- Beranda
- Stories from the Heart
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
...
TS
luckyismine
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
Quote:
MESIN WAKTU
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
MINOR66
Quote:
Permisi agan dan aganwati
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.
Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.
Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa.
So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Quote:
Original Posted By mullupus►Tes tes... 1-2-3...
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa. So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Spoiler for Makasih buat cendolnya :
* * * C H A P T E R I * * *
Spoiler for INDEX:
MUKADIMAH
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
* * * C H A P T E R II * * *
Spoiler for INDEX:
THAT'S WHAT FRIEND ALL FOR
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 84 suara
Siapa yang jadi istri gwa saat ini?
Dinda
12%
Felisha
35%
Bebeb
5%
Megan Fox
23%
Semuanya salah
26%
Diubah oleh luckyismine 05-04-2017 18:38
sormin180 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
356K
Kutip
1.7K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
luckyismine
#668
AKHIR RASA INI
Terlarut aku
Dalam kesendirian
Saat aku menyadari
Tiada lagi dirimu kini
Sampai kapankah
Aku mampu bertahan
Tertatih aku jalani
Semua kisah hidupku ini
Chorus :
Tak akan terganti
Setiap kenangan yang telah terukir
Yang terendap indah
Dan melekat di hati
Akankah berakhir
Semua rasa yang telah tercipta
Didalam benakku
Dan didalam asa-ku
Dalam kesendirian
Saat aku menyadari
Tiada lagi dirimu kini
Sampai kapankah
Aku mampu bertahan
Tertatih aku jalani
Semua kisah hidupku ini
Chorus :
Tak akan terganti
Setiap kenangan yang telah terukir
Yang terendap indah
Dan melekat di hati
Akankah berakhir
Semua rasa yang telah tercipta
Didalam benakku
Dan didalam asa-ku
SAMSON
Spoiler for AKHIR RASA INI:
Quote:
Rencananya malem sesudah ketemuan sama Dinda gwa mau langsung balik ke kost-an gwa. Tapi berhubung level galau gwa malem itu masih lumayan tinggi, akhirnya gwa putusin buat ngelampiasinnya sama bantal dan guling dikamar gwa. Gwa nga minat ngelampiasin kegalauan ini dengan hal2 yang nga2 lagi. Gwa berasa bersalah aja sama kejadian dugem tempo hari. Kayaknya gwa nga pantes banget ngelampiasin marah gwa kayak gitu. Tapi, ya inilah gwa. Trouble adalah nama tengah gwa. 
Dan sebagaimana yang gwa prediksiin, keesokan harinya setelah gwa bangun tidur, gwa bener2 macem zombie aja rasanya. Biasanya sehabis nenggak 2 gelas besar air putih, gwa leyeh2 sebentar sambil nonton teve trus dilanjut makan dan mandi. Hari itu gwa duduk diruang teve dengan remot ditangan kiri dan buku panduan acara teve ditangan kanan, mata tetep kelayar tapi nga tahu sama yang ditontonin. Otak gwa entah ngayap kemana. Mungkin hari itu gaya gwa udah nga beda kayak ayam sakit. Dan itu berlangsung tanpa gwa sadari sampe menjelang siang.
Mungkin kalo nyokap gwa nga manggil2in gwa dari bawah, sampe malem pun gwa tetap bertahan dengan style ayam sakit disitu. Dimeja makan pun nga beda jauh nasib gwa. Padahal hari itu nyokap gwa bikin ayam garing balado dan sayur buncis favorit gwa. Biasanya warna merah sambelnya selalu mengundang selera (tenang aja sob, itu warna merahnya cuma eksyen doang. Banyakan tomatnya doang
). Dan segarnya sayur buncir buatan nyokap gwa selalu bikin gwa nambah makannya. Hari itu masakan nyokap gwa bener2 nga ngundang selera makan gwa.
Setelah makan dengan porsi diet ketat, gwa balik lagi kekamar. Ngidupin AC dengan suhu paling dingin, lalu tepar diatas tempat tidur sambil melukin guling. Otak gwapun ngayap entah kemana sampai akhirnya gwa ketiduran lagi. Pokoknya bener2 suram banget deh gwa hari itu.
Dan setelah berjuang melawan ketidakberdayaan gwa hari itu, akhirnya malemnya gwa paksain untuk balik ke kost-an. Biar gimanapun gwa tetep harus memainkan drama dirumah, kalo gwa masih kuliah sebagaimana normalnya. Yup, dirumah gwa masih ngaku kuliah sama orang tua gwa. Walaupun semester genap baru berjalan, paling nga 4 atau 5 bulan lagi bakalan berakhir juga. Dan gwa masih belum tahu rencana kedepan gwa untuk masa depan kuliah gwa ini.
