- Beranda
- Stories from the Heart
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
...
TS
luckyismine
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
Quote:
MESIN WAKTU
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
MINOR66
Quote:
Permisi agan dan aganwati
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.
Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.
Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa.
So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Quote:
Original Posted By mullupus►Tes tes... 1-2-3...
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa. So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Spoiler for Makasih buat cendolnya :
* * * C H A P T E R I * * *
Spoiler for INDEX:
MUKADIMAH
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
* * * C H A P T E R II * * *
Spoiler for INDEX:
THAT'S WHAT FRIEND ALL FOR
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 84 suara
Siapa yang jadi istri gwa saat ini?
Dinda
12%
Felisha
35%
Bebeb
5%
Megan Fox
23%
Semuanya salah
26%
Diubah oleh luckyismine 05-04-2017 18:38
sormin180 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
356K
Kutip
1.7K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
luckyismine
#728
KEPOMPONG
Dulu kita sahabat
Dengan begitu hangat
Mengalahkan sinar mentari
Dulu kita sahabat
Berteman bagai ulat
Berharap jadi kupu-kupu
Kini kita berjalan berjauh-jauhan
Kau jauhi diriku karena sesuatu
Mungkin ku terlalu bertindak kejauhan
Namun itu karena ku sayang
Persahabatan bagai kepompong
Mengubah ulat menjadi kupu-kupu
Persahabatan bagai kepompong
Hal yang tak mudah berubah jadi indah
Persahabatan bagai kepompong
Maklumi teman hadapi perbedaan
Persahabatan bagi kepompong
Dengan begitu hangat
Mengalahkan sinar mentari
Dulu kita sahabat
Berteman bagai ulat
Berharap jadi kupu-kupu
Kini kita berjalan berjauh-jauhan
Kau jauhi diriku karena sesuatu
Mungkin ku terlalu bertindak kejauhan
Namun itu karena ku sayang
Persahabatan bagai kepompong
Mengubah ulat menjadi kupu-kupu
Persahabatan bagai kepompong
Hal yang tak mudah berubah jadi indah
Persahabatan bagai kepompong
Maklumi teman hadapi perbedaan
Persahabatan bagi kepompong
SIND3NTOSCA
Spoiler for KEPOMPONG:
Quote:
Sebenernya kerjaan gwa sama Ridho ini boleh dibilang nga beda jauh kayak biro jasa gitu, cuma bedanya Ridho nga buka kantor atau apalah namanya itu. Ya kayak calo2 gitu deh, keluar masuk ke instansi2 terkait yang berhubungan dengan berkas2 yang musti kita urusin biar cepet selesainya. Kebanyakan sih kita ngurusin sertifikat2 tanah gitu, kebayang khan instansi yang terkait sama urusan kerjaan gwa.
Kerjaannya nga ribet2 banget sih. Daftarin berkas, terus majuin berkas2 tsb ke tiap2 meja yang terkait. Nungguin berkas ditanda tangan, terus majuin lagi ke meja berikutnya, sampe di acc dan kelar deh. Tiap meja yang gwa hadapin sudah ada harganya.
Tapi selain itu gwa juga musti sedikit aktif nanya2 perkembangannya, biar berkas2 yang gwa majuin emang diproses, nga dicuekin atau malah ditaruh ditumpukan paling bawah. Jadi kalo dah selesai, gwa musti berangkat ke wilayah lainnya untuk majuin berkas lainnya. Tapi kalo ada masalah berkasnya, gwa bisa segera balikin berkas tersebut ke Ridho untuk diperbaiki atau dilengkapi lagi oleh si pemilik sertifikat tersebut.
Kenapa juga setiap berkas harus bisa selesai dalam waktu sesingkat mungkin? Karena tiap berkas itu udah ada harganya. Semua udah termasuk biaya administrasi, pajak, dll, termasuk harga tanda tangan tiap2 meja.
Jadi sisa dari biaya penyelesaian berkas itu berarti masuk ke kantong gwa, full tanpa dipotong sama Ridho sama sekali (emang baek bener dah temen gwa ini
). Karena gwa emang nga makan gaji sama sekali. Gwa bergantung dari uang sisa dari tiap2 biaya pengurusan sertifikat tersebut. Jadi semakin cepet gwa selesaiin itu berkas, berarti sisanya masih lumayan gede dan utuh. Tapi makin lama selesainya berkas tersebut berarti sisanya bakal kepotong sama uang makan siang, biaya bensin, uang rokok perharinya. Jadi, makin banyak berkas yang gwa urus dan makin cepat selesainya dalam sehari, berarti penghasilan gwa lumayan gede perharinya. Emang bukan kerjaan dengan income yang pasti, tapi lumayanlah buat gwa.
Trus darimana berkas2 tersebut datengnya? Kebanyakan sih dari notaris2 yang emang tertarik sama harga biaya pengurusan yang ditawarkan sama Ridho dan temennya, dan tentunya ketepatan waktu dalam pengurusan. Makanya gwa nga ngentayangan di kantor2 instansi tersebut sambil nawar2in jasa gwa. Gwa dateng kesono dengan backpack yang udah berisi berkas2 yang musti diurus.
Overall, kerjaannya mah nyantai abis. Bawa berkas trus duduk2 deh sambil nungguin berkas selesai. Tapi capeknya kalo dalam sehari dapet berkas2nya untuk 2 wilayah atau lebih, serasa bener deh tiap hari kejar2an sama waktu. Soalnya untuk kota ini aja udah 5 wilayahnya, belum lagi sama tetanggan kota ini yang ada 4 wilayah. Berasa bener deh udah kayak touring kalo udah lebih dari 2 wilayah ngurusnya. Tambahan lagi, waktu kerjanya instansi tersebut emang keren abis deh. Jam kerja yang mulai dari jam 8, prakteknya baru mulai 9:30. Istirahatnya juga aneh, 11:30 udah mulai bubar grak, nantipun baru mulai lagi 13:30. Dan kalo udah lewat jam 3 berkas belom ditanda tangan, berarti besok jam 8:30 musti balik kesitu lagi deh.
