor dan meluncur pulang..
Banyak temanku yang kurang nyaman dengan manajemen yang baru ini, tapi gimana lagi namanya masih kerja ikut orang, selama kita masih bisa bertahan ya tetap stay, tapi kalau sudah ga tahan ya silahkan out, bukankah begitu?
Oh ya, lamaranku sebagai pramugari aku batalkan, tinggal satu test lagi sebenernya, tapi aku bilang ke HRD kalau aku membatalkan lamaranku disana. Setelah kupikir-pikir, lebih baik aku menjaga ibu di rumah, bapak sudah tidak ada, kasihan ibu nanti sendirian kalau aku memaksa jadi pramugari. Tentu aku juga memberitahu bu Lolyta, karena aku merasa ga enak juga sama beliau, secara beliaulah yang memberikanku tawaran untuk bekerja disana.
Quote:
Begitulah kira-kira percakapan ku dengan bu Lolyta waktu aku menelpon beliau untuk memberitahu bahwa aku tidak jadi melamar disana.
Mas Agung? Sesuai saran Tika, aku mencoba memberinya kesempatan sekali lagi, tapi jujur rasa respect ku ke dia berkurang, aku yang sebelumnya menghargai dia kini jadi sedikit memandang sebelah mata karena perlakuannya waktu itu, dalam hati aku masih belum bisa menerimanya sepenuhnya.
Dia mati-matian mencoba mendapatkan kepercayaanku lagi, sikapnya jadi begitu baik padaku, sudah jarang marah-marah dan emosi ga jelas lagi, ya, karena aku bilang sama dia waktu setelah kejadian itu, aku bilang bahwa dia harus bisa menunjukkan atau melakukan sesuatu sebagai bentuk penyesalan dan permohonan maaf atas perbuatannya, sesuatu yang bisa mengembalikan kepercayaanku padanya.
Sejauh ini aku lihat dia memang bersungguh-sungguh untuk membuatku percaya lagi ke dia, Fanni tetanggaku juga mengatakan kalau sejak kejadian itu motor mas Agung sudah tidak pernah terlihat lagi di rumah mbak Desi. Ketemuan di luar kah mereka? Well, who knows? Aku sih malas mencari tau soal itu.
29 Juni 2010
Beeepppp…… Beeeppppp…. Hapeku berbunyi terdengar dari dalam kantongku, aku lihat nomornya, sepertinya ini nomor telpon kantor airlines tempatku pernah menaruh lamaran dulu
Quote:
Bu Lita ingin ketemu sama aku besok, kenapa ya? Masak mau nawarin aku jadi pramugari lagi? Bukannya aku sudah menjelaskan ke beliau kenapa aku menolak tawaran itu.. hmmm, ya sudahlah, besok aku kesana dulu yang penting, lagian besok aku juga off, ga ada acara..
Quote:
Besoknya jam Sembilan, tepat aku mau menuntun motor keluar untuk berangkat kesana, hp ku berdering
Quote:
Yah, aku parkir lagi motor yang tadi sudah setengah ku tuntun mau keluar halaman, aku lepas helm, jaket, ganti baju, kemudian tidur lagi..hehe
Jam dua lewat aku sudah rapi lagi, siap berangkat untuk bertemu dengan bu Lita, masih penasaran akan apa yang hendak dia sampaikan ke aku. Jam tiga kurang aku sudah sampai disana, aku parkir motor dan masuk, menaiki tangga menuju lobby, aku katakan pada receptionist disana kalau sudah janjian sama bu Lita dan langsung disuruh naik ke lantai tiga. Sampai di lantai tiga bu Lita sudah menungguku di salah satu ruang disana rupanya.
Quote:
Akhirnya aku memutuskan untuk mencoba, mengingat bahwa suasana kerja di kantorku yang sekarang sudah sangat berbeda, awal bulan depan aku akan memasukkan lamaran dan kalau diterima aku meminta waktu sebulan untuk mengundurkan diri dari pekerjaanku yang sekarang.
Sore itu aku cukup lama ngobrol dengan bu Lita, sosok yang ramah, cantik, dan sangat keibuan, anak dan suaminya pasti sangat beruntung memiliki beliau.
Hampir jam lima aku baru keluar dari ruangan tempatku ngobrol dengan bu Lita, aku pamit kemudian turun ke bawah, lobby sudah sepi, sudah tidak ada aktifitas lagi karena memang sudah selesai jam operasionalnya, aku turun melalui basement karna pintu masuk lobby sudah dikunci, keluar melewati parkiran karyawan melewati pos security.
Quote:
Ada seorang pria yang duduk di depan pos security sedang memandang keluar, sepertinya pria yang sama yang aku lihat juga waktu menaruh lamaran dulu, dia menoleh ke arahku, aku senyum padanya dan dia membalas..
Tak lama aku pun naik diatas motor dan meluncur pulang..
Quote:
Diubah oleh dee.vita 21-06-2014 10:16
0