- Beranda
- Stories from the Heart
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
...
TS
luckyismine
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
Quote:
MESIN WAKTU
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
MINOR66
Quote:
Permisi agan dan aganwati
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.
Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.
Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa.
So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Quote:
Original Posted By mullupus►Tes tes... 1-2-3...
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa. So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Spoiler for Makasih buat cendolnya :
* * * C H A P T E R I * * *
Spoiler for INDEX:
MUKADIMAH
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
* * * C H A P T E R II * * *
Spoiler for INDEX:
THAT'S WHAT FRIEND ALL FOR
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 84 suara
Siapa yang jadi istri gwa saat ini?
Dinda
12%
Felisha
35%
Bebeb
5%
Megan Fox
23%
Semuanya salah
26%
Diubah oleh luckyismine 05-04-2017 18:38
sormin180 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
356K
Kutip
1.7K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
luckyismine
#427
JULIA SAYS
Spoiler for JULIA SAYS:
Quote:
Gwa markirin motor gwa dibagian belakang gedung perkantoran ini. Biasanya sih kalo parkiran khusus motor, suka di arahin ke basement, mungkin biar nga ngerusak pemandangan dari gedung2 yang megah ini kalo motor2nya pada markir diluaran
Atau mungkin karena udah jam bubaran kantor, jadi dianggepnya gwa cuma tamu yang lagi jemput kerabat dan keluarganya di kantor ini, jadi diijinin markir dibelakang gedung yang seharusnya diisi sama mobil. Halagh, lagian ngapain gwa jadi mikirin masalah parkiran motor sih? 
Gwa berjalan menuju kedepan, kebagian lobby. Sebenernya sih disitu ada pintu masuk dari tempat gwa markir, cuma daripada nantinya jadi nyasar dan malu2in gwa aja akhirnya, biarlah jalan sedikit kedepan. Lagian itung2 olahraga sore lah. Sambil jalan gwa ngeluarin hape gwa dan ngehubungin nomer resepsionis tadi yang udah gwa catet. Mudah2an aja gwa nga salah nyatetnya ya. Sambil nungguin nada panggil di hape, gwa udah mau nyampe ke lobby depan. Gwa lihat dari kejauhan ada seorang cewek yang tinggi dengan seragam kerjanya berdiri disitu dan ketika nada sambungnya terdengar nampak cewek itu mengangkat hape yang sedari tadi dipeganginya.
"Hai, ini gwa Lucky" sapa gwa.
"Kamu udah nyampe mana?"
"Lo nengok ke kanan deh." sahut gwa sambil melambaikan tangan gwa ketika cewek tinggi itu nengok kearah gwa.
Sejenak kita saling melambaikan tangan padahal jarak kita udah deket2an juga. Cewek tinggi itu berlari2 kecil nyamperin gwa, membuat rambut ikal panjangnya yang dicat warna coklat tembaga berayun2 kekiri dan kanan. Cewek ini tingginya sedikit melebihi gwa yang 172 cm ini, mungkin juga dikarenakan high heel yang dikenakannya yang melebihi 5 cm tingginya. Dengan blazernya yang ketat dan rok mininya, menunjukkan betapa langsingnya cewek dihadapan gwa ini dan betapa jenjangnya sepasang kakinya yang putih mulus itu. Dan sebagai seorang resepsionis yang merupakan front office di kantor ini, pastinya akan membuat semua tamu yang datang disini betah berlama2 ditemaninya dengan kesempurnaan penampilannya dan tentu saja kecantikkannya.
"Hai Lucky.... ehhmmm, si panda yang lucu" sapanya sambil tersenyum manis dan menatap lekat2 ke wajah gwa, bahkan sampe miring2in kepalanya saking terpananya dia sama lingkaran hitam yang mulai memudar dimata gwa ini.
"Ehm, makasih. Tapi lo bukan orang pertama yang bilang gwa kayak panda. Tapi, mungkin lo orang pertama yang bilang gwa panda yang lucu" sungut gwa yang dapet sapaan nyebelin ini.
"Oohh kaciannnn, jangan marah2 dong kakak, jadi jelek ah mukanya" godanya yang ngeliat gwa merengut.
"Well, bisa lo mulai ceritanya?"
