Kaskus

News

publicbathsAvatar border
TS
publicbaths
CL:INA 1:0 Pandangan kiri mengenai model politik Indonesia dan Chile
Quote:

Sumber http://www.counterpunch.org/2013/11/...ian-fascism-0/

Sama-sama pernah dipimpin fasis korup tapi beda nasib akhirnya

kritik pedas buat Indonesia, tapi penulis seakan menggampangkan dan menyepelekan perjuangan rakyat Indonesia.

TERJEMAHAN BAHASA INDONESIANYA
thanks to agan Z0mby
part 1 http://www.kaskus.co.id/show_post/53...7258b45f6/33/-
part 2 http://www.kaskus.co.id/show_post/53...45f8b456a/34/-
Diubah oleh publicbaths 12-06-2014 18:35
0
6.9K
45
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar Negeri
KASKUS Official
81.9KThread19.6KAnggota
Tampilkan semua post
Z0mbyAvatar border
Z0mby
#34
Untuk pergi ke tempat-tempat pertunjukan teater, kebanyakan warga Santiago memilih untuk menggunakan metro, salah satu angkutan publik yang paling baik dan palinge fisien di bumi. Setiap stasiunnya didedikasikan untuk para seniman lokal, banyak yang dilengkapi dengan perpustakaan umum, dan bahkan ada yang dilengkapi dengan bioskop yang memutar film seni yang gratis, di mana seseorang dapat duduk sepanjang hari dengan hanya membayar satu token metro dan bisa menonton film-film klasik yang terkenal di dunia.

Jakarta tidak punya metro, hampir tidak ada tempat pejalan kaki, dan hanya punya beberapa taman publik. Untuk menyeberang jalan, kadang kita harus naik taksi. Kemacetan di kota ini sudah mendekati, beberapa orang bahkan mengatakan sudah mencapai, tingkatan macet total.

Chile merangkul ilmu pengetahuan dan segala sesuatu yang bersifat ‘publik’. Indonesia terjebak dalam budaya pop yang benar-benar tidak keren dan murahan, tenggelam dalam individualisme yang membuat depresi, dan dipaksa untuk mengagumi semua yang bersifat ‘pribadi’.

Negara-negara Amerika Selatan yang menderita akibat kediktatoran brutal yang diterapkan oleh pihak Barat sekarang ini sudah bebas dan punya pemerintahan yang sosialis.

Pemerintahan Indonesia dijalankan oleh para preman, jenderal-jenderal yang sudah tua dan oleh kelompok/klik kapitalis yang muram dan bobrok.

Para perempuan sudah memimpim Brazil, Argentina dan Chile, sementara Indonesia dipimpin oleh seorang laki-laki yang dulu pernah menjadi pemimpin sebuah unit militer di Timor Timur saat terjadi genosida.

Michelle Bachelet yang sudah siap untuk menang di babak kedua dan kembali menjadi Presiden Chile (setelah sebelumnya menjadi kepala UNIFEM) adalah seorang dokter, dokter anak, ibu tunggal dari 3 orang anak dan juga seorang atheis. Ayahnya, seorang jenderal militer di bawah pemerintahan Allende, dibunuh oleh rezim Pinochet, dan Michelle Bachelet juga disiksa secara brutal dalam tahanan. Dia meninggalkan negaramya dan dilatih sebagai dokter di Jerman Timur, sebelum balik ke tanah airnya.

Sementara Camila Vallejo (25 tahun) dan teman-temannya yang juga menjadi pemimpin mahasiswa siap menjadi anggota parlemen di Chile, banyak dari mereka mewakili Partai Komunis. Anggota parlemen perempuan di Indonesia mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh sesama anggota parlemen dan dilakukan di gedung Parlemen. Partai Komunis tegas-tegas dilarang di Indonesia, hanya untuk memastikan bahwa tidak akan ada lagi yang mendorong untuk memperjuangkan reformasi tanah dan keadilan sosial.

Rakyat Chile saat ini berjuang untuk mendapatkan pendidikan dan perawatan medis gratis, dan diharapkan bahwa tuntutan mereka akan terpenuhi selama masa kepemimpinan presiden Bachelet.

Rakyat Indonesia hidup dengan sistem perawatan medis dan pendidikan yang sudah benar-benar bobrok, dan siapa saja yang mampu akan pergi berobat ke rumah sakit di Singapura atau Malaysia, dan pergi sejauh mungkin untuk memperoleh pendidikan.

Sekolah swasta tak terhitung jumlahnya di seluruh Indonesia, sebagian besar dengan basis agama. Tampaknya, mereka mengkhususkan diri dalam memproduksi anak-anak muda yang tidak unggul dalam bidang apapun kecuali untuk melayani dogma kapitalis dan agama, serta untuk mencuri demi klan keluarga mereka.