Berhubung gwa masih baru, lumayan ribet juga gwa ngikutinnya. Gwa paling nga bisa cerewet2 gitu sama orang, yang tiap 15 atau 30 menit maju nanyain berkas gwa udah selesai ditanda tanganin atau belum. Tapi berhubung kerja gwa kayak gini ya mau nga mau gwa musti bisa. Selain itu gwa emang paling nga biasa nunggu. Dulu di hape palingan cuma bisa maenin snake, mana ada game clash of clans. Jadi gwa lebih banyak ketidurannya, daripada jagain berkas2 gwa. Malah sempet juga gwa kebangun2 nga tahunya kantor udah mau tutup.
Ya, kurang lebih kayak gitu deh kerjaan gwa sama Ridho. Emang nga keren sih dan nga terhormat kayak orang2 yang kerja dikantoran. Tapi lumayanlah daripada gwa 'kerja' kayak gengnya Wonderboy atau ngorek2in tempat sampah. Ridho yang udah jelas kehidupannya aja enjoy banget ngejalaninnya, masa' gwa nga bisa kayak dia juga sih?
**********************************************
Lagi move on dan jomblo, itu bener2 kombinasi yang sangat mematikan buat gwa. Yang biasanya kalo bawa motor ada yang duduk dibelakang nyender plus sensasi kenyal2nya, sekarang bawa motor berasa enteng karena sendirian. Yang biasanya sambil nyetir trus ada yang nyender disebelah kiri gwa, trus tangannya usil kemana2, sekarang banyakan sendirian sambil dengerin lagu2 melow. Yang biasanya selalu berduaan kemana2, sekarang lebih banyak sendirian udah kayak anak hilang. Dan yang paling berasa itu adalah ketika malam menjelang tidur, mata nga bisa merem dan pikiran kemana2. Apalagi kalo pas omes yang lewat, masa' gwa musti balik lagi sama Tari sih? (sambil ngelirik ke tangan kiri :rolleye)
Hampir tiap pagi dan menjelang malam, kerjaan gwa sekarang meriksain call history berikut inbox sms. Kali2 aja ada misscall atau sms masuk dari Dinda. Tapi semakin gwa ngarep, semakin nga ada satupun telpon masuk apalagi sms dari Dinda. Ck, padahal ketika terakhir ketemuan Dinda sempet nanya ke gwa apakah dia boleh nelpon atau sms-in gwa. Dan rasanya gwa nga ngelarang tuh ke Dinda. Tapi kok, kenapa sampe saat ini Dinda nga ngelakuin hal itu ya? Kamfret, ternyata nga ngampang ya ngelupain Dinda begitu aja!
Yang ada malah Tantri yang suka sms-in gwa. Ada aja sih bahan obrolan dari dia, mulai dari nanyain perkembangan hubungan gwa sama Dinda kayak gimana sampe ujung2nya nagihin utang gwa sama dia. Okelah, gwa punya hutang budi sama dia, yang udah ngebantu gwa ngebuka belangnya Dinda dibelakang gwa. Tapi khan gwa bingung mau ngebalesnya gimana? Gwa aja baru semingguan kerja sama Ridho, penghasilan belum seberapa. Masa' iya gwa bayar hutangnya ngajak makan ke warung pinggir jalan, sedangkan yang gwa tahu itu cewek agak2 berkelas gitu tongkrongannya. Bingung nga sih?
Tapi kalo dipikir2, pengen juga sih gwa ketemuan sama tuh cewek. Siapa tahu aja gwa bisa tahu perkembangannya Dinda melalui dia. Lho, kok ujungnya2 pengen tahu Dinda sih Ky? Emangnya nga minat pengen ngedate sama Tantri? (Ini pasti suaranya si Jimbo deh
)
Ngedate sama Tantri? Bayangan yang ada diotak gwa tentang ngedate sama Tantri adalah dompet gwa yang bakal sobek2 nantinya. Gwa udah bisa bayangin bakal diajak ketempat2 kayak apa sama Tantri. Rasanya gwa belum sanggup buat ngeladenin gaya hidupnya itu.
Lah, tadi katanya pengen tahu kabarnya Dinda? Kalo emang pengen tahu, ya ke Tantrilah tempat yang paling tepat buat dapetin informasi tentang Dinda. Khan Tantri satu kantor sama Dinda, udah gitu lumayan deket khan hubungan mereka? Ya udahlah, kalo lo nga PD buat ketemu, lewat telpon khan bisa Ky?
Halagh, sudahlah, seperti kata pepatah, nga ada rotan, akarpun jadi. Bodo' amatlah mau kayak apa nanti ceritanya kalo nanti gwa nemuin Tantri. Yang pasti, dengan nemuin Tantri, rasa ingin tahu gwa tentang Dinda bisa gwa dapetin. Dan untuk hal2 lainnya, itu gimana nantinya ajalah. Syukur2 sih sekali dayung dua atau tiga pulau terlampaui. Yang penting usaha dululah sekarang, apapun hasilnya gimana nanti ajalah. Ya nga sih?
Lalu gwa pencet tombol dial, begitu keypad gwa nemuin nama Tantri di daftar phonebook gwa.
******************************
Sore sepulang dari kerja sambil nuntunin motor ke depan kost-an, gwa lihat Felisha lagi asyik ngobrol2 sama Maya, istrinya Ridho, dibangku rotan depan kamarnya. Ah, gwa lihat mukanya berseri2 banget. Gwa tuh paling seneng deh kalo ngeliat muka dia kayak gitu, bawaannya adem mulu hati gwa. Tambahan kalo senyum manisnya itu diumbar2, beuh, makin adem aja sob.
