- Beranda
- Stories from the Heart
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
...
TS
luckyismine
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
Quote:
MESIN WAKTU
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
MINOR66
Quote:
Permisi agan dan aganwati
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.
Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.
Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa.
So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Quote:
Original Posted By mullupus►Tes tes... 1-2-3...
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa. So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Spoiler for Makasih buat cendolnya :
* * * C H A P T E R I * * *
Spoiler for INDEX:
MUKADIMAH
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
* * * C H A P T E R II * * *
Spoiler for INDEX:
THAT'S WHAT FRIEND ALL FOR
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 84 suara
Siapa yang jadi istri gwa saat ini?
Dinda
12%
Felisha
35%
Bebeb
5%
Megan Fox
23%
Semuanya salah
26%
Diubah oleh luckyismine 05-04-2017 18:38
sormin180 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
356K
Kutip
1.7K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
luckyismine
#645
WONDERFUL
Did I tell you how much I miss
Your sweet kiss?
Did I tell you I didn't cry?
Well I lied
I lie lie lied
Over real over
When I nearly hit the face I loved
So tired of packaging the anger
Always pushing you away
Did I tell you you're wonderful?
I miss you yes I do
Did I tell you that I was wrong?
I was wrong
Cos you're wonderful yeah
Did I tell you how much I miss
Your smile?
Did I tell you I was okay?
Well no way
No way way way
You're wonderful yeah yeah
Now now now each and every day
I realize the price I have to pay
You you're wonderful
And now for your information
I'm walking around like an arm decoration
You you're wonderful
So high I can't get over it
So deep I can't get under it
You
You're wonderful yeah
You're wonderful yeah yeah
You're wonderful yeah yeah
You're wonderful yeah yeah
Wonderful
Did I tell you you're wonderful?
I miss you yes I do
Did I tell you that I was wrong?
I was wrong
For so long long long
Your sweet kiss?
Did I tell you I didn't cry?
Well I lied
I lie lie lied
Over real over
When I nearly hit the face I loved
So tired of packaging the anger
Always pushing you away
Did I tell you you're wonderful?
I miss you yes I do
Did I tell you that I was wrong?
I was wrong
Cos you're wonderful yeah
Did I tell you how much I miss
Your smile?
Did I tell you I was okay?
Well no way
No way way way
You're wonderful yeah yeah
Now now now each and every day
I realize the price I have to pay
You you're wonderful
And now for your information
I'm walking around like an arm decoration
You you're wonderful
So high I can't get over it
So deep I can't get under it
You
You're wonderful yeah
You're wonderful yeah yeah
You're wonderful yeah yeah
You're wonderful yeah yeah
Wonderful
Did I tell you you're wonderful?
I miss you yes I do
Did I tell you that I was wrong?
I was wrong
For so long long long
ADAM ANT
Spoiler for WONDERFUL:
Quote:
Gwa buka sedikit kaca jendela gwa ketika bayar tiket di pintu masuk tempat wisata ini. Gwa takut aja ntar dicurigain sama yang jaga loket, trus dilaporin security dan dituduh lagi ngelakuin KDRT. Apalagi Dinda nangisnya udah kejer dan sesenggukkan gitu. Mana mata gwa juga masih merah dan basah, malah takutnya nanti kita disangkain lagi galau berjamaah dan pengen ngelakuin bunuh diri bareng2 dipinggir pantai. 
Gwa nyari2 spot paling enak buat markirin mobil gwa didalam taman wisata ini. Nga yang terlalu sepi biar kita berdua terjaga dari hal2 yang berbau mesum.
Nga juga terlalu rame, biar kita berdua nga terlalu menarik perhatian orang lain. Pokoknya yang sedang2 aja lah. Tapi dihari2 biasa kayak gini suasana disana emang nga terlalu rame banget kok. Lalu gwa markirin mobil didekat barisan pohon2 kepala dan didepannya terhampar lautan luas.