"Aduh sabar dong Ky, masa' ngobrolnya disini sih? Nga enak dong diliatin satpam nanti. Eh, kamu bawa mobil, motor atau jalan kaki?" cerocosnya
"Gwa bawa motor, kenapa emangnya?" sahut gwa dingin.
"Oh, ya sudahlah. Yuk, ikut aku aja" cewek itu dengan sok akrabnya menggandeng tangan gwa.
"Kita mau kemana nih?" tanya gwa
"Kita ke gedung yang nga jauh dari sini, disitu ada cafe, kita ngobrol disana aja." jawabnya sambil setengah menyeret gwa.
"Tapi..."
"Hush, udah deh, nga usah tapi2an. Aku yang nraktir kok" selanya seolah ngerti kalo gwa nga bawa duit yang cukup buat nongkrong di cafe, sambil tersenyum lepas kearah gwa, memperlihatkan giginya yang bagus. Sumpah, cantik bener ini cewek.
Lalu kita keluar dari pelataran gedung megah ini menyusuri trotoar yang udah dipenuhi para pekerja2 dari gedung2 perkantoran disekitarnya yang lalu-lalang dengan tujuan yang hampir sama, pulang menuju keperaduan masing2. Sementara jalanan pada jalur lambat dan jalur utama yang membelah bangunan2 megah inipun sudah dipenuhi oleh aneka ragam mobil dan motor yang juga menuju keperaduannya masing2. Dan gwa, si pecundang ini, nga tahu apakah nantinya bakal sampe kesini juga, merasakan rutinitas setiap pagi dan sorenya seperti yang gwa lihat pada hari ini.
Sebagaimana gentleman, gwa berjalan disisi luar sedang cewek ini disisi dalam trotoar. Tentunya agar cewek ini nga kesenggol atau keseruduk motor yang tiba2 aja nyelonong naek keatas trotoar (seinget gwa sih, saat itu motor2 belom separah sekarang2 ini yang semakin semena2 nguasain trotoar
). Dan cewek ini makin merapat aja gelendotan ditangan gwa. Bener2 bikin gwa salah tingkah aja. Walaupun jauh didasar hati gwa berasa bangga juga sih digelendotin sama cewek secantik ini, apalagi gwa bisa ngerasain tatapan iri dari para lelaki yang ngeliatin gwa sama cewek ini. Dan cewek ini pun makin menjadi2 gelendotan dibadan gwa sambil kepalanya disenderin kebahu gwa dan melingkarkan tangannya kepinggang gwa. Ahahahahaha, mampus lo semua! Mamam tuh iri! 
Sampe di cafe, suasananya juga udah lumayan rame. Mungkin kayak gini ya suasana hangout disekitaran perkantoran2 megah. Sambil melepaskan kepenatan setelah bekerja dan sambil nungguin macet reda, mereka hangout di cafe2 yang banyak tertebaran disekitar situ. Bener2 life style kota besar banget.
Kita dapet meja yang enak banget menurut gwa. Mejanya lumayan rendah, model2 kayak meja tamu rumahan dan bangkunya adalah sofa yang empuk banget. Dan cewek ini duduk didepan gwa dan sangat kooperatif banget gaya duduknya, sehingga gwa bisa ngeliat bayangan samar2 dibalik rok mininya itu
Huft, gwa bener2 menikmati permainannya disore ini. 
"Kamu mau mesen apa Ky?"
"Ah nga usahlah, elo aja deh." tolak gwa malu2.
"Ish, nga usah sok malu2 ah di depan aku. Apa mau aku pesenin?"
"Terserah lo aja lah, asal jangan dipesenin baygon aja" canda gwa sambil ngidupin sebatang rokok.
"Halagh, emang segitu desperate-nya kamu ini? Kacian deh" cewek itu menyeringai kearah gwa, wush, hawa godaan begitu dahsyat terasa menyerang iman gwa.
".........." gwa cuma tersenyum kecut.
"Buat kamu aku pesenin teh cammomile anget deh. Cocok kayaknya buat ngademin hati kamu" kata cewek itu sambil ngediktein pesenannya pada waiter.