Tapi kalo dia ngeliat gwa dateng saat ini, apa bakal hilang nga ya keceriaannya itu? Secara tadi siang khan dia jalanin sidang skripsinya di Kampus. Dari semalem, Felisha emang agak2 maksa gwa buat bisa hadir ke sidangnya. Tapi gwa yang emang udah nga pede buat nonggol di Kampus, terus nyari2 alesan buat menolak permintaannya itu. Dengan alesan gwa harus ngurus berkas diwilayah tetangga kota yang lumayan jauh itu. Tapi Felisha tetep ngarepin banget gwa bisa hadir. Pokoknya, diusahain banget jangan sampe nga, begitu pintanya semalem.
Dan sampe sebelum dia masuk untuk sidangpun, Felisha masih sempet nelponin gwa. Tetep ngarep gwa dateng, walau sidangnya udah selesai nantinya. Dan lagi2 dengan susah payah gwa harus berbohong, kalo urusan gwa masih belum selesai. Padahal saat itu gwa lagi terkantuk2 di salah satu kantor terkait yang jaraknya nga seberapa jauh dari Kampus. Maaf ya Fel, gwa nga punya nyali buat nonggolin batang hidung gwa di Kampus. Dan itu adalah telpon terakhir dari dia, karena sampe sorepun Felisha nga ngabarin ke gwa lagi, apakah dia lulus sidangnya atau malah musti ngulang. Jujur aja, gwa jadi berasa was2 takut kalo Felisha ternyata musti ngulang sidangnya.
"Hai cewek, kayaknya asyik bener nih ngobrolnya?" sapa gwa sambil narik kursi rotan yang ada didepan kamar gwa, ikut gabung dengan mereka.
"Eh, Lucky udah pulang aja tuh. Nga bareng sama laki gwa Ky?" sahut Maya.
"Nga lah, khan gwa sekarang udah dilepas muter sendiri May. Jadi udah nga bisa jagain laki lo lagi deh. Tadi sih Ridho bilang ke gwa kalo dia mau mampir dulu ke spa =SENSOR=, sekalian mau pijit +++ katanya. Paling juga ntar malem2an dia pulangnya May" canda gwa coba mencairkan suasana. Soalnya gwa lihat Felisha udah mulai cembetut tuh.
"Halagh, garing bener becandaan lo, Ky, laki gwa mah mana berani macem2 kayak lo. Bakal gwa sunat lagi ntar dia. Udah ah, gwa siap2in makan malem buat laki gwa dulu. Dah Fel, dah Ky" Maya pun beranjak meninggalkan kita berdua.
Maka tinggalah gwa berduaan sama Felisha, yang udah menyilangkan tangannya didada dan wajahnya yang cemberut. Jiah, si Maya, bukannya nemenin kita disini dulu, paling nga sampe si Jelek ini nga cemberut mukanya. Halagh, alamat bakal kena diomelin deh gwa.
"Gimana sidangnya hari ini Fel? Lulus kah?" tanya gwa sambil ngelepasin backpack yang sedari tadi nangkring dipunggung gwa.
".............." diem, dengan mata menatap tajam kearah gwa.
"Sori Fel, gwa tadi bener2 nga bisa ke Kampus. Soalnya berkasnya musti selesai dan gwa setor hari ini juga Fel" gwa coba menjelaskan. Kalo lagi seriusan kayak gini, gwa nga berani manggil dia Jelek.
"..........." tetep diem, matanya juga nga lepas2nya natap ke gwa.
"Fel, beneran deh Fel, huft, gwa musti ngomong apalagi sih biar lo percaya dan nga marah kayak gini?" gwa garuk2 kepala yang nga gatel ini, bingung mau ngasih alesan apa lagi.
"..........." tetep diem. Lama2 jadi patung deh itu cewek.
"Ya udahlah Fel, bingung gwa mau ngomongnya sama elo. Terserahlah, lo mau marah terus sama gwa, sekalian nga negor2 gwa lagi juga nga apa2. Emang salah gwa Fel, udah bikin lo kecewa hari ini. Udah, gwa mo kekamar dulu, daripada gwa nangis disini lo cemberutin sama dipelototin mulu. Dah" gwa beranjak dari duduk dan meninggalkan Felisha yang tetep bergeming dengan posisi patungnya itu. Asli, pegel juga gwa kalo disuruh ngadepin cewek yang cemberut tanpa akhir kayak gitu.
Gwa balik badan dan siap2 ngelangkahin kaki, tapi gwa ngerasain baju gwa kayak ditarik gitu. Sehingga gwa nga bisa maju grak kedepan. Begitu gwa tengok kebelakang, gwa lihat Felisha yang narik baju gwa sementara sebelah tangannya dipake buat nutupin mulutnya. Gwa nga tahu Felisha itu lagi nangis atau tertawa, selain posisinya nunduk gitu kini mulutnya ditutupin sama kedua tangannya. Gwa cuma bisa ngeliat bahunya bergerak2 naik turun gitu. Sampe pada akhirnya gwa bisa dengerin suara tawa dari mulutnya yang ditutupi oleh kedua tangannya.
"Hahahahahahaha, Kriwillll.... kamu lucu banget sih kalo lagi kayak gitu...haghaghag..." Felisha udah nga bisa nahan tawanya lagi.
"........." tuh khan, kena gwa dikerjain sama si Jelek ini.
"Sumpah, lucu banget kayak sylvesternya tweety...haghaghag..." Felisha kayaknya puas banget ngetawain gwa.
"Puas ngerjain gwa lo ye. Puas?" sekarang gantian gwa yang ngambek. Sebenernya sih eksyen doang, biar seneng aja hatinya. Paling nga rasa bersalah gwa jadi hilang sama tawa dia yang udah kayak orang kesurupan itu, "inget oi, bentar lagi mahgrib, entar kesambet lo"
Ternyata efektif juga anceman gwa ini. Tawa Felisha langsung reda dalam seketika. Sekarang dia malah megangin tangan gwa erat2 dan narik gwa biar duduk disebelahnya. Ahahaha, biar rasa lo!
"Aaahh, kamu jangan nakut2in dong. Nanti aku nga bisa tidur nih malemnya" rajuknya dengan ketakutan masih sambil megangin tangan gwa erat2.