Gwa matikan mesin mobil dan mulai menyalakan sebatang rokok. Yah, gwa butuh asap nikotin ini buat menenangkan hati gwa. Sementara Dinda mulai menyusuti airmatanya, lalu tangannya mulai mengambil sesuatu dari balik tasnya. Gwa lihat dia mengambil bungkus rokoknya dari situ, membuka pintu mobil lalu bergegas keluar. Gwa yang awalnya pengen nerusin obrolan ini didalam mobil mau nga mau ikutan keluar nyusul Dinda, tentunya setelah nga lupa ngidupin alarm mobil.
Dinda duduk dibibir tanggul menghadap ke pantai, sementara dia tampak sudah menguasai dirinya, nga lagi menangis. Sebenernya sih ini nga dipinggir pantai, karena gwa lihat dibawah tanggul tersebut cuma kumpulan2 batu2 untuk turap aja. Dinda mulai menyalakan rokoknya. Gwa yang menyusul mengambil posisi berdiri dibelakangnya.
"Udahlah Din, mulai sekarang lo nga usah ngerokok2 lagi. Jadilah Dinda yang dulu pernah gwa kenal" gwa rebut rokok yang lagi dihisapnya dan membuangnya jauh2. Begitu juga dengan bungkus rokoknya.
"Lagian apa perdulinya sih buat lo sekarang? Nah, itu lo juga ngerokok khan?" dengusnya dengan sinis.
"Oke, nih gwa buang juga sekalian." gwa lempar rokok gwa yang masih nyala begitu juga bungkusnya dari kantong jeans gwa, "biar gimanapun gwa tetep perduli sama lo sampe kapanpun, walau..."
"Walau apa Ky?" tanya Dinda atas kata2 gwa yang mengantung itu.
"Walau... kita nga bisa bersatu lagi" jawab gwa perlahan seolah tertelan oleh deburan ombak yang pecah menghantam batu2an turap.
Dinda mengalihkan tatapannya dari gwa. Pandangannya diarahkan kedepan seolah menentang hamparan lautan dihadapannya. Sementara hembusan angin yang lumayan kencang mempermainkan rambut pendeknya menari2 mengikuti alunan angin. Gwa yang berdiri disamping belakangnya menikmati keindahan dari perempuan yang telah mengisi hari2 gwa selama 2 tahunan ini. Pada tubuh sintalnya, pada putih kulitnya, pada hidungnya yang mancung, pada bibir tipisnya yang merah, pada caranya dia menatap gwa, pada senyumnya yang khas, pada kekenesannya, pada.... arrggghh. Mungkin, ketika matahari mulai terbit esok hari gwa udah nga bisa lagi menggagumi keindahan yang terpampang di depan gwa ini.
"Jadi gwa udah nga punya kesempatan buat memperbaiki kesalahan gwa ini, Ky?" tanyanya tetap dengan tatapannya jauh kedepan.
Gwa menghela napas berat. Sebenernya gwa berat banget buat ngambil keputusan ini. Antara memaafkannya dan memulai lagi dari awal. Tapi bayang2 Dinda dengan laki2 sialan itu seperti nga pernah mau lepas dari ingatan gwa. Lalu apakah gwa nga jadi makin posesif dan obsesif terhadap Dinda, apabila kita terus melanjutkan hubungan ini? Rasanya gwa punya bakat untuk jadi posesif, demi menjaga hubungan kita nantinya jika tetep kita terusin. Gwa nga mau jadi gila, demi mempertahankan hubungan ini. Itu bukan gaya gwa.
Melupakan Dinda dan memaafkan apa yang telah dilakuin terhadap gwa, itu pun sama beratnya. Gwa udah bisa ngebayangin hari2 yang bakal gwa lewatin nantinya akan terasa hampa dan mungkin datar. Itupun rasanya gwa bakal sambil ngesot2 ngejalaninnya nanti. Tapi, hidup itu emang selalu terdiri dari banyak pilihan bukan? Dan gwa yang emang nga pernah ngerasain punya pilihan dalam hidup ini, hari itu dipaksa untuk memutuskan sebuah pilihan. Walaupun itu hanya terdiri dari dua pilihan - lanjut atau lupakan - gwa masih tetep nga bisa memilih salah satunya. Bener2 ngehe banget khan?