Lalu cewek itu ngeluarin rokok putih mentol dari dalam tasnya dan menyelipkannya dibibirnya yang merah merekah itu. Sungguh, gwa sangat menikmati pemandangan yang ada didepan gwa ini. Moment2 ketika dia menyalakan rokoknya, menarik asapnya dengan penuh kenikmatan dan meniupkannya perlahan2 melalui celah2 bibirnya yang sedikit bulat namun padat itu (jadi inget bibirnya Angelina Jolie nih
). Aahhh, seandainya aja..... 
"So, udah bisa dimulai ceritanya?" tanya gwa sambil mengusir jauh2 pikiran khas Jimbo dari kepala gwa.
"Oke, tapi pertama2 aku mau memperkenalkan diri dulu. Nama aku Tantri" cewek ini mengulurkan tangannya sambil memajukan badannya mendekati gwa, sehingga wajahnya hanya berjarak beberapa centi dari gwa.
"Ups, my fault, gwa lupa nanyain nama lo. Nama gwa Lucky dan sori kalo gwa nga biasa formal2an nyebut aku-kamu sama lo" gwa menyambut uluran tangannya.
"Its okey, aku suka kok sama cowok model kayak kamu gini. Keliatan cool dan sedikit nakal, tapi sayangnya nga cocok buat diajak serius." ujarnya tanpa menyurutkan tubuhnya kembali kebelakang. Wajahnya masih dihadapan gwa. Sehingga gwa bisa melihat bola matanya yang berwarna kehijauan oleh soflensnya, yang menatap gwa tanpa berkedip sama sekali. Walaupun matanya nampak teduh tapi gwa seperti ngerasain betapa tatapannya itu seolah pengen nelanjangin gwa aja.
"Ahahahaha, sok tau lo ah." gwa tertawa kecut ngadepin kelakuan cewek ini yang bikin gwa makin salah tingkah aja.
"Whatever you say darlin'. Kamu sendiri kok yang tau diri kamu kayak apa" Tantri kembali duduk pada posisinya semula, "overall, kamu ini ganteng kok. Pantes aja Dinda tergila2 sama kamu. Cuma sayangnya kamu kok kurus dan dekil banget sih? Kamu nga jadi junkies khan?"
"What...?" gwa tercekat, bisa2an ya ini cewek nuduh gwa junkies.
"Ok, nga perlu kamu jawab kok pertanyaan aku yang terakhir tadi" kata Tantri sambil tersenyum penuh arti seolah menenangkan gwa.
"Iyalah. Lagian gwa kesini bukan mau dengerin penilaian lo tentang gwa. Tapi gwa mau dengerin cerita lo tentang Dinda. You got my message huh?!" ketus gwa yang mulai nga sabaran.
"Iihh, panda lucu ku kalo marah makin keliatan sexynya deh" Tantri malah godain gwa.
"Serius dong, please" gwa mencekal dengan keras pergelangan tangannya.
"Ok..ok.. aku musti cerita darimana?"
"Terserah lo! Yang pasti cerita tentang Dinda! Bukan tentang gwa apalagi tenang lo!" hardik gwa tapi dengan suara yang pelan. Nga enak juga kali kalo kedengeran sama orang sekitaran kalo gwa maki2 ini cewek.
"Ok, as you wish darlin'. Entah kamu sadar atau nga, Dindamu lagi selingkuhin kamu sekarang." katanya seperti mencibir, sambil meniupkan asap rokoknya kearah gwa.
Gwa terhenyak mendengarkannya. Kata2nya cukup jelas terdengar dikuping gwa, jadi gwa nga perlu lagi meminta Tantri untuk mengulanginya lagi. Dan gwa nga tahu perasaan apa yang bergumul dihati gwa saat itu. Semuanya bercampur aduk didada gwa, entah itu rasa marah, kecewa atau mungkin jijik. Dan gwa bisa ngerasain dada gwa bergemuruh dengan hebatnya dan perut gwa terasa mual. Gwa juga bisa ngerasain bahwa wajah gwa ini serasa memanas, terutama pada kedua mata gwa. Annnjjj****nnnngggggg!!!
Tenang Ky, tenang, lo nga boleh norak disini. Lo musti bisa ngendaliin diri lo. Dan lo juga jangan jadi cengeng. Lo musti ngehadepin kenyataan pahit ini. Lo musti bisa!
