- Beranda
- Stories from the Heart
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
...
TS
luckyismine
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
Quote:
MESIN WAKTU
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
MINOR66
Quote:
Permisi agan dan aganwati
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.
Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.
Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa.
So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Quote:
Original Posted By mullupus►Tes tes... 1-2-3...
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa. So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Spoiler for Makasih buat cendolnya :
* * * C H A P T E R I * * *
Spoiler for INDEX:
MUKADIMAH
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
* * * C H A P T E R II * * *
Spoiler for INDEX:
THAT'S WHAT FRIEND ALL FOR
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 84 suara
Siapa yang jadi istri gwa saat ini?
Dinda
12%
Felisha
35%
Bebeb
5%
Megan Fox
23%
Semuanya salah
26%
Diubah oleh luckyismine 05-04-2017 18:38
sormin180 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
356K
Kutip
1.7K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
luckyismine
#529
THUNDERSTRUCK
I was caught
In the middle of a rock n roll attack - Thunder
I looked round
And I knew there was no turning back - Thunder
My mind raced
And I thought what could I do - Thunder
And I knew
There was no help, no help from you - Thunder
Sound of the drums
Beatin' in my heart
The thunder of guns
Tore me apart
You've been - thunderstruck
Rode down the highway
Broke the limit, we hit the town
Went through to Texas, yeah Texas
And we had some fun
We met some girls
Some dancers who gave a good time
Broke all the rules, played all the fools
Yeah, yeah, they, they, they blew our minds
I was shakin' at the knees
Could I come again please?
Yeah the ladies were too kind
You've been - thunderstruck, thunderstruck
Yeah yeah yeah, thunderstruck
Yeah
Oh, thunderstruck, yeah
Now we're shaking at the knees
Could I come again please?
Thunderstruck, thunderstruck
Yeah yeah yeah, thunderstruck
Thunderstruck, yeah, yeah, yeah
Said yeah, it's alright
We're doing fine
Yeah, it's alright
We're doing fine
So fine
Thunderstruck, yeah, yeah, yeah,
Tunderstruck, thunderstruck, thunderstruck
Whoa baby, baby, thunderstruck
You've been thunderstruck, thunderstruck
Thunderstruck, thunderstruck, thunderstruck
You've been thunderstruck
In the middle of a rock n roll attack - Thunder
I looked round
And I knew there was no turning back - Thunder
My mind raced
And I thought what could I do - Thunder
And I knew
There was no help, no help from you - Thunder
Sound of the drums
Beatin' in my heart
The thunder of guns
Tore me apart
You've been - thunderstruck
Rode down the highway
Broke the limit, we hit the town
Went through to Texas, yeah Texas
And we had some fun
We met some girls
Some dancers who gave a good time
Broke all the rules, played all the fools
Yeah, yeah, they, they, they blew our minds
I was shakin' at the knees
Could I come again please?
Yeah the ladies were too kind
You've been - thunderstruck, thunderstruck
Yeah yeah yeah, thunderstruck
Yeah
Oh, thunderstruck, yeah
Now we're shaking at the knees
Could I come again please?
Thunderstruck, thunderstruck
Yeah yeah yeah, thunderstruck
Thunderstruck, yeah, yeah, yeah
Said yeah, it's alright
We're doing fine
Yeah, it's alright
We're doing fine
So fine
Thunderstruck, yeah, yeah, yeah,
Tunderstruck, thunderstruck, thunderstruck
Whoa baby, baby, thunderstruck
You've been thunderstruck, thunderstruck
Thunderstruck, thunderstruck, thunderstruck
You've been thunderstruck
AC/DC
Spoiler for THUNDERSTRUCK:
Quote:
Gwa terbangun ketika gwa rasain badan gwa digoyang2in dengan kencengnya. Trus, kedengeran suara si Akang manggil2in gwa di deket kuping gwa. What the..., ngapain juga ini orang gangguin tidur gwa. Tapi setelah gwa ngucek2 mata lalu ngelap iler gwa yang udah tumpah2an dan sebagian nyawa kekumpul, gwa baru sadar kalo gwa lagi ada misi disini.
"Ehh...oohhh...sllurrppp...kenapa Kang?" tanya gwa sambil narik iler yang masih mau netes2 keluar aja.
"Itu A mobilnya udah dateng" kata si Akang sambil menunjuk dengan hati2 kearah mobil yang udah markir didepan gerbang kost-an.
Gwa memicingkan mata kearah sedan mewah warna hitam yang markir didepan kost itu. Buset dah, kalo ngeliat mobilnya yang keluaran terbaru itu rasanya gwa pengen nangis ditempat aja deh.
Gwa lihat lampu2nya masih nyala dan deru mesinya yang khas itu terdengar begitu menyakitkan dikuping gwa (halagh, lebay kalo yang ini mah
). Berarti mereka masih pada didalam mobil, belum lagi beranjak turun.
Gwa menegakkan posisi duduk gwa, sambil tangan kanan gwa merogoh kearah pinggang belakang memastikan kalo kunci ban masih terselip disitu. Gwa bisa merasakan tubuh gwa mulai bergetar, terutama kedua tangan gwa yang mulai gemetaran. Gwa bisa merasakan aliran darah gwa begitu deras akibat jantung gwa yang mulai memompa dengan cepat. Keringat mulai gwa rasain mengalir deras dari dahi gwa dikarenakan hawa panas yang sudah menyelimuti kepala. Gwa lepaskan tudung yang sedari tadi menutupi kepala gwa, untuk mengusir hawa panas dikepala gwa. Udah nga perlu sembunyi2 lagi, toh, target udah ada didepan mata gwa.