"Gwa sadar, kesalahan yang gwa bikin fatal banget buat lo Ky. Dan gwa juga sadar, lo punya hak sepenuhnya buat mutusin gwa, mencampakkan gwa bahkan menghinakan gwa sekalipun" getir banget kata2nya terdengar di telingga gwa.
Gwa mengambil posisi duduk disebelah Dinda. Gwa rangkul tubuhnya dari samping sambil sebelah tangan gwa mengusap2 bahunya, seolah gwa pengen bilang sama dia 'hey, that's enough, everything is gonna be okey dear'. Lidah gwa kelu, pikiran gwa juga kelu begitu pula hati gwa. Gwa nga tahu lagi musti ngomong kayak apa, berbuat apa dan melakukan apa. Gwa cuma ingin menikmati kebersamaan kita ini sekali ini aja, setelah itu gwa cuma akan serahkan semuanya pada Sang waktu dan Sang Pemilik Hidup ini.
"Lo tau Ky, lo adalah cowok yang paling baik yang pernah gwa kenal. Cowok yang bisa bikin gwa nyaman dan tenang, cowok yang....." Dinda menghentikan kata2nya, seolah2 dia sulit untuk menerjemahkan perasaannya, "pokoknya gwa nga tahu gimana gwa nantinya tanpa lo ada disisi gwa lagi Ky"
"Udahlah Din, lo nga usah ngomong kayak gitu. Gwa yakin lo bisa kok. Percaya deh sama gwa" gwa coba menghiburnya.
Dinda menggeleng2kan kepalanya lalu menenggelamkannya ke dada gwa. Ah, lo pasti bisa Din. Cuma buat ngelupain seorang pecundang kayak gwa mah itu bukan pekerjaan yang sulit kok. Lo tuh cantik, supel dan smart. Gwa yakin diluar sana bakal banyak cowok2 yang ngantri buat menangin hati lo.
"Din, diluar sana, masih banyak cowok2 yang jauh lebih baik dan jauh lebih bermasa depan dari gwa. Percaya deh Din, ini cuma masalah waktu aja, lo pasti bisa melewatinya kok. Yang penting satu pesen dari gwa, jangan lo ulang lagi kesalahan seperti kemaren. Lo jauh2in deh laki2 yang udah punya keluarga seperti sinjing itu. Okey?!" sebenernya berat juga lho ngomong kayak gini.
"Nga mau, gwa udah nyaman sama lo Ky. Gwa sayang banget sama lo" Dinda mengangkat kepalanya lalu menatap gwa. Gwa lihat kesungguhan dimatanya.
Gwa lihat Dinda udah nga secenggeng tadi, dia tampak sudah lebih tegar. Tak nampak lagi airmata menggenangi matanya. Gwa cuma bisa tersenyum kecut mendengarkan omongannya. Gwa juga nga bisa membantahnya, kalo gwa juga masih sayang sama Dinda. Tapi tetap aja bagi gwa ini memang mesti berakhir, bagaimanapun caranya.
"Udah lah Din, lo pasti bisa kok ngelupain gwa. Kita pulang yuk, udah azan tuh. Lagian anginnya makin gede aja, ntar gwa kentut2 mulu nih" gwa coba mengajaknya pulang. Sementara suara azan mahgrib sayup2 terdengar dikejauhan.
"Nga mau, gwa masih pengen nikmatin dua2an sama lo disini..." desahnya perlahan.
Gwa pun menuruti kemauan Dinda, duduk berduaan ditepi tanggul sambil menatapi bentangan cakrawala yang kemerah-merahan didepan kita. Sebentar lagi matahari tenggelam diujung sana dan bulan akan mengantikan tugasnya menerangi malam. Biarlah kita nikmati saat2 ini untuk kita kenang pada suatu saat. Bahwa kita pernah menjalin sebuah hubungan atas nama cinta.
