- Beranda
- Stories from the Heart
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
...
TS
luckyismine
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
Quote:
MESIN WAKTU
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
MINOR66
Quote:
Permisi agan dan aganwati
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.
Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.
Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa.
So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Quote:
Original Posted By mullupus►Tes tes... 1-2-3...
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa. So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Spoiler for Makasih buat cendolnya :
* * * C H A P T E R I * * *
Spoiler for INDEX:
MUKADIMAH
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
* * * C H A P T E R II * * *
Spoiler for INDEX:
THAT'S WHAT FRIEND ALL FOR
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 84 suara
Siapa yang jadi istri gwa saat ini?
Dinda
12%
Felisha
35%
Bebeb
5%
Megan Fox
23%
Semuanya salah
26%
Diubah oleh luckyismine 05-04-2017 18:38
sormin180 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
357.2K
Kutip
1.7K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
luckyismine
#445
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
She was a fast machine
She kept her motor clean
She was the best damn woman I had ever seen
She had the sightless eyes
Telling me no lies
Knockin' me out with those American thighs
Taking more than her share
Had me fighting for air
She told me to come but I was already there
'Cause the walls start shaking
The earth was quaking
My mind was aching
And we were making it and you -
Shook me all night long Yeah you shook me all night long Working double time
On the seduction line
She was one of a kind, she's just mine all mine
She wanted no applause
Just another course
Made a meal out of me and came back for more
Had to cool me down
To take another round
Now I'm back in the ring to take another swing
'Cause the walls were shaking
The earth was quaking
My mind was aching
And we were making it and you -
Shook me all night long Yeah you shook me all night long And knocked me out and then you
Shook me all night long
You had me shakin' and you
Shook me all night long
Yeah you shook me
Well you took me
She kept her motor clean
She was the best damn woman I had ever seen
She had the sightless eyes
Telling me no lies
Knockin' me out with those American thighs
Taking more than her share
Had me fighting for air
She told me to come but I was already there
'Cause the walls start shaking
The earth was quaking
My mind was aching
And we were making it and you -
Shook me all night long Yeah you shook me all night long Working double time
On the seduction line
She was one of a kind, she's just mine all mine
She wanted no applause
Just another course
Made a meal out of me and came back for more
Had to cool me down
To take another round
Now I'm back in the ring to take another swing
'Cause the walls were shaking
The earth was quaking
My mind was aching
And we were making it and you -
Shook me all night long Yeah you shook me all night long And knocked me out and then you
Shook me all night long
You had me shakin' and you
Shook me all night long
Yeah you shook me
Well you took me
AC/DC
Spoiler for YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG:
Quote:
Pagi2 dan udah menjadi kebiasaan, Felisha bangunin gwa dengan ngegoyang2in badan gwa. Biasanya dia dengan kedua tangannya bertumpu pada bahu gwa dan ngegoyang2innya dengan semena2, gayanya persis kayak emak2 yang lagi ngucekin pakaian diatas papan penggilesan. Tapi itu emang selalu efektif buat bangunin gwa yang emang kebo banget kalo udah tidur. Padahal apa salahnya sih dia bangunin gwa dengan lemah lembut, sebagaimana seorang wanita seharusnya bersikap. Misalnya mengusap-usap pipi gwa sambil berbisik lembut ke kuping gwa, 'yang, bangun yang, udah pagi nih'. Atau mungkin sebuah kecupan hangat dipagi hari? Gwa yakin, gwa bakalan bangun dan menyambut pagi dengan penuh suka cita. Halagh, kok gwa malah jadi ngehayal gini sih? 
Tapi entah kenapa, pagi itu gwa sebel banget dibangunin sama Felisha. Gwa masih ngantuk berat, karena gwa baru bisa tidur barengan sama azan subuh. Mata gwa rasanya masih lengket banget, susah buat dibukanya. Dan kepala gwa rasanya kayak mau pecah, saking sebentarnya gwa tidur. Semaleman mata gwa susah banget diajak tidurnya, saking kalutnya pikiran gwa setelah ketemuan sama Tantri. Padahal gwa udah 'ngedoping' biar mata gwa bisa diajak merem, tapi tetep aja pikiran gwa nga mau diajak tenang. Dan sekarang setelah gwa sukses ngeistirahatin kepala gwa, Felisha dengan seenaknya ngegangguin istirahat gwa. Ck, tau gitu tadi malem gwa kunci aja sekalian pintu kamar gwa biar Felisha nga gangguin tidur gwa ini.
"Willl, bangun dong Wil!" panggil Felisha sambil terus goyang2in bahu gwa.
"Hmmmmhh....%$@^#^%$%@)&$*^@!" gerendeng gwa sambil menepis2kan tangan Felisha. Gwa semakin meringkuk sambil melukin guling.
"Kriwil, kamu kok susah banget deh hari ini dibanguninnya!" Felisha menaikkan suaranya. Dan makin keras aja goyang2in badan gwa.
"Aaaarggghhh...gwa masih ngantuk Lek!" sahut gwa sambil menutup kuping gwa dengan guling.
"Kriwillll, bangun nga?! Kalo nga aku siram pake aer nih!" nada suara Felisha makin tinggi, pake acara ngancem segala lagi. Arrgghh, berisik banget deh!
"Jeleekkkk, gwa baru subuh tadi tidurnya. Masih ngantuk nih gwa!" sungut gwa tanpa membuka mata sama sekali.
"Biarin, siapa suruh kamu begadangan sampe subuh! Nih, aku udah beliin bubur ayam, sarapan dulu deh, abis itu terserah kamu kalo mau tidur lagi" yee, Felisha malah nyolot.
"Ya udah, lo taroh aja buburnya dimeja, ntar gwa abisin kalo udah bangun tidur. Thanks" sahut gwa sambil ngambil posisi meringkuk lagi melukin guling dan ngebelakangin Felisha.
"Nga boleh! Pasti nga bakalan kamu abisin buburnya. Ayo bangun lah Wil!" kelakuan gwa ini justru makin ngebuat Felisha makin menjadi2 aja.
