- Beranda
- Stories from the Heart
a Story About Forbidden Love
...
TS
dee.vita
a Story About Forbidden Love
PROLOG
Selamat malam,
Setelah menimbang beberapa lama, dan kursus singkat cara menulis serta ngaskus dari seseorang tadi, akhirnya aku mengambil keputusan untuk membagi ceritaku disini.
Tapi, sebelum aku mulai bercerita, ijinkan aku untuk memberikan beberapa peraturan dan kalimat pembuka.
Terimakasih, dan selamat membaca.
Selamat malam,
Setelah menimbang beberapa lama, dan kursus singkat cara menulis serta ngaskus dari seseorang tadi, akhirnya aku mengambil keputusan untuk membagi ceritaku disini.
Tapi, sebelum aku mulai bercerita, ijinkan aku untuk memberikan beberapa peraturan dan kalimat pembuka.
Quote:
Terimakasih, dan selamat membaca.

Spoiler for Indeks:
Diubah oleh dee.vita 11-08-2014 23:09
anasabila memberi reputasi
1
24K
161
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
dee.vita
#49
PART 7
Aku sudah ke rumahnya mas Agung, dan cukup senang melihat keluarganya welcome menerimaku, dari kedua orang tuanya dan ketiga saudaranya semua ramah menyambutku.
Dengan sudah bertemunya aku dengan keluarga mas Agung, dan mas Agung juga sudah kenal dengan keluargaku, itu berarti hubungan kami memang niat untuk dilanjut ke langkah yang lebih serius.
Iya, niat awalku dari awal memang sudah ingin mencari pasangan sampai menikah, bukan sekedar main-main saja. Tapi aku tidak dapat membohongi perasaanku sendiri, meski aku senang dan simpati dengan sikap mas Agung padaku, tapi sebenernya aku sendiri masih ragu dengan perasaanku ke dia.
Cinta? Seperti apa sih rasanya?
Banyak orang bilang cinta itu ketika kamu selalu deg-deg’an bersamanya, ada juga yang bilang cinta itu ketika kamu tidak dapat menghilangkan dia dari pikiranmu, banyak versi mengenai arti cinta, tapi untukku sendiri.. aku belum pernah merasakan semua arti cinta yang ditafsirkan orang-orang itu dalam kehidupanku sendiri.
Aku belum pernah deg-deg’an ketika melihat cowok, aku juga belum pernah tuh merasakan sayang yang sebegitunya dengan cowok sampe-sampe seakan aku dibuat rela melakukan apa saja untuknya, takut kehilangan? Satu-satunya laki-laki yang aku takutkan jika kehilangan adalah bapakku, saat itu.
Mengapa segini rumitnya, kenapa kita ga bisa langsung saja menikah dengan seseorang, tanpa cinta di dalamnya? Apa benar rumah tangga ga bisa bertahan jika tanpa cinta di dalamnya?
Maklum, pengalamanku memang sedikit dalam hal itu, seumur-umur aku cuma pacaran sekali, kelas 1 SMA, itu pun cinta monyet, sekedar ikut-ikutan teman-teman yang sudah pada punya pasangan.
Hufftt.. so complicated.
Hmm.. mungkin benar apa yang dikatakan bapak, aku hanya perlu membiasakan diriku saja, membiasakan diriku dengan sikap temperamennya mas Agung, membiasakan diri dengan sifatnya, mencoba memahami dan mengerti karakternya, kalo aku sudah terbiasa, pasti perlahan juga aku akan mencintainya.
Sore itu aku habiskan dengan ngobrol banyak hal bersama Tika, sahabatku, di sebuah café dekat rumah, café Black n White namanya, tempat langganan kami sejak SMA.
Mas Agung? Kami sedang bertengkar, sudah 3 hari aku tidak ada contact sama sekali dengannya.
Waktu itu kami, aku dan mas Agung sedang jalan bareng di mall, niatnya mau makan dan lanjut nonton, tapi sepanjang makan mas Agung tidak menghiraukan aku sama sekali, matanya terus melihat handphone dengan jari-jarinya terlihat seperti sedang mengetik sesuatu disana.
Sejak hari itu aku ga komunikasi sama sekali dengan dia, dan tidak ada tanda-tanda dari dia untuk mencoba menghubungiku, selama 3 hari ini.
Dengan sudah bertemunya aku dengan keluarga mas Agung, dan mas Agung juga sudah kenal dengan keluargaku, itu berarti hubungan kami memang niat untuk dilanjut ke langkah yang lebih serius.
Iya, niat awalku dari awal memang sudah ingin mencari pasangan sampai menikah, bukan sekedar main-main saja. Tapi aku tidak dapat membohongi perasaanku sendiri, meski aku senang dan simpati dengan sikap mas Agung padaku, tapi sebenernya aku sendiri masih ragu dengan perasaanku ke dia.
Cinta? Seperti apa sih rasanya?
Banyak orang bilang cinta itu ketika kamu selalu deg-deg’an bersamanya, ada juga yang bilang cinta itu ketika kamu tidak dapat menghilangkan dia dari pikiranmu, banyak versi mengenai arti cinta, tapi untukku sendiri.. aku belum pernah merasakan semua arti cinta yang ditafsirkan orang-orang itu dalam kehidupanku sendiri.
Aku belum pernah deg-deg’an ketika melihat cowok, aku juga belum pernah tuh merasakan sayang yang sebegitunya dengan cowok sampe-sampe seakan aku dibuat rela melakukan apa saja untuknya, takut kehilangan? Satu-satunya laki-laki yang aku takutkan jika kehilangan adalah bapakku, saat itu.
Quote:
Mengapa segini rumitnya, kenapa kita ga bisa langsung saja menikah dengan seseorang, tanpa cinta di dalamnya? Apa benar rumah tangga ga bisa bertahan jika tanpa cinta di dalamnya?
Maklum, pengalamanku memang sedikit dalam hal itu, seumur-umur aku cuma pacaran sekali, kelas 1 SMA, itu pun cinta monyet, sekedar ikut-ikutan teman-teman yang sudah pada punya pasangan.
Hufftt.. so complicated.
Quote:
Hmm.. mungkin benar apa yang dikatakan bapak, aku hanya perlu membiasakan diriku saja, membiasakan diriku dengan sikap temperamennya mas Agung, membiasakan diri dengan sifatnya, mencoba memahami dan mengerti karakternya, kalo aku sudah terbiasa, pasti perlahan juga aku akan mencintainya.
Quote:
Sore itu aku habiskan dengan ngobrol banyak hal bersama Tika, sahabatku, di sebuah café dekat rumah, café Black n White namanya, tempat langganan kami sejak SMA.
Mas Agung? Kami sedang bertengkar, sudah 3 hari aku tidak ada contact sama sekali dengannya.
Waktu itu kami, aku dan mas Agung sedang jalan bareng di mall, niatnya mau makan dan lanjut nonton, tapi sepanjang makan mas Agung tidak menghiraukan aku sama sekali, matanya terus melihat handphone dengan jari-jarinya terlihat seperti sedang mengetik sesuatu disana.
Quote:
Sejak hari itu aku ga komunikasi sama sekali dengan dia, dan tidak ada tanda-tanda dari dia untuk mencoba menghubungiku, selama 3 hari ini.
0