******************
"Din, bangun Din. Kita udah nyampe"
Perlahan2 gwa membangunkan cewek cantik yang tertidur dengan pulasnya di bahu kiri gwa. Kedua tangannya begitu erat mengenggam tangan kiri gwa, sampe2 gwa kepayahan ketika ngendarain mobil selama perjalanan pulang menuju kost-an Dinda. Nga tega rasanya gwa ngeganggu tidurnya yang begitu lelap selama diperjalanan ini. Gwa bisa ngerasain kelelahannya setelah melewati sore itu bersama gwa dalam duka dan tangisannya.
"Udah sampe ya Ky?" tanyanya sambil ngulet dan menguapkan mulutnya.
"Iya, udah nyampe didepan kost-an lo nih"
"Lo nga mau nganterin gwa sampe depan pintu kamar gwa, Ky?" tanya Dinda sambil ngambil tasnya dari jok belakang, wajahnya kembali murung.
".........." gwa cuma tersenyum pahit sambil menggelengkan kepala gwa.
"So, this is mean goodbye?" tanyanya dengan sendu.
"Please Din, ini demi kebaikan kita. Demi kebaikan gwa dan juga elo" gwa kembali terjebak dengan perasaan yang campur aduk ini.
Lalu Dinda memeluk gwa dan mencium bibir gwa. Sebuah ciuman dengan beribu makna tanpa campur tangan birahi disini. Sebuah ciuman untuk mengungkapkan rasa kehilangan yang sebentar lagi akan kita jalani.
"Gwa sayang lo, sampe kapanpun juga" bisiknya perlahan setelah melepaskan ciumannya.
"............" gwa cuma tersenyum pahit. Lidah gwa rasanya kelu dan kaku.
"Gwa masih boleh nelpon atau sms lo?" tanyanya penuh harap.
".........." lagi2 gwa nga bisa ngeluarin suara gwa, hanya kepala gwa yang mengangguk perlahan.
"Terima kasih"
Lalu Dinda kembali memeluk gwa dengan erat, seolah nga mau melepaskannya sampai kapanpun juga. Dan lagi2 gwa biarkan cewek yang selalu gwa kagumi ini melampiaskan segala emosinya pada gwa. Toh, gwa sendiripun terasa berat juga untuk meninggalkan dirinya malam itu.
"Din, inget pesen gwa ya. Cari cowok yang lebih dari gwa, dan jangan cowok kayak sinjing itu ya. Janji ya Din" entah darimana datangnya, gwa bisa ngomong kayak gitu.
Dinda melepaskan pelukannya dan menatap gwa lekat2. Dinda memaksakan senyuman termanisnya untuk gwa dan mengangguk2an kepalanya, menandakan dia akan memenuhi janjinya atas permintaan gwa ini. Dan gwa tahu saat itu Dinda menahan airmatanya untuk tidak tumpah lagi dihadapan gwa. Lalu Dinda mencium dahi gwa, hidung gwa, pipi gwa dan bibir gwa, seolah Dinda tak ingin mengakhiri malam ini.
"I miss you, already" katanya dengan perlahan.
Lalu Dinda membuka pintu mobil dengan cepat, keluar dan bergegas turun. Langkahnya tampak mantap ketika meninggalkan mobil gwa. Tatapannya diarahkan kebawah mengikuti langkah kakinya dan sama sekali nga nengok kearah gwa sampai tubuhnya menghilang dibalik pintu gerbang kost2annya. Gwa bisa ngeliat ketegaran hati Dinda.
"I miss you already too" bisik gwa perlahan.
Lalu gwa pacu mobil gwa meninggalkan kost2an Dinda. Gwa pacu menuju gelap dan dinginnya malam itu. Gwa cuma bisa ngarepin, semoga gwa bisa melewati hari esok dengan sebaik2nya tanpa hadirnya Dinda lagi disisi gwa. Semoga.

Gwa nyari2 spot paling enak buat markirin mobil gwa didalam taman wisata ini. Nga yang terlalu sepi biar kita berdua terjaga dari hal2 yang berbau mesum.