Badan gwa makin kenceng aja dia goyang2innya. Aduh, makin sakit nih kepala gwa dibikinnya! Bisa gila gwa kalo diginiin terus sama Felisha. Aarrgghhh, sambil muterin badan berbalik kearahnya, gwa sentak kedua tangannya saking gwa udah nga tahan lagi diteror sama Felisha. Dan apa yang terjadi sodara2? Felisha jatuh nibanin gwa. Sebagian tubuh bagian atasnya dan kepalanya mendarat didada gwa yang rata ini. Mirip2 kayak disinetron yak?
Dan seketika itu juga aroma wangi dari rambutnya dan kelembutan parfum tubuhnya menyeruak memenuhi indera penciuman gwa. Gwa serasa melayang dan terbius oleh wewangian yang berasal dari dirinya. Belum lagi sensasi kenyal yang gwa rasain nempel didada gwa. Dan gwa seperti kehilangan kesadaran gwa akibat kegilaan di pagi itu. Sebelum Felisha bangkit dari posisinya, tangan kiri gwa melingkari badannya dan tangan kanan gwa megangin kepalanya, lalu menariknya mendekati muka gwa. Dan terjadi begitu aja, bibir merahnya yang belum tersapu oleh lipstik udah gwa lumati dengan penuh napsu.
Gwa bisa merasakan Felisha meronta2 didalam dekapan gwa dan gwa makin mempererat kuncian tangan gwa ke badannya. Badan gwa emang udah kurus abis, tapi tubuh Felisha terlalu mungil untuk melawan tenaga gwa. Seenggak2nya gwa masih punya waktu sekian detik untuk menikmati bibirnya yang lembut ini, dan setelah itu palingan gwa kena tampar.
Biar gwa nikmatin dulu ciuman yang nga senonoh ini. 
Setelah bersusah payah meronta2 dalam dekapan gwa, akhirnya Felisha bisa melepaskan dirinya. Gwa bisa lihat sinar kemarahan yang teramat sangat dimatanya. Wajarlah, karena gwa udah kurang ajar pagi2 gini sama dia. Dan gwa cuma memasrahkan diri aja kalo pipi gwa ini bakal jadi sasaran tamparannya. Salah lo sendiri Fel, gangguin orang yang baru enak2nya tidur.
"Anj*ng!" makinya sambil melayangkan tangannya kearah gwa.
Silahkan neng tampar gwa, begitu bathin sambil meremin mata gwa dan sama sekali nga coba ngehindarin serangannya. Maksudnya, biar Felisha puas juga gitu lho melampiaskan emosinya. Dug! Felisha nga nampar gwa, tapi dia nonjok gwa. Dan tonjokkannya lumayan telak ngenain hidung gwa. Anjrit pedes banget, sampe2 gwa ngerasain air mata keluar saking sakitnya pukulannya! Sh*t, tonjokkan Felisha ternyata nga selembut dan seenak bibirnya!
"Gila!" maki Felisha lagi sambil ngelemparin gwa make segala macem benda yang ada dikamar gwa. Untung aja itu piring bubur nga ikutan melayang ke gwa.
Lalu Felisha bergegas meninggalkan gwa sendirian yang kelojotan sambil megangin hidung gwa yang sakit ini.
"Lo juga gila! Patah nih idung gwa!" balas gwa sambil nahanin sakit.
Akhirnya rencana gwa buat ngelanjutin tidur jadi batal. Gwa buru2 bangkit menuju kaca yang nempel ditembok, meriksain hidung gwa. Takutnya patah atau geser aja hidung gwa. Ah, lega gwa, kalo hidung gwa baek2 aja, walaupun ada sedikit lecet disitu. Tapi dari kedua lobang hidung gwa mulai netes2 darah. Aarrrggghhh, lemes dah gwa.
********************
"Aduh, lo tuh emang cita2nya mau jadi jagoan ya?" kata Dinda sambil meriksain keadaan hidung gwa yang mulai kelihatan membiru, sedangkan ruam hitam dimata gwa masih keliatan walau tampak malu2.
"Yaelah Din, namanya juga itu orang yang nyolot duluan dan mukulin gwa. Masih untung gwa ngelawan, coba kalo ngak, bisa lebih bonyok lagi muka gwa" bohong gwa ke Dinda. Masa iya gwa bakal jujur cerita kalo abis ditampol sama Felisha atau nga sengaja ikutan gengnya Wonderboy meres? (thanks kredit to agan abud.cutt, yang ngasih nama gerombolan sialan itu
). Saat itu gwa ngakunya abis ribut gara2 motor gwa disenggol sama mobil.
"Tapi gwa nga demen ah, ngeliat lo berantem2an kayak gitu. Udah kayak anak kecil aja tauk!"
"Iya-iya, gwa nga lagi2 deh. Ck, elo mah, orang lagi kangen malah dimarah2in" gwa pura2 ngambek.
"Apaan? Lo ngomong apa barusan?" Dinda meletakkan tangannya ke kuping, seolah2 dia nga denger omongan gwa.
"Iya, lo tuh marah2 aja sih sama gwa" ulang gwa agak2 bingung.
"Bukan itu, kayaknya ada lagi deh selain yang marah2" Dinda merapatkan tubuhnya kesebelah gwa.
"Hmmm...apaan ya?" gwa garuk2 kepala gwa yang nga gatel.
"Kangen. Lo tuh ngomong kangen tadi sama gwa. Ih, tumben banget deh hunny bunny gwa ngomong kangen sama gwa. Ada apa gerangan dirimu hunny?" ledek Dinda sambil sambil ngacak2in rambut gwa.
"Lho, bukannya gwa emang sering bilang kangen sama lo Din?" tanya gwa sok cool.
"Dih, lo tuh cowok gwa yang paling kagak romantis, paling pelit ngomong kangen. Apalagi I love you. Boleh dibilang nga pernah kali" Dinda merajuk dengan gayanya yang khas.
"Ya khan lo tahu sendirilah, gwa paling nga demen ngumbar2 kata2 kayak gitu. Buat gwa cinta tuh bukan dimulut Din, tapi jauh didalem hati. Jauh lebih murni ketimbang diumbar2 lewat kata. Kalo aja lo belah dada gwa, pasti bakalan ada stempel nama lo dihati gwa ini." jiah, gwa ngegombal gila ceritanya nih.