Gwa udah siap2 untuk beranjak dari duduk gwa dan menghampiri mobil tersebut. Tapi gwa urungkan, karena gwa musti memastikan dulu siapa gerangan yang ada didalam mobil itu. Nga lucu juga khan, gwa udah histeris dan kesetanan bahkan sampe ngancurin itu mobil, nga taunya salah target. Gwa nga bisa bayangin berapa rupiah yang musti gwa keluarin buat biaya ngebikin mobil itu jadi mulus seperti sedia kala. Gwa tenggak langsung dari botolnya minuman dingin yang baru diambilin lagi sama si Akang buat gwa, setidak2nya buat ngeredam emosi gwa yang makin nga terkendali ini. Sebelum gwa lupa, gwa bayar dulu rokok sama minuman gwa ini. Dan gwa sengaja nga minta kembaliannya, karena gwa ngerasa udah banyak kebantu sama si Akang ini.
"Itu bener mobilnya Kang?" tanya gwa memastikan sambil ngelirik jam tangan gwa. Jam 10:20, berarti ada sekitaran 1 jam-an gwa ketiduran tadi.
"Nga salah lagi kok A, saya jarang ngeliat mobil kayak gitu seliweran disini"
Gwa cuma mengangguk, membenarkan ucapannya. Sedan yang ada didepan gerbang itu emang masih keluaran terbaru, masih belum banyak berseliweran di jalan2. Nga lama pintu sebelah kanannya terbuka, dari balik kemudi tampak seorang laki2 keluar dan bergegas memutari sedannya, menghampiri pintu sebelahnya. Gwa coba memicingkan mata untuk mengenali sosok orang yang ada didalamnya, walaupun lampu dalam mobilnya menyala terang tapi gwa nga bisa mengenalinya. Cowok itu ngebukain pintunya, suatu hal yang nga pernah gwa lakuin sama cewek manapun
. Dan nga lama keluarlah cewek yang mengenakan kaos lengan panjang dengan bentuk leher yang melebar, sehingga mempertontonkan sebagian bahunya yang putih, dan jeans yang begitu serasi membungkus kakinya yang jenjang. Cewek itu keluar dari mobil sambil tangannya merapihkan rambut pendeknya, dengan gayanya yang sangat gwa kenal. Nga salah lagi, itu Dinda gwa! 
Melihat kenyataan yang ada didepan mata gwa ini, jelas sangat menyakitkan hati gwa. Setelah pada awalnya gwa sempat meragukan ceritanya Tantri, gwa kini menyadari kalo cewek itu lagi nga ngebohongin gwa. Gwa coba mengatur napas gwa yang mulai nga beraturan, sambil menata hati gwa yang rasanya kayak gelas yang pecah berantakan. Lalu gwa bangkit dari duduk gwa, menghampiri mereka.
"Permisi dulu kang, sebelumnya terima kasih banyak ya" gwa pamit sama pemilik warung yang baik ini.
"Iya A." jawabnya singkat dengan tatapan penuh keprihatinan kepada gwa.
Gwa berlari cepat mendekati Dinda yang lagi dipeluk sama PK itu. Gwa usahain derap kaki gwa ini sehalus mungkin menyentuh aspal, sehingga nga nimbulin suara yang mencurigakan dan menbuyarkan tujuan gwa malam itu. Lalu dengan secepat kilat gwa menyelip diantara mereka. Gwa lingkarin tangan kanan gwa ke bahu Dinda dan tangan kiri gwa keleher PK ini. Sambil gwa mengira2 kekuatan seperti apa yang bakal dikeluarin sama PK ini, secara badannya nga gede2 banget sementara tingginya sepantaran sama Dinda, yaitu sejajar sama kuping bagian bawah gwa.
Jelas tindakan gwa ini mengagetkan mereka berdua. Dimana lagi asyik2nya jalan berduaan dan peluk2an, tahu2 ada anak muda agak tinggi tapi kurus, menyelip diantaranya. Gwa bisa ngeliat Dinda tersenyum kecut dan mukanya berubah pucat pasi ketika menyadari cowok penganggu itu adalah gwa. Sedangkan si PK ini cuma bisa kebingungan ngeliat gwa sambil coba melepaskan rangkulan gwa. Tapi gwa makin kencang melingkarkan tangan kiri gwa kelehernya dan menguncinya. Hati2 ny*t, tangan kiri gwa biar kurus2 gini masih bisa dipake buat matahin leher lo!
"Hai..." sapa gwa ke Dinda sambil mengulas senyum gwa yang paling manis. Padahal hati ini rasanya remuk sob! Lalu gwa mulai menyeret mereka berdua masuk kedalam kost2an.
Ketika gwa melewati pos jaga, si Kumis menatap gwa dengan pandangan penuh ketakutan. Seolah2 dari matanya dia mau bilang ke gwa 'mas, jangan rusuh2 ya nanti'. Gwa tersenyum tipis kearah Kumis seoalah ngejawab ketakutannya, 'tenang aja Mis, gwa usahain nga ada darah yang bakal berceceran kok' (ini dialog bahasa kalbu namanya gan
).
"Kita ngobrol ditempat lo yuk, Din. Nga enak diliatin sama si Kumis tuh" kata gwa dengan setenang mungkin.
Dinda nga ngejawab, yang gwa lihat mukanya kusut banget. Sepertinya dia nga nyangka kalo perselingkuhannya dibelakang gwa selama ini, bakal ketahuan malem ini. Agak sulit juga sih, nyeret mereka berdua menuju ke kamar Dinda. Terutama si PK ini yang terus coba ngelepasin pitingan gwa dilehernya. Tapi dengan sedikit tambahan tenaga, justru tangan kiri gwa makin kenceng aja melingkari lehernya. Sehingga akhirnya dia pun nga lagi memberikan perlawanan yang berarti, pasrah mengikuti kemauan gwa sambil kedua tangannya megangin tangan kiri gwa yang masih melingkar ketat dilehernya.
Didepan kamar, gwa ngelepasin tangan gwa dari bahu Dinda. Sementara tangan kiri gwa tetep melingkar di leher PK. Dinda langsung terduduk layu di sofanya, menundukkan kepalanya dan membenamkan dalam2 pada kedua tangannya. Lalu gwa mulai mendengar isak tangisnya. Yeah, pake aja senjata pamungkas lo itu Din, malem ini gwa nga akan luluh oleh isak tangis lo, sekalipun sampe berdarah2 itu airmata!