Nga juga terlalu rame, biar kita berdua nga terlalu menarik perhatian orang lain. Pokoknya yang sedang2 aja lah. Tapi dihari2 biasa kayak gini suasana disana emang nga terlalu rame banget kok. Lalu gwa markirin mobil didekat barisan pohon2 kepala dan didepannya terhampar lautan luas.Gwa matikan mesin mobil dan mulai menyalakan sebatang rokok. Yah, gwa butuh asap nikotin ini buat menenangkan hati gwa. Sementara Dinda mulai menyusuti airmatanya, lalu tangannya mulai mengambil sesuatu dari balik tasnya. Gwa lihat dia mengambil bungkus rokoknya dari situ, membuka pintu mobil lalu bergegas keluar. Gwa yang awalnya pengen nerusin obrolan ini didalam mobil mau nga mau ikutan keluar nyusul Dinda, tentunya setelah nga lupa ngidupin alarm mobil.
Dinda duduk dibibir tanggul menghadap ke pantai, sementara dia tampak sudah menguasai dirinya, nga lagi menangis. Sebenernya sih ini nga dipinggir pantai, karena gwa lihat dibawah tanggul tersebut cuma kumpulan2 batu2 untuk turap aja. Dinda mulai menyalakan rokoknya. Gwa yang menyusul mengambil posisi berdiri dibelakangnya.
"Udahlah Din, mulai sekarang lo nga usah ngerokok2 lagi. Jadilah Dinda yang dulu pernah gwa kenal" gwa rebut rokok yang lagi dihisapnya dan membuangnya jauh2. Begitu juga dengan bungkus rokoknya.
"Lagian apa perdulinya sih buat lo sekarang? Nah, itu lo juga ngerokok khan?" dengusnya dengan sinis.
"Oke, nih gwa buang juga sekalian." gwa lempar rokok gwa yang masih nyala begitu juga bungkusnya dari kantong jeans gwa, "biar gimanapun gwa tetep perduli sama lo sampe kapanpun, walau..."
"Walau apa Ky?" tanya Dinda atas kata2 gwa yang mengantung itu.
"Walau... kita nga bisa bersatu lagi" jawab gwa perlahan seolah tertelan oleh deburan ombak yang pecah menghantam batu2an turap.
Dinda mengalihkan tatapannya dari gwa. Pandangannya diarahkan kedepan seolah menentang hamparan lautan dihadapannya. Sementara hembusan angin yang lumayan kencang mempermainkan rambut pendeknya menari2 mengikuti alunan angin. Gwa yang berdiri disamping belakangnya menikmati keindahan dari perempuan yang telah mengisi hari2 gwa selama 2 tahunan ini. Pada tubuh sintalnya, pada putih kulitnya, pada hidungnya yang mancung, pada bibir tipisnya yang merah, pada caranya dia menatap gwa, pada senyumnya yang khas, pada kekenesannya, pada.... arrggghh. Mungkin, ketika matahari mulai terbit esok hari gwa udah nga bisa lagi menggagumi keindahan yang terpampang di depan gwa ini.

"Jadi gwa udah nga punya kesempatan buat memperbaiki kesalahan gwa ini, Ky?" tanyanya tetap dengan tatapannya jauh kedepan.
Gwa menghela napas berat. Sebenernya gwa berat banget buat ngambil keputusan ini. Antara memaafkannya dan memulai lagi dari awal. Tapi bayang2 Dinda dengan laki2 sialan itu seperti nga pernah mau lepas dari ingatan gwa. Lalu apakah gwa nga jadi makin posesif dan obsesif terhadap Dinda, apabila kita terus melanjutkan hubungan ini? Rasanya gwa punya bakat untuk jadi posesif, demi menjaga hubungan kita nantinya jika tetep kita terusin. Gwa nga mau jadi gila, demi mempertahankan hubungan ini. Itu bukan gaya gwa.
Melupakan Dinda dan memaafkan apa yang telah dilakuin terhadap gwa, itu pun sama beratnya. Gwa udah bisa ngebayangin hari2 yang bakal gwa lewatin nantinya akan terasa hampa dan mungkin datar. Itupun rasanya gwa bakal sambil ngesot2 ngejalaninnya nanti. Tapi, hidup itu emang selalu terdiri dari banyak pilihan bukan? Dan gwa yang emang nga pernah ngerasain punya pilihan dalam hidup ini, hari itu dipaksa untuk memutuskan sebuah pilihan. Walaupun itu hanya terdiri dari dua pilihan - lanjut atau lupakan - gwa masih tetep nga bisa memilih salah satunya. Bener2 ngehe banget khan?