Nyampe kost-an gwa mampir dulu ke rumahnya Ridho, gwa mau nagih janjinya yang mau ngajakin gwa kerja sama dia. Istilah kata, besokpun gwa siap kerja kalo emang Ridho ngijinin. Ternyata Ridho menyambut baik keinginan gwa, karena dia emang udah butuh partner buat bantu2 kerjaan dia yang udah mulai banyak. Berarti besok gwa udah musti siap2 kerja, walaupun masih harus didampingi dulu sama Ridho. Sebelum gwa balik ke kamar, Ridho sempet nitipin uang setoran rentalan mobil dari Ropik. Ohiya, gwa belum cerita ya, kalo Kenshi ngijinin Ropik ngebawa mobilnya buat direntalin, selama dia tanggung jawab sama perawatan dan pemeliharaannya. Walau Kenshi juga wanti2 ke gwa, kalo ada yang minat sama mobilnya bakal dilepas dengan harga yang pas. Soalnya Kenshi juga dalam beberapa bulan kedepan kantornya bakal dapet proyek lumayan besar diluar kota dan kemungkinan dia bakal tinggal disana juga. Dan seperti biasa, dia juga nitip2in si Ranti - bini mudanya - ke gwa.
Setelah puas ngobrol2 sama Ridho didepan terasnya, gwa balik kekamar sambil nuntunin motor gwa. Gwa lihat jam ditangan gwa udah nunjukin angka sembilan. Hmm, pasti si Jelek juga udah ngorok kali ye, walaupun gwa lihat lampu dikamarnya masih nyala. Tapi kalo Felisha mah, mau tidur apa melek, lampu kamarnya nga pernah dimatiin sih. Beda sama gwa yang lebih resep tidurnya kalo lampu dimatiin. Lampu dikamar gwa cuma dihidupin kalo gwa lagi melek aja atau hanya dalam keadaan khusus dan darurat aja.
"Eh, si kriwil udah pulang aja" tegur Felisha ketika gwa baru buka pintu kamar dan mau ngelangkahin kaki gwa kedalam. Sumpah kaget bener gwa ditegor sama dia, padahal tadi pintu kamarnya ketutup, tapi kok gwa nga denger suara dia buka pintu ya?
"Jelek, lo ngagetin gwa aja sih?! Jantungan ntar gwa nih?!" gwa coba menenangkan degupan didada karena kaget, sambil ngeliat kearah bawah daster panjangnya yang berwarna krem pudar. Huft, masih napak kakinya sob.
"Hihihihi, sori deh aku udah ngagetin kamu." Felisha malah cekikikan gitu dan ngintilin gwa masuk kekamar.
"Ck, nga usah cekikikan gitu ah, serem tauk!" omel gwa sambil ngeluarin pakaian2 gwa dari backpack dan masukin kedalem lemari plastik.
"Tumben lama bener kamu pulangnya Wil?" tanyanya sambil duduk diatas meja besar bekas keperluan kantor proyek tempo hari.
"Kangen lo ye sama gwa?" jawab gwa ngasal sambil terus ngerapihin isi lemari plastik gwa.
"Ih, ge-er aja deh kamu. Ohiya, gimana keadaan ibu kamu, baik2 aja khan?" tanyanya lagi.
"Baek2 aja Fel, malah dokternya bilang udah nga perlu lagi bolak-balik kesono. Besok2 cukup ke RS yang ada disini aja, kebetulan dia juga ada ngerekomen dokter ahlinya di RS =SENSOR=." sahut gwa panjang lebar, "eh, sori ya gwa nga bawa oleh2 buat lo, abis kemaren gwa langsung pulang nga pake acara mampir kemana2"
"Iya nga apa2 kok Wil, khan kamu kesono nga dalem rangka jalan2 toh?" Felisha memaklumi. Cuma dari tadi kok gwa lihat dia senyum2 mulu deh ke gwa, senyumnya itu mirip anak kecil yang abis dikasih permen sebakul.
"Eh, daritadi gwa liat lo senyum2 mulu? Ada apaan sih?" tanya gwa sambil ngambil posisi duduk diatas kasur.
"Hehehehehe, ayo tebak kenapa aku senyum2 kayak gini?" Felisha ngajakin gwa main tebak2an.
"Hmmmm, lo nga lagi mikirin yang mesum2 khan? Soalnya gwa lagi nga mood nih" sahut gwa ngasal sambil ngidupin rokok.
"Ish, itu mah otak kamu aja yang emang dasarnya mesum melulu. Ayo ah, yang serius jawabnya" Felisha cemberut sambil nyambit gwa pake majalah yang ada diatas meja.
"Gwa nga tau ah Lek, gwa nyerah" kata gwa yang nga minat maen tebak2an sambil mengelakkan majalah yang nyaris mengenai kaki gwa. Iya, gwa masih belum bisa diajak mikir yang berat2 nih. Masih dalam masa penyembuhan nih gwa.
"Yaaah, masa' nga bisa nebak sih? Payah ah, kamu nga perhatian sama aku nih" protesnya masih dengan muka yang ditekuk2. Tuh khan, mulai kambuh khan dia. Tadi senyam-senyum, sekarang udah ditekuk2 mukanya.
"Beneran deh Felisha ku, gwa nyerah. Otak gwa lagi sumpek nih, gwa nga bisa diajak mikir apalagi tebak2an" sahut gwa sedikit terpancing emosi. Maklum, lagi sumbu pendek nih gwa.
"Ih, payah!" sungutnya sambil menyilangkan kedua tangannya didada, "2 minggu lagi aku sidang Wil"
"What? Widih, selamat ya Fel, nga nyangka si Jelek ini bakalan disidang juga. Talak berapa Fel?" canda gwa yang seneng denger kabar ini.
"Nga lucu!" Felisha masih dengan gaya cemberutnya, tapi gwa yakin ini cemberut dia yang dibuat2 bukan seriusan.
"Iya-iya, maaf ya Fel. Nih, gwa kasih selamet deh" gwa mendekati dia sambil mengulurkan tangan.