"Makanya, sama yang tuaan tuh yang sopan becandanya. Tau nga sih lo?! Gwa tuh paling pegel kalo ngeliatin lo cembetut2 gitu. Kagak enak bener diliatnya Lek" kata gwa sambil ngeledekin dia.
"Iya deh, yang udah tua kayak om2, aku minta maaf ya. Lagi sih kamunya nga dateng tadi, khan aku jadi bete nga ada yang ngasih selamat ke aku." Felisha masih merajuk sambil manyun2in bibirnya.
"Ah, masa sih nga ada yang kasih selamat ke elo Fel? Emang2 temen2 lo nga ada yang ikutan sidang juga tadi" tanya gwa keheranan.
"Yeee, kamu kayak yang nga tau aja, khan yang angkatan tua cuma aku doang tadi. Huuuu" mulut Felisha makin manyun aja, maju kedepan minta dicipok.
"Ahahahahaha, kaciaaannnnn..." tawa gwa sambil ngacak2in rambutnya yang hitam lebat itu, "eh, tunggu dulu. Tadi lo bilang nga ada yang ngasih selamat buat lo, berarti lo lulus dong? Iya Lek ya?"
Felisha cuma mengangguk2an kepalanya masih dengan wajah manyunnya. Ughh, paling gemes deh gwa kalo ngeliat ekspresi muka dia yang kayak gitu. Rasanya pengen banget gwa cubitin pipinya yang bulat itu, trus cipok deh bibirnya. Awas, omes lewaaatttt.
"Yeee, nga semangat gitu jawabnya Lek. Trus dapet nilai apa lo?" tanya gwa antusias.
"Dapet B Wil, nga nyangka banget aku bisa dapet B, Wil" serunya dengan mata berbinar2.
"Widih, keren banget itu mah. Selamat deh buat lo Lek, gwa tahu lo pasti bisa dapet nilai keren kayak gitu." gwa ngulurin tangan gwa buat ngasih selamat.
"Iya Wil, makasih ya. Biar gimana2 juga, kamu udah banyak bantu2 aku, minjemin komputer, nemenin aku selama ngetikin skipsi dikamar kamu, cerewetin aku biar nga males nyelesaiin skripsi. Pokoknya makasih banget ya" ucap Felisha dengan tulus.
"Halagh, itu mah nga usah diitung2 Fel. Lagian itu komputer juga punya si Kenshi, harusnya sama dia lo berterima kasih, bukannya sama gwa. Hmmpp" kata gwa sambil mau nyium pipi kiri kanannya, tapi keburu muka gwa ditahan sama tangannya. Buset!
"Kamu mau ngapain Wil?!" ketusnya sambil melototin gwa.
"Yaelah Lek, lo curigaan aja sama gwa sih? Gwa khan cuma mau cipika-cipiki doang Lek" tengsin bener gwa digituin sama Felisha. Kayaknya dia trauma banget sama tragedi ciuman pagi2 tempo hari itu.
"Ooohh, kirain kamu mau nyosor ke bibir aku" jawabnya sambil tersenyum malu.
"Kalo diijinin sih gwa nga nolak Lek" usil gwa kumat.
Mata Felisha mendelik, sebelah tangannya diangkat tinggi2 sambil dikepalkan, seolah2 siap dilayangkan kemuka gwa. Horor bener dah.
"Iya-iya, ampun Fel. Nga lagi2 dah. Tapi pipi kiri sama kanan boleh dong? Ya, boleh ya?" gwa ngarep bener pengen cipika-cipiki.
Felisha cuma nganggukin kepalanya perlahan. Cihuy, dapet juga nih gwa pipinya, biarin dah daripada kagak.
Nga pake lama, gwa cium dah pipi kiri kanannya yang mulus itu. Beuh, mana wangi bener lagi, padahal Felisha belom mandi gitu gwa yakin, karena pakaian buat sidangnya masih belum diganti gitu sih. Beda bener sama gwa, yang udah seharian dipanggang matahari dan diguyur sama keringet, udah asyem sangat deh baunya. Ahahahaha.
Tiba2 aja Felisha malah melukin badan gwa yang asyem ini, mana kenceng bener lagi melukinnya. Kedua tangannya dilingkarin melewati bahu dan gwa sementara kepalanya ditenggelamkan ke dada gwa. Ya jelas gwa tambah kesenenganlah dipeluk kayak gitu. Makanya sekalian aja gwa lingkarin kedua tangan gwa dipinggangnya, walaupun badan gwa musti sampe nunduk2 saking Felisha itu lumayan pendek dari gwa. Sayang aja kita pelukannya sambil duduk, jadi sensasi kenyel2nya kurang nendang gitu rasanya. Awas, omes lewaattttttt.
Tapi kok lama2 pundaknya Felisha kelihatan berguncang2 dengan perlahan gitu ya? Apa jangan2 dia nangis? Tapi kok nga kedengeran suara tangisannya? Lagian apa sih yang musti ditangisin? Khan, ini suasana sukacita kali, bukannya dukacita.
"Lho, kok malah nangis gitu sih Lek? Kenapa sih? Gwa salah lagi ya?" tanya gwa dengan hati2 sambil ngusap2in punggungnya.
"............" Felisha cuma menggeleng2kan kepalanya, terdengar suara isak tangisnya yang tertahan itu.
"Kalo nga, terus kenapa juga lo musti nangis? Bukannya lo harusnya seneng2 ketawa2 habis lulus sidang? Udah lah Fel, malu ntar diliat sama Ridho dan Maya nanti" gwa mencoba menghiburnya.
Felisha tetap menggeleng2kan kepalanya. Ya sudahlah, gwa pun cuma bisa diem aja dan membiarkan Felisha menumpahkan tangisannya di dada gwa. Emang udah berasa juga sih dada gwa dibasahi oleh airmatanya. Gwa terus diem sambil ngelusin rambutnya dan mencium kepalanya, mudah2an aja bisa sedikit meredakan tangisannya.
