- Beranda
- Stories from the Heart
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
...
TS
luckyismine
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
Quote:
MESIN WAKTU
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
MINOR66
Quote:
Permisi agan dan aganwati
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.
Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.
Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa. Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa.
So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Quote:
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa. So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Spoiler for Makasih buat cendolnya :
* * * C H A P T E R I * * *
Spoiler for INDEX:
* * * C H A P T E R II * * *
Spoiler for INDEX:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 84 suara
Siapa yang jadi istri gwa saat ini?
Dinda
12%
Felisha
35%
Bebeb
5%
Megan Fox
23%
Semuanya salah
26%
Diubah oleh luckyismine 05-04-2017 18:38
sormin180 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
356K
1.7K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
luckyismine
#611
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
You could have a change of heart
If you would only change your mind
Instead of slamming down the phone, girl
For the hundredth time
I got your number on my wall
But I ain't gonna make that call
When divided we stand, baby
United we fall
Got the time, got a chance, gonna make it
Got my hands on your heart, gonna take it
All I know, I can't fight this flame
You could have a change of heart
If you would only change your mind
Cause I'm crazy 'bout you baby
Time after time
Without you
One night alone
Is like a year without you baby
Do you have a heart of stone
Without you
Can't stop the hurt inside
When love and hate collide
I don't wanna fight no more
I don't know what we're fighting for
When we treat each other, baby
Like an act of war
I could tell a million lies
And it would come as no surprise
When the truth is like a stranger
Hits you right between the eyes
There's a time and a place and a reason
And I know I got a love to believe in
All I know
Got to win this time
Without you
One night alone
Is like a year without you baby
Do you have a heart of stone
Without you
Can't stop the hurt inside
When love and hate collide
You could have a change of heart
If you would only change your mind
Cause I'm crazy 'bout you baby
Crazy, crazy
Without you
One night alone
Is like a year without you baby
Do you have a heart of stone
Without you
One night alone
Is like a year without you baby
If you have a heart at all
Without you
Can't stop the hurt inside
When love and hate collide
If you would only change your mind
Instead of slamming down the phone, girl
For the hundredth time
I got your number on my wall
But I ain't gonna make that call
When divided we stand, baby
United we fall
Got the time, got a chance, gonna make it
Got my hands on your heart, gonna take it
All I know, I can't fight this flame
You could have a change of heart
If you would only change your mind
Cause I'm crazy 'bout you baby
Time after time
Without you
One night alone
Is like a year without you baby
Do you have a heart of stone
Without you
Can't stop the hurt inside
When love and hate collide
I don't wanna fight no more
I don't know what we're fighting for
When we treat each other, baby
Like an act of war
I could tell a million lies
And it would come as no surprise
When the truth is like a stranger
Hits you right between the eyes
There's a time and a place and a reason
And I know I got a love to believe in
All I know
Got to win this time
Without you
One night alone
Is like a year without you baby
Do you have a heart of stone
Without you
Can't stop the hurt inside
When love and hate collide
You could have a change of heart
If you would only change your mind
Cause I'm crazy 'bout you baby
Crazy, crazy
Without you
One night alone
Is like a year without you baby
Do you have a heart of stone
Without you
One night alone
Is like a year without you baby
If you have a heart at all
Without you
Can't stop the hurt inside
When love and hate collide
DEF LEPPARD
Spoiler for WHEN LOVE AND HATE COLLIDE:
Quote:
Gwa markirin mobil dibagian depan dari bangunan rumah sakit yang merupakan peninggalan dari jaman Belanda. Gwa lihat jam di tangan gwa, udah mau jam 9 malem. Padahal gwa berangkat udah dari jam 4 sore tadi, berhubung basian etep tadi masih berasa, gwa bawa mobilnya jadi sedikit lebih berhati2. Tambahan jalanan di kota ini, kayaknya tiap tahunnya selalu berubah2 mulu deh. 
Yang tadinya dua arah, tiba2 jadi searah. Yang tadinya bisa belok kekiri atau kanan, tahu2 musti muter dulu sejauh2nya. Makanya gwa jadi pake acara nyasar2an dulu. Tambahan, bokap gwa selalu mantau gwa terus sambil ngomel2 hampir tiap satu jam nelponin, ngebikin konsentrasi nyetir gwa terganggu.