Felisha kembali tersenyum dengan sumringah, biar bagaimanapun berita baik kayak gini emang nga boleh dibawa cemberut. Dia menyambut uluran tangan gwa dan menjabatnya dengan sukacita. Ah, seneng banget ngeliat Felisha akhirnya bisa nyelesaiin kuliahnya. Mudah2an aman2 aja proses sidangnya nanti dan dia bisa lulus. Soalnya kalo dipikir2, Felisha ini udah termasuk MABA juga dibanding sama temen2 seangkatannya yang rata2 udah pada selesai kuliahnya. Akhirnya, satu persatu orang2 terdekat gwa mulai meninggalkan gwa. Hiks.
"Kamu dateng ya, pas aku sidang nanti?" pintanya ngarep gitu.
"Yaelah Lek, malu aja kali gwa masih ngejejakin kaki ke kampus. Lagian, mulai besok gwa juga udah musti ikutan kerja sama Ridho" gwa menolak dengan halus.
"Ohya? Berarti kamu udah nga nyewain mobil lagi nih? Tapi diusahain ya? Ya?" cerosos Felisha masih ngarep.
"Gwa liat nanti ya, gwa nga janji. Tapi kalo lo mau nyium gwa sih, dijamin gwa bisa hadir deh disidang lo nanti." kata gwa sambil nyengir2 ngarep.
"Ih, apaan sih?! Kamu ini kenapa sih Wil, nga biasanya banget kamu norak kayak gini?" ketus Felisha yang membuat gwa sedikit terkesima.
"Emangnya kenapa sama gwa? Bukannya gwa biasa kayak gini sama lo?" tanya gwa sambil nyengir2 bodoh. Apa emang gwa keliatan banget lagi nutup2in kegalauan gwa didepan dia?
"Nga, malem ini kamu aneh. Bukan kayak Lucky yang aku kenal. Kamu kenapa Wil?" tanyanya penuh selidik.
"Gwa kenapa, ya?" jawab gwa sambil sok mikir, "Engg, kayaknya gwa lagi ngantuk Lek, makanya gwa keliatan aneh dimata lo"
"Ngantuk apa suntuk? Muka kamu tuh nga bisa bohong tauk. Coba gih, kamu ngaca dulu sana?" muka Felisha sok serius gitu, kayak detektif yang lagi interogasi penjahat.
Gwa terdiam, nga ngejawab. Gwa berdiri dan mendekat ke cermin yang nempel ditembok deket pintu kamar mandi, coba ngeliat keadaan muka gwa disitu. Hmm, wajah kurus dengan pipi yang cekung, mata yang nampak tak bergairah dan sayu, ah sudahlah, pokoknya emang surem banget itu muka gwa. Panteslah si Felisha bisa nebak2 kayak gitu. Gwa aja males banget ngeliat muka gwa sendiri.
"Ini namanya bukan muka suntuk Lek, tapi kharisma kegantengan gwa lagi luntur. Obatnya cuma bobo doang kok yang enak, besok pagi juga gwa pasti ganteng lagi kok. Lo nga usah khawatir ya?" gwa duduk disebelahnya. Duh, pengen sih gwa curcol sama Felisha, siapa tahu aja bisa ngeringanin beban gwa. Tapi nga lah, malu gwa.
"Ada masalah apaan sih? Pasti bukan masalah kesehatan ibu kamu khan? Kayaknya tadi kamu udah cerita kalo kesehatan ibu kamu makin membaik, iya khan?" tanyanya semakin jauh.
"Beneran, gwa nga apa2 Lek. Kecapean kali yey, makanya muka gwa suntuk kayak gini" gwa tetap mengelak.
"Yo wes lah, kalo gitu aku balik ke kamar ya. Eh, tapi kalo nanti kamu emang mo curhat sama aku, ketok aja pintu kamar aku ya, Wil" kata Felisha yang beranjak dari duduknya sambil mengerling godain gwa gitu.
"Aaaakkk, sotoy banget deh lo. Udah sono, kembali keasalmu wahai perempuan sotoy. Hush... hush..." canda gwa sambil menggiring Felisha keluar dari kamar. Dan seperti biasa, Felisha membalasnya sambil monyongin mulutnya kearah gwa. Argghh, gwa cipok juga tuh bibir.
Gwa tutup pintu kamar gwa rapat2, lalu gwa kembali dengan kesibukan gwa. Yang pertama2 gwa cari adalah jurnal harian gwa, diantara selipan2 pakaian2 didalam dilemari plastik gwa. Ah, kangen banget gwa sama lo buk, udah lebih dari seminggu kayaknya gwa nga corat-coret dihalaman lo nih. Dan kayaknya malem ini gwa bakal mau curhat panjang sama lo buk. Lo jangan pernah bosen ya buk, sama keluh kesah gwa selama ini.
Gwa buka jurnal harian gwa yang tebel ini dan mulai menuliskan kisah2 yang gwa lewati beberapa hari yang lalu pada halaman yang kosong. Yup, kayak ginilah cara gwa curhat sama buku harian tercinta gwa. Segala keresahan, kemarahan, kekecewaan dan lain sebagainya tercurah disitu, plus segala macam sumpah serapah berikut penghuni kebon binatangnya. Buku ini adalah pendengar yang baik, nga pernah nge judge gwa apalagi ngomelin gwa. Buku ini bener2 terapi paling murah dan ampuh buat bikin gwa sedikit tenang setelah gwa tumpahin semua emosi gwa disana. Selain itu, gwa jadi nga gampang ngember buat curcol2an sama sembarang orang.
Cuma sedari tadi gwa nulis disitu, konsentrasi gwa agak2 terganggu sama poster nya Jim Morrison yang legendaris itu, yang telanjang dada sambil merentangkan kedua tangannya. Sebenernya bukan pada poster yang dibingkai menempel di tembok dedepan gwa ini, tapi pada tulisan kecil yang ada disudut bawah poster tersebut.
Forever yours. Dinda
Poster berbingkai ini adalah hadiah ultah dari Dinda. Jujur, gwa suka banget sama poster ini. Kadang kalo gwa lagi berdiri didepannya dengan gaya yang sama kayak si Jimbo itu, gwa kayak berasa lagi ngaca aja. Cuma malem itu rasanya nga enak banget gwa ngeliatin postersnya Jimbo ini, bener2 ngebikin hati gwa resah lagi. Arrggghhhhh...