Lalu dalam beberapa menit gwa larut dalam diam sambil memeluk tubuh mungilnya, sementara Felisha pun masih larut dengan tangisannya di dada gwa. Sementara langit di sore itu udah mulai memerah, menandakan sebentar lagi malam akan datang. Pijar2 kemerahan dari matahari seolah2 mulai tenggelam ditelan gelapnya malam.
"Fel, mending pindah kedalem aja yuk. Nga enak bentar lagi gelap dan mau azan nih" ajak gwa yang mulai risih duduk dua2an diluar sambil pelukan, sementara azan mahgrib sebentar lagi menjelang.
Felisha cuma nganggukin kepalanya, lalu mulai beringsut meninggalkan bangku yang kita duduki ini menuju kamarnya. Gwa ngikutin dari belakangnya. Felisha mulai menyusuti airmatanya dengan tisunya dan duduk diujung kasurnya. Sementara gwa cuma terdiam memandanginya sambil berdiri nga jauh darinya.
"Ky, duduk disini dong..." pintanya setelah menguasai tangisnya, sambil tangannya menepuk2 disebelahnya.
"Iya Fel, ada apa?" tanya gwa sambil nyebutin namanya. Biasanya kalo udah agak2 serius ngobrolnya, kita baru manggil nama dengan bener.
Kerjaannya nga ribet2 banget sih. Daftarin berkas, terus majuin berkas2 tsb ke tiap2 meja yang terkait. Nungguin berkas ditanda tangan, terus majuin lagi ke meja berikutnya, sampe di acc dan kelar deh. Tiap meja yang gwa hadapin sudah ada harganya.
Tapi selain itu gwa juga musti sedikit aktif nanya2 perkembangannya, biar berkas2 yang gwa majuin emang diproses, nga dicuekin atau malah ditaruh ditumpukan paling bawah. Jadi kalo dah selesai, gwa musti berangkat ke wilayah lainnya untuk majuin berkas lainnya. Tapi kalo ada masalah berkasnya, gwa bisa segera balikin berkas tersebut ke Ridho untuk diperbaiki atau dilengkapi lagi oleh si pemilik sertifikat tersebut.Kenapa juga setiap berkas harus bisa selesai dalam waktu sesingkat mungkin? Karena tiap berkas itu udah ada harganya. Semua udah termasuk biaya administrasi, pajak, dll, termasuk harga tanda tangan tiap2 meja.
Jadi sisa dari biaya penyelesaian berkas itu berarti masuk ke kantong gwa, full tanpa dipotong sama Ridho sama sekali (emang baek bener dah temen gwa ini
). Karena gwa emang nga makan gaji sama sekali. Gwa bergantung dari uang sisa dari tiap2 biaya pengurusan sertifikat tersebut. Jadi semakin cepet gwa selesaiin itu berkas, berarti sisanya masih lumayan gede dan utuh. Tapi makin lama selesainya berkas tersebut berarti sisanya bakal kepotong sama uang makan siang, biaya bensin, uang rokok perharinya. Jadi, makin banyak berkas yang gwa urus dan makin cepat selesainya dalam sehari, berarti penghasilan gwa lumayan gede perharinya. Emang bukan kerjaan dengan income yang pasti, tapi lumayanlah buat gwa.Trus darimana berkas2 tersebut datengnya? Kebanyakan sih dari notaris2 yang emang tertarik sama harga biaya pengurusan yang ditawarkan sama Ridho dan temennya, dan tentunya ketepatan waktu dalam pengurusan. Makanya gwa nga ngentayangan di kantor2 instansi tersebut sambil nawar2in jasa gwa. Gwa dateng kesono dengan backpack yang udah berisi berkas2 yang musti diurus.
Overall, kerjaannya mah nyantai abis. Bawa berkas trus duduk2 deh sambil nungguin berkas selesai. Tapi capeknya kalo dalam sehari dapet berkas2nya untuk 2 wilayah atau lebih, serasa bener deh tiap hari kejar2an sama waktu. Soalnya untuk kota ini aja udah 5 wilayahnya, belum lagi sama tetanggan kota ini yang ada 4 wilayah. Berasa bener deh udah kayak touring kalo udah lebih dari 2 wilayah ngurusnya. Tambahan lagi, waktu kerjanya instansi tersebut emang keren abis deh. Jam kerja yang mulai dari jam 8, prakteknya baru mulai 9:30. Istirahatnya juga aneh, 11:30 udah mulai bubar grak, nantipun baru mulai lagi 13:30. Dan kalo udah lewat jam 3 berkas belom ditanda tangan, berarti besok jam 8:30 musti balik kesitu lagi deh.

Berhubung gwa masih baru, lumayan ribet juga gwa ngikutinnya. Gwa paling nga bisa cerewet2 gitu sama orang, yang tiap 15 atau 30 menit maju nanyain berkas gwa udah selesai ditanda tanganin atau belum. Tapi berhubung kerja gwa kayak gini ya mau nga mau gwa musti bisa. Selain itu gwa emang paling nga biasa nunggu. Dulu di hape palingan cuma bisa maenin snake, mana ada game clash of clans. Jadi gwa lebih banyak ketidurannya, daripada jagain berkas2 gwa. Malah sempet juga gwa kebangun2 nga tahunya kantor udah mau tutup.

Ya, kurang lebih kayak gitu deh kerjaan gwa sama Ridho. Emang nga keren sih dan nga terhormat kayak orang2 yang kerja dikantoran. Tapi lumayanlah daripada gwa 'kerja' kayak gengnya Wonderboy atau ngorek2in tempat sampah. Ridho yang udah jelas kehidupannya aja enjoy banget ngejalaninnya, masa' gwa nga bisa kayak dia juga sih?