"Hunny, so sweet banget sih" Dinda tampak terharu ngedenger gombalan gwa.
Dinda memeluk gwa dan menghadiahi gwa sebuah kecupan dibibir. Lalu kita sejenak larut dengan ciuman2 yang intens. Sukar rasanya gwa menggambarkan ciuman yang sedang gwa jalanin ini. Antara jijik, geli dan muak, campur aduk jadi satu. Tapi gwa harus menjalani sandiwara ini dan menguasai permainan. Gwa nga boleh ketahuan, kalo gwa udah mulai mencium bau busuk yang disimpan oleh Dinda. Dan masih banyak rencana yang udah gwa susun untuk DInda, yang harus gwa lakuin terhadap Dinda sepanjang malem ini nantinya.
"Tapi beneran Din, malem ini gwa kangen banget sama lo kok" kata gwa setelah kita menyelesaikan ciuman itu.
"Iya gwa tahu, gwa juga kangen banget sama elo hun" jawab Dinda.
"Apalagi lo makin susah ditelpon, sms juga jarang dijawab. Makin bikin gwa kangen aja tauk" kata gwa lagi dengan pelan.
"Tapi lo tahu khan hun gwa sibuk kerja. Gwa nih masih kacung statusnya di kantor hun, banyakkan disuruh ini itunya" Dinda mulai agak2 ngotot jawabnya.
"Hey, santai Din. Gwa khan cuma cerita aja kali, cuma ngungkapin perasaan gwa aja. Easy girl" sahut gwa dengan selembut mungkin sambil mengusap rambutnya.
"Iya, gwa juga capek kerja kayak gini hun. Tapi mau gimana lagi? Nanti juga ada masanya gwa bakal agak longgar waktunya. Lo yang sabar ya hun" Dinda menatap gwa, seperti ada penyesalan disitu.
"Tenang aja Din, gwa udah bisa kok makluminnya. Tau nga sih lo, kemaren malem tuh gwa kangennya kebangetan banget deh Din, tumben2an juga telpon lo mati. Ternyata nga enak banget ya pas lagi kangen nga taunya yang dikangenin nga bisa ditelponin. Sampe2 pas tidurnya gwa ngimpiin lo tau nga sih? Kira2 lo ngimpiin gwa juga nga ya malem itu?" asli ini spontan aja gwa nyusun kata2 kayak gini ke Dinda. Yang penting masih sesuai sama garis besar skenario gwa ajalah, buat ngejebak Dinda malem ini.
"........" Dinda terdiam, gwa melihat ada perasaan bersalah diwajahnya.
"Emangnya kemaren malem elo kemana sih Din?" tanya gwa sehati2 mungkin. Kita duduk berhadap2an saat itu dan wajah kita pun nga nyampe sejengkalan jaraknya, sehingga gwa bisa menangkap ekspresi seperti apapun dari wajahnya dengan sejelas mungkin.
"Gwa dikantor sampe jam sembilanan hun, nyelesaiin kerjaan buat presentasi hari ini. Pulangnya gwa udah kecapekan banget dan langsung tidur, makanya gwa nga sempet meriksa hape gwa kalo ternyata udah mati. Sori ya" jawabnya begitu menyakinkan.
Mata gwa nga berkedip sama sekali ketika mendengarkan penjelasan dari Dinda. Bahkan mata gwa menatap dalam2 pada matanya, mencari tanda2 kebohongan disitu. Dan gwa nga menemukan kebohongan disitu, semua tampak begitu menyakinkan. Bahkan gesture tubuh yang menandakan seseorang sedang berbohongpun nga gwa temuin pada saat itu. Anjrit, lemes gwa dibuatnya. Dan saat itu, gwa sempat bimbang, sebenernya ini siapa yang lagi bohong ya? Tantri atau Dinda?
Gwa coba mengendalikan perasaan gwa yang jadi kalut ketika ngedenger jawaban dari Dinda ini. Gwa coba tenangin diri gwa, karena gwa harus tetep fokus pada tujuan gwa ini.
"Iya nga apa2, yang penting khan malem ini gwa bisa ketemuan sama lo Din. Iya nga sih?" jawab gwa setenang dan selembut mungkin. Sementara otak gwa berpikir keras, kira2 omongan apalagi ya, yang bakal gwa keluarin buat ngejebak Dinda?
"Iya hun. Eh hun, emangnya lo ngimpiin gwa apa semalem?" tanya Dinda sambil senyum2 menggoda. Ups, gwa seolah dapet umpan lambung didepan gawang lawan nih!
"Ah, malu ah gwa nyeritainnya." gwa coba ngegantung jawabnya, pengen tahu responnya aja.
"Yee, si hunny mah. Pake acara malu2 sama gwa. Cerita aja kenapa" Dinda memaksa.
"Namanya juga mimpi Din, ceritanya juga juga ngacolah, nga banget" gwa gantungin lagi jawabnya.
"Cerita nga?!" Dinda melototin matanya.
"Tapi lo nga usah masukin ke hati ya, khan ini namanya cuma mimpi Din. Gwa ngeliat lo jalan sama cowok laen Din. Tau nga sih lo, di mimpi itu gwa pengen ngejar lo dan pengen nampol itu cowok. Tapi kaki gwa nga bisa digerak2in masa'. Namanya juga mimpi ya Din, pasti ngaco aja jalan ceritanya. Hehehehehe" gokil, bisa banget dah gwa ngarang2nya.
Dan gwa juga nga mau kehilangan moment ini melalui intaian mata gwa pada Dinda. Sejenak gwa bisa ngeliat Dinda terkesiap kaget, tapi secepat itu pula Dinda bisa menguasai dirinya. Damn, what the great pretender! Dan setelah itu dia ikut2an tertawa2 kecil seperti halnya gwa. Such a great pretender we are.
"Mudah2an aja itu cuma mimpi ngaco gwa aja ya Din. Gwa nga mau kehilangan diri lo. Dan malem ini gwa mau bilang, kalo gwa bener2 sayang sama elo. Gwa sayang banget sama elo, Din" gwa memegang kedua telapak tangan Dinda, seolah ingin merasakan pancaran energy negatif pada dirinya. Atau hanya sekedar mendramatisir keadaan aja.
