Masa-masa PKL ku tidak ada yg menarik.. karena memang pada SMK aku telah melakukan PKL juga..
3bulan pertama aku menjadi seorang Waiters dan Kenny menjadi Room Service. jarang sekali aku bertemu dengannya. dan hanya sesekali mendapatkan schedule bersamaan.

dibulan kedua pertama kami.
aku ingat sekali saat aku dan Kenny bertemu di satu Schedule pada saat aku sebagai Waiters dan dia Room Service.

Triing triing
"kenny sms? ada apaan ya? kan tadi gue bilang bakalan pulang bareng.."aku bertanya-tanya dalam hati. ada apa Kenny mengirimkan pesan padaku?
"roy, lo lg break kan? ketemuan yuk di smoking area employee yg dilantai 3."
"ngapain? ntar juga pulang ketemu, emang lo bisa kena asep rokok?"
kubalas sms Kenny. tak biasanya dia mau ke tempat yg paling banyak asap rokok.
Tring Triing
Kenny mengirim pesan kembali.
"pokoknya gue tunggu disana sekarang."
kebiasaan memaksa kenny belum hilang juga hingga sekarang, tapi tak apalah mumpung akupun sedang break dan waktu selesai break masih lama.

aku langsung menuju lantai 3. karena letak restoran tempatku bekerja berada dilantai dasar, aku harus menaiki lift menuju kesana.

sesampainya disana. kulihat Kenny sedang duduk dibangku paling pojok. dia menutupi wajahnya dengan jaket.
"ngapain tu anak nutupin muka pake jaket? oh palingan karena asap rokok" pikirku.
"ken.. kenapa lu gel?" tegurku kepada kenny sembari mencari posisi duduk yg nyaman disebelahnya.
"..." Kenny diam.
"ken wooi nape lo?" tegur ku kembali, sekarang dengan nada agak keras.
"ROOOOOY... HUAAAAAAAAAA" kenny mengarahkan badannya kepadaku lalu menangis dan memelukku.
"sstt ssst diliatin tuh. lo kenapa sih?" aku sedikit malu dipeluk kenny, mata orang sekitar kami menuju lurus kearah kami. ada sekitar 9 orang saat itu termasuk aku dan Kenny. tapi apa daya karna memang Kenny menangis jadi aku tidak memperdulikan tatapan mata mereka.

"tadiii...ta...diii...." suara Kenny terbata-bata karena isak tangisnya..
"tadi kenapa? jangan nangis.. tenang dulu baru cerita.." suruhku agar kenny menenangkan diri terlebih dahulu..
beberapa saat kemudian Kenny mulai tenang.
"tadi..tadi kan gue nganterin makanan ke kamar 2011... ter..us kan tamunya cowo.. huaaaaaaaaa..." kenny berhenti dengan penjelasannya lalu menangis kencang kembali.
"heh, lo tenang dulu.. gue ga bakalan tau cerita lo kalo lo ga tenang.." suruhku kembali agar Kenny menenangkan dirinya kembali.
"iya kan tamunya cowo, nah orang arab gitu.. tapi fasih bahasa indo. dia dia nanya ukuran dada gua rooooy... huaaaaaaaaa....... gue geli banget.. gue takut roy.. ya ampun. gue takuuut..." kenny kembali menangis sekarang pelukannya semakin erat.. sampai aku sedikit susah bernafas.
"hah? emang ada tamu kayak gitu?" aku keheranan, karena belum pernah menemui tamu seperti itu terutama karena aku laki-laki..

"yaa ini gue alamin.. gue juga baru pertama kali kayak begitu.."
"terus gimana?" tanyaku.
"gimana apanya?? ya terus gue ga sengaja jatuhin makanannya.. tamunya ga mau bayar.. manager nyuruh gue ganti makanannya.. padahal gue udah ceritain permasalahannya.."
"jatoh? makanannya? emang dia pesen apaan?"
"sirloin steak.."
"astagaaaaa.. lo disuruh ganti kapan? dan berapa?"
"disuruh sekarang.. 520 ribu roooy..." tangisan kenny semakin menjadi-jadi setelah menyebutkan nominal yg harus dia ganti.
"gilaa.. mana mungkin punya uang sebanyak itu dan harus ganti sekarang?" aku sedikit kesal dengan cara mereka. jelas-jelas tamu yg salah kenapa harus Kenny yg mengganti sebanyak itu dan sekarang?
tangisan kenny semakin keras.
"yaudah lo diem. lo ambil tuh makanan dari restoran mana?"
"dari restoran lo." jawabnya.
"yaudah sekarang kita ketemu manager gue.. gue yg ngomong."
kenny menjawab dengan anggukan.