**********************************************
Lagi move on dan jomblo, itu bener2 kombinasi yang sangat mematikan buat gwa. Yang biasanya kalo bawa motor ada yang duduk dibelakang nyender plus sensasi kenyal2nya, sekarang bawa motor berasa enteng karena sendirian. Yang biasanya sambil nyetir trus ada yang nyender disebelah kiri gwa, trus tangannya usil kemana2, sekarang banyakan sendirian sambil dengerin lagu2 melow. Yang biasanya selalu berduaan kemana2, sekarang lebih banyak sendirian udah kayak anak hilang. Dan yang paling berasa itu adalah ketika malam menjelang tidur, mata nga bisa merem dan pikiran kemana2. Apalagi kalo pas omes yang lewat, masa' gwa musti balik lagi sama Tari sih? (sambil ngelirik ke tangan kiri :rolleye)
Hampir tiap pagi dan menjelang malam, kerjaan gwa sekarang meriksain call history berikut inbox sms. Kali2 aja ada misscall atau sms masuk dari Dinda. Tapi semakin gwa ngarep, semakin nga ada satupun telpon masuk apalagi sms dari Dinda. Ck, padahal ketika terakhir ketemuan Dinda sempet nanya ke gwa apakah dia boleh nelpon atau sms-in gwa. Dan rasanya gwa nga ngelarang tuh ke Dinda. Tapi kok, kenapa sampe saat ini Dinda nga ngelakuin hal itu ya? Kamfret, ternyata nga ngampang ya ngelupain Dinda begitu aja!

Yang ada malah Tantri yang suka sms-in gwa. Ada aja sih bahan obrolan dari dia, mulai dari nanyain perkembangan hubungan gwa sama Dinda kayak gimana sampe ujung2nya nagihin utang gwa sama dia. Okelah, gwa punya hutang budi sama dia, yang udah ngebantu gwa ngebuka belangnya Dinda dibelakang gwa. Tapi khan gwa bingung mau ngebalesnya gimana? Gwa aja baru semingguan kerja sama Ridho, penghasilan belum seberapa. Masa' iya gwa bayar hutangnya ngajak makan ke warung pinggir jalan, sedangkan yang gwa tahu itu cewek agak2 berkelas gitu tongkrongannya. Bingung nga sih?
Tapi kalo dipikir2, pengen juga sih gwa ketemuan sama tuh cewek. Siapa tahu aja gwa bisa tahu perkembangannya Dinda melalui dia. Lho, kok ujungnya2 pengen tahu Dinda sih Ky? Emangnya nga minat pengen ngedate sama Tantri? (Ini pasti suaranya si Jimbo deh
)Ngedate sama Tantri? Bayangan yang ada diotak gwa tentang ngedate sama Tantri adalah dompet gwa yang bakal sobek2 nantinya. Gwa udah bisa bayangin bakal diajak ketempat2 kayak apa sama Tantri. Rasanya gwa belum sanggup buat ngeladenin gaya hidupnya itu.
Lah, tadi katanya pengen tahu kabarnya Dinda? Kalo emang pengen tahu, ya ke Tantrilah tempat yang paling tepat buat dapetin informasi tentang Dinda. Khan Tantri satu kantor sama Dinda, udah gitu lumayan deket khan hubungan mereka? Ya udahlah, kalo lo nga PD buat ketemu, lewat telpon khan bisa Ky?
Halagh, sudahlah, seperti kata pepatah, nga ada rotan, akarpun jadi. Bodo' amatlah mau kayak apa nanti ceritanya kalo nanti gwa nemuin Tantri. Yang pasti, dengan nemuin Tantri, rasa ingin tahu gwa tentang Dinda bisa gwa dapetin. Dan untuk hal2 lainnya, itu gimana nantinya ajalah. Syukur2 sih sekali dayung dua atau tiga pulau terlampaui. Yang penting usaha dululah sekarang, apapun hasilnya gimana nanti ajalah. Ya nga sih?
Lalu gwa pencet tombol dial, begitu keypad gwa nemuin nama Tantri di daftar phonebook gwa.
******************************
Sore sepulang dari kerja sambil nuntunin motor ke depan kost-an, gwa lihat Felisha lagi asyik ngobrol2 sama Maya, istrinya Ridho, dibangku rotan depan kamarnya. Ah, gwa lihat mukanya berseri2 banget. Gwa tuh paling seneng deh kalo ngeliat muka dia kayak gitu, bawaannya adem mulu hati gwa. Tambahan kalo senyum manisnya itu diumbar2, beuh, makin adem aja sob.
Tapi kalo dia ngeliat gwa dateng saat ini, apa bakal hilang nga ya keceriaannya itu? Secara tadi siang khan dia jalanin sidang skripsinya di Kampus. Dari semalem, Felisha emang agak2 maksa gwa buat bisa hadir ke sidangnya. Tapi gwa yang emang udah nga pede buat nonggol di Kampus, terus nyari2 alesan buat menolak permintaannya itu. Dengan alesan gwa harus ngurus berkas diwilayah tetangga kota yang lumayan jauh itu. Tapi Felisha tetep ngarepin banget gwa bisa hadir. Pokoknya, diusahain banget jangan sampe nga, begitu pintanya semalem.
Dan sampe sebelum dia masuk untuk sidangpun, Felisha masih sempet nelponin gwa. Tetep ngarep gwa dateng, walau sidangnya udah selesai nantinya. Dan lagi2 dengan susah payah gwa harus berbohong, kalo urusan gwa masih belum selesai. Padahal saat itu gwa lagi terkantuk2 di salah satu kantor terkait yang jaraknya nga seberapa jauh dari Kampus. Maaf ya Fel, gwa nga punya nyali buat nonggolin batang hidung gwa di Kampus. Dan itu adalah telpon terakhir dari dia, karena sampe sorepun Felisha nga ngabarin ke gwa lagi, apakah dia lulus sidangnya atau malah musti ngulang. Jujur aja, gwa jadi berasa was2 takut kalo Felisha ternyata musti ngulang sidangnya.
"Hai cewek, kayaknya asyik bener nih ngobrolnya?" sapa gwa sambil narik kursi rotan yang ada didepan kamar gwa, ikut gabung dengan mereka.