Akhirnya gwa turunin poster itu dari dinding. Gwa tunda dulu curhat gwa sama jurnal tercinta ini. Gwa mulai bongkar2in barang2 gwa yang berbau2 kenangan sama Dinda yang masih gwa simpan disini. Album2 photo, pernak-pernik nga jelas dan lain sebagainya. Semuanya gwa kumpulin jadi satu diatas posternya Jimbo. Hmm, kayaknya udah semua nih gwa kumpulin.
Gwa keluar sambil bawain semua barang2 tersebut. Gwa taruh agak menjauh dari kamar gwa. Gwa mulai membakar barang2 tersebut, karena gwa ngerasa dengan membakarnya mungkin bisa sedikit meringankan beban dihati gwa ini. Paling nga kenangan2 yang ada didepan dimata gwa ini nga menganggu lagi, dimakan oleh jilatan2 api dihadapan gwa ini dan menjadi abu. Biarlah kenangan yang terpatri dihati gwa ini yang tertinggal.
"Wil, kamu bakar2 apaan sih?"
"Anjrit! Lo kok hobi bener sih ngagetin gwa malem ini!" omel gwa yang kaget setengah mati ditegor sama Felisha, yang tiba2 aja udah ada disebelah gwa, "tanggung jawab lo kalo gwa masuk rumah sakit gara2 lo kagetin"
"Maaf Wil, kalo aku udah ngagetin kamu lagi. Abis asepnya masuk kekamar aku sih, sesak nih napasku" jawabnya sambil nutupin mulutnya dengan kedua tangannya.
Gwa nga ngejawab. Udah bete gwa gara2 dikagetin kayak gini sama Felisha. Lagi enak2nya ngelamun sambil mandangin api yang mulai menjilati barang2 kenangan gwa sama Dinda, malah diajak sport jantung sama Felisha. Heran deh gwa, ini cewek bisa kayak siluman gitu kelakuaannya.
"Eh Wil, itu bukannya poster yang ada dikamar kamu ya? Yang kata kamu hadiah dari pacar kamu? Iya bener khan itu posternya? Kok dibakar sih Wil?" Felisha nanya2 gitu sambil narik2in tangan gwa. Duh, ini cewek bener2 annoying banget deh kelakuannya malem ini.
"Wiiilll, kok diem aja sih ditanyain? Kamu kenapa sih?" Felisha makin bawel karena nga gwa jawab pertanyaannya. Tangan gwa masih dioyak2 sama dia.
"Bawel ah! Suka2 gwa lah mau gwa apain ini barang2! Bukan urusan lo juga kali!" bentak gwa marah sambil melototin mata gwa kearahnya.
"Lucky...." kagetnya dengan suara tertahan. Tampak wajahnya seperti shock ngeliat sikap gwa yang nga disangka2nya dan mungkin belum pernah dia lihat selama kenal dengan gwa.
Felisha mundur selangkah, seolah takut ngeliat gwa. Gwa lihat dia memandang gwa dengan tatapan kaget dan takut. Gwa jadi merasa bersalah banget ngeliat ekspresi wajahnya itu. Sumpah, ini diluar kendali gwa. Emosi gwa bener2 masih nga stabil banget malam itu.
"Fel, maaf ya Fel. Gwa nga maksud marah2 sama lo. Maaf ya" gwa buru2 minta maaf. Sebelah tangan gwa megangin bahunya, untuk menyakinkan kesungguhan gwa.
"Kamu kenapa sih Wil?" tanyanya perlahan, setelah bisa mengendalikan dirinya dari rasa kaget dan takutnya terhadap gwa.
Arrrgghhh, pertanyaannya yang begitu lembut terdengar ditelinga gwa seperti hendak membangkitkan luapan2 emosi yang masih terkumpul didada gwa ini. Seolah kata2nya itu seperti mau bilang, 'ayo Ky, kamu tumpahin aja segala resah dihati kamu itu ke bahu aku. Lepasin semuanya Ky, sampai kamu ngerasa tenang'.
Gwa cuma gelengin kepala gwa perlahan. Gwa tatap matanya yang teduh itu, yang tampak selalu bersinar seolah ada jutaan kerlap-kerlip bintang disana. Seolah gwa ingin menyampaikan padanya, kalo gwa baik2 aja dan Felisha nga perlu cemasin gwa malam ini. Ya, gwa ngerasa bahwa dalam beberapa saat kita seolah sedang bicara hanya lewat tatapan mata, karena gwa udah nga sanggup buat berkata2 lagi. Gwa takut kalo gwa keluarin satu patah kata aja ke Felisha, maka akan tumpah2an semua beban2 dihati gwa ini. Gwa nga pengen itu. Entah kenapa, gwa nga pengen keliatan cengeng didepan dia.
Gwa lihat mata itu makin teduh saja, seolah bisa memaklumi permintaan gwa ini. Seolah dia memaklumi kalo gwa emang nga mau diganggu, kalo gwa mau sendirian aja malam itu. Dan senyumnya yang selalu bikin adem hati gwa ini tersungging dibibirnya. Ah, ngeliat lo seperti itu aja udah ngebantu ngeringanin sedikit beban gwa Fel. Itu udah lebi dari cukup buat gwa.
"Ya udah, kalo kamu nga mau cerita. Aku tinggal dulu ya, ngantuk nih" kata Felisha sambil tak melepaskan senyumannya itu. Dia mendekati gwa dan mengusap2 bahu gwa dengan penuh pengertian, "jangan malem2 ya bobonya"
Gwa cuma menganggukan kepala gwa perlahan, lalu Felisha meninggalkan gwa sendiri disini, diantara jilatan2 api yang mulai memadam dan menyisakan abu2 kenangannya untuk gwa.