"Iyalah, itu khan cuma mimpi hun. Gwa juga nga mau kehilangan diri lo, gwa juga sanyang banget sama lo hun" jawabnya dengan nga kalah menyakinkannya, sebelum pada akhirnya Dinda memeluk gwa dan menyembunyikan wajahnya dibahu gwa.
Gwa memeluk erat2 tubuhnya dan nga tahu lagi musti ngomong apa. Yang pasti gwa shock banget dengan yang gwa alamin saat itu. Betapa kita berdua adalah pemain sandiwara yang hebat. Gwa bersandiwara untuk mendapatkan kebenaran, sementara Dinda bersandiwara untuk mengelak kebenaran. Gwa ngerasain Dinda mulai menangis dibahu gwa, sementara gwa dengan susah payah menahan air mata gwa untuk nga tumpah, walaupun gwa udah ngerasain kedua mata gwa panas banget. Walaupun dada gwa ini rasanya sesak banget, mendapati kenyataan kayak gini. Si pecundang ini nga boleh cengeng malem ini. Nga boleh!
Kita larut dalam pelukan ini. Sementara gwa harus menata hati gwa ini. Karena masih ada sesi berikutnya dari skenario gwa buat Dinda. Dan sayangnya nga untuk konsumsi publik ya sob. Maaf ya gan.
********************
"Eh, gwa nitipin tas gwa dulu ke si kumis yak. Ribet juga kali bawa2 tas segede gini sambil boncengin elo"
"Ya udah, tapi jangan lupa lo ambil lagi tasnya. Awas aja kalo sampe kelupaan, ntar diembat si kumis isinya, gwa juga yang repot nantinya" Dinda ngingetin gwa dengan wajah yang was2 gitu.
"Nga lah, bisa gwa cukur abis kumisnya nanti kalo sampe ngilang isi tas gwa. Ya nga Mis? Gwa nitip dulu sebentar ye" gwa nyerahin tas gwa ke kumis yang lagi bengong2 di pos jaganya.
"Apaan nih mas?" tanya si kumis sambil bisik2.
"Udah nga usah banyak nanya lo. Ati2 jangan lu buka2 tuh, ntar bisa meledak tuh"
"Ya amplop, serem amat."
Gwa ngeluarin motor dari halaman kost2an Dinda. Begitu Dinda udah naek ke jok, gwa langsung melajukan motor gwa. Nga jauh2 bener sih jarak kantornya dari kost2an Dinda, paling sekitaran 5 menit aja. Dan gwa berentiin motor di bagian belakang gedung kantornya yang megah itu.
"Bye, hunny. Lo hati2 dijalan ya, jangan sampe nyenggol2 mobil orang lagi, ntar beranteman lagi deh" Dinda mengecup pipi gwa sebelum memasuki areal perkantorannya.
"Din, malem minggu kita nonton yuk. Filmnya ada yang bagus tuh. Lo bisa khan?"
"Malem minggu ya, nanti lo telpon gwa ya?"
"Nga ah, lo putusin sekarang bisa apa nga-nya. Abisan lo susah bener sih di telponinnya" protes gwa semanis mungkin.
Dinda seperti mikir2 gitu. Yeah, sebenernya ajakan gwa ini entah basa-basi doang atau terlarut dengan yang kita lakuin semalem, tapi gwa emang pengen ketemu lagi sama Dinda. Soalnya gwa masih penasaran sama investigasi gwa semaleman tadi. Kayaknya gwa masih belum bisa mengandalkan cerita dari Tantri aja, trus ujug2 gwa nuduh Dinda selingkuh. Nga, gwa musti bisa mergokin Dinda sama si PK itu dengan mata kepala gwa itu. Dan sambil menunggu kesempatan itu datang, apa salahnya sih gwa tetep ngedate sama Dinda.
"Ya udah, gwa bisa deh." jawabnya dengan pasti.
"Oke, janji ya. Berarti sorenya gwa langsung ke kost-an lo ya, nga pake acara nelpon2in lo segala."
"Iya hunny. Udah ya, gwa masuk dulu."
"Bye Dinda, love ya" jiah, pagi2 gwa udah ngegombal.
Dinda cuma tersenyum sumringah dengerin kata2 gwa ini, wajahnya memerah. Dan gwa langsung memacu motor gwa balik ke kost-an Dinda. Soalnya tas gwa masih ada disini, dititipin ke si kumis.
"Ohiya, kemaren gwa janji mau nambahin duit buat lo" gwa ngeluarin 2 lembar duit warna biru buat si kumis.
"Nga usah lah mas, yang kemaren juga cukup kok"
"Nga apa, gwa udah janji kok sama lo. Udah ambil aja, ohiya, gwa minta maaf ya kalo kemarenan udah mukulin lo" gwa sebenernya nga tega juga sama si kumis ini.
"Iya mas, saya juga minta maaf kalo nga lapor2 sama mas, padahal saya udah dikasih duit" si kumis keliatan banget nyeselnya.
"Udah lupain aja Mis, lagian gwa juga udah tau belangnya cewek gwa. Yang penting mulai hari ini gwa minta kerjasama lo ya. Jangan sampe nga" kata gwa sambil memeriksa kembali isi back pack gwa.
"Iya mas, saya janji bakal kerjasama. Tapi kok si mas bisa tahu darimana sih kalo mbaknya punya pacar lagi?" si kumis malah KEPO.
"Ah, lo nga perlu tau lah. Ntar lo ngember lagi" sahut gwa sambil memperhatikan baik2 EOS yang gwa pegang ini, takut2 ada yang salah atau hilang aja.
"Ah, si mas bisa aja. Itu bawa2 kamera mau moto2 dimana mas? Boleh dong saya diphoto, buat ngirim2 ke pacar saya nih" hadeuh, mulai nganjen nih si kumis.
"Yah, sori Mis, filmnya udah habis kepake semua. Laen kali aja ya" sahut gwa sambil masukin kamera itu kedalem tas gwa.