Gwa menyusuri koridor rumah sakit tersebut menuju kamar nyokap di rawat. Nga susah2 bener nyarinya, karena gwa udah lumayan hapal sama tempatnya. Nyampe kamar gwa lihat nyokap udah kelihatan ngantuk2 gitu sambil baca majalah. Setelah cipika-cipiki gwa narik bangku dan duduk disebelah nyokap tersayang.
"Gimana mah? Udah diperiksa sama dokternya?"
"Baru besok diperiksanya nak. Kamu kok makin kurus aja sih mamah liatnya, itu mukamu juga makin cekung aja? Udah makan belum?" nyokap ngeberondong gwa dengan pertanyaan2nya. Maklum anak kesayangan.
"Perasaan badan Lucky dari dulu segini2 aja kali mah. Udah makan kok tadi mah" jawab gwa berbohong, padahal perut gwa seharian belum kena nasi.
"Rencananya malem ini kamu mau nginep disini apa pulang dulu ke mess?" tanya nyokap gwa lagi.
"Engg, terserah mamah aja deh."
"Mending kamu pulang ke mess dulu aja, biar bisa istirahat yang enak disana. Tapi besok jam 8 pagi kamu udah musti sampe sini ya, nemenin mamah"
"Nah, trus nanti mamah sendirian disini gimana?"
"Halagh, mamah udah biasa kali ditinggal2in sendirian dirumah sama anak2nya"
"Ah, si mamah bisa aja ngomongnya"
Lalu kita asyik ngobrol sebagaimana anak dan ibunya. Biar gwa jarang dirumah, tapi gwa selalu sayang sama nyokap gwa ini. Gwa akan selalu ngebiasaan ngobrol apa aja tiap ada kesempatan berdua2an kayak gini. Buat gwa nyokap adalah segala2nya.
Sebenernya pengen juga gwa curcolan masalah gwa dengan Dinda yang lagi gwa alamin saat itu, tapi percuma aja, karena gwa tahu nyokap nga pernah ngerestuin sama sekali kalo gwa pacaran. Paling juga nanti nyokap bakalan komentar, 'makanya, mamah bilang juga apa?'. Biarin aja deh gwa telen sendiri masalah gwa ini. Takutnya juga nanti malah gwa yang jadi nyalah2in nyokap, yang nga pernah ngijinin gwa pacaran dan bawa cewek gwa kerumah, sehingga Dinda akhirnya selingkuh karena udah nga tahan sama gaya pacaran model backstreet gini. Gwa nga tega aja, ngeliat nyokap lagi gini, eh, gwa malah nambahin beban pikiran nyokap.
Setelah panjang lebar ngobrol2 sama nyokap, sampe akhirnya nyokap ketiduran, baru deh gwa tinggalin nyokap sendirian. Setelah gwa nitip2 nyokap sama suster yang jaga dan ninggalin nomer telepon, gwa tinggalin rumah sakit ini. Kayaknya malam ini gwa emang perlu istirahat yang full di mess, daripada tidur pegel2 di sofa. Untuk malem2 berikutnya baru deh gwa bakalan nginep nemenin nyokap. Ah, nyokap gwa emang selalu pengertian banget deh sama anaknya.
******************
Selesai bersih2 dan mandi, gwa nongkrong di taman dari rumah yang sangat asri ini. Sebuah rumah dinas dari kantor bokap, yang biasa gwa tinggali kalo lagi urusan opname nyokap kayak gini. Rumahnya berada di ujung paling dalem dari kompleks perumahan yang lumayan luas ini yang berada pada daerah perbukitan. Dan gwa dapet spot yang asyik banget kalo nongkrong ditamannya ini, duduk diayunan sambil menghadap ke bukit yang sangat indah itu. Kalo gwa inget2, bukit yang ada dihadapan gwa ini kemungkinan sama seperti bukit yang suka diliatin sama om Anto dan Adel dari terasnya didalam ceritanya K2K.