aku dan Kenny langsung menuju restoran tempat ku bekerja dan tempat kenny mengambil orderan tadi. aku langsung menuju ruangan manager yg sedang bertugas. ku lihat bu Verma dari kaca.

kuketuk pintunya.

"silahkan masuk.." bu Verma mempersilahkan kami masuk.
"ada apa reyhan? eh kamu yg tadi kan? siapa emmm Kenny kan?" ber Verma memang sudah mengenalku, dan ia mengenal Kenny karena kejadian tadi.
"kalo kamu ingin membela dia, saya tidak ingin membahasnya." lanjut bu Verma. bu Verma ternyata tahu maksud kedatanganku dan Kenny.
"tapi bu biarkan Kenny ceritakan terlebih dahulu masalahnya." seruku.
"ibu tidak ingin mendengarkannya reyhan!" bu Verma menolak dengan nada tegas. tidak biasanya dia seperti ini.
"saya mohon bu dengarkan cerita Kenny terlebih dahulu. saya mohon." sambilku membungkukan badan. aku teringat dengan cara orang jepang memohon. aku pikir ini akan berhasil.
bu Verma membuang nafas. lalu..
"baiklah saya berikan waktu 5 menint untuk Kenny menjelaskannya.." jawab bu Verma.
aku dan Kenny senang sekali bisa diberikan kesempatan untuk menjelaskannya. Kenny langsung menceritakan kejadian. wajah bu Verma menunjukan rasa tidak percaya sedikit.
"jadi seperti itu.. tapi bagaimanapun juga kamu tidak memiliki bukti Kenny. kamu harus menggantinya. karena memang ini ketentuan pihak management. ibu minta maaf." tegas bu Verma.

aku dan Kenny sedikit kaget. bagaimana kami harus menggantinya?

aku mempunyai sebuah ide gila.
"bu bagaimana jika semua itu saya bayar dengan meniadakan libur saya selama ibu mau? bagaimana bu?" seruku ke Bu Verma.
bu Verma terlihat kaget dengan pernyataanku.
"bagaimana bisa? kalian saja disini PKL hanya menerima uang transport sebesar 250rb perbulan.. walaupun liburmu ditiadakan itu tidak akan cukup." jawab bu Verma.
"saya mohon bu.. kami tidak memiliki uang sebanyak itu. hanya itu yg bisa saya lakukan.." lanjutku kembali membungkukan badan.

"hmmm sebenarnya apa yg kalian pikirkan. enaknya masih memiliki masa muda. hahahahah" kami kaget karena tiba-tiba bu Verma tertawa.
"baiklah. kali ini ibu yg ganti, tapi lain kali jangan kau ulangi ya Kenny? memang tamu banyak yg aneh-aneh. hanya bagaimana sikap kita saja menghadapinya." lanjut bu Verma.
kami bahagia sekali dan beruntung mempunyai Manager seperti bu Verma.
"baik bu saya tidak akan mengulanginya lagi. saya berjanji." tegas kenny dengan wajah senang.
"dan kamu reyhan, Kenny yg berbuat salah kenapa kamu yg ingin bertanggung jawab? lagipula kamu beda departemen dengan Kenny?" lanjut bu Verma keheranan dengan sikapku.

"waduh, baru nyadar gue. kenapa gue yg tanggung jawab? ampe bungkuk-bungkuk lagi.. tooolooool gue toloool" tanpa kusadari wajahku memerah.
"enak ya masa muda.. haduh ibu kangen... kalian tidak berpacaran kan?" tanya bu verma kepada kami.
kami jawab dengan gelengan kepala.
"Kenny beruntung sekali kamu memiliki teman seperti reyhan.. haaaah membuat ibu rindu saja pada masa muda ibu." lanjut bu verma sembari tersenyum-senyum, mungkin sedang mengingat masa lalunya.
"baiklah semua sudah selesai, Kenny silahkan kamu kembali ke departemen mu. tapi reyhan kamu disini sebentar, ibu ingin berbicara." lanjut bu verma menyuruh kenny kembali ke departemennya tetapi kenapa aku ditahan disini?