Gwa menyesap perlahan teh hangat yang ada dihadapan gwa. Gwa coba menyembunyikan kekacauan hati gwa ini dari Tantri. Masih banyak pertanyaan yang akan gwa lontarkan padanya, jadi gwa musti bisa ngejaga kelakuan gwa. Sekali lagi gwa sesap teh hangat ini. Damn! Ternyata teh yang dipesankan oleh Tantri ini mampu membuat hati gwa yang kusut ini jadi sedikit adem.
"Kamu nga apa2 Ky? Apa aku nga usah nerusin ceritaku ini?" tanyanya dengan hati2.
"Nga apa2, i'm fvcking fine ok?! Please, lanjutin aja ceritanya" sahut gwa sambil masang muka paling cool.
"Ok, aku lanjut ya. Sebenernya yang brengsek itu adalah cowoknya. Dikantor dia emang ngetop, punya jabatan walaupun beda divisi sama Dinda dan sangat PK. Buat dia semua cewek2 dikantor dianggapnya seperti trophy. Yang akan dia perjuangin mati2an untuk ngedapetinnya, bagaimanapun caranya, agar bisa menambah koleksi2 trophynya. Dan sekarang Dinda adalah trophy terbarunya"
"Wow, berarti lo pernah jadi trophynya juga dong? Wanjrit, jadi penasaran gwa pengen ngeliat mukanya" timpal gwa yang udah bisa menguasai perasaan gwa.
"Hihihihi, aku masih bodoh dulu Ky, sama kayak Dindamu itu. Kalo soal mukanya, aku nga mau komentar ah. Selera perempuan tuh kadang complicated tauk" Tantri terkekeh malu.
"Lho, emangnya kenapa nga mau komentar soal mukanya? Makin penasaran nih gwa"
"Nanti pada saatnya juga kamu tau kok."
"Yup, bener kata lo. Gwa musti bisa nangkep basah mereka, biar puas gwa gebukin itu orang" tangan gwa mengepal dengan keras, "btw, sejak kapan mereka mulai deket Tan?"
"Please, don't called me Tan, kesannya aku tante2 deh. Panggil aku Tri aja." Tantri nyalain rokoknya lagi, "sejak Dinda masuk kerja, si PK itu udah mulai gerilya. Ya, kamu bisa ngitung lah udah berapa lamanya."
Fvck! Berarti sejak Dinda mulai kerja, Dinda udah mulai maen gila dibelakang gwa. Padahal dulu gwa inget banget, kalo gwa rela diputusin sama Dinda kalo dia nga mau nungguin gwa ngebenahin masa depan gwa ini. Walaupun sampe saat ini Dinda belum ngasih keputusannya, tapi gwa ngerasa kalo Dinda masih mau bertahan untuk tetap sama gwa. Asem! Bener2 pecundang banget gwa!
"Kalo boleh tau, apa sih motivasi lo sebenernya ngasih tau kelakuan Dinda ini? Tolong jangan bilang karena lo kasihan sama gwa ya?!" tanya gwa yang mulai kalut lagi.
"Tenang Ky, aku tahu kamu nga butuh dikasihani. Tapi aku kasihan sama Dinda, karena dia udah terlalu berlarut2 sama si PK. Kalo cuma one night stand aja, aku bisa maklumin deh. Tapi ini udah kebangetan, udah kayak orang pacaran. Padahal jelas2 Dinda tahu kalo si PK itu udah punya istri dan anak. Aku cuma pengen mereka bubar grak. Apapun caranya dan jalannya" Tantri sedikit berapi2 bicaranya.
Madafakaaaa!!! Gila ya si Dinda, suami orangpun masih mau dihajar juga. Asli, kaget dan nga habis pikir gwa, bisa2nya cewek gwa segila itu. Tiba2 gwa ngerasa badan gwa begitu lemes dan perut gwa makin mual. Keringat dingin mulai mengucur dari kuduk dan kepala gwa. Gwa nga bisa berkata2 lagi. Lidah gwa rasanya kelu. Dan tubuh gwa rasanya lemes, selemes2nya.