Walaupun pada malam kayak gini bukit itu tampak gelap karena emang jarang nampak rumah disitu, tapi tetep kesannya adem banget dilihatnya. Kayaknya cocok bener dipake buat galau2an nongkrong disitu. Belum lagi udaranya yang sejuk dan dingin, menambah suasana makin melow aja. Tapi, belum lagi gwa start galau2an, hape dicelana gwa geter2. Ah, ganggu kesenangan orang aja nih telpon.
Gwa lihat di layar telpon nama Dinda kedap-kedip, gwa liat jamnya udah nunjukin angka 10:16. Buset, malem2 gini masih usaha aja tuh cewek nelponin gwa. Sejak malem gwa mergokin Dinda selingkuh sampai saat ini, Dinda tetep rajin nelpon dan sms-in gwa. Telpon nga pernah gwa angkat, sms-nya pun nga ada yang gwa bukain. Lama juga ngeliatin layar henpon gwa yang kedap-kedip itu, sambil memikirkan apakah gwa angkat telponnya atau gwa biarin aja sampe bosen (mau nanya sama kaskuses, takut responnya nga banget
). Sampai akhirnya, gwa pencet tombol hijaunya, nga tega juga gwa ngeliat kegigihan Dinda nelponin gwa.
".................." hening, cuma sayup2 terdengar seperti isakan tangis yang tertahan.
".............." gwa juga diem, bingung mau ngomong apaan.
"Hai kamu,... hiks, apakabarnya?" suaranya terdengar parau.
"Kabar gwa baik2 aja" sahut gwa sambil ngerasa kayak ada yang aneh.
"Kamu masih marah sama aku?" tanyanya dengan hati2.
"Menurut lo gimana?" jawab gwa mencoba untuk nga sewot, tapi gwa makin ngerasa ada yang aneh sama Dinda.
"Lucky, aku mau minta maaf, aku udah bikin kesalahan paling fatal sama kamu. Aku udah nyakitin kamu, aku...aku...hiks...." lalu suaranya lenyap berganti dengan isakan tangisnya.
".........." gwa nga ngejawab, gwa biarin Dinda nangis sepuasnya. Toh, pulsa Dinda ini yang berjalan.
"Lucky... hiks, aku mau ketemu sama kamu. Aku... hiks..."
"Sori Din, kita kayaknya udah biasa lo-gwa deh, kenapa sekarang lo jadi aku-kamu gitu? Pantes kuping gwa agak2 gimana dengerinnya" gwa baru ngeh kalo Dinda dari tadi aku-kamu gitu nyebutnya, what the meaning of the maksud ya? Biasa aja kali Din, nga usah sok imut gitu kali!
"Ya ampun Lucky, kamu kok malah bahas ginian sih?" Dinda malah makin mewek.
"..........." ya udah, gwa diem aja deh. Terserah lo Din.
"Kapan aku bisa ketemu sama kamu Ky? Besok bisa?" tanyanya masih diantara isak tangisnya.
"Gwa lagi di =SENSOR=. Nanti gwa kabarin kalo dah balik"
"Kamu ngapain disitu? Nemenin nyokap opname ya?" Dinda emang udah tahu tentang keadaan nyokap.
"Iya" jawab gwa singkat.
"Tapi nyokap nga kenapa2 khan? Salam ya dari aku?"
"Iya, nanti gwa salamin"
"Lucky, aku kangen sama kamu"
".........." gwa nga jawab.
"Kok diem sih?"
"Nga apa2"
"Kamu nga kangen sama aku?"
"Please... gwa lagi nga mau ngebahas yang kayak ginian Din"
"Okey, maaf kalo aku udah lancang nanya2 kayak tadi" Dinda nyadar kalo gwa lagi nga mood buat mesra2an.
".........." gwa nga perlu jawab ketololannya itu.
"Ya udah, kamu baik2 disitu ya. Kamu pasti mau istirahat khan, mimpiin aku ya hun. Jangan lupa telpon aku kalo udah nyampe dirumah ya? Love ya"
Gwa nga ngejawab lalu gwa pencet tombol end call. Gwa ambil mug yang hampir penuh berisi whisky campur coke yang gwa taruh dibawah dan menyesapnya perlahan. Gwa nikmati minuman ini sepenuh hati gwa dan membiarkan sensasi hangatnya membakar hati gwa ini. Damn! Gwa merasa sulit untuk memaafkan lo Din, tapi gwa juga nga bisa ngelupain lo begitu aja. Walaupun nantinya lo akan menjadi masa lalu gwa, tapi gwa nga bisa menghapus ingatan gwa tentang lo. Lo udah punya tempat dibelahan hati gwa.