"Iya deh mas, tapi beneran lho ya?" kata si Kumis ngarep.
Gwa cuma nganggukin kepala gwa dan menyandang backpack gwa kepunggung. Lalu gwa memacu motor gwa meninggalkan kost2an itu, setelah berpamitan sama si Kumis. Dijalan, pikiran gwa dipenuhi oleh kelebatan2 kejadian yang gwa alamin semalem. Apakah gwa harus merasa senang karena bisa mengorek kebohongan2 Dinda, atau prihatin karena gwa nga lebih cuma seorang pecundang dimata Dinda yang bisa dipecundangi kapan aja. Fvck!
Tapi dari apa yang telah gwa lewati bersama Dinda semalam gwa bisa menarik sebuah pelajaran. Yaitu, bahwa ketika seseorang itu sedang berbohong, maka orang tersebut akan melakukan apa saja agar bisa menutupi kebohongannya. Bahkan berani melakukan apa saja yang diluar nalar, akal sehat dan etika yang berlaku di masyarakat, demi agar kebohongannya berjalan mulus dan nga tercium bau busuknya. What a pathetic!
Gwa tersenyum kecut. Gwa ngerasa seperti Aladin yang menemukan lampu ajaibnya. Dan ketika gwa mengusapnya dengan cara sesuka hati gwa - bahkan dengan pantat gwa sekalipun - maka muncul lah sang jin menawarkan 3 permintaan pada gwa. Dan ketiga permintaan tersebut dikabulkan oleh sang jin begitu saja, tanpa syarat sama sekali. Ya, tanpa syarat sama sekali!
Yeah, you shook me all night long, bitch!

Tapi entah kenapa, pagi itu gwa sebel banget dibangunin sama Felisha. Gwa masih ngantuk berat, karena gwa baru bisa tidur barengan sama azan subuh. Mata gwa rasanya masih lengket banget, susah buat dibukanya. Dan kepala gwa rasanya kayak mau pecah, saking sebentarnya gwa tidur. Semaleman mata gwa susah banget diajak tidurnya, saking kalutnya pikiran gwa setelah ketemuan sama Tantri. Padahal gwa udah 'ngedoping' biar mata gwa bisa diajak merem, tapi tetep aja pikiran gwa nga mau diajak tenang. Dan sekarang setelah gwa sukses ngeistirahatin kepala gwa, Felisha dengan seenaknya ngegangguin istirahat gwa. Ck, tau gitu tadi malem gwa kunci aja sekalian pintu kamar gwa biar Felisha nga gangguin tidur gwa ini.

"Willl, bangun dong Wil!" panggil Felisha sambil terus goyang2in bahu gwa.
"Hmmmmhh....%$@^#^%$%@)&$*^@!" gerendeng gwa sambil menepis2kan tangan Felisha. Gwa semakin meringkuk sambil melukin guling.
"Kriwil, kamu kok susah banget deh hari ini dibanguninnya!" Felisha menaikkan suaranya. Dan makin keras aja goyang2in badan gwa.
"Aaaarggghhh...gwa masih ngantuk Lek!" sahut gwa sambil menutup kuping gwa dengan guling.
"Kriwillll, bangun nga?! Kalo nga aku siram pake aer nih!" nada suara Felisha makin tinggi, pake acara ngancem segala lagi. Arrgghh, berisik banget deh!
"Jeleekkkk, gwa baru subuh tadi tidurnya. Masih ngantuk nih gwa!" sungut gwa tanpa membuka mata sama sekali.
"Biarin, siapa suruh kamu begadangan sampe subuh! Nih, aku udah beliin bubur ayam, sarapan dulu deh, abis itu terserah kamu kalo mau tidur lagi" yee, Felisha malah nyolot.
"Ya udah, lo taroh aja buburnya dimeja, ntar gwa abisin kalo udah bangun tidur. Thanks" sahut gwa sambil ngambil posisi meringkuk lagi melukin guling dan ngebelakangin Felisha.
"Nga boleh! Pasti nga bakalan kamu abisin buburnya. Ayo bangun lah Wil!" kelakuan gwa ini justru makin ngebuat Felisha makin menjadi2 aja.
Badan gwa makin kenceng aja dia goyang2innya. Aduh, makin sakit nih kepala gwa dibikinnya! Bisa gila gwa kalo diginiin terus sama Felisha. Aarrgghhh, sambil muterin badan berbalik kearahnya, gwa sentak kedua tangannya saking gwa udah nga tahan lagi diteror sama Felisha. Dan apa yang terjadi sodara2? Felisha jatuh nibanin gwa. Sebagian tubuh bagian atasnya dan kepalanya mendarat didada gwa yang rata ini. Mirip2 kayak disinetron yak?

Dan seketika itu juga aroma wangi dari rambutnya dan kelembutan parfum tubuhnya menyeruak memenuhi indera penciuman gwa. Gwa serasa melayang dan terbius oleh wewangian yang berasal dari dirinya. Belum lagi sensasi kenyal yang gwa rasain nempel didada gwa. Dan gwa seperti kehilangan kesadaran gwa akibat kegilaan di pagi itu. Sebelum Felisha bangkit dari posisinya, tangan kiri gwa melingkari badannya dan tangan kanan gwa megangin kepalanya, lalu menariknya mendekati muka gwa. Dan terjadi begitu aja, bibir merahnya yang belum tersapu oleh lipstik udah gwa lumati dengan penuh napsu.
Gwa bisa merasakan Felisha meronta2 didalam dekapan gwa dan gwa makin mempererat kuncian tangan gwa ke badannya. Badan gwa emang udah kurus abis, tapi tubuh Felisha terlalu mungil untuk melawan tenaga gwa. Seenggak2nya gwa masih punya waktu sekian detik untuk menikmati bibirnya yang lembut ini, dan setelah itu palingan gwa kena tampar.
Biar gwa nikmatin dulu ciuman yang nga senonoh ini. 