"Gwa sadar, kesalahan yang gwa bikin fatal banget buat lo Ky. Dan gwa juga sadar, lo punya hak sepenuhnya buat mutusin gwa, mencampakkan gwa bahkan menghinakan gwa sekalipun" getir banget kata2nya terdengar di telingga gwa.
Gwa mengambil posisi duduk disebelah Dinda. Gwa rangkul tubuhnya dari samping sambil sebelah tangan gwa mengusap2 bahunya, seolah gwa pengen bilang sama dia 'hey, that's enough, everything is gonna be okey dear'. Lidah gwa kelu, pikiran gwa juga kelu begitu pula hati gwa. Gwa nga tahu lagi musti ngomong kayak apa, berbuat apa dan melakukan apa. Gwa cuma ingin menikmati kebersamaan kita ini sekali ini aja, setelah itu gwa cuma akan serahkan semuanya pada Sang waktu dan Sang Pemilik Hidup ini.
"Lo tau Ky, lo adalah cowok yang paling baik yang pernah gwa kenal. Cowok yang bisa bikin gwa nyaman dan tenang, cowok yang....." Dinda menghentikan kata2nya, seolah2 dia sulit untuk menerjemahkan perasaannya, "pokoknya gwa nga tahu gimana gwa nantinya tanpa lo ada disisi gwa lagi Ky"
"Udahlah Din, lo nga usah ngomong kayak gitu. Gwa yakin lo bisa kok. Percaya deh sama gwa" gwa coba menghiburnya.
Dinda menggeleng2kan kepalanya lalu menenggelamkannya ke dada gwa. Ah, lo pasti bisa Din. Cuma buat ngelupain seorang pecundang kayak gwa mah itu bukan pekerjaan yang sulit kok. Lo tuh cantik, supel dan smart. Gwa yakin diluar sana bakal banyak cowok2 yang ngantri buat menangin hati lo.
"Din, diluar sana, masih banyak cowok2 yang jauh lebih baik dan jauh lebih bermasa depan dari gwa. Percaya deh Din, ini cuma masalah waktu aja, lo pasti bisa melewatinya kok. Yang penting satu pesen dari gwa, jangan lo ulang lagi kesalahan seperti kemaren. Lo jauh2in deh laki2 yang udah punya keluarga seperti sinjing itu. Okey?!" sebenernya berat juga lho ngomong kayak gini.

"Nga mau, gwa udah nyaman sama lo Ky. Gwa sayang banget sama lo" Dinda mengangkat kepalanya lalu menatap gwa. Gwa lihat kesungguhan dimatanya.
Gwa lihat Dinda udah nga secenggeng tadi, dia tampak sudah lebih tegar. Tak nampak lagi airmata menggenangi matanya. Gwa cuma bisa tersenyum kecut mendengarkan omongannya. Gwa juga nga bisa membantahnya, kalo gwa juga masih sayang sama Dinda. Tapi tetap aja bagi gwa ini memang mesti berakhir, bagaimanapun caranya.
"Udah lah Din, lo pasti bisa kok ngelupain gwa. Kita pulang yuk, udah azan tuh. Lagian anginnya makin gede aja, ntar gwa kentut2 mulu nih" gwa coba mengajaknya pulang. Sementara suara azan mahgrib sayup2 terdengar dikejauhan.
"Nga mau, gwa masih pengen nikmatin dua2an sama lo disini..." desahnya perlahan.
Gwa pun menuruti kemauan Dinda, duduk berduaan ditepi tanggul sambil menatapi bentangan cakrawala yang kemerah-merahan didepan kita. Sebentar lagi matahari tenggelam diujung sana dan bulan akan mengantikan tugasnya menerangi malam. Biarlah kita nikmati saat2 ini untuk kita kenang pada suatu saat. Bahwa kita pernah menjalin sebuah hubungan atas nama cinta.