Sementara Chile berjuang mati-matian melawan kemiskinan di semua lini, termasuk dengan membangun perumahan sosial berkualitas tinggi, kesenjangan social di Indonesia adalah yang paling lebar di dunia ini, dan bahkan pemerintahnya berbohong tentang jumlah penduduk yang sebenarnya (negara ini punya lebih dari 300 juta penduduk tapi hanya sekitar 247 juta orang yang diakui dan dicatat), untuk mengantisipasi bahwa suatu hari, mungkin rakyat akan menuntuk si miskin untuk diberi tempat tinggal, diberikan pendidikan, dan diberikan perawatan kesehatan.

Chile adalah salah satu negara yang paling tidak korup di dunia, sementara korupsi di Indonesia adalah salah satu yang tertinggi, dengan mantan ‘orang kami’ Soeharto masuk buku rekor sebagai penguasa paling korup sepanjang masa.

Indonesia dan Chile dua negara yang pernah melalui neraka fasisme, tetapi di akhir neraka itu ada dua cerita yang benar-benar berbeda.

Negara yang satu - Indonesia – menyerahkan diri, berkolaborasi dan pada akhirnya gagal, hancur, dan menjadi seperti kebanyakan negara-negara malang di sub -Sahara Afrika.

Negara yang lain berjuang, bangga, konsisten, dan menang, sekarang menjadi salah satu negara yang paling layak huni di bumi ini, dengan kualitas hidup sebanding dengan negara-negara di Uni Eropa.

Negara yang satu tidak mampu menghasilkan sebuah novel pun yang layak dibaca setelahpenulis komunis besarnya - Pramoedya Ananta Toer (mantan tahanan politik yang buku dan manuskripnya dibakar oleh pengikut Soeharto) – meninggal dunia. Negara ini tidak menghasilkan apapun yang bernilai intelektual: tidak ada musik atau film yang berkualitas, tidak ada penelitian ilmiah, tidak ada konsep-konsep pendidikan yang monumental.

Negara yang lain - Chile - melahirkan penulis, penyair, pembuat film dan arsitek modern yang terkenal. Dan juga menghasilkan anggur yang termasuk terbaik di dunia!

Model yang diterapkan di Indonesia memang menakutkan, tetapi masih bisa dikalahkan. Model ini hanya akan berhasil jika orang menolak untuk melawan, jika mereka tunduk pada teror.

Di Indonesia, individu-individu diharapkan untuk patuh pada kendali keluarga dan agama yang brutal. Sejak lahir, mereka sudah dikondisikan: hidup dengan rasa takut, tapi mereka menganggapnya sebagai rasa ‘cinta’. Yang paling ditakuti pertama kali adalah ayah, lalu ulama, dan kemudian guru. Hal ini kemudian berkembang menjadi rasa takut kepada militer dan kediktatoran kapitalis. Pada akhirnya rasa takut itu melumpuhkan ‘segalanya’, dan menghentikan setiap pemberontakan bahkan pada tahap embrio.

Suatu hal yang sangat menyedihkan dan membuat depresi. Dan model ini ternyata bekerja dengan baik. Tapi yang pasti tidak di semua tempat!

Pemberontakan bisa lebih sukses. Pemberontakan sudah sukses di seluruh Amerika Latin termasuk Chile. ‘Jakarta memang datang’, tapi dilawan dan langsung dihancurkan.

Tetapi sebagai hasil dari upaya bersama dari propaganda lokal dan Barat, keberhasilan Amerika Latin ini jarang diketahui di Indonesia. Dan tidak ada satupun yang berteriak di Jakarta di hadapan wajah-wajah brutal para elit: “Hai para bandit, awas…Santiago akan datang!”

* Artikel ini pertama kali diterbitkan oleh Counterpunch, Edisi Akhir Pekan November 22-24, 2013 dengan judul: ‘Fight or Flight: Chilean Socialism 1: Indonesian Fascism 0’. (http://www.counterpunch.org/2013/11/...ian-fascism-0/)

Andre Vltchek adalah seorang novelis, pembuat film dan wartawan investigasi. Dia telah meliput perang dan konflik di berbagai negara. Diskusinya dengan Noam Chomsky tentang Terorisme Barat sudah diterbitkan. Novel politiknya ‘Point of No Return’ kini telah disunting kembali dan sudah diterbitkan dan tersedia. Oceania adalah bukunya tentang imperialisme Barat di Pasifik Selatan. Buku provokatif tentang Indonesia pasca-Suharto dan model fundamentalis pasar diberi judul ‘Indonesia -The Archipelago of Fear’. Dia baru saja menyelesaikan film dokumenter ‘Rwanda Gambit’ tentang sejarah Rwanda dan penjarahan DR Kongo. Setelah tinggal selama bertahun-tahun di Amerika Latin dan Oceania, Vltchek saat ini tinggal dan bekerja di Asia Timur dan Afrika.

http://sosbud.kompasiana.com/2014/02...-0-629565.html

lumayan jadi gampang ngertiin
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.