Jujur, gwa belum pernah ngerasain yang namanya galau kayak gini. Gwa belum pernah ngerasain sakit hati kayak gini. Gwa seolah2 ngerasa lagi terbenam didalam lumpur akibat kegagalan kuliah gwa lalu orang yang gwa sayangi justru tambah membenamkan diri gwa makin dalam lagi. Sehingga gwa makin sesak dan sulit bernapas. Arrrggghhhhhh!!!
Gwa menarik napas panjang, coba menahan airmata yang kayaknya udah mau tumpah2an dari mata gwa yang terasa panas. Gwa sadar, segigih apapun usaha gwa untuk menghindar dari situasi yang gwa alamin ini, tetap gwa harus menghadapi kenyataan didepan mata bahwa gwa lagi diselingkuhi oleh Dinda. Dan rasanya emang menyakitkan banget. Gwa nga bisa ngegambarin rasa sakitnya itu seperti apa, tapi yang pasti gwa nga bisa lagi membendung airmata gwa. Semuanya tumpah, setumpah2nya.
Malam itu yang gwa rasain tentang Dinda begitu campur aduk. Antara rasa sayang yang begitu menggebu-gebu dan kebencian yang tak tertahankan. Semua berbaur jadi satu didada gwa.
(Aaarrrrrggggggggghhhhhhh, sori temans. Udah koprol, jungkir balik, jumpalitan sampe guling2an ditanah, tetep aja gwa masih kesulitan nyelesaiin part ini. Mungkin suatu saat bakal gwa lanjut lagi. Sekarang yang penting ada update-an aja dulu kali ya. Maafin Aa yey.)
Yang tadinya dua arah, tiba2 jadi searah. Yang tadinya bisa belok kekiri atau kanan, tahu2 musti muter dulu sejauh2nya. Makanya gwa jadi pake acara nyasar2an dulu. Tambahan, bokap gwa selalu mantau gwa terus sambil ngomel2 hampir tiap satu jam nelponin, ngebikin konsentrasi nyetir gwa terganggu.Gwa menyusuri koridor rumah sakit tersebut menuju kamar nyokap di rawat. Nga susah2 bener nyarinya, karena gwa udah lumayan hapal sama tempatnya. Nyampe kamar gwa lihat nyokap udah kelihatan ngantuk2 gitu sambil baca majalah. Setelah cipika-cipiki gwa narik bangku dan duduk disebelah nyokap tersayang.
"Gimana mah? Udah diperiksa sama dokternya?"
"Baru besok diperiksanya nak. Kamu kok makin kurus aja sih mamah liatnya, itu mukamu juga makin cekung aja? Udah makan belum?" nyokap ngeberondong gwa dengan pertanyaan2nya. Maklum anak kesayangan.
"Perasaan badan Lucky dari dulu segini2 aja kali mah. Udah makan kok tadi mah" jawab gwa berbohong, padahal perut gwa seharian belum kena nasi.
"Rencananya malem ini kamu mau nginep disini apa pulang dulu ke mess?" tanya nyokap gwa lagi.
"Engg, terserah mamah aja deh."
"Mending kamu pulang ke mess dulu aja, biar bisa istirahat yang enak disana. Tapi besok jam 8 pagi kamu udah musti sampe sini ya, nemenin mamah"
"Nah, trus nanti mamah sendirian disini gimana?"
"Halagh, mamah udah biasa kali ditinggal2in sendirian dirumah sama anak2nya"
"Ah, si mamah bisa aja ngomongnya"
Lalu kita asyik ngobrol sebagaimana anak dan ibunya. Biar gwa jarang dirumah, tapi gwa selalu sayang sama nyokap gwa ini. Gwa akan selalu ngebiasaan ngobrol apa aja tiap ada kesempatan berdua2an kayak gini. Buat gwa nyokap adalah segala2nya.