Setelah bersusah payah meronta2 dalam dekapan gwa, akhirnya Felisha bisa melepaskan dirinya. Gwa bisa lihat sinar kemarahan yang teramat sangat dimatanya. Wajarlah, karena gwa udah kurang ajar pagi2 gini sama dia. Dan gwa cuma memasrahkan diri aja kalo pipi gwa ini bakal jadi sasaran tamparannya. Salah lo sendiri Fel, gangguin orang yang baru enak2nya tidur.
"Anj*ng!" makinya sambil melayangkan tangannya kearah gwa.
Silahkan neng tampar gwa, begitu bathin sambil meremin mata gwa dan sama sekali nga coba ngehindarin serangannya. Maksudnya, biar Felisha puas juga gitu lho melampiaskan emosinya. Dug! Felisha nga nampar gwa, tapi dia nonjok gwa. Dan tonjokkannya lumayan telak ngenain hidung gwa. Anjrit pedes banget, sampe2 gwa ngerasain air mata keluar saking sakitnya pukulannya! Sh*t, tonjokkan Felisha ternyata nga selembut dan seenak bibirnya!
"Gila!" maki Felisha lagi sambil ngelemparin gwa make segala macem benda yang ada dikamar gwa. Untung aja itu piring bubur nga ikutan melayang ke gwa.
Lalu Felisha bergegas meninggalkan gwa sendirian yang kelojotan sambil megangin hidung gwa yang sakit ini."Lo juga gila! Patah nih idung gwa!" balas gwa sambil nahanin sakit.
Akhirnya rencana gwa buat ngelanjutin tidur jadi batal. Gwa buru2 bangkit menuju kaca yang nempel ditembok, meriksain hidung gwa. Takutnya patah atau geser aja hidung gwa. Ah, lega gwa, kalo hidung gwa baek2 aja, walaupun ada sedikit lecet disitu. Tapi dari kedua lobang hidung gwa mulai netes2 darah. Aarrrggghhh, lemes dah gwa.
********************
"Aduh, lo tuh emang cita2nya mau jadi jagoan ya?" kata Dinda sambil meriksain keadaan hidung gwa yang mulai kelihatan membiru, sedangkan ruam hitam dimata gwa masih keliatan walau tampak malu2.
"Yaelah Din, namanya juga itu orang yang nyolot duluan dan mukulin gwa. Masih untung gwa ngelawan, coba kalo ngak, bisa lebih bonyok lagi muka gwa" bohong gwa ke Dinda. Masa iya gwa bakal jujur cerita kalo abis ditampol sama Felisha atau nga sengaja ikutan gengnya Wonderboy meres? (thanks kredit to agan abud.cutt, yang ngasih nama gerombolan sialan itu
). Saat itu gwa ngakunya abis ribut gara2 motor gwa disenggol sama mobil."Tapi gwa nga demen ah, ngeliat lo berantem2an kayak gitu. Udah kayak anak kecil aja tauk!"
"Iya-iya, gwa nga lagi2 deh. Ck, elo mah, orang lagi kangen malah dimarah2in" gwa pura2 ngambek.
"Apaan? Lo ngomong apa barusan?" Dinda meletakkan tangannya ke kuping, seolah2 dia nga denger omongan gwa.
"Iya, lo tuh marah2 aja sih sama gwa" ulang gwa agak2 bingung.
"Bukan itu, kayaknya ada lagi deh selain yang marah2" Dinda merapatkan tubuhnya kesebelah gwa.
"Hmmm...apaan ya?" gwa garuk2 kepala gwa yang nga gatel.
"Kangen. Lo tuh ngomong kangen tadi sama gwa. Ih, tumben banget deh hunny bunny gwa ngomong kangen sama gwa. Ada apa gerangan dirimu hunny?" ledek Dinda sambil sambil ngacak2in rambut gwa.
"Lho, bukannya gwa emang sering bilang kangen sama lo Din?" tanya gwa sok cool.
"Dih, lo tuh cowok gwa yang paling kagak romantis, paling pelit ngomong kangen. Apalagi I love you. Boleh dibilang nga pernah kali" Dinda merajuk dengan gayanya yang khas.
"Ya khan lo tahu sendirilah, gwa paling nga demen ngumbar2 kata2 kayak gitu. Buat gwa cinta tuh bukan dimulut Din, tapi jauh didalem hati. Jauh lebih murni ketimbang diumbar2 lewat kata. Kalo aja lo belah dada gwa, pasti bakalan ada stempel nama lo dihati gwa ini." jiah, gwa ngegombal gila ceritanya nih.

"Hunny, so sweet banget sih" Dinda tampak terharu ngedenger gombalan gwa.
Dinda memeluk gwa dan menghadiahi gwa sebuah kecupan dibibir. Lalu kita sejenak larut dengan ciuman2 yang intens. Sukar rasanya gwa menggambarkan ciuman yang sedang gwa jalanin ini. Antara jijik, geli dan muak, campur aduk jadi satu. Tapi gwa harus menjalani sandiwara ini dan menguasai permainan. Gwa nga boleh ketahuan, kalo gwa udah mulai mencium bau busuk yang disimpan oleh Dinda. Dan masih banyak rencana yang udah gwa susun untuk DInda, yang harus gwa lakuin terhadap Dinda sepanjang malem ini nantinya.
"Tapi beneran Din, malem ini gwa kangen banget sama lo kok" kata gwa setelah kita menyelesaikan ciuman itu.
"Iya gwa tahu, gwa juga kangen banget sama elo hun" jawab Dinda.
"Apalagi lo makin susah ditelpon, sms juga jarang dijawab. Makin bikin gwa kangen aja tauk" kata gwa lagi dengan pelan.
"Tapi lo tahu khan hun gwa sibuk kerja. Gwa nih masih kacung statusnya di kantor hun, banyakkan disuruh ini itunya" Dinda mulai agak2 ngotot jawabnya.
"Hey, santai Din. Gwa khan cuma cerita aja kali, cuma ngungkapin perasaan gwa aja. Easy girl" sahut gwa dengan selembut mungkin sambil mengusap rambutnya.
"Iya, gwa juga capek kerja kayak gini hun. Tapi mau gimana lagi? Nanti juga ada masanya gwa bakal agak longgar waktunya. Lo yang sabar ya hun" Dinda menatap gwa, seperti ada penyesalan disitu.
