Kaskus

Story

arieflatuAvatar border
TS
arieflatu
Gue membunuh seorang marinir
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 19 suara
True story atau bukan hayo?
True story pakai bumbu
42%
Bukan
58%
Diubah oleh arieflatu 03-06-2014 16:28
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
10K
68
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
arieflatuAvatar border
TS
arieflatu
#59
Chapter 6b
BRAAK! Gue banting pintu kamar begitu sampe kosan. Belum sempat gue rebahan di kasur, tiba-tiba…

“Heeeii siapa itu banting-banting pintu? Nanti rusak atuh kalau dibanting gitu” terdengar teriakan ibu kosan dari luar.

Aduh mampus gue kena marah. Ga liat gue kalau ada ibu kos.

“Silvia bu. Maaf ga sengaja tadi kebanting” jawab gue beralasan.

“Ya neng. Lain kali jangan dibanting-banting atuh ya” balas ibu kos dengan lembut.

“Ya bu”. Gue masuk lagi ke dalam kamar, rebahan, nyalain laptop, browsing-browsing sambil dengerin lagu favorit gue. Lagu yang ga pernah gagal bikin mood gue naik tiap gue lagi bete, siapa lagi kalau bukan Maroon 5. Lagu-lagunya selalu bikin gue semangat, apalagi kalau liat video clip-nya, tentunya if you know what I mean.

“Hmm..ga online” batin gue dalam hati ketika gue ga mendapati ada id marine123 di daftar user yang online. Gue emang sengaja login ke chess.com cuma buat check kalau Brian online. Udah lama gue ga main catur sama dia.

Gue pun jadi browsing-browsing ga jelas buat ngabisin waktu. Googling sana sini sampe gue ketemu satu forum yang isinya bikin gue dongkol, panas pengen ikutan maki-maki, tapi kadang ketawa juga. Ya, fight club nya kaskus, sarana debat kusir tanpa batas. Saking gemesnya karena ras gue dikata-katain, gue pun sampai bikin ID kaskus, cuma buat ikutan komen.

You’ve been challenged. Tiba-tiba notifikasi dari chess.com muncul di kanan bawah laptop gue. Yes! Ada yang ngajak main.

“Hoi” lawan gue memulai chat.

Gue yang pegang putih jalan duluan. Langkah favorit gue, pion ke d4. Dia pun membalas dengan memajukan kudanya ke f6.

“Sombong amat lo chat gue ga dibales. Ini gue Brian”

Gue terdiam, antara kaget dan senang.

“Waaah kemana aja lo? Kenapa pake id baru?” tanya gue.

“Lo tuh yang kemana aja? Udah lama banget gue ga liat lo online. Iya ini ID gue yang baru. Yang lama ratingnya udah ketinggian, jadi gue bikin ID satu lagi biar bisa main sama yang cupu-cupu kaya lo gini emoticon-Stick Out Tongue

“Wah songong nih orang. Skor lo sama gue itu 17-13 ya, cuma beda 4!”

“Hahaha, becanda gue. Eh ko ga dijawab sih? Lo kemana aja??”

“Ooooh, ga kemana-kemana. Gue sibuk kuliah kemaren” jawab gue ngeles.

“Eh lo kenal Lena?” tanya gue lagi. Gue tiba-tiba ingat gue memendam pertanyaan ini sejak lama.

“Hoo namanya Lena ya? Dia bilangnya ke gue namanya Maria. Dia sering maen catur sama gue, sejak lo ngilang itu”

“Oh gitu. Terus gimana awal kenalnya? Sempit amat dunia”. Gue pun mulai khawatir kalau mereka udah tukeran Facebook. Bisa kebongkar identitas gue nanti.

“Maria dulu pernah login ke sini pake account lo, ga sengaja karena lo lupa log out kayanya. Eh dia lebih jago maennya daripada lo tuh emoticon-Big Grin

Gue dan Brian akhirnya memutuskan untuk mengakhiri permainan dengan draw karena kami malah larut dalam obrolan ringan sebagaimana 2 orang teman yang lama tidak bertemu. Pada dasarnya Brian emang jagoan cerita, jadi bisa buat gue nyaman untuk lama berinteraksi sama dia.

“Ah curang lo” kata Brian tiba-tiba.

“Hah? Curang apaan? Kita maen juga kagak” jawab gue keheranan.

“Curang lah. Di facebook foto lo cuma 1. Sedangkan lo bisa liat-liat foto gue yang lain”

“Yeee itu sih derita lo emoticon-Stick Out Tongue

“Yah jangan gitu dong. Gue bagi foto lo yang lain ya”

Duh mampus gue! Dari mana gue bisa dapet foto Lena ya? Facebook Lena isinya hello kitty semua.

“Ya nanti gue cari dulu. Ini laptop baru” jawab gue beralasan. “tapi ga gratis ya!” lanjut gue.

“Naah gitu dong! Wah gue harus bayar pake apa? Ntar gue kasih foto gue yang ‘spesial’ deh emoticon-Stick Out Tongue

“Gue demen nih yang mancing-mancing gini” batin gue dalam hati. “Wah apa tuh yang ‘spesial’? Oke ntar gue kirim lewat email deh. Sekarang gue mau mandi”

Setelah basa-basi sebentar, gue matiin laptop gue, bukan untuk mandi, melainkan karena gue punya ide bagus. Gue akan ambil foto-foto Lena dari laptopnya. Kesempatan gue cukup bagus karena Lena kayanya masih lama pulang ke kosan.

Ga butuh waktu lama, gue udah berhasil masuk ke kamarnya karena gue udah apal kalau Lena selalu naro kuncinya di atas kusen pintu.

Gue memandang berkeliling berusaha mencari-cari sesuatu, “dimana ya laptopnya?” tanya gue dalam hati. Jantung gue mulai berdebar-debar. Suasana kosan jadi terasa sangat sepi seolah ikut menemani gue mencari laptop Lena.

Akhirnya! Benda yang gue cari ketemu juga dibawah tumpukan diktat kuliah. Gue pun mulai sibuk mencari-cari foto Lena. Suara degup jantung di dada gue serasa terdengar lebih keras dari suara detik jam di dinding.... Ah rupanya Lena punya folder pribadi. Dia menyimpan foto, video, email, dan hal pribadi lainnya di folder ini.

“Ga ada waktu deh buat seleksi foto” gumam gue dalam hati. Gue pun menyalin semua foto Lena ke dalam flash disc gue. Gue merasa progress bar kali ini berjalan sangat lambat. Jari tangan gue hanya bisa mengetuk-ngetuk laptop seraya menunggu semua foto berhasil masuk ke flash disc.

Secepat kilat gue matiin laptop ketika semua foto sudah berhasil tersalin. Dengan rapi gue letakkan laptop di tempat semula, dengan tidak lupa meletakkan diktat kuliah di atasnya.

“Fiuh selesai juga” kata gue dalam hati. Gue pun menghela napas panjang dan membalik badan bersiap kembali ke kamar. Namun tiba-tiba jantung gue terasa berhenti ketika gue mendapati sesosok wanita berdiri di hadapan gue dan melotot memandangi gue dengan tatapan murka.

“Lagi ngapain lo?!”
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.