Dan sebagaimana yang gwa prediksiin, keesokan harinya setelah gwa bangun tidur, gwa bener2 macem zombie aja rasanya. Biasanya sehabis nenggak 2 gelas besar air putih, gwa leyeh2 sebentar sambil nonton teve trus dilanjut makan dan mandi. Hari itu gwa duduk diruang teve dengan remot ditangan kiri dan buku panduan acara teve ditangan kanan, mata tetep kelayar tapi nga tahu sama yang ditontonin. Otak gwa entah ngayap kemana. Mungkin hari itu gaya gwa udah nga beda kayak ayam sakit. Dan itu berlangsung tanpa gwa sadari sampe menjelang siang.
Mungkin kalo nyokap gwa nga manggil2in gwa dari bawah, sampe malem pun gwa tetap bertahan dengan style ayam sakit disitu. Dimeja makan pun nga beda jauh nasib gwa. Padahal hari itu nyokap gwa bikin ayam garing balado dan sayur buncis favorit gwa. Biasanya warna merah sambelnya selalu mengundang selera (tenang aja sob, itu warna merahnya cuma eksyen doang. Banyakan tomatnya doang
). Dan segarnya sayur buncir buatan nyokap gwa selalu bikin gwa nambah makannya. Hari itu masakan nyokap gwa bener2 nga ngundang selera makan gwa.Setelah makan dengan porsi diet ketat, gwa balik lagi kekamar. Ngidupin AC dengan suhu paling dingin, lalu tepar diatas tempat tidur sambil melukin guling. Otak gwapun ngayap entah kemana sampai akhirnya gwa ketiduran lagi. Pokoknya bener2 suram banget deh gwa hari itu.
Dan setelah berjuang melawan ketidakberdayaan gwa hari itu, akhirnya malemnya gwa paksain untuk balik ke kost-an. Biar gimanapun gwa tetep harus memainkan drama dirumah, kalo gwa masih kuliah sebagaimana normalnya. Yup, dirumah gwa masih ngaku kuliah sama orang tua gwa. Walaupun semester genap baru berjalan, paling nga 4 atau 5 bulan lagi bakalan berakhir juga. Dan gwa masih belum tahu rencana kedepan gwa untuk masa depan kuliah gwa ini.
Nyampe kost-an gwa mampir dulu ke rumahnya Ridho, gwa mau nagih janjinya yang mau ngajakin gwa kerja sama dia. Istilah kata, besokpun gwa siap kerja kalo emang Ridho ngijinin. Ternyata Ridho menyambut baik keinginan gwa, karena dia emang udah butuh partner buat bantu2 kerjaan dia yang udah mulai banyak. Berarti besok gwa udah musti siap2 kerja, walaupun masih harus didampingi dulu sama Ridho. Sebelum gwa balik ke kamar, Ridho sempet nitipin uang setoran rentalan mobil dari Ropik. Ohiya, gwa belum cerita ya, kalo Kenshi ngijinin Ropik ngebawa mobilnya buat direntalin, selama dia tanggung jawab sama perawatan dan pemeliharaannya. Walau Kenshi juga wanti2 ke gwa, kalo ada yang minat sama mobilnya bakal dilepas dengan harga yang pas. Soalnya Kenshi juga dalam beberapa bulan kedepan kantornya bakal dapet proyek lumayan besar diluar kota dan kemungkinan dia bakal tinggal disana juga. Dan seperti biasa, dia juga nitip2in si Ranti - bini mudanya - ke gwa.