"Tenang aja Din, gwa udah bisa kok makluminnya. Tau nga sih lo, kemaren malem tuh gwa kangennya kebangetan banget deh Din, tumben2an juga telpon lo mati. Ternyata nga enak banget ya pas lagi kangen nga taunya yang dikangenin nga bisa ditelponin. Sampe2 pas tidurnya gwa ngimpiin lo tau nga sih? Kira2 lo ngimpiin gwa juga nga ya malem itu?" asli ini spontan aja gwa nyusun kata2 kayak gini ke Dinda. Yang penting masih sesuai sama garis besar skenario gwa ajalah, buat ngejebak Dinda malem ini.
"........" Dinda terdiam, gwa melihat ada perasaan bersalah diwajahnya.
"Emangnya kemaren malem elo kemana sih Din?" tanya gwa sehati2 mungkin. Kita duduk berhadap2an saat itu dan wajah kita pun nga nyampe sejengkalan jaraknya, sehingga gwa bisa menangkap ekspresi seperti apapun dari wajahnya dengan sejelas mungkin.
"Gwa dikantor sampe jam sembilanan hun, nyelesaiin kerjaan buat presentasi hari ini. Pulangnya gwa udah kecapekan banget dan langsung tidur, makanya gwa nga sempet meriksa hape gwa kalo ternyata udah mati. Sori ya" jawabnya begitu menyakinkan.
Mata gwa nga berkedip sama sekali ketika mendengarkan penjelasan dari Dinda. Bahkan mata gwa menatap dalam2 pada matanya, mencari tanda2 kebohongan disitu. Dan gwa nga menemukan kebohongan disitu, semua tampak begitu menyakinkan. Bahkan gesture tubuh yang menandakan seseorang sedang berbohongpun nga gwa temuin pada saat itu. Anjrit, lemes gwa dibuatnya. Dan saat itu, gwa sempat bimbang, sebenernya ini siapa yang lagi bohong ya? Tantri atau Dinda?
Gwa coba mengendalikan perasaan gwa yang jadi kalut ketika ngedenger jawaban dari Dinda ini. Gwa coba tenangin diri gwa, karena gwa harus tetep fokus pada tujuan gwa ini.
"Iya nga apa2, yang penting khan malem ini gwa bisa ketemuan sama lo Din. Iya nga sih?" jawab gwa setenang dan selembut mungkin. Sementara otak gwa berpikir keras, kira2 omongan apalagi ya, yang bakal gwa keluarin buat ngejebak Dinda?
"Iya hun. Eh hun, emangnya lo ngimpiin gwa apa semalem?" tanya Dinda sambil senyum2 menggoda. Ups, gwa seolah dapet umpan lambung didepan gawang lawan nih!

"Ah, malu ah gwa nyeritainnya." gwa coba ngegantung jawabnya, pengen tahu responnya aja.
"Yee, si hunny mah. Pake acara malu2 sama gwa. Cerita aja kenapa" Dinda memaksa.
"Namanya juga mimpi Din, ceritanya juga juga ngacolah, nga banget" gwa gantungin lagi jawabnya.
"Cerita nga?!" Dinda melototin matanya.
"Tapi lo nga usah masukin ke hati ya, khan ini namanya cuma mimpi Din. Gwa ngeliat lo jalan sama cowok laen Din. Tau nga sih lo, di mimpi itu gwa pengen ngejar lo dan pengen nampol itu cowok. Tapi kaki gwa nga bisa digerak2in masa'. Namanya juga mimpi ya Din, pasti ngaco aja jalan ceritanya. Hehehehehe" gokil, bisa banget dah gwa ngarang2nya.

Dan gwa juga nga mau kehilangan moment ini melalui intaian mata gwa pada Dinda. Sejenak gwa bisa ngeliat Dinda terkesiap kaget, tapi secepat itu pula Dinda bisa menguasai dirinya. Damn, what the great pretender! Dan setelah itu dia ikut2an tertawa2 kecil seperti halnya gwa. Such a great pretender we are.
"Mudah2an aja itu cuma mimpi ngaco gwa aja ya Din. Gwa nga mau kehilangan diri lo. Dan malem ini gwa mau bilang, kalo gwa bener2 sayang sama elo. Gwa sayang banget sama elo, Din" gwa memegang kedua telapak tangan Dinda, seolah ingin merasakan pancaran energy negatif pada dirinya. Atau hanya sekedar mendramatisir keadaan aja.

"Iyalah, itu khan cuma mimpi hun. Gwa juga nga mau kehilangan diri lo, gwa juga sanyang banget sama lo hun" jawabnya dengan nga kalah menyakinkannya, sebelum pada akhirnya Dinda memeluk gwa dan menyembunyikan wajahnya dibahu gwa.
Gwa memeluk erat2 tubuhnya dan nga tahu lagi musti ngomong apa. Yang pasti gwa shock banget dengan yang gwa alamin saat itu. Betapa kita berdua adalah pemain sandiwara yang hebat. Gwa bersandiwara untuk mendapatkan kebenaran, sementara Dinda bersandiwara untuk mengelak kebenaran. Gwa ngerasain Dinda mulai menangis dibahu gwa, sementara gwa dengan susah payah menahan air mata gwa untuk nga tumpah, walaupun gwa udah ngerasain kedua mata gwa panas banget. Walaupun dada gwa ini rasanya sesak banget, mendapati kenyataan kayak gini. Si pecundang ini nga boleh cengeng malem ini. Nga boleh!
Kita larut dalam pelukan ini. Sementara gwa harus menata hati gwa ini. Karena masih ada sesi berikutnya dari skenario gwa buat Dinda. Dan sayangnya nga untuk konsumsi publik ya sob. Maaf ya gan.

********************
"Eh, gwa nitipin tas gwa dulu ke si kumis yak. Ribet juga kali bawa2 tas segede gini sambil boncengin elo"
"Ya udah, tapi jangan lupa lo ambil lagi tasnya. Awas aja kalo sampe kelupaan, ntar diembat si kumis isinya, gwa juga yang repot nantinya" Dinda ngingetin gwa dengan wajah yang was2 gitu.
