Part 83

Walaupun cara ini salah tapi mungkin bisa jadi awal yang baik untuk kita berdua, atau mungkin juga bakalan jadi bencana yang lebih besar daripada kemarin.

Rencana kabur kaburan ini semua di dalangi puput, dari mulai di manado sampai proses ke jepara.
Hanya proses caranya dia bisa ke jawa saja yg dia pikirkan, lainya? Sama sekali tidak.
Namanya juga orang kepepet. Tapi walaupun begitu rencana puput terdengar begitu rapih saat dia menjelaskanya pada saya. Malahan saya sempet mikir "apa iya ini rencana yg keluar dadakan?" Sepertinya rapih bener, malahan keliatan kalo ini udah dia rencanain jauh2 hari.
Gimana ega, saya sudah 1minggu lebih Nungguin dapet tiket pesawat ke semarang ga dapet2, sedangkan puput? Dalam hitungan jam saja sudah tau kapan kita bakalan ninggalin ini kota. Gimana cara dia dapetin ini tiket?

Malam hari sebelum kita berangkat ke semarang puput sudah berkemas dan diam2 bermalam di rumah inri yg saya tempati selama di manado.
Takut.... Pastinya, saya takut kalau nantinya inri dan keluarga puput tau apa yg di rencanakan puput ini.
Pasti bakalan kiamat lokal

Tapi tidak dengan puput, dia terlihat santai dan tanpa beban. Malahan bisa di bilang bahagia.
Sama sekali ga ada raut wajah ketakutan atau bahkan penyesalan.
Terkadang dia senyum2 sendiri dan ngomong dengan santainya "akhirnya kita bisa hidup bareng juga ya hand"
Ahhh kalimat puput yg satu itubuat saya semakin kawatir akan rencana sembrono ini. Tapi mau gimana lagi? Saya sudah terlanjur mengikutinya



Terdengar mudah,tapi sebenarnya tidak.
Yg puput pikirkan ternyata bener,kalo rencana dia cuman mentok sampe keluar dari manado. Setelah itu? NOL!!

Padahal setelah keluar dari manado lah perjuangan yg sesungguhnya di mulai.
Mau tinggal dimana dia nanti? Di rumah saya? Mustahil.
Emak juga ga bakalan tinggal diam kalo tau puput kabur dari rumah.
Hotel? Mungkin bisa saja,tapi ga mungkin dalam waktu lama. Duit dari mana?
bodoh....bodoh....bodoh....
Lu emang bodoh hand, yang kaya gini kenapa baru keluar pas udah terlanjur ikutin permainan puput. bodoh!!!

Apapun resikonya nanti, sudah sepantasnya saya hadapi. Baik/buruk dan semuanya adalah karena kami sendiri. Kami yg menjalani.

Hampir subuh, sekitar jam 3 pagi kami keluar meninggalkan rumah inri.
Menaiki taksi ke bandara. Penerbangan kami memang masih esok hari. Tapi kami takutnya kalau keluar rumah siang2 nanti ketahuan inri,tessa atau bahkan orang tua puput.
Makanya kami berangkat ke bandara pagi-pagi buta. Sambil nongkrong di warung kopi deket bandara kami menghabiskan waktu dengan mengobrol.
Tapi ga selang lama puput sudah terbaring tak berdaya melawan rasa kantuk.

"Dalam tidur nyenyakmu yg sederhana ini aku lebih bisa melihatmu sebagai orang yang memang aku seyangi,gembel...... Iya... Kamu sekarang seperti apa adanya aku. Sederhana"

"Teruslah seperti ini hingga takdir memang tak merestui kebersamaan kita"