Setelah puas ngobrol2 sama Ridho didepan terasnya, gwa balik kekamar sambil nuntunin motor gwa. Gwa lihat jam ditangan gwa udah nunjukin angka sembilan. Hmm, pasti si Jelek juga udah ngorok kali ye, walaupun gwa lihat lampu dikamarnya masih nyala. Tapi kalo Felisha mah, mau tidur apa melek, lampu kamarnya nga pernah dimatiin sih. Beda sama gwa yang lebih resep tidurnya kalo lampu dimatiin. Lampu dikamar gwa cuma dihidupin kalo gwa lagi melek aja atau hanya dalam keadaan khusus dan darurat aja.

"Eh, si kriwil udah pulang aja" tegur Felisha ketika gwa baru buka pintu kamar dan mau ngelangkahin kaki gwa kedalam. Sumpah kaget bener gwa ditegor sama dia, padahal tadi pintu kamarnya ketutup, tapi kok gwa nga denger suara dia buka pintu ya?

"Jelek, lo ngagetin gwa aja sih?! Jantungan ntar gwa nih?!" gwa coba menenangkan degupan didada karena kaget, sambil ngeliat kearah bawah daster panjangnya yang berwarna krem pudar. Huft, masih napak kakinya sob.

"Hihihihi, sori deh aku udah ngagetin kamu." Felisha malah cekikikan gitu dan ngintilin gwa masuk kekamar.
"Ck, nga usah cekikikan gitu ah, serem tauk!" omel gwa sambil ngeluarin pakaian2 gwa dari backpack dan masukin kedalem lemari plastik.
"Tumben lama bener kamu pulangnya Wil?" tanyanya sambil duduk diatas meja besar bekas keperluan kantor proyek tempo hari.
"Kangen lo ye sama gwa?" jawab gwa ngasal sambil terus ngerapihin isi lemari plastik gwa.
"Ih, ge-er aja deh kamu. Ohiya, gimana keadaan ibu kamu, baik2 aja khan?" tanyanya lagi.
"Baek2 aja Fel, malah dokternya bilang udah nga perlu lagi bolak-balik kesono. Besok2 cukup ke RS yang ada disini aja, kebetulan dia juga ada ngerekomen dokter ahlinya di RS =SENSOR=." sahut gwa panjang lebar, "eh, sori ya gwa nga bawa oleh2 buat lo, abis kemaren gwa langsung pulang nga pake acara mampir kemana2"
"Iya nga apa2 kok Wil, khan kamu kesono nga dalem rangka jalan2 toh?" Felisha memaklumi. Cuma dari tadi kok gwa lihat dia senyum2 mulu deh ke gwa, senyumnya itu mirip anak kecil yang abis dikasih permen sebakul.

"Eh, daritadi gwa liat lo senyum2 mulu? Ada apaan sih?" tanya gwa sambil ngambil posisi duduk diatas kasur.
"Hehehehehe, ayo tebak kenapa aku senyum2 kayak gini?" Felisha ngajakin gwa main tebak2an.
"Hmmmm, lo nga lagi mikirin yang mesum2 khan? Soalnya gwa lagi nga mood nih" sahut gwa ngasal sambil ngidupin rokok.
"Ish, itu mah otak kamu aja yang emang dasarnya mesum melulu. Ayo ah, yang serius jawabnya" Felisha cemberut sambil nyambit gwa pake majalah yang ada diatas meja.
"Gwa nga tau ah Lek, gwa nyerah" kata gwa yang nga minat maen tebak2an sambil mengelakkan majalah yang nyaris mengenai kaki gwa. Iya, gwa masih belum bisa diajak mikir yang berat2 nih. Masih dalam masa penyembuhan nih gwa.

"Yaaah, masa' nga bisa nebak sih? Payah ah, kamu nga perhatian sama aku nih" protesnya masih dengan muka yang ditekuk2. Tuh khan, mulai kambuh khan dia. Tadi senyam-senyum, sekarang udah ditekuk2 mukanya.
"Beneran deh Felisha ku, gwa nyerah. Otak gwa lagi sumpek nih, gwa nga bisa diajak mikir apalagi tebak2an" sahut gwa sedikit terpancing emosi. Maklum, lagi sumbu pendek nih gwa.
"Ih, payah!" sungutnya sambil menyilangkan kedua tangannya didada, "2 minggu lagi aku sidang Wil"
"What? Widih, selamat ya Fel, nga nyangka si Jelek ini bakalan disidang juga. Talak berapa Fel?" canda gwa yang seneng denger kabar ini.
"Nga lucu!" Felisha masih dengan gaya cemberutnya, tapi gwa yakin ini cemberut dia yang dibuat2 bukan seriusan.
"Iya-iya, maaf ya Fel. Nih, gwa kasih selamet deh" gwa mendekati dia sambil mengulurkan tangan.
Felisha kembali tersenyum dengan sumringah, biar bagaimanapun berita baik kayak gini emang nga boleh dibawa cemberut. Dia menyambut uluran tangan gwa dan menjabatnya dengan sukacita. Ah, seneng banget ngeliat Felisha akhirnya bisa nyelesaiin kuliahnya. Mudah2an aman2 aja proses sidangnya nanti dan dia bisa lulus. Soalnya kalo dipikir2, Felisha ini udah termasuk MABA juga dibanding sama temen2 seangkatannya yang rata2 udah pada selesai kuliahnya. Akhirnya, satu persatu orang2 terdekat gwa mulai meninggalkan gwa. Hiks.

