- Beranda
- Stories from the Heart
a Story About Forbidden Love
...
TS
dee.vita
a Story About Forbidden Love
PROLOG
Selamat malam,
Setelah menimbang beberapa lama, dan kursus singkat cara menulis serta ngaskus dari seseorang tadi, akhirnya aku mengambil keputusan untuk membagi ceritaku disini.
Tapi, sebelum aku mulai bercerita, ijinkan aku untuk memberikan beberapa peraturan dan kalimat pembuka.
Terimakasih, dan selamat membaca.
Selamat malam,
Setelah menimbang beberapa lama, dan kursus singkat cara menulis serta ngaskus dari seseorang tadi, akhirnya aku mengambil keputusan untuk membagi ceritaku disini.
Tapi, sebelum aku mulai bercerita, ijinkan aku untuk memberikan beberapa peraturan dan kalimat pembuka.
Quote:
Terimakasih, dan selamat membaca.

Spoiler for Indeks:
Diubah oleh dee.vita 11-08-2014 23:09
anasabila memberi reputasi
1
24K
161
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
dee.vita
#61
PART 10
Quote:
Aku ngebut sepulang dari naruh lamaran, aku sudah ga bisa berpikir jernih, pikiranku hanya diisi dengan bagaimana keadaan bapak sekarang.
Quote:
Begitulah ucapan-ucapan yang keluar dalam hatiku, iya, aku menyesali keputusanku untuk mampir menaruh lamaran dulu, seandainya tadi aku langsung pulang kan aku bisa tau kenapa bapak sampai masuk RS.
Tak terasa pipiku basah, air mata menetes, mengucur dari kedua mataku. Aku takut, khawatir dengan keadaan bapak, rasa takut yang jauh lebih besar dari sebelum-sebelumnya, rasa khawatir yang tidak sebesar sebelumnya..
Quote:
Aku sudah memasuki halaman parkir RS tempat bapak biasa dirawat, setelah memarkir motor aku setengah berlari sambil menelpon Tika, aku menghapus beberapa air mata yang masih menetes di pipiku.
“kamar 302! Kamar 302! Mana kamar 302??! d*mn!”
Quote:
Pintu kamar terbuka, Dr. Andy keluar ditemani dengan dua suster di sampingnya, aku, Tika, dan ibu langsung menghampiri beliau.
Quote:
Tak lama kemudian aku menelpon kak Ninis, menyampaikan apa yang dikatakan Dr. Andy kepadaku tadi mengenai kondisi bapak, kak Ninis memutuskan nekat mengambil ijin pulang untuk melihat kondisi bapak, besok dia akan datang menggunakan penerbangan siang dari Bali.
Aku kembali ke tempat Ibu dan Tika menunggu, di depan kamar bapak, aku duduk di samping Tika yang berada disebelah ibu, merebahkan kepala ke tembok, memejamkan mata sesaat. Aku merasa lelah saat itu, lelah menangis, lelah khawatir, lelah ketakutan, aku perlu istirahat sejenak.
Aku perlu mas Agung disini untuk menyandarkan sejenak beban yang ada di pikiranku.
Quote:
Ada orang bercakap-cakap, tapi aku tidak bisa mendengar jelas siapa dan apa yang mereka bicarakan, perlahan aku membuka mata, rupanya aku tadi ketiduran sebentar di kursi, aku menoleh ke arah sumber datangnya suara tadi, terlihat Tika sedang berbicara dengan mas Agung, aku melihat arloji, sudah jam 1 malam rupanya..
Quote:
Malam itu aku, Tika, dan Ibu bermalam di rumah sakit.
Aku sempat menengok sebentar ke kamar bapak, terlihat bapak sedang berbaring dengan infus dan alat bantu pernapasan yang menempel di tubuhnya, ingin rasanya aku menghampiri bapak, memegang tangannya, mengecup keningnya.. tapi aku juga tidak ingin membangunkannya, jadi aku hanya bisa melihatnya dari depan kamar malam itu.
Quote:
Diubah oleh dee.vita 16-06-2014 21:07
0