Sebenernya pengen juga gwa curcolan masalah gwa dengan Dinda yang lagi gwa alamin saat itu, tapi percuma aja, karena gwa tahu nyokap nga pernah ngerestuin sama sekali kalo gwa pacaran. Paling juga nanti nyokap bakalan komentar, 'makanya, mamah bilang juga apa?'. Biarin aja deh gwa telen sendiri masalah gwa ini. Takutnya juga nanti malah gwa yang jadi nyalah2in nyokap, yang nga pernah ngijinin gwa pacaran dan bawa cewek gwa kerumah, sehingga Dinda akhirnya selingkuh karena udah nga tahan sama gaya pacaran model backstreet gini. Gwa nga tega aja, ngeliat nyokap lagi gini, eh, gwa malah nambahin beban pikiran nyokap.
Setelah panjang lebar ngobrol2 sama nyokap, sampe akhirnya nyokap ketiduran, baru deh gwa tinggalin nyokap sendirian. Setelah gwa nitip2 nyokap sama suster yang jaga dan ninggalin nomer telepon, gwa tinggalin rumah sakit ini. Kayaknya malam ini gwa emang perlu istirahat yang full di mess, daripada tidur pegel2 di sofa. Untuk malem2 berikutnya baru deh gwa bakalan nginep nemenin nyokap. Ah, nyokap gwa emang selalu pengertian banget deh sama anaknya.
******************
Selesai bersih2 dan mandi, gwa nongkrong di taman dari rumah yang sangat asri ini. Sebuah rumah dinas dari kantor bokap, yang biasa gwa tinggali kalo lagi urusan opname nyokap kayak gini. Rumahnya berada di ujung paling dalem dari kompleks perumahan yang lumayan luas ini yang berada pada daerah perbukitan. Dan gwa dapet spot yang asyik banget kalo nongkrong ditamannya ini, duduk diayunan sambil menghadap ke bukit yang sangat indah itu. Kalo gwa inget2, bukit yang ada dihadapan gwa ini kemungkinan sama seperti bukit yang suka diliatin sama om Anto dan Adel dari terasnya didalam ceritanya K2K.
Walaupun pada malam kayak gini bukit itu tampak gelap karena emang jarang nampak rumah disitu, tapi tetep kesannya adem banget dilihatnya. Kayaknya cocok bener dipake buat galau2an nongkrong disitu. Belum lagi udaranya yang sejuk dan dingin, menambah suasana makin melow aja. Tapi, belum lagi gwa start galau2an, hape dicelana gwa geter2. Ah, ganggu kesenangan orang aja nih telpon.
Gwa lihat di layar telpon nama Dinda kedap-kedip, gwa liat jamnya udah nunjukin angka 10:16. Buset, malem2 gini masih usaha aja tuh cewek nelponin gwa. Sejak malem gwa mergokin Dinda selingkuh sampai saat ini, Dinda tetep rajin nelpon dan sms-in gwa. Telpon nga pernah gwa angkat, sms-nya pun nga ada yang gwa bukain. Lama juga ngeliatin layar henpon gwa yang kedap-kedip itu, sambil memikirkan apakah gwa angkat telponnya atau gwa biarin aja sampe bosen (mau nanya sama kaskuses, takut responnya nga banget
). Sampai akhirnya, gwa pencet tombol hijaunya, nga tega juga gwa ngeliat kegigihan Dinda nelponin gwa.".................." hening, cuma sayup2 terdengar seperti isakan tangis yang tertahan.
".............." gwa juga diem, bingung mau ngomong apaan.
"Hai kamu,... hiks, apakabarnya?" suaranya terdengar parau.
"Kabar gwa baik2 aja" sahut gwa sambil ngerasa kayak ada yang aneh.
"Kamu masih marah sama aku?" tanyanya dengan hati2.
"Menurut lo gimana?" jawab gwa mencoba untuk nga sewot, tapi gwa makin ngerasa ada yang aneh sama Dinda.
"Lucky, aku mau minta maaf, aku udah bikin kesalahan paling fatal sama kamu. Aku udah nyakitin kamu, aku...aku...hiks...." lalu suaranya lenyap berganti dengan isakan tangisnya.
".........." gwa nga ngejawab, gwa biarin Dinda nangis sepuasnya. Toh, pulsa Dinda ini yang berjalan.