Berarti, belum lama itu Dinda cerita ke gwa tentang masalah temennya yang lagi selingkuh sama suami orang itu, ternyata adalah masalah yang lagi dijalaninnya ya? Tololnya gwa, yang nga sensitif ngebaca isyarat2 yang Dinda kasih tahuin ke gwa secara nga langsung. Trus, apa maksudnya juga dia pake ngasih2 isyarat kayak gitu? Galau kah? Atau cuma mau pamer aja? Argghh, pusing dah gwa!
Tantri mendekati gwa dan duduk disebelah gwa. Tangannya perlahan2 megangin telapak tangan gwa yang lunglai disebelah paha gwa, dan sebelah tangannya mulai mengelapi keringat gwa yang semakin membasahi wajah gwa. Gwa bisa merasakan kehangatan yang mengalir dari genggaman tangannya itu.
"Lucky, kamu nga apa2? Muka kamu pucet gitu" tanyanya dengan prihatin yang nga dibuat2.
"Udah, gwa nga apa2 kok" elak gwa sambil menjauhkan tangannya yang ngusapin muka gwa pake tisu, "gwa nga apa2 Tri"
"Tangan kamu dingin banget Ky. Mending kamu minum dulu tehnya" Tantri mengambil cangkir teh itu dan mengangsurkannya pada gwa.
Perlahan2 gwa menyesapi lagi teh yang masih hangat ini. Tapi kali ini kegundahan gwa nga bisa ditutupi oleh kelembutan teh yang gwa minum ini. Ingin rasanya gwa menumpahkan segala emosi yang gwa rasain itu, ingin rasanya gwa peluk cewek yang disebelah gwa ini dan menumpahkan segalanya disitu. Tapi apa itu nga jadi norak? Gwa ini laki2, dan walaupun sepecundang apapun, gwa harus bisa menahannya. Gwa harus bisa!
"Thanks ya Tri, buat cerita lo sama tehnya" gwa bangkit dari duduk gwa.
"Eh, kamu mau kemana?" Tantri menarik tangan gwa dan menahan gwa.
"Gwa mau ke kost-an Dinda" sahut gwa sambil menyentak tangannya.
"Percuma Ky, mereka pasti udah nga ada di kost-an Dinda. Soalnya malem ini kita2 pada mau hangout di -SENSOR-, biasanya sehabis nganterin ke kost si PK nitipin Dinda ke apartemennya ehm, laki aku. Habis itu si PK pulang dulu setor muka ke anak dan istrinya, baru balik lagi jemput Dinda" Tantri menjelaskan panjang lebar.
"Laki lo? Maksudnya suami gitu?"
"Yeah, kurang lebih kayak gitu deh" Tantri jadi salah tingkah karena gwa tatap penuh keheranan, "Please, ngeliatnya jangan kayak gitu dong"
"Trus apa hubungannya sama si PK?"
"Mereka sama2 temen dari SMA aja sih, makanya aku banyak tahu sepak terjangnya si PK"
"Oh gitu toh. Berarti laki lo sama PK-nya dan suami orang juga dong?" sinis gwa.
"Ish...." desisnya sambil tersipu malu dan melayangkan cubitannya ke pinggang gwa.
"Yo wis lah, gwa pulang aja deh. Makin banyak gwa tau tentang lo sama Dinda makin puyeng pala gwa" beneran, kepala gwa berasa berat banget nih. Gwa berasa kayak orang yang lama tinggal di goa, yang udah banyak ketinggalan tentang gaya hidup manusia2 di kota ini. Apalagi gaya hidup ala yuppie kayak gini.
"Tunggu Ky, aku cuma mau ngasih tau kamu. Kalo sebenernya Dinda tuh sayang banget sama kamu. Dinda itu sebenernya lagi bingung aja dengan hubungan yang dijalanin sama kamu. Dia pengen kamu bisa nyelesaiin kuliah, trus kerja dan ngelamar Dinda." Tantri megangin lengan gwa dengan kedua tangannya, seolah takut gwa ngeloyor pergi.
"I see, jadi ini semua karena salah gwa ya? Gitu Tri? Tapi kalo Dinda emang sayang sama gwa kenapa juga dia jalan sama om2? Kalo Dinda bingung, kenapa juga dia masih pertahanin gwa? Padahal khan..hmmpp" omongan gwa terhenti karena tiba2 aja bibir yang bulat merekah itu udah melumat bibir gwa. Nga nyampe hitungan menit bibir itu melumati dengan penuh kelembutan, karena kesadaran gwa udah keburu kembali dan mendorong tubuhnya menjauhi gwa.