"Eh, Lucky udah pulang aja tuh. Nga bareng sama laki gwa Ky?" sahut Maya.
"Nga lah, khan gwa sekarang udah dilepas muter sendiri May. Jadi udah nga bisa jagain laki lo lagi deh. Tadi sih Ridho bilang ke gwa kalo dia mau mampir dulu ke spa =SENSOR=, sekalian mau pijit +++ katanya. Paling juga ntar malem2an dia pulangnya May" canda gwa coba mencairkan suasana. Soalnya gwa lihat Felisha udah mulai cembetut tuh.

"Halagh, garing bener becandaan lo, Ky, laki gwa mah mana berani macem2 kayak lo. Bakal gwa sunat lagi ntar dia. Udah ah, gwa siap2in makan malem buat laki gwa dulu. Dah Fel, dah Ky" Maya pun beranjak meninggalkan kita berdua.
Maka tinggalah gwa berduaan sama Felisha, yang udah menyilangkan tangannya didada dan wajahnya yang cemberut. Jiah, si Maya, bukannya nemenin kita disini dulu, paling nga sampe si Jelek ini nga cemberut mukanya. Halagh, alamat bakal kena diomelin deh gwa.
"Gimana sidangnya hari ini Fel? Lulus kah?" tanya gwa sambil ngelepasin backpack yang sedari tadi nangkring dipunggung gwa.
".............." diem, dengan mata menatap tajam kearah gwa.
"Sori Fel, gwa tadi bener2 nga bisa ke Kampus. Soalnya berkasnya musti selesai dan gwa setor hari ini juga Fel" gwa coba menjelaskan. Kalo lagi seriusan kayak gini, gwa nga berani manggil dia Jelek.

"..........." tetep diem, matanya juga nga lepas2nya natap ke gwa.
"Fel, beneran deh Fel, huft, gwa musti ngomong apalagi sih biar lo percaya dan nga marah kayak gini?" gwa garuk2 kepala yang nga gatel ini, bingung mau ngasih alesan apa lagi.
"..........." tetep diem. Lama2 jadi patung deh itu cewek.

"Ya udahlah Fel, bingung gwa mau ngomongnya sama elo. Terserahlah, lo mau marah terus sama gwa, sekalian nga negor2 gwa lagi juga nga apa2. Emang salah gwa Fel, udah bikin lo kecewa hari ini. Udah, gwa mo kekamar dulu, daripada gwa nangis disini lo cemberutin sama dipelototin mulu. Dah" gwa beranjak dari duduk dan meninggalkan Felisha yang tetep bergeming dengan posisi patungnya itu. Asli, pegel juga gwa kalo disuruh ngadepin cewek yang cemberut tanpa akhir kayak gitu.
Gwa balik badan dan siap2 ngelangkahin kaki, tapi gwa ngerasain baju gwa kayak ditarik gitu. Sehingga gwa nga bisa maju grak kedepan. Begitu gwa tengok kebelakang, gwa lihat Felisha yang narik baju gwa sementara sebelah tangannya dipake buat nutupin mulutnya. Gwa nga tahu Felisha itu lagi nangis atau tertawa, selain posisinya nunduk gitu kini mulutnya ditutupin sama kedua tangannya. Gwa cuma bisa ngeliat bahunya bergerak2 naik turun gitu. Sampe pada akhirnya gwa bisa dengerin suara tawa dari mulutnya yang ditutupi oleh kedua tangannya.
"Hahahahahahaha, Kriwillll.... kamu lucu banget sih kalo lagi kayak gitu...haghaghag..." Felisha udah nga bisa nahan tawanya lagi.
"........." tuh khan, kena gwa dikerjain sama si Jelek ini.

"Sumpah, lucu banget kayak sylvesternya tweety...haghaghag..." Felisha kayaknya puas banget ngetawain gwa.
"Puas ngerjain gwa lo ye. Puas?" sekarang gantian gwa yang ngambek. Sebenernya sih eksyen doang, biar seneng aja hatinya. Paling nga rasa bersalah gwa jadi hilang sama tawa dia yang udah kayak orang kesurupan itu, "inget oi, bentar lagi mahgrib, entar kesambet lo"
Ternyata efektif juga anceman gwa ini. Tawa Felisha langsung reda dalam seketika. Sekarang dia malah megangin tangan gwa erat2 dan narik gwa biar duduk disebelahnya. Ahahaha, biar rasa lo!
"Aaahh, kamu jangan nakut2in dong. Nanti aku nga bisa tidur nih malemnya" rajuknya dengan ketakutan masih sambil megangin tangan gwa erat2.
"Makanya, sama yang tuaan tuh yang sopan becandanya. Tau nga sih lo?! Gwa tuh paling pegel kalo ngeliatin lo cembetut2 gitu. Kagak enak bener diliatnya Lek" kata gwa sambil ngeledekin dia.
"Iya deh, yang udah tua kayak om2, aku minta maaf ya. Lagi sih kamunya nga dateng tadi, khan aku jadi bete nga ada yang ngasih selamat ke aku." Felisha masih merajuk sambil manyun2in bibirnya.
"Ah, masa sih nga ada yang kasih selamat ke elo Fel? Emang2 temen2 lo nga ada yang ikutan sidang juga tadi" tanya gwa keheranan.
"Yeee, kamu kayak yang nga tau aja, khan yang angkatan tua cuma aku doang tadi. Huuuu" mulut Felisha makin manyun aja, maju kedepan minta dicipok.

"Ahahahahaha, kaciaaannnnn..." tawa gwa sambil ngacak2in rambutnya yang hitam lebat itu, "eh, tunggu dulu. Tadi lo bilang nga ada yang ngasih selamat buat lo, berarti lo lulus dong? Iya Lek ya?"
Felisha cuma mengangguk2an kepalanya masih dengan wajah manyunnya. Ughh, paling gemes deh gwa kalo ngeliat ekspresi muka dia yang kayak gitu. Rasanya pengen banget gwa cubitin pipinya yang bulat itu, trus cipok deh bibirnya. Awas, omes lewaaatttt.