"Kamu dateng ya, pas aku sidang nanti?" pintanya ngarep gitu.
"Yaelah Lek, malu aja kali gwa masih ngejejakin kaki ke kampus. Lagian, mulai besok gwa juga udah musti ikutan kerja sama Ridho" gwa menolak dengan halus.
"Ohya? Berarti kamu udah nga nyewain mobil lagi nih? Tapi diusahain ya? Ya?" cerosos Felisha masih ngarep.
"Gwa liat nanti ya, gwa nga janji. Tapi kalo lo mau nyium gwa sih, dijamin gwa bisa hadir deh disidang lo nanti." kata gwa sambil nyengir2 ngarep.
"Ih, apaan sih?! Kamu ini kenapa sih Wil, nga biasanya banget kamu norak kayak gini?" ketus Felisha yang membuat gwa sedikit terkesima.
"Emangnya kenapa sama gwa? Bukannya gwa biasa kayak gini sama lo?" tanya gwa sambil nyengir2 bodoh. Apa emang gwa keliatan banget lagi nutup2in kegalauan gwa didepan dia?
"Nga, malem ini kamu aneh. Bukan kayak Lucky yang aku kenal. Kamu kenapa Wil?" tanyanya penuh selidik.
"Gwa kenapa, ya?" jawab gwa sambil sok mikir, "Engg, kayaknya gwa lagi ngantuk Lek, makanya gwa keliatan aneh dimata lo"
"Ngantuk apa suntuk? Muka kamu tuh nga bisa bohong tauk. Coba gih, kamu ngaca dulu sana?" muka Felisha sok serius gitu, kayak detektif yang lagi interogasi penjahat.
Gwa terdiam, nga ngejawab. Gwa berdiri dan mendekat ke cermin yang nempel ditembok deket pintu kamar mandi, coba ngeliat keadaan muka gwa disitu. Hmm, wajah kurus dengan pipi yang cekung, mata yang nampak tak bergairah dan sayu, ah sudahlah, pokoknya emang surem banget itu muka gwa. Panteslah si Felisha bisa nebak2 kayak gitu. Gwa aja males banget ngeliat muka gwa sendiri.

"Ini namanya bukan muka suntuk Lek, tapi kharisma kegantengan gwa lagi luntur. Obatnya cuma bobo doang kok yang enak, besok pagi juga gwa pasti ganteng lagi kok. Lo nga usah khawatir ya?" gwa duduk disebelahnya. Duh, pengen sih gwa curcol sama Felisha, siapa tahu aja bisa ngeringanin beban gwa. Tapi nga lah, malu gwa.

"Ada masalah apaan sih? Pasti bukan masalah kesehatan ibu kamu khan? Kayaknya tadi kamu udah cerita kalo kesehatan ibu kamu makin membaik, iya khan?" tanyanya semakin jauh.
"Beneran, gwa nga apa2 Lek. Kecapean kali yey, makanya muka gwa suntuk kayak gini" gwa tetap mengelak.
"Yo wes lah, kalo gitu aku balik ke kamar ya. Eh, tapi kalo nanti kamu emang mo curhat sama aku, ketok aja pintu kamar aku ya, Wil" kata Felisha yang beranjak dari duduknya sambil mengerling godain gwa gitu.
"Aaaakkk, sotoy banget deh lo. Udah sono, kembali keasalmu wahai perempuan sotoy. Hush... hush..." canda gwa sambil menggiring Felisha keluar dari kamar. Dan seperti biasa, Felisha membalasnya sambil monyongin mulutnya kearah gwa. Argghh, gwa cipok juga tuh bibir.

Gwa tutup pintu kamar gwa rapat2, lalu gwa kembali dengan kesibukan gwa. Yang pertama2 gwa cari adalah jurnal harian gwa, diantara selipan2 pakaian2 didalam dilemari plastik gwa. Ah, kangen banget gwa sama lo buk, udah lebih dari seminggu kayaknya gwa nga corat-coret dihalaman lo nih. Dan kayaknya malem ini gwa bakal mau curhat panjang sama lo buk. Lo jangan pernah bosen ya buk, sama keluh kesah gwa selama ini.

Gwa buka jurnal harian gwa yang tebel ini dan mulai menuliskan kisah2 yang gwa lewati beberapa hari yang lalu pada halaman yang kosong. Yup, kayak ginilah cara gwa curhat sama buku harian tercinta gwa. Segala keresahan, kemarahan, kekecewaan dan lain sebagainya tercurah disitu, plus segala macam sumpah serapah berikut penghuni kebon binatangnya. Buku ini adalah pendengar yang baik, nga pernah nge judge gwa apalagi ngomelin gwa. Buku ini bener2 terapi paling murah dan ampuh buat bikin gwa sedikit tenang setelah gwa tumpahin semua emosi gwa disana. Selain itu, gwa jadi nga gampang ngember buat curcol2an sama sembarang orang.
Cuma sedari tadi gwa nulis disitu, konsentrasi gwa agak2 terganggu sama poster nya Jim Morrison yang legendaris itu, yang telanjang dada sambil merentangkan kedua tangannya. Sebenernya bukan pada poster yang dibingkai menempel di tembok dedepan gwa ini, tapi pada tulisan kecil yang ada disudut bawah poster tersebut.
Forever yours. Dinda
Poster berbingkai ini adalah hadiah ultah dari Dinda. Jujur, gwa suka banget sama poster ini. Kadang kalo gwa lagi berdiri didepannya dengan gaya yang sama kayak si Jimbo itu, gwa kayak berasa lagi ngaca aja. Cuma malem itu rasanya nga enak banget gwa ngeliatin postersnya Jimbo ini, bener2 ngebikin hati gwa resah lagi. Arrggghhhhh...
Akhirnya gwa turunin poster itu dari dinding. Gwa tunda dulu curhat gwa sama jurnal tercinta ini. Gwa mulai bongkar2in barang2 gwa yang berbau2 kenangan sama Dinda yang masih gwa simpan disini. Album2 photo, pernak-pernik nga jelas dan lain sebagainya. Semuanya gwa kumpulin jadi satu diatas posternya Jimbo. Hmm, kayaknya udah semua nih gwa kumpulin.
Gwa keluar sambil bawain semua barang2 tersebut. Gwa taruh agak menjauh dari kamar gwa. Gwa mulai membakar barang2 tersebut, karena gwa ngerasa dengan membakarnya mungkin bisa sedikit meringankan beban dihati gwa ini. Paling nga kenangan2 yang ada didepan dimata gwa ini nga menganggu lagi, dimakan oleh jilatan2 api dihadapan gwa ini dan menjadi abu. Biarlah kenangan yang terpatri dihati gwa ini yang tertinggal.