"Apa-apaan nih?" geram gwa sambil mengusap bibir gwa. Tapi sumpah, ciumannya enak banget sob!
"Maaf, aku nga bisa nahan diri. Aku nga tahan kalo ngeliat kamu sewot2 kayak gitu, so irresistible." jawabnya perlahan sambil tersenyum2 aneh. Gwa lihat wajahnya udah memerah, entah itu karena malu atau....
"........" gwa nga ngejawab. Tapi kata2nya itu bener2 bikin gwa seperti terbang ke awang2. Bitch please!
"Ya udah kita pulang yuk. Lama2 aku jadi berasa gerah deket2an sama kamu" Tantri mengerlingkan matanya sambil mengulas senyumannya yang begitu menggoda.
Setelah membayar bill-nya, Tantri kembali gelendotan dibahu gwa. Dan sekarang dengan perasaan gwa yang lagi ancur2an kayak gini gwa menyambut sikapnya nga kalah hangatnya. Gwa lingkarin tangan gwa kepundaknya dan memeluknya rapat2. Kepalang tanggung lah!
"Makasih ya, lo udah bantuin gwa. I owe you once" kata gwa yang udah galau ini sambil mencium kepalanya yang udah deket banget sama gwa.
"Makanya, laen kali kamu musti bayar utang kamu itu" sahutnya sambil ngutak-ngatik hapenya.
"Gwa musti bayar apa?"
"Dinner mungkin? Hey, ini aku udah save nomer kamu ya. Kamu jangan lupa save nomer aku juga lho? Liat nih" Tantri mendekatkan hape nya ke muka gwa. Gwa bisa ngeliat dilayarnya tertulis 'PaNDa LuCu'. Halagh!
"Ngapain juga gwa save nomer lo?" goda gwa.
"Catet ya, pertama, kamu pasti akan ngehubungin aku, sooner or later. Kedua, kamu masih punya utang sama aku. Dan utang itu kudu wajib dibayar. OK?!"
"Siap bu!"
Kita berdua berdiri didepan trotoar nungguin taksi buat Tantri. Di jam2 padat pulang kantor kayak gini lumayan susah juga dapetin taksi yang kosong. Lumayan lama juga kita berdiri disitu. Tapi gwa enjoy2 ajalah. Kapan lagi ada kesempatan dua2an sama cewek bening kayak Tantri ini.
"Ky, kamu musti bisa menangin hatinya Dinda lagi. Aku bisa liat kalian saling menyayangi. Ok" kata Tantri sambil mencium pipi gwa sebelum masuk kedalam taksi.
"Sori Tri, hati gwa bukan keranjang sampah" sahut gwa sambil megangin pintu taksi.
"Jadi nga ada second change nih?" tanyanya sambil membawa masuk tubuh langsingnya kedalam taksi.
"Nope, dia udah ngegunain second change-nya. Dan gwa juga nga punya third change"
"Poor Dinda. Ya sudah, aku pulang dulu ya. Inget utang kamu sama aku ya. Bye panda, muach"
Gwa cuma tersenyum penuh arti sambil melambaikan tangan gwa. Next time babe, next time..... :nyengirjahat
Atau mungkin karena udah jam bubaran kantor, jadi dianggepnya gwa cuma tamu yang lagi jemput kerabat dan keluarganya di kantor ini, jadi diijinin markir dibelakang gedung yang seharusnya diisi sama mobil. Halagh, lagian ngapain gwa jadi mikirin masalah parkiran motor sih? 
Gwa berjalan menuju kedepan, kebagian lobby. Sebenernya sih disitu ada pintu masuk dari tempat gwa markir, cuma daripada nantinya jadi nyasar dan malu2in gwa aja akhirnya, biarlah jalan sedikit kedepan. Lagian itung2 olahraga sore lah. Sambil jalan gwa ngeluarin hape gwa dan ngehubungin nomer resepsionis tadi yang udah gwa catet. Mudah2an aja gwa nga salah nyatetnya ya. Sambil nungguin nada panggil di hape, gwa udah mau nyampe ke lobby depan. Gwa lihat dari kejauhan ada seorang cewek yang tinggi dengan seragam kerjanya berdiri disitu dan ketika nada sambungnya terdengar nampak cewek itu mengangkat hape yang sedari tadi dipeganginya.