"Yeee, nga semangat gitu jawabnya Lek. Trus dapet nilai apa lo?" tanya gwa antusias.
"Dapet B Wil, nga nyangka banget aku bisa dapet B, Wil" serunya dengan mata berbinar2.
"Widih, keren banget itu mah. Selamat deh buat lo Lek, gwa tahu lo pasti bisa dapet nilai keren kayak gitu." gwa ngulurin tangan gwa buat ngasih selamat.
"Iya Wil, makasih ya. Biar gimana2 juga, kamu udah banyak bantu2 aku, minjemin komputer, nemenin aku selama ngetikin skipsi dikamar kamu, cerewetin aku biar nga males nyelesaiin skripsi. Pokoknya makasih banget ya" ucap Felisha dengan tulus.
"Halagh, itu mah nga usah diitung2 Fel. Lagian itu komputer juga punya si Kenshi, harusnya sama dia lo berterima kasih, bukannya sama gwa. Hmmpp" kata gwa sambil mau nyium pipi kiri kanannya, tapi keburu muka gwa ditahan sama tangannya. Buset!
"Kamu mau ngapain Wil?!" ketusnya sambil melototin gwa.
"Yaelah Lek, lo curigaan aja sama gwa sih? Gwa khan cuma mau cipika-cipiki doang Lek" tengsin bener gwa digituin sama Felisha. Kayaknya dia trauma banget sama tragedi ciuman pagi2 tempo hari itu.

"Ooohh, kirain kamu mau nyosor ke bibir aku" jawabnya sambil tersenyum malu.
"Kalo diijinin sih gwa nga nolak Lek" usil gwa kumat.
Mata Felisha mendelik, sebelah tangannya diangkat tinggi2 sambil dikepalkan, seolah2 siap dilayangkan kemuka gwa. Horor bener dah.

"Iya-iya, ampun Fel. Nga lagi2 dah. Tapi pipi kiri sama kanan boleh dong? Ya, boleh ya?" gwa ngarep bener pengen cipika-cipiki.

Felisha cuma nganggukin kepalanya perlahan. Cihuy, dapet juga nih gwa pipinya, biarin dah daripada kagak.
Nga pake lama, gwa cium dah pipi kiri kanannya yang mulus itu. Beuh, mana wangi bener lagi, padahal Felisha belom mandi gitu gwa yakin, karena pakaian buat sidangnya masih belum diganti gitu sih. Beda bener sama gwa, yang udah seharian dipanggang matahari dan diguyur sama keringet, udah asyem sangat deh baunya. Ahahahaha.Tiba2 aja Felisha malah melukin badan gwa yang asyem ini, mana kenceng bener lagi melukinnya. Kedua tangannya dilingkarin melewati bahu dan gwa sementara kepalanya ditenggelamkan ke dada gwa. Ya jelas gwa tambah kesenenganlah dipeluk kayak gitu. Makanya sekalian aja gwa lingkarin kedua tangan gwa dipinggangnya, walaupun badan gwa musti sampe nunduk2 saking Felisha itu lumayan pendek dari gwa. Sayang aja kita pelukannya sambil duduk, jadi sensasi kenyel2nya kurang nendang gitu rasanya. Awas, omes lewaattttttt.

Tapi kok lama2 pundaknya Felisha kelihatan berguncang2 dengan perlahan gitu ya? Apa jangan2 dia nangis? Tapi kok nga kedengeran suara tangisannya? Lagian apa sih yang musti ditangisin? Khan, ini suasana sukacita kali, bukannya dukacita.
"Lho, kok malah nangis gitu sih Lek? Kenapa sih? Gwa salah lagi ya?" tanya gwa dengan hati2 sambil ngusap2in punggungnya.
"............" Felisha cuma menggeleng2kan kepalanya, terdengar suara isak tangisnya yang tertahan itu.
"Kalo nga, terus kenapa juga lo musti nangis? Bukannya lo harusnya seneng2 ketawa2 habis lulus sidang? Udah lah Fel, malu ntar diliat sama Ridho dan Maya nanti" gwa mencoba menghiburnya.
Felisha tetap menggeleng2kan kepalanya. Ya sudahlah, gwa pun cuma bisa diem aja dan membiarkan Felisha menumpahkan tangisannya di dada gwa. Emang udah berasa juga sih dada gwa dibasahi oleh airmatanya. Gwa terus diem sambil ngelusin rambutnya dan mencium kepalanya, mudah2an aja bisa sedikit meredakan tangisannya.
Lalu dalam beberapa menit gwa larut dalam diam sambil memeluk tubuh mungilnya, sementara Felisha pun masih larut dengan tangisannya di dada gwa. Sementara langit di sore itu udah mulai memerah, menandakan sebentar lagi malam akan datang. Pijar2 kemerahan dari matahari seolah2 mulai tenggelam ditelan gelapnya malam.
"Fel, mending pindah kedalem aja yuk. Nga enak bentar lagi gelap dan mau azan nih" ajak gwa yang mulai risih duduk dua2an diluar sambil pelukan, sementara azan mahgrib sebentar lagi menjelang.
Felisha cuma nganggukin kepalanya, lalu mulai beringsut meninggalkan bangku yang kita duduki ini menuju kamarnya. Gwa ngikutin dari belakangnya. Felisha mulai menyusuti airmatanya dengan tisunya dan duduk diujung kasurnya. Sementara gwa cuma terdiam memandanginya sambil berdiri nga jauh darinya.
"Ky, duduk disini dong..." pintanya setelah menguasai tangisnya, sambil tangannya menepuk2 disebelahnya.
"Iya Fel, ada apa?" tanya gwa sambil nyebutin namanya. Biasanya kalo udah agak2 serius ngobrolnya, kita baru manggil nama dengan bener.

sormin180 memberi reputasi
1
Kutip
Balas