******************
"Din, bangun Din. Kita udah nyampe"
Perlahan2 gwa membangunkan cewek cantik yang tertidur dengan pulasnya di bahu kiri gwa. Kedua tangannya begitu erat mengenggam tangan kiri gwa, sampe2 gwa kepayahan ketika ngendarain mobil selama perjalanan pulang menuju kost-an Dinda. Nga tega rasanya gwa ngeganggu tidurnya yang begitu lelap selama diperjalanan ini. Gwa bisa ngerasain kelelahannya setelah melewati sore itu bersama gwa dalam duka dan tangisannya.
"Udah sampe ya Ky?" tanyanya sambil ngulet dan menguapkan mulutnya.
"Iya, udah nyampe didepan kost-an lo nih"
"Lo nga mau nganterin gwa sampe depan pintu kamar gwa, Ky?" tanya Dinda sambil ngambil tasnya dari jok belakang, wajahnya kembali murung.
".........." gwa cuma tersenyum pahit sambil menggelengkan kepala gwa.
"So, this is mean goodbye?" tanyanya dengan sendu.
"Please Din, ini demi kebaikan kita. Demi kebaikan gwa dan juga elo" gwa kembali terjebak dengan perasaan yang campur aduk ini.
Lalu Dinda memeluk gwa dan mencium bibir gwa. Sebuah ciuman dengan beribu makna tanpa campur tangan birahi disini. Sebuah ciuman untuk mengungkapkan rasa kehilangan yang sebentar lagi akan kita jalani.
"Gwa sayang lo, sampe kapanpun juga" bisiknya perlahan setelah melepaskan ciumannya.
"............" gwa cuma tersenyum pahit. Lidah gwa rasanya kelu dan kaku.
"Gwa masih boleh nelpon atau sms lo?" tanyanya penuh harap.
".........." lagi2 gwa nga bisa ngeluarin suara gwa, hanya kepala gwa yang mengangguk perlahan.
"Terima kasih"
Lalu Dinda kembali memeluk gwa dengan erat, seolah nga mau melepaskannya sampai kapanpun juga. Dan lagi2 gwa biarkan cewek yang selalu gwa kagumi ini melampiaskan segala emosinya pada gwa. Toh, gwa sendiripun terasa berat juga untuk meninggalkan dirinya malam itu.
"Din, inget pesen gwa ya. Cari cowok yang lebih dari gwa, dan jangan cowok kayak sinjing itu ya. Janji ya Din" entah darimana datangnya, gwa bisa ngomong kayak gitu.
Dinda melepaskan pelukannya dan menatap gwa lekat2. Dinda memaksakan senyuman termanisnya untuk gwa dan mengangguk2an kepalanya, menandakan dia akan memenuhi janjinya atas permintaan gwa ini. Dan gwa tahu saat itu Dinda menahan airmatanya untuk tidak tumpah lagi dihadapan gwa. Lalu Dinda mencium dahi gwa, hidung gwa, pipi gwa dan bibir gwa, seolah Dinda tak ingin mengakhiri malam ini.
"I miss you, already" katanya dengan perlahan.
Lalu Dinda membuka pintu mobil dengan cepat, keluar dan bergegas turun. Langkahnya tampak mantap ketika meninggalkan mobil gwa. Tatapannya diarahkan kebawah mengikuti langkah kakinya dan sama sekali nga nengok kearah gwa sampai tubuhnya menghilang dibalik pintu gerbang kost2annya. Gwa bisa ngeliat ketegaran hati Dinda.
"I miss you already too" bisik gwa perlahan.
Lalu gwa pacu mobil gwa meninggalkan kost2an Dinda. Gwa pacu menuju gelap dan dinginnya malam itu. Gwa cuma bisa ngarepin, semoga gwa bisa melewati hari esok dengan sebaik2nya tanpa hadirnya Dinda lagi disisi gwa. Semoga.

Hai Din, mungkin lo masih inget sama lagu yang satu ini.

Diubah oleh luckyismine 09-06-2014 22:42
sormin180 dan pasukanmalam11 memberi reputasi
2
Kutip
Balas