"Nga lah, bisa gwa cukur abis kumisnya nanti kalo sampe ngilang isi tas gwa. Ya nga Mis? Gwa nitip dulu sebentar ye" gwa nyerahin tas gwa ke kumis yang lagi bengong2 di pos jaganya.
"Apaan nih mas?" tanya si kumis sambil bisik2.
"Udah nga usah banyak nanya lo. Ati2 jangan lu buka2 tuh, ntar bisa meledak tuh"
"Ya amplop, serem amat."
Gwa ngeluarin motor dari halaman kost2an Dinda. Begitu Dinda udah naek ke jok, gwa langsung melajukan motor gwa. Nga jauh2 bener sih jarak kantornya dari kost2an Dinda, paling sekitaran 5 menit aja. Dan gwa berentiin motor di bagian belakang gedung kantornya yang megah itu.
"Bye, hunny. Lo hati2 dijalan ya, jangan sampe nyenggol2 mobil orang lagi, ntar beranteman lagi deh" Dinda mengecup pipi gwa sebelum memasuki areal perkantorannya.
"Din, malem minggu kita nonton yuk. Filmnya ada yang bagus tuh. Lo bisa khan?"
"Malem minggu ya, nanti lo telpon gwa ya?"
"Nga ah, lo putusin sekarang bisa apa nga-nya. Abisan lo susah bener sih di telponinnya" protes gwa semanis mungkin.
Dinda seperti mikir2 gitu. Yeah, sebenernya ajakan gwa ini entah basa-basi doang atau terlarut dengan yang kita lakuin semalem, tapi gwa emang pengen ketemu lagi sama Dinda. Soalnya gwa masih penasaran sama investigasi gwa semaleman tadi. Kayaknya gwa masih belum bisa mengandalkan cerita dari Tantri aja, trus ujug2 gwa nuduh Dinda selingkuh. Nga, gwa musti bisa mergokin Dinda sama si PK itu dengan mata kepala gwa itu. Dan sambil menunggu kesempatan itu datang, apa salahnya sih gwa tetep ngedate sama Dinda.
"Ya udah, gwa bisa deh." jawabnya dengan pasti.
"Oke, janji ya. Berarti sorenya gwa langsung ke kost-an lo ya, nga pake acara nelpon2in lo segala."
"Iya hunny. Udah ya, gwa masuk dulu."
"Bye Dinda, love ya" jiah, pagi2 gwa udah ngegombal.
Dinda cuma tersenyum sumringah dengerin kata2 gwa ini, wajahnya memerah. Dan gwa langsung memacu motor gwa balik ke kost-an Dinda. Soalnya tas gwa masih ada disini, dititipin ke si kumis.
"Ohiya, kemaren gwa janji mau nambahin duit buat lo" gwa ngeluarin 2 lembar duit warna biru buat si kumis.
"Nga usah lah mas, yang kemaren juga cukup kok"
"Nga apa, gwa udah janji kok sama lo. Udah ambil aja, ohiya, gwa minta maaf ya kalo kemarenan udah mukulin lo" gwa sebenernya nga tega juga sama si kumis ini.
"Iya mas, saya juga minta maaf kalo nga lapor2 sama mas, padahal saya udah dikasih duit" si kumis keliatan banget nyeselnya.
"Udah lupain aja Mis, lagian gwa juga udah tau belangnya cewek gwa. Yang penting mulai hari ini gwa minta kerjasama lo ya. Jangan sampe nga" kata gwa sambil memeriksa kembali isi back pack gwa.
"Iya mas, saya janji bakal kerjasama. Tapi kok si mas bisa tahu darimana sih kalo mbaknya punya pacar lagi?" si kumis malah KEPO.
"Ah, lo nga perlu tau lah. Ntar lo ngember lagi" sahut gwa sambil memperhatikan baik2 EOS yang gwa pegang ini, takut2 ada yang salah atau hilang aja.
"Ah, si mas bisa aja. Itu bawa2 kamera mau moto2 dimana mas? Boleh dong saya diphoto, buat ngirim2 ke pacar saya nih" hadeuh, mulai nganjen nih si kumis.
"Yah, sori Mis, filmnya udah habis kepake semua. Laen kali aja ya" sahut gwa sambil masukin kamera itu kedalem tas gwa.
"Iya deh mas, tapi beneran lho ya?" kata si Kumis ngarep.
Gwa cuma nganggukin kepala gwa dan menyandang backpack gwa kepunggung. Lalu gwa memacu motor gwa meninggalkan kost2an itu, setelah berpamitan sama si Kumis. Dijalan, pikiran gwa dipenuhi oleh kelebatan2 kejadian yang gwa alamin semalem. Apakah gwa harus merasa senang karena bisa mengorek kebohongan2 Dinda, atau prihatin karena gwa nga lebih cuma seorang pecundang dimata Dinda yang bisa dipecundangi kapan aja. Fvck!
Tapi dari apa yang telah gwa lewati bersama Dinda semalam gwa bisa menarik sebuah pelajaran. Yaitu, bahwa ketika seseorang itu sedang berbohong, maka orang tersebut akan melakukan apa saja agar bisa menutupi kebohongannya. Bahkan berani melakukan apa saja yang diluar nalar, akal sehat dan etika yang berlaku di masyarakat, demi agar kebohongannya berjalan mulus dan nga tercium bau busuknya. What a pathetic!
Gwa tersenyum kecut. Gwa ngerasa seperti Aladin yang menemukan lampu ajaibnya. Dan ketika gwa mengusapnya dengan cara sesuka hati gwa - bahkan dengan pantat gwa sekalipun - maka muncul lah sang jin menawarkan 3 permintaan pada gwa. Dan ketiga permintaan tersebut dikabulkan oleh sang jin begitu saja, tanpa syarat sama sekali. Ya, tanpa syarat sama sekali!
Yeah, you shook me all night long, bitch!
[YOUTUBE]Lo2qQmj0_h4&feature=kp[/YOUTUBE]
Diubah oleh luckyismine 22-05-2014 14:10
rollyboysalv058 dan sormin180 memberi reputasi
0
Kutip
Balas