"Wil, kamu bakar2 apaan sih?"
"Anjrit! Lo kok hobi bener sih ngagetin gwa malem ini!" omel gwa yang kaget setengah mati ditegor sama Felisha, yang tiba2 aja udah ada disebelah gwa, "tanggung jawab lo kalo gwa masuk rumah sakit gara2 lo kagetin"
"Maaf Wil, kalo aku udah ngagetin kamu lagi. Abis asepnya masuk kekamar aku sih, sesak nih napasku" jawabnya sambil nutupin mulutnya dengan kedua tangannya.
Gwa nga ngejawab. Udah bete gwa gara2 dikagetin kayak gini sama Felisha. Lagi enak2nya ngelamun sambil mandangin api yang mulai menjilati barang2 kenangan gwa sama Dinda, malah diajak sport jantung sama Felisha. Heran deh gwa, ini cewek bisa kayak siluman gitu kelakuaannya.
"Eh Wil, itu bukannya poster yang ada dikamar kamu ya? Yang kata kamu hadiah dari pacar kamu? Iya bener khan itu posternya? Kok dibakar sih Wil?" Felisha nanya2 gitu sambil narik2in tangan gwa. Duh, ini cewek bener2 annoying banget deh kelakuannya malem ini.

"Wiiilll, kok diem aja sih ditanyain? Kamu kenapa sih?" Felisha makin bawel karena nga gwa jawab pertanyaannya. Tangan gwa masih dioyak2 sama dia.
"Bawel ah! Suka2 gwa lah mau gwa apain ini barang2! Bukan urusan lo juga kali!" bentak gwa marah sambil melototin mata gwa kearahnya.
"Lucky...." kagetnya dengan suara tertahan. Tampak wajahnya seperti shock ngeliat sikap gwa yang nga disangka2nya dan mungkin belum pernah dia lihat selama kenal dengan gwa.
Felisha mundur selangkah, seolah takut ngeliat gwa. Gwa lihat dia memandang gwa dengan tatapan kaget dan takut. Gwa jadi merasa bersalah banget ngeliat ekspresi wajahnya itu. Sumpah, ini diluar kendali gwa. Emosi gwa bener2 masih nga stabil banget malam itu.
"Fel, maaf ya Fel. Gwa nga maksud marah2 sama lo. Maaf ya" gwa buru2 minta maaf. Sebelah tangan gwa megangin bahunya, untuk menyakinkan kesungguhan gwa.
"Kamu kenapa sih Wil?" tanyanya perlahan, setelah bisa mengendalikan dirinya dari rasa kaget dan takutnya terhadap gwa.
Arrrgghhh, pertanyaannya yang begitu lembut terdengar ditelinga gwa seperti hendak membangkitkan luapan2 emosi yang masih terkumpul didada gwa ini. Seolah kata2nya itu seperti mau bilang, 'ayo Ky, kamu tumpahin aja segala resah dihati kamu itu ke bahu aku. Lepasin semuanya Ky, sampai kamu ngerasa tenang'.
Gwa cuma gelengin kepala gwa perlahan. Gwa tatap matanya yang teduh itu, yang tampak selalu bersinar seolah ada jutaan kerlap-kerlip bintang disana. Seolah gwa ingin menyampaikan padanya, kalo gwa baik2 aja dan Felisha nga perlu cemasin gwa malam ini. Ya, gwa ngerasa bahwa dalam beberapa saat kita seolah sedang bicara hanya lewat tatapan mata, karena gwa udah nga sanggup buat berkata2 lagi. Gwa takut kalo gwa keluarin satu patah kata aja ke Felisha, maka akan tumpah2an semua beban2 dihati gwa ini. Gwa nga pengen itu. Entah kenapa, gwa nga pengen keliatan cengeng didepan dia.
Gwa lihat mata itu makin teduh saja, seolah bisa memaklumi permintaan gwa ini. Seolah dia memaklumi kalo gwa emang nga mau diganggu, kalo gwa mau sendirian aja malam itu. Dan senyumnya yang selalu bikin adem hati gwa ini tersungging dibibirnya. Ah, ngeliat lo seperti itu aja udah ngebantu ngeringanin sedikit beban gwa Fel. Itu udah lebi dari cukup buat gwa.

"Ya udah, kalo kamu nga mau cerita. Aku tinggal dulu ya, ngantuk nih" kata Felisha sambil tak melepaskan senyumannya itu. Dia mendekati gwa dan mengusap2 bahu gwa dengan penuh pengertian, "jangan malem2 ya bobonya"
Gwa cuma menganggukan kepala gwa perlahan, lalu Felisha meninggalkan gwa sendiri disini, diantara jilatan2 api yang mulai memadam dan menyisakan abu2 kenangannya untuk gwa.

sormin180 memberi reputasi
1
Kutip
Balas