"Lo jangan coba2 kabur dari gwa ya?! Malem ini gwa harus selesaiin urusan gwa sama cewek gwa dan juga elo!" bentak gwa pada si PK.
Gwa lihat si PK menganggukkan kepalanya. Lalu gwa lepas pitingan gwa dan mendorong badannya kedepan. Gwa tetep ngejaga jarak dari si PK, kalo2 aja dia nekad kabur atau malah nyerang gwa, seenggak2nya gwa masih bisa merespon nyabut kunci ban dipinggang belakang gwa dan melayangkannya ke kepalanya. Makanya tangan kanan gwa nga pernah jauh2 dari pinggang belakang gwa.
Yang ada didalam kepala gwa tentang si PK sebelum ini adalah dia seorang cowok yang tinggi, mungkin dengan badan yang tegap atau rajin nge gym. Kulit putih bersih dan wajah yang ganteng, minimal mirip2 kayak pemain sinetron lah. Paling nga kriteria PK dipikiran gwa ya seperti itulah gambarannya.
Tapi laki2 yang ada didepan gwa ini, penampilan phisiknya jauh panggang daripada api.
Pakaian yang dikenakannya sih jangan ditanya deh, merk branded yang gwa sendiri nga bakal sanggup belinya, kalo nga ngerengek dulu minta dibeliin sama ortu gwa
Kaos krah warna krem yang dimasukin kedalam celananya yang model2 baggy berwana coklat gelap gitu, haish, jadul sekali gayanya. Tingginya pun nga lebih dari gwa. Warna kulitnya sih emang mendingan dikit dari gwa, tapi jauh dari kata putih bersih. Wajahnya? Susah gwa buat ngasih komentar, tapi yang pasti adalah umurnya lebih tua dari gwa. Dan yang paling gwa benci adalah, si PK ini kumisan, walau nga sebaplang punyanya si Kumis. Sedangkan selama gwa pacaran sama Dinda, ketika kumis gwa mulai keluar dikit aja karena gwa lupa nyukurnya Dinda udah ngomel2 nga karuan ngeliatnya. Padahal khan kalo kumis sama jenggot yang tumbuh tipis2 gitu justru nambah2in seksi penampilan, tapi Dinda nga suka ngeliatnya. Dan sekarang, cowok yang jadi selingkuhannya ini berkumis. 
"Oke, sekarang gwa mau denger cerita dari lo Din. Apa yang sebenernya terjadi diantara kalian berdua?" tanya gwa ke Dinda sambil menahan gemuruh di dada ini.
Dinda makin menjadi tangisannya. Suaranya terdengar makin pilu dan mengharu biru. Tapi gwa udah nga perduli lagi.
"Come on! Udah nga ada lagi gunanya airmata lo itu Di!. Udahdeh, mending cerita aja deh, gwa mau denger!" bentak gwa.
Tapi bentakan gwa nga mempan. Dinda tetep asyik dengan tangisannya.
"Eh.. gini mas..." si PK mau coba jadi pahlawan tampaknya.
"Diem lo! Gwa lagi nanya ke cewek gwa! Lo tunggu aja giliran lo nanti!" gwa potong kata2nya sambil menunjukan telunjuk gwa ke mukanya.
"Gwa...hikss...gwa..." Dinda akhirnya mengeluarkan suaranya, walaupun nga jelas diantara isak tangisnya.
"Ngomong yang jelas dong! Ayo!" gwa bentak Dinda lagi. Gwa ngerasain akal sehat gwa udah mulai nga bisa dikendalikan.
"Mas...saya bisa jelasin..." si PK ngomong lagi.
"Diem lo ny*et!" gwa tunjuk lagi kemukanya, tapi kali ini pake kepalan tangan gwa.
"Udah... hiks... lo diem aja...hiks... " Dinda menepis tangan si PK yang coba2 mengusap2 punggungnya untuk menenangkan tangisannya.
"Tapi hun, aku khan bisa jelasin ke dia..." kata si PK ini ke Dinda.
What?! Hun? Hunny maksudnya? Dia manggil Dinda dengan hunny?!
"Apaan, lo manggil dia apa?!" gwa taruh tangan kiri gwa ke kuping seolah kurang jelas ngedengerin kata2 dia dan ngedeketinnya ke muka dia.
"Hunny, gwa manggil dia hunny..." jawabnya dengan wajah tanpa dosa.
Wanjrit! Darah gwa udah naek keubun2. Dan emosi gwa rasanya udah nga bisa ditahan lagi. Tangan kanan gwa yang sedari tadi gemeteran nahan emosi akhirnya melayang dan mendarat dimukanya. Dug! Si PK terhuyung2 kebelakang, karena nga nyangka gwa bakal nampol dia. Gwa yang udah dikuasain emosi merangsek kedepan untuk menyalurkan kemarahan gwa ini padanya. Tapi Dinda menahan badan gwa dan memeluk gwa erat2. Sehingga mau2 nga mau gwa nga bisa bergerak dengan bebas, sementara si PK menjauhi gwa sedikit walaupun dia tetap masih pengen ngehadapin gwa.
"Udah-udah! Mendingan lo pergi dari sini! Pergi!" bentak Dinda mengusir si PK.
"Tapi Din, dia musti tetap ada disini, sampe lo bisa jelasin hubungan lo sama dia ke gwa" protes gwa yang ngerasa belum puas nampolin si PK.
"Tapi hun....?" si PK juga ikut2an protes karena tiba2 aja malah diusir sama Dinda.
"Pergiii...!!!" pekik Dinda, tau2 sepatunya Dinda udah melayang mengenai badannya.
Well, ngeliat sikap Dinda yang begitu sungguh2 ngusir si PK membuat gwa sedikit tenang, walau hawa buat gebukin cowok itu masih menggebu2. Sedangkan cowok itu yang nga nyangka bakal diusir sama Dinda kaget tapi mau nga mau dia balik badan dan meninggalkan kita berdua. Gwa yang masih belum puas menyerangnya lagi sambil mengarahkan kaki gwa ke punggungnya. Tapi karena aksi gwa ini ditahan sama Dinda akhirnya kaki gwa cuma bersarang ke pinggangnya sedikit. Si PK sedikit terhuyung2 kedepan tapi dia tidak meladenin serangan gwa, dia tetap melangkahkan kakinya kedepan dengan kepala tertunduk layu. Padahal kalo aja dia balik badan, rasanya gwa nga sabar lagi ngelayanin kunci ban ini ke kepalanya.
"Lucky, gwa khilaf....hmmpphhh" kata Dinda lalu melumati bibir gwa.
Gwa yang nga nyangka dicium sama Dinda cuma bisa terdiam. Ciumannya masih terasa hangat, basah dan liar. Tapi gwa nga ngerasain manisnya sebagaimana yang gwa kenal. Ibaratnya gwa punya gelas kesayangan, yang cuma gwa sendiri yang make gelas itu dan nga gwa izinin orang laen minum dengan gelas kesayangan gwa ini. Dan malam itu, gwa ngerasa di gelas kesayangan gwa ini seperti ada bibir lain yang menyesap minuman gwa. Ada jigong yang beda yang nempel di gelas gwa. Huek!!!
"Anj*ng" gwa melepaskan ciumannya dan mendorong tubuh Dinda dengan kasar.
Ingin rasanya gwa layangkan tangan gwa ke muka Dinda, untuk menggambarkan betapa marahnya gwa mendapati kenyataan ini. Tapi adat dan kelaziman di penjuru dunia manapun menetapkan, walau seberat apapun kesalahan dari seorang perempuan pantang bagi laki2 untuk melakukan kekerasan terhadapnya. Gwa cuma bisa mengepalkan tangan gwa menahan amarah gwa ini.
Dinda hanya terpaku dengan wajah bingung bercampur takut melihat sikap gwa ini. Sementara gwa yang udah nga sanggup lagi menahan segala macam perasaan yang mengaduk2 dihati ini, bergegas meninggalkannya disitu. Gwa udah nga tahan lagi! Gwa pusing! Dan gwa nga butuh lagi penjelasannya!
"Lucky, tunggu...!" panggilnya sambil mengikuti gwa dari belakang.
Gwa nga ngejawab, gwa terus jalan menuju mobil. Di mobil gwa ngelepasin covernya dulu sebelum gwa bisa ninggalin tempat ini. Sialan, ngehambat gwa aja yang pengen pergi cepet2 dari sini! Dengan sembarang gwa lempar cover itu ke jok belakang juga kunci ban yang sedari tadi nyelip dipinggang belakang gwa.
"Lucky, dengerin gwa dulu. Jangan pergi!" Dinda masih coba menahan gwa, sambil berdiri di dekat mobil tapi nga berani ngedeketin gwa.
Gwa tetep nga ngejawab. Gwa mulai ngidupin mobil dan rasanya nga sabar lagi busat memacunya kencang2. Tapi Dinda menghalanginya dengan berdiri didepan mobil gwa. Anjr*t, mau mau apalagi si ini cewek?
"Woi minggir, jangan sampe gwa tabrak ya?!" teriak gwa setelah nurunin kaca jendela.
"Gwa nga perduli!" jawabnya dengan mantap.
Gwa coba ngegertak dengan majuin sedikit mobil gwa sambil main2in gasnya, sehingga terdengar suara mesinnya meraung2 dengan kasar. Tapi Dinda tetap bergeming. Sh*t! Terpaksa gwa turun demi melihat kebulatan tekadnya itu. Sementara kelakuan kita ini udah mulai jadi tontonan beberapa orang yang kebetulan melihatnya.
"Apa lagi?" tanya gwa sedingin mungkin.
"Gwa mau jelasin sama lo, gwa mau selesaiin masalah kita ini" katanya dengan perlahan. Sementara gwa menjaga jarak darinya, nga ngarepin pake adegan peluk2an segala.
"Apalagi yang mau dijelasin? Semua udah jelas kok, udah bisa gwa lihat dengan mata kepala gwa sendiri kok. Trus apalagi yang mau diselesaiin? Toh, semua ini emang udah selesai khan?" kata gwa dengan perasaan terluka.
"Tapi Ky...?"
"Halagh, udah nga ada tapi2an Din. Semua udah selesai!" potong gwa dengan ketus.
"Tapi gwa sayang sama lo, gwa..." Dinda masih mencoba memenangkan hati gwa.
"Aaahh, udah lah, gwa nga butuh omong kosong lagi. Sekarang gini aja deh, lo pikirin malem ini gimana perasaan lo kalo gwa yang lakuin ini pada lo." ketus gwa lagi, "udah gwa mau pulang!"
"Maafin gwa Ky..." kata Dinda pasrah.
Gwa masih bisa dengerin kata2nya itu. Buat gwa 1 milyar maafpun bakal gwa kasihin tanpa syarat untuk ngemaafin elo Din! Tapi untuk ngelupain dan menghapuskannya dari ingatan gwa, nga akan pernah cukup trilyunan kata maaf lo hamburin ke gwa! Buat gwa saat ini adalah, enough is enough!
Dinda dengan perlahan beringsut menjauhi mobil gwa dan membiarkan gwa meninggalkannya bersamaan dengan debu2 aspal yang berterbangan dari keempat ban mobil gwa yang melesat dengan cepat. Dan gwa nga sekalipun menatap padanya, nga juga gwa tengokin kepala gwa kebelakang. Bagi gwa semua ini udah berakhir, permanently!
Gwa pacu kendaraan gwa mengikuti suasana hati gwa. Kepala gwa masih panas apalagi kedua mata gwa. Tapi gwa tetep tahan untuk nga ngucurin airmata gwa. Rasanya nga banget gwa harus nangis untuk sesuatu yang nga pantes buat gwa tangisin. Tapi gwa butuh tempat pelarian, untuk menuntaskan galaunya hati gwa ini. Gwa nga pernah suka dengan suasana seperti ini, tapi gwa juga nga mau berlarut2 didalamnya.
Selintas gwa sempet mau nelpon Tantri. Gwa ngerasa ini cewek bisa jadi tempat pelampiasan buat gwa. Tapi gwa menyadari, dalam keadaan gwa yang lagi rapuh kayak ini, apa nga bikin gwa jadi mewek2 didepannya, secara dia tahu duduk permasalahan yang lagi gwa jalanin ini. Pusing deh gwa!
Tahu2 aja gwa menyadari bahwa saat itu gwa udah menyusuri jalan utama menuju rumah gwa aja. Gwa celingukkan sambil mengamati rumah2 yang tertata rapi dikiri kanan gwa, dan sangat familiar dimata gwa. Buset, sampe blank gini gwa dijalanan (ahahahaha, padahal gwa susah bener nerjemahin perasaan gwa itu selama diperjalanan
). Gwa cubit muka gwa kenceng2, aww, sakit! Sialnya selagi gwa sibuk menyadari apakah ini nyata atau nga, tiba2 aja sebuah mobil dari arah depan malangin jalan gwa aja. Untung aja gwa jalannya pelan2, jadi masih sempet ngerem. Wah, nga salah nih orang nyari gara2 sama gwa?
Resehnya lagi mobil itu ngidupin lampu dim dan menahannya, bener2 bikin mata gwa jadi silau. Hmm, ini mah namanya seriusan nyari gara2! Gwa yang lagi kalut kayak begini jelas nga terima, dan kayaknya emosi gwa bisa gwa salurin disini nih! Gwa turun dari mobil, tapi gwa nga bisa ngeliat pengendara TLC hijau army didepan gwa ini saking gelap kaca mobilnya dan silau karena lampu dimnya. Gwa bergegas kearah pintu sopir dan ngetok2in kaca mobilnya, sementara jari jemari tangan kiri gwa sudah terkepal erat2 dan siap untuk gwa layangkan.
"Ehh...oohhh...sllurrppp...kenapa Kang?" tanya gwa sambil narik iler yang masih mau netes2 keluar aja.
"Itu A mobilnya udah dateng" kata si Akang sambil menunjuk dengan hati2 kearah mobil yang udah markir didepan gerbang kost-an.
Gwa memicingkan mata kearah sedan mewah warna hitam yang markir didepan kost itu. Buset dah, kalo ngeliat mobilnya yang keluaran terbaru itu rasanya gwa pengen nangis ditempat aja deh.
Gwa lihat lampu2nya masih nyala dan deru mesinya yang khas itu terdengar begitu menyakitkan dikuping gwa (halagh, lebay kalo yang ini mah
). Berarti mereka masih pada didalam mobil, belum lagi beranjak turun.Gwa menegakkan posisi duduk gwa, sambil tangan kanan gwa merogoh kearah pinggang belakang memastikan kalo kunci ban masih terselip disitu. Gwa bisa merasakan tubuh gwa mulai bergetar, terutama kedua tangan gwa yang mulai gemetaran. Gwa bisa merasakan aliran darah gwa begitu deras akibat jantung gwa yang mulai memompa dengan cepat. Keringat mulai gwa rasain mengalir deras dari dahi gwa dikarenakan hawa panas yang sudah menyelimuti kepala. Gwa lepaskan tudung yang sedari tadi menutupi kepala gwa, untuk mengusir hawa panas dikepala gwa. Udah nga perlu sembunyi2 lagi, toh, target udah ada didepan mata gwa.

Gwa udah siap2 untuk beranjak dari duduk gwa dan menghampiri mobil tersebut. Tapi gwa urungkan, karena gwa musti memastikan dulu siapa gerangan yang ada didalam mobil itu. Nga lucu juga khan, gwa udah histeris dan kesetanan bahkan sampe ngancurin itu mobil, nga taunya salah target. Gwa nga bisa bayangin berapa rupiah yang musti gwa keluarin buat biaya ngebikin mobil itu jadi mulus seperti sedia kala. Gwa tenggak langsung dari botolnya minuman dingin yang baru diambilin lagi sama si Akang buat gwa, setidak2nya buat ngeredam emosi gwa yang makin nga terkendali ini. Sebelum gwa lupa, gwa bayar dulu rokok sama minuman gwa ini. Dan gwa sengaja nga minta kembaliannya, karena gwa ngerasa udah banyak kebantu sama si Akang ini.
"Itu bener mobilnya Kang?" tanya gwa memastikan sambil ngelirik jam tangan gwa. Jam 10:20, berarti ada sekitaran 1 jam-an gwa ketiduran tadi.
"Nga salah lagi kok A, saya jarang ngeliat mobil kayak gitu seliweran disini"
Gwa cuma mengangguk, membenarkan ucapannya. Sedan yang ada didepan gerbang itu emang masih keluaran terbaru, masih belum banyak berseliweran di jalan2. Nga lama pintu sebelah kanannya terbuka, dari balik kemudi tampak seorang laki2 keluar dan bergegas memutari sedannya, menghampiri pintu sebelahnya. Gwa coba memicingkan mata untuk mengenali sosok orang yang ada didalamnya, walaupun lampu dalam mobilnya menyala terang tapi gwa nga bisa mengenalinya. Cowok itu ngebukain pintunya, suatu hal yang nga pernah gwa lakuin sama cewek manapun
. Dan nga lama keluarlah cewek yang mengenakan kaos lengan panjang dengan bentuk leher yang melebar, sehingga mempertontonkan sebagian bahunya yang putih, dan jeans yang begitu serasi membungkus kakinya yang jenjang. Cewek itu keluar dari mobil sambil tangannya merapihkan rambut pendeknya, dengan gayanya yang sangat gwa kenal. Nga salah lagi, itu Dinda gwa! 
Melihat kenyataan yang ada didepan mata gwa ini, jelas sangat menyakitkan hati gwa. Setelah pada awalnya gwa sempat meragukan ceritanya Tantri, gwa kini menyadari kalo cewek itu lagi nga ngebohongin gwa. Gwa coba mengatur napas gwa yang mulai nga beraturan, sambil menata hati gwa yang rasanya kayak gelas yang pecah berantakan. Lalu gwa bangkit dari duduk gwa, menghampiri mereka.
"Permisi dulu kang, sebelumnya terima kasih banyak ya" gwa pamit sama pemilik warung yang baik ini.
"Iya A." jawabnya singkat dengan tatapan penuh keprihatinan kepada gwa.
Gwa berlari cepat mendekati Dinda yang lagi dipeluk sama PK itu. Gwa usahain derap kaki gwa ini sehalus mungkin menyentuh aspal, sehingga nga nimbulin suara yang mencurigakan dan menbuyarkan tujuan gwa malam itu. Lalu dengan secepat kilat gwa menyelip diantara mereka. Gwa lingkarin tangan kanan gwa ke bahu Dinda dan tangan kiri gwa keleher PK ini. Sambil gwa mengira2 kekuatan seperti apa yang bakal dikeluarin sama PK ini, secara badannya nga gede2 banget sementara tingginya sepantaran sama Dinda, yaitu sejajar sama kuping bagian bawah gwa.
Jelas tindakan gwa ini mengagetkan mereka berdua. Dimana lagi asyik2nya jalan berduaan dan peluk2an, tahu2 ada anak muda agak tinggi tapi kurus, menyelip diantaranya. Gwa bisa ngeliat Dinda tersenyum kecut dan mukanya berubah pucat pasi ketika menyadari cowok penganggu itu adalah gwa. Sedangkan si PK ini cuma bisa kebingungan ngeliat gwa sambil coba melepaskan rangkulan gwa. Tapi gwa makin kencang melingkarkan tangan kiri gwa kelehernya dan menguncinya. Hati2 ny*t, tangan kiri gwa biar kurus2 gini masih bisa dipake buat matahin leher lo!
"Hai..." sapa gwa ke Dinda sambil mengulas senyum gwa yang paling manis. Padahal hati ini rasanya remuk sob! Lalu gwa mulai menyeret mereka berdua masuk kedalam kost2an.
Ketika gwa melewati pos jaga, si Kumis menatap gwa dengan pandangan penuh ketakutan. Seolah2 dari matanya dia mau bilang ke gwa 'mas, jangan rusuh2 ya nanti'. Gwa tersenyum tipis kearah Kumis seoalah ngejawab ketakutannya, 'tenang aja Mis, gwa usahain nga ada darah yang bakal berceceran kok' (ini dialog bahasa kalbu namanya gan
)."Kita ngobrol ditempat lo yuk, Din. Nga enak diliatin sama si Kumis tuh" kata gwa dengan setenang mungkin.
Dinda nga ngejawab, yang gwa lihat mukanya kusut banget. Sepertinya dia nga nyangka kalo perselingkuhannya dibelakang gwa selama ini, bakal ketahuan malem ini. Agak sulit juga sih, nyeret mereka berdua menuju ke kamar Dinda. Terutama si PK ini yang terus coba ngelepasin pitingan gwa dilehernya. Tapi dengan sedikit tambahan tenaga, justru tangan kiri gwa makin kenceng aja melingkari lehernya. Sehingga akhirnya dia pun nga lagi memberikan perlawanan yang berarti, pasrah mengikuti kemauan gwa sambil kedua tangannya megangin tangan kiri gwa yang masih melingkar ketat dilehernya.
Didepan kamar, gwa ngelepasin tangan gwa dari bahu Dinda. Sementara tangan kiri gwa tetep melingkar di leher PK. Dinda langsung terduduk layu di sofanya, menundukkan kepalanya dan membenamkan dalam2 pada kedua tangannya. Lalu gwa mulai mendengar isak tangisnya. Yeah, pake aja senjata pamungkas lo itu Din, malem ini gwa nga akan luluh oleh isak tangis lo, sekalipun sampe berdarah2 itu airmata!
"Lo jangan coba2 kabur dari gwa ya?! Malem ini gwa harus selesaiin urusan gwa sama cewek gwa dan juga elo!" bentak gwa pada si PK.
Gwa lihat si PK menganggukkan kepalanya. Lalu gwa lepas pitingan gwa dan mendorong badannya kedepan. Gwa tetep ngejaga jarak dari si PK, kalo2 aja dia nekad kabur atau malah nyerang gwa, seenggak2nya gwa masih bisa merespon nyabut kunci ban dipinggang belakang gwa dan melayangkannya ke kepalanya. Makanya tangan kanan gwa nga pernah jauh2 dari pinggang belakang gwa.
Yang ada didalam kepala gwa tentang si PK sebelum ini adalah dia seorang cowok yang tinggi, mungkin dengan badan yang tegap atau rajin nge gym. Kulit putih bersih dan wajah yang ganteng, minimal mirip2 kayak pemain sinetron lah. Paling nga kriteria PK dipikiran gwa ya seperti itulah gambarannya.
Tapi laki2 yang ada didepan gwa ini, penampilan phisiknya jauh panggang daripada api.
Pakaian yang dikenakannya sih jangan ditanya deh, merk branded yang gwa sendiri nga bakal sanggup belinya, kalo nga ngerengek dulu minta dibeliin sama ortu gwa
Kaos krah warna krem yang dimasukin kedalam celananya yang model2 baggy berwana coklat gelap gitu, haish, jadul sekali gayanya. Tingginya pun nga lebih dari gwa. Warna kulitnya sih emang mendingan dikit dari gwa, tapi jauh dari kata putih bersih. Wajahnya? Susah gwa buat ngasih komentar, tapi yang pasti adalah umurnya lebih tua dari gwa. Dan yang paling gwa benci adalah, si PK ini kumisan, walau nga sebaplang punyanya si Kumis. Sedangkan selama gwa pacaran sama Dinda, ketika kumis gwa mulai keluar dikit aja karena gwa lupa nyukurnya Dinda udah ngomel2 nga karuan ngeliatnya. Padahal khan kalo kumis sama jenggot yang tumbuh tipis2 gitu justru nambah2in seksi penampilan, tapi Dinda nga suka ngeliatnya. Dan sekarang, cowok yang jadi selingkuhannya ini berkumis. 
"Oke, sekarang gwa mau denger cerita dari lo Din. Apa yang sebenernya terjadi diantara kalian berdua?" tanya gwa ke Dinda sambil menahan gemuruh di dada ini.
Dinda makin menjadi tangisannya. Suaranya terdengar makin pilu dan mengharu biru. Tapi gwa udah nga perduli lagi.
"Come on! Udah nga ada lagi gunanya airmata lo itu Di!. Udahdeh, mending cerita aja deh, gwa mau denger!" bentak gwa.
Tapi bentakan gwa nga mempan. Dinda tetep asyik dengan tangisannya.
"Eh.. gini mas..." si PK mau coba jadi pahlawan tampaknya.
"Diem lo! Gwa lagi nanya ke cewek gwa! Lo tunggu aja giliran lo nanti!" gwa potong kata2nya sambil menunjukan telunjuk gwa ke mukanya.
"Gwa...hikss...gwa..." Dinda akhirnya mengeluarkan suaranya, walaupun nga jelas diantara isak tangisnya.
"Ngomong yang jelas dong! Ayo!" gwa bentak Dinda lagi. Gwa ngerasain akal sehat gwa udah mulai nga bisa dikendalikan.
"Mas...saya bisa jelasin..." si PK ngomong lagi.
"Diem lo ny*et!" gwa tunjuk lagi kemukanya, tapi kali ini pake kepalan tangan gwa.
"Udah... hiks... lo diem aja...hiks... " Dinda menepis tangan si PK yang coba2 mengusap2 punggungnya untuk menenangkan tangisannya.
"Tapi hun, aku khan bisa jelasin ke dia..." kata si PK ini ke Dinda.
What?! Hun? Hunny maksudnya? Dia manggil Dinda dengan hunny?!
"Apaan, lo manggil dia apa?!" gwa taruh tangan kiri gwa ke kuping seolah kurang jelas ngedengerin kata2 dia dan ngedeketinnya ke muka dia.
"Hunny, gwa manggil dia hunny..." jawabnya dengan wajah tanpa dosa.
Wanjrit! Darah gwa udah naek keubun2. Dan emosi gwa rasanya udah nga bisa ditahan lagi. Tangan kanan gwa yang sedari tadi gemeteran nahan emosi akhirnya melayang dan mendarat dimukanya. Dug! Si PK terhuyung2 kebelakang, karena nga nyangka gwa bakal nampol dia. Gwa yang udah dikuasain emosi merangsek kedepan untuk menyalurkan kemarahan gwa ini padanya. Tapi Dinda menahan badan gwa dan memeluk gwa erat2. Sehingga mau2 nga mau gwa nga bisa bergerak dengan bebas, sementara si PK menjauhi gwa sedikit walaupun dia tetap masih pengen ngehadapin gwa.
"Udah-udah! Mendingan lo pergi dari sini! Pergi!" bentak Dinda mengusir si PK.
"Tapi Din, dia musti tetap ada disini, sampe lo bisa jelasin hubungan lo sama dia ke gwa" protes gwa yang ngerasa belum puas nampolin si PK.
"Tapi hun....?" si PK juga ikut2an protes karena tiba2 aja malah diusir sama Dinda.
"Pergiii...!!!" pekik Dinda, tau2 sepatunya Dinda udah melayang mengenai badannya.
Well, ngeliat sikap Dinda yang begitu sungguh2 ngusir si PK membuat gwa sedikit tenang, walau hawa buat gebukin cowok itu masih menggebu2. Sedangkan cowok itu yang nga nyangka bakal diusir sama Dinda kaget tapi mau nga mau dia balik badan dan meninggalkan kita berdua. Gwa yang masih belum puas menyerangnya lagi sambil mengarahkan kaki gwa ke punggungnya. Tapi karena aksi gwa ini ditahan sama Dinda akhirnya kaki gwa cuma bersarang ke pinggangnya sedikit. Si PK sedikit terhuyung2 kedepan tapi dia tidak meladenin serangan gwa, dia tetap melangkahkan kakinya kedepan dengan kepala tertunduk layu. Padahal kalo aja dia balik badan, rasanya gwa nga sabar lagi ngelayanin kunci ban ini ke kepalanya.
"Lucky, gwa khilaf....hmmpphhh" kata Dinda lalu melumati bibir gwa.
Gwa yang nga nyangka dicium sama Dinda cuma bisa terdiam. Ciumannya masih terasa hangat, basah dan liar. Tapi gwa nga ngerasain manisnya sebagaimana yang gwa kenal. Ibaratnya gwa punya gelas kesayangan, yang cuma gwa sendiri yang make gelas itu dan nga gwa izinin orang laen minum dengan gelas kesayangan gwa ini. Dan malam itu, gwa ngerasa di gelas kesayangan gwa ini seperti ada bibir lain yang menyesap minuman gwa. Ada jigong yang beda yang nempel di gelas gwa. Huek!!!

"Anj*ng" gwa melepaskan ciumannya dan mendorong tubuh Dinda dengan kasar.
Ingin rasanya gwa layangkan tangan gwa ke muka Dinda, untuk menggambarkan betapa marahnya gwa mendapati kenyataan ini. Tapi adat dan kelaziman di penjuru dunia manapun menetapkan, walau seberat apapun kesalahan dari seorang perempuan pantang bagi laki2 untuk melakukan kekerasan terhadapnya. Gwa cuma bisa mengepalkan tangan gwa menahan amarah gwa ini.
Dinda hanya terpaku dengan wajah bingung bercampur takut melihat sikap gwa ini. Sementara gwa yang udah nga sanggup lagi menahan segala macam perasaan yang mengaduk2 dihati ini, bergegas meninggalkannya disitu. Gwa udah nga tahan lagi! Gwa pusing! Dan gwa nga butuh lagi penjelasannya!
"Lucky, tunggu...!" panggilnya sambil mengikuti gwa dari belakang.
Gwa nga ngejawab, gwa terus jalan menuju mobil. Di mobil gwa ngelepasin covernya dulu sebelum gwa bisa ninggalin tempat ini. Sialan, ngehambat gwa aja yang pengen pergi cepet2 dari sini! Dengan sembarang gwa lempar cover itu ke jok belakang juga kunci ban yang sedari tadi nyelip dipinggang belakang gwa.
"Lucky, dengerin gwa dulu. Jangan pergi!" Dinda masih coba menahan gwa, sambil berdiri di dekat mobil tapi nga berani ngedeketin gwa.
Gwa tetep nga ngejawab. Gwa mulai ngidupin mobil dan rasanya nga sabar lagi busat memacunya kencang2. Tapi Dinda menghalanginya dengan berdiri didepan mobil gwa. Anjr*t, mau mau apalagi si ini cewek?
"Woi minggir, jangan sampe gwa tabrak ya?!" teriak gwa setelah nurunin kaca jendela.
"Gwa nga perduli!" jawabnya dengan mantap.
Gwa coba ngegertak dengan majuin sedikit mobil gwa sambil main2in gasnya, sehingga terdengar suara mesinnya meraung2 dengan kasar. Tapi Dinda tetap bergeming. Sh*t! Terpaksa gwa turun demi melihat kebulatan tekadnya itu. Sementara kelakuan kita ini udah mulai jadi tontonan beberapa orang yang kebetulan melihatnya.
"Apa lagi?" tanya gwa sedingin mungkin.
"Gwa mau jelasin sama lo, gwa mau selesaiin masalah kita ini" katanya dengan perlahan. Sementara gwa menjaga jarak darinya, nga ngarepin pake adegan peluk2an segala.
"Apalagi yang mau dijelasin? Semua udah jelas kok, udah bisa gwa lihat dengan mata kepala gwa sendiri kok. Trus apalagi yang mau diselesaiin? Toh, semua ini emang udah selesai khan?" kata gwa dengan perasaan terluka.
"Tapi Ky...?"
"Halagh, udah nga ada tapi2an Din. Semua udah selesai!" potong gwa dengan ketus.
"Tapi gwa sayang sama lo, gwa..." Dinda masih mencoba memenangkan hati gwa.
"Aaahh, udah lah, gwa nga butuh omong kosong lagi. Sekarang gini aja deh, lo pikirin malem ini gimana perasaan lo kalo gwa yang lakuin ini pada lo." ketus gwa lagi, "udah gwa mau pulang!"
"Maafin gwa Ky..." kata Dinda pasrah.
Gwa masih bisa dengerin kata2nya itu. Buat gwa 1 milyar maafpun bakal gwa kasihin tanpa syarat untuk ngemaafin elo Din! Tapi untuk ngelupain dan menghapuskannya dari ingatan gwa, nga akan pernah cukup trilyunan kata maaf lo hamburin ke gwa! Buat gwa saat ini adalah, enough is enough!
Dinda dengan perlahan beringsut menjauhi mobil gwa dan membiarkan gwa meninggalkannya bersamaan dengan debu2 aspal yang berterbangan dari keempat ban mobil gwa yang melesat dengan cepat. Dan gwa nga sekalipun menatap padanya, nga juga gwa tengokin kepala gwa kebelakang. Bagi gwa semua ini udah berakhir, permanently!
Gwa pacu kendaraan gwa mengikuti suasana hati gwa. Kepala gwa masih panas apalagi kedua mata gwa. Tapi gwa tetep tahan untuk nga ngucurin airmata gwa. Rasanya nga banget gwa harus nangis untuk sesuatu yang nga pantes buat gwa tangisin. Tapi gwa butuh tempat pelarian, untuk menuntaskan galaunya hati gwa ini. Gwa nga pernah suka dengan suasana seperti ini, tapi gwa juga nga mau berlarut2 didalamnya.
Selintas gwa sempet mau nelpon Tantri. Gwa ngerasa ini cewek bisa jadi tempat pelampiasan buat gwa. Tapi gwa menyadari, dalam keadaan gwa yang lagi rapuh kayak ini, apa nga bikin gwa jadi mewek2 didepannya, secara dia tahu duduk permasalahan yang lagi gwa jalanin ini. Pusing deh gwa!
Tahu2 aja gwa menyadari bahwa saat itu gwa udah menyusuri jalan utama menuju rumah gwa aja. Gwa celingukkan sambil mengamati rumah2 yang tertata rapi dikiri kanan gwa, dan sangat familiar dimata gwa. Buset, sampe blank gini gwa dijalanan (ahahahaha, padahal gwa susah bener nerjemahin perasaan gwa itu selama diperjalanan
). Gwa cubit muka gwa kenceng2, aww, sakit! Sialnya selagi gwa sibuk menyadari apakah ini nyata atau nga, tiba2 aja sebuah mobil dari arah depan malangin jalan gwa aja. Untung aja gwa jalannya pelan2, jadi masih sempet ngerem. Wah, nga salah nih orang nyari gara2 sama gwa?Resehnya lagi mobil itu ngidupin lampu dim dan menahannya, bener2 bikin mata gwa jadi silau. Hmm, ini mah namanya seriusan nyari gara2! Gwa yang lagi kalut kayak begini jelas nga terima, dan kayaknya emosi gwa bisa gwa salurin disini nih! Gwa turun dari mobil, tapi gwa nga bisa ngeliat pengendara TLC hijau army didepan gwa ini saking gelap kaca mobilnya dan silau karena lampu dimnya. Gwa bergegas kearah pintu sopir dan ngetok2in kaca mobilnya, sementara jari jemari tangan kiri gwa sudah terkepal erat2 dan siap untuk gwa layangkan.

sormin180 dan pasukanmalam11 memberi reputasi
2
Kutip
Balas