"Hai, ini gwa Lucky" sapa gwa.
"Kamu udah nyampe mana?"
"Lo nengok ke kanan deh." sahut gwa sambil melambaikan tangan gwa ketika cewek tinggi itu nengok kearah gwa.
Sejenak kita saling melambaikan tangan padahal jarak kita udah deket2an juga. Cewek tinggi itu berlari2 kecil nyamperin gwa, membuat rambut ikal panjangnya yang dicat warna coklat tembaga berayun2 kekiri dan kanan. Cewek ini tingginya sedikit melebihi gwa yang 172 cm ini, mungkin juga dikarenakan high heel yang dikenakannya yang melebihi 5 cm tingginya. Dengan blazernya yang ketat dan rok mininya, menunjukkan betapa langsingnya cewek dihadapan gwa ini dan betapa jenjangnya sepasang kakinya yang putih mulus itu. Dan sebagai seorang resepsionis yang merupakan front office di kantor ini, pastinya akan membuat semua tamu yang datang disini betah berlama2 ditemaninya dengan kesempurnaan penampilannya dan tentu saja kecantikkannya.
"Hai Lucky.... ehhmmm, si panda yang lucu" sapanya sambil tersenyum manis dan menatap lekat2 ke wajah gwa, bahkan sampe miring2in kepalanya saking terpananya dia sama lingkaran hitam yang mulai memudar dimata gwa ini.
"Ehm, makasih. Tapi lo bukan orang pertama yang bilang gwa kayak panda. Tapi, mungkin lo orang pertama yang bilang gwa panda yang lucu" sungut gwa yang dapet sapaan nyebelin ini.
"Oohh kaciannnn, jangan marah2 dong kakak, jadi jelek ah mukanya" godanya yang ngeliat gwa merengut.
"Well, bisa lo mulai ceritanya?"
"Aduh sabar dong Ky, masa' ngobrolnya disini sih? Nga enak dong diliatin satpam nanti. Eh, kamu bawa mobil, motor atau jalan kaki?" cerocosnya
"Gwa bawa motor, kenapa emangnya?" sahut gwa dingin.
"Oh, ya sudahlah. Yuk, ikut aku aja" cewek itu dengan sok akrabnya menggandeng tangan gwa.
"Kita mau kemana nih?" tanya gwa
"Kita ke gedung yang nga jauh dari sini, disitu ada cafe, kita ngobrol disana aja." jawabnya sambil setengah menyeret gwa.
"Tapi..."
"Hush, udah deh, nga usah tapi2an. Aku yang nraktir kok" selanya seolah ngerti kalo gwa nga bawa duit yang cukup buat nongkrong di cafe, sambil tersenyum lepas kearah gwa, memperlihatkan giginya yang bagus. Sumpah, cantik bener ini cewek.

Lalu kita keluar dari pelataran gedung megah ini menyusuri trotoar yang udah dipenuhi para pekerja2 dari gedung2 perkantoran disekitarnya yang lalu-lalang dengan tujuan yang hampir sama, pulang menuju keperaduan masing2. Sementara jalanan pada jalur lambat dan jalur utama yang membelah bangunan2 megah inipun sudah dipenuhi oleh aneka ragam mobil dan motor yang juga menuju keperaduannya masing2. Dan gwa, si pecundang ini, nga tahu apakah nantinya bakal sampe kesini juga, merasakan rutinitas setiap pagi dan sorenya seperti yang gwa lihat pada hari ini.
Sebagaimana gentleman, gwa berjalan disisi luar sedang cewek ini disisi dalam trotoar. Tentunya agar cewek ini nga kesenggol atau keseruduk motor yang tiba2 aja nyelonong naek keatas trotoar (seinget gwa sih, saat itu motor2 belom separah sekarang2 ini yang semakin semena2 nguasain trotoar
). Dan cewek ini makin merapat aja gelendotan ditangan gwa. Bener2 bikin gwa salah tingkah aja. Walaupun jauh didasar hati gwa berasa bangga juga sih digelendotin sama cewek secantik ini, apalagi gwa bisa ngerasain tatapan iri dari para lelaki yang ngeliatin gwa sama cewek ini. Dan cewek ini pun makin menjadi2 gelendotan dibadan gwa sambil kepalanya disenderin kebahu gwa dan melingkarkan tangannya kepinggang gwa. Ahahahahaha, mampus lo semua! Mamam tuh iri! 
Sampe di cafe, suasananya juga udah lumayan rame. Mungkin kayak gini ya suasana hangout disekitaran perkantoran2 megah. Sambil melepaskan kepenatan setelah bekerja dan sambil nungguin macet reda, mereka hangout di cafe2 yang banyak tertebaran disekitar situ. Bener2 life style kota besar banget.
Kita dapet meja yang enak banget menurut gwa. Mejanya lumayan rendah, model2 kayak meja tamu rumahan dan bangkunya adalah sofa yang empuk banget. Dan cewek ini duduk didepan gwa dan sangat kooperatif banget gaya duduknya, sehingga gwa bisa ngeliat bayangan samar2 dibalik rok mininya itu
Huft, gwa bener2 menikmati permainannya disore ini. 
"Kamu mau mesen apa Ky?"
"Ah nga usahlah, elo aja deh." tolak gwa malu2.
"Ish, nga usah sok malu2 ah di depan aku. Apa mau aku pesenin?"
"Terserah lo aja lah, asal jangan dipesenin baygon aja" canda gwa sambil ngidupin sebatang rokok.
"Halagh, emang segitu desperate-nya kamu ini? Kacian deh" cewek itu menyeringai kearah gwa, wush, hawa godaan begitu dahsyat terasa menyerang iman gwa.

".........." gwa cuma tersenyum kecut.
"Buat kamu aku pesenin teh cammomile anget deh. Cocok kayaknya buat ngademin hati kamu" kata cewek itu sambil ngediktein pesenannya pada waiter.
Lalu cewek itu ngeluarin rokok putih mentol dari dalam tasnya dan menyelipkannya dibibirnya yang merah merekah itu. Sungguh, gwa sangat menikmati pemandangan yang ada didepan gwa ini. Moment2 ketika dia menyalakan rokoknya, menarik asapnya dengan penuh kenikmatan dan meniupkannya perlahan2 melalui celah2 bibirnya yang sedikit bulat namun padat itu (jadi inget bibirnya Angelina Jolie nih
). Aahhh, seandainya aja..... 
"So, udah bisa dimulai ceritanya?" tanya gwa sambil mengusir jauh2 pikiran khas Jimbo dari kepala gwa.
"Oke, tapi pertama2 aku mau memperkenalkan diri dulu. Nama aku Tantri" cewek ini mengulurkan tangannya sambil memajukan badannya mendekati gwa, sehingga wajahnya hanya berjarak beberapa centi dari gwa.
"Ups, my fault, gwa lupa nanyain nama lo. Nama gwa Lucky dan sori kalo gwa nga biasa formal2an nyebut aku-kamu sama lo" gwa menyambut uluran tangannya.
"Its okey, aku suka kok sama cowok model kayak kamu gini. Keliatan cool dan sedikit nakal, tapi sayangnya nga cocok buat diajak serius." ujarnya tanpa menyurutkan tubuhnya kembali kebelakang. Wajahnya masih dihadapan gwa. Sehingga gwa bisa melihat bola matanya yang berwarna kehijauan oleh soflensnya, yang menatap gwa tanpa berkedip sama sekali. Walaupun matanya nampak teduh tapi gwa seperti ngerasain betapa tatapannya itu seolah pengen nelanjangin gwa aja.

"Ahahahaha, sok tau lo ah." gwa tertawa kecut ngadepin kelakuan cewek ini yang bikin gwa makin salah tingkah aja.
"Whatever you say darlin'. Kamu sendiri kok yang tau diri kamu kayak apa" Tantri kembali duduk pada posisinya semula, "overall, kamu ini ganteng kok. Pantes aja Dinda tergila2 sama kamu. Cuma sayangnya kamu kok kurus dan dekil banget sih? Kamu nga jadi junkies khan?"
"What...?" gwa tercekat, bisa2