"Lucky... hiks, aku mau ketemu sama kamu. Aku... hiks..."
"Sori Din, kita kayaknya udah biasa lo-gwa deh, kenapa sekarang lo jadi aku-kamu gitu? Pantes kuping gwa agak2 gimana dengerinnya" gwa baru ngeh kalo Dinda dari tadi aku-kamu gitu nyebutnya, what the meaning of the maksud ya? Biasa aja kali Din, nga usah sok imut gitu kali!
"Ya ampun Lucky, kamu kok malah bahas ginian sih?" Dinda malah makin mewek.
"..........." ya udah, gwa diem aja deh. Terserah lo Din.
"Kapan aku bisa ketemu sama kamu Ky? Besok bisa?" tanyanya masih diantara isak tangisnya.
"Gwa lagi di =SENSOR=. Nanti gwa kabarin kalo dah balik"
"Kamu ngapain disitu? Nemenin nyokap opname ya?" Dinda emang udah tahu tentang keadaan nyokap.
"Iya" jawab gwa singkat.
"Tapi nyokap nga kenapa2 khan? Salam ya dari aku?"
"Iya, nanti gwa salamin"
"Lucky, aku kangen sama kamu"
".........." gwa nga jawab.
"Kok diem sih?"
"Nga apa2"
"Kamu nga kangen sama aku?"
"Please... gwa lagi nga mau ngebahas yang kayak ginian Din"
"Okey, maaf kalo aku udah lancang nanya2 kayak tadi" Dinda nyadar kalo gwa lagi nga mood buat mesra2an.
".........." gwa nga perlu jawab ketololannya itu.
"Ya udah, kamu baik2 disitu ya. Kamu pasti mau istirahat khan, mimpiin aku ya hun. Jangan lupa telpon aku kalo udah nyampe dirumah ya? Love ya"
Gwa nga ngejawab lalu gwa pencet tombol end call. Gwa ambil mug yang hampir penuh berisi whisky campur coke yang gwa taruh dibawah dan menyesapnya perlahan. Gwa nikmati minuman ini sepenuh hati gwa dan membiarkan sensasi hangatnya membakar hati gwa ini. Damn! Gwa merasa sulit untuk memaafkan lo Din, tapi gwa juga nga bisa ngelupain lo begitu aja. Walaupun nantinya lo akan menjadi masa lalu gwa, tapi gwa nga bisa menghapus ingatan gwa tentang lo. Lo udah punya tempat dibelahan hati gwa.
Jujur, gwa belum pernah ngerasain yang namanya galau kayak gini. Gwa belum pernah ngerasain sakit hati kayak gini. Gwa seolah2 ngerasa lagi terbenam didalam lumpur akibat kegagalan kuliah gwa lalu orang yang gwa sayangi justru tambah membenamkan diri gwa makin dalam lagi. Sehingga gwa makin sesak dan sulit bernapas. Arrrggghhhhhh!!!
Gwa menarik napas panjang, coba menahan airmata yang kayaknya udah mau tumpah2an dari mata gwa yang terasa panas. Gwa sadar, segigih apapun usaha gwa untuk menghindar dari situasi yang gwa alamin ini, tetap gwa harus menghadapi kenyataan didepan mata bahwa gwa lagi diselingkuhi oleh Dinda. Dan rasanya emang menyakitkan banget. Gwa nga bisa ngegambarin rasa sakitnya itu seperti apa, tapi yang pasti gwa nga bisa lagi membendung airmata gwa. Semuanya tumpah, setumpah2nya.
Malam itu yang gwa rasain tentang Dinda begitu campur aduk. Antara rasa sayang yang begitu menggebu-gebu dan kebencian yang tak tertahankan. Semua berbaur jadi satu didada gwa.
(Aaarrrrrggggggggghhhhhhh, sori temans. Udah koprol, jungkir balik, jumpalitan sampe guling2an ditanah, tetep aja gwa masih kesulitan nyelesaiin part ini. Mungkin suatu saat bakal gwa lanjut lagi. Sekarang yang penting ada update-an aja dulu kali ya. Maafin Aa yey.
)
Diubah oleh luckyismine 06-06-2014 18:35
sormin180 dan pasukanmalam11 memberi reputasi
2