"baik bu." jawab kenny, lalu Kenny keluar dari ruangan bu verma dan kembali ke lantai tempat ia standby.

"reyhan.." Kata bu Verma.
"iya bu?" tanyaku heran.
"terlihat jelas sekali kamu ingin melindungi Kenny. terlihat jelas sekali kamu mencintainya." wajah bu verma serius saat menngatakan itu.
aku hanya diam dengan wajah memerah.
"tapi, sebaiknya lain kali kamu jangan melakukan hal itu kembali reyhan. kalian disini di didik untuk mempunyai pengalaman kerja yg sesungguhnya, jika kamu terus melindungi Kenny bagaimana keadaannya disaat tidak ada kamu disampingnya? kamu bisa bayangkan kan apa yg akan terjadi? apa kamu mau Kenny tidak mengalami kedewasaan?" tanya bu verma kepadaku.

"iya bu maafkan saya.. saya mengerti bu.." jawabku sembari menunduk.
"dasar kalian ini.. yasudah kembali ke restoran reyhan. waktu istirahatmu telah habis kan?"
"iya bu saya akan kembali ke restoran sekarang. sekali lagi terimakasih" sembari aku membungkukan badan sekali lagi.. dan ketika hendak keluar ruangan bu Verma...

"reyhan.. perjuangkan ya, jika kamu bersungguh-sungguh dengannya.. wanita suka pria yg bersungguh-sungguh loh.. hahahhahaha" lanjut bu verma sebelum aku keluar ruangan.
sekali lagi aku membungkukan badan dan pamit untuk keluar ruangan.

bu Verma mengetahui perasaanku.
wanita dewasa memang mengerikan..

-------------------------

"rooooy...." terdengar suara Kenny kearahku yg sedang mengeluarkan motorku dari barisan parkiran di hotel.
"haaaah??" jawabku malas ketika dia sudah berada disampingku..
"makasih ya.. lo baik banget sama gue.." kata Kenny sembari tersenyum lebar khas miliknya.
"ya yaya nyonya.. sudah tugas hamba melakukan itu.." jawabku sembari menatap wajahnya.

kamu saling bertatapan wajah.. cukup lama.. lalu langsung kupalingkan wajah dan menyalakan motorku..
"ehmm.. yuu..uk kita pulang. nih helm..nya" entah kenapa aku terbata-bata sembari menyerahkan helm miliknya.
kenny hanya mengangguk dengan wajah tertunduk.

sepanjang perjalanan kami diam.
entah kenapa. tapi bukan diam karena ada kesalahan.
diam ini karena..
karena perasaanku kepadanya semakin besar.

perjalanan macet sekali, tetapi suasananya begitu indah bagiku.
dan Kenny....
memelukku.
aku tersipu malu. untung dia tidak melihatku seperti ini..

pada saat dilampu merah kuningan.. lampu merah yg cukup lama itu.
mobil disebelahku membuka kaca sampingnya, awalnya aku tidak menengok. tetapi..

"yailaah pelukannya mesra amat sih.." bu Verma adalah pengendara mobil sebelah kami itu.
sontak itu membuat kenny melepas pelukannya. dan aku kembali berwajah merah.
"benar-benar... wah sudah hijauu. tidak sabar ibu pulang kerumah bertemu suami ibu.. kalian hati-hati ya.." bu Verma kembali menutup kaca mobilnya dan berpisah dari kami karena memang arah rumahnya berbeda dengan kami.

kembali hening.
tetapi keadaan ini sudah cukup membuatku senang.

sesampainya dirumah kenny.
Kenny hanya berterima kasih dengan suara kecil. dan langsung memasuki rumahnya.
aku tidak sempat menjawabnya dan langsung memutar motorku kearah pulang.

seandainya saja Arga tidak ada.....