04.30
Beeeppppppp…………..Beeeeeepppppppp……Beeepppppppp

Alarm gue berbunyi, gue masih setengah melek dan mencoba ngumpulin nyawa yang berserakan entah kemana.
Gue ambil hape, ngeliat jam 04.34 “Hahh?? Gue masang alarm sepagi ini ngapain yak??” batin gue waktu itu, gue lupa kalau semalem janjian sama Dee buat ngeliat sunrise bareng di satu-satunya pantai yg ada di kota kami.

Beruntung kepikunan gue ga lama-lama, sesaat kemudian gue inget dan langsung meluncur ke kamar mandi buat mandi kilat, 04.48 gue udah ganteng, wangi dan siap meluncur..



Jalanan masih sangat lengang, udara pagi terasa sejuk menerpa muka gue yang lagi otw ke pantai dengan dipeluk oleh cewe yang akhir-akhir ini menghiasi mimpi gue.



sayang gue lagi nyetir, jadi ga bisa ngeliat senyumnya yang bikin gue kesengsem.. gue masih belum ada firasat apa-apa kalau ternyata nanti dee bakal ngomong sesuatu yang bikin gue kaget.

05.43
Kita sampai di pantai, sepertinya sudah terlambat kalau mau ngeliat matahari keluar dari persembunyiannya.
Dee turun dari motor, gue parkir dan ga lama kita udah jalan diatas pasir pantai gandengan tangan, susah buat mendeskripsikan apa yg gue rasain waktu itu, mungkin kalian semua sudah tau gimana rasanya?

Di sepanjang pinggir pantai ada gazebo-gazebo kecil yang agak menjorok ke tengah, kalau siang dikit tentu saja sudah banyak orang disana, tapi ini masih pagi, masih sepi.. hanya beberapa nelayan yang terlihat mulai menepi baru pulang dari memburu ikan semalam.

Kita berjalan menuju ke salah satu gazebo disana, sambil sesekali dia memeluk pinggang gue dan gue peluk di pundaknya.
Duduk memandang laut, dengan angin sejuk serta cahaya matahari yang menerpa wajah kita, ga ada kata yang terucap, ga ada kalimat yang terungkap, diam, tapi seakan saling mengerti bahwa kita ingin waktu sementara berhenti.



Siapa yang tidak terharu bila orang yang kita sayangi menangis karena takut kehilangan kita, sebagai seorang manusia, gue terharu dengan ucapannya saat itu..
Detik dimana gue nulis cerita di part ini pun, gue masih bisa rasain dengan jelas apa yg gue rasakan di hati gue saat itu.



Pelukannya makin erat ke gue, sangat erat seperti seorang anak kecil yang ga mau ditinggal ayahnya bekerja. Dia takut kehilangan gue.. so do i.

Hari ini gue lihat sisi dalam diri Dee yang lain, sosok Dee yang biasanya tegar, kuat, tomboy, ceria, riang dan selalu tertawa, kini seakan menjadi sosok yang rapuh dan lemah.
Mungkin dia sudah merasa lelah untuk terus berpura-pura kuat, dan sudah menyerah untuk terus tampil tegar.

Entah kenapa, waktu seakan berjalan lebih cepat ketika kita bersama dengan orang yang kita sayang, seakan waktu justru malah berlari ketika kita berharap dia berhenti. jarum jam tangan gue udah nunjukin jam delapan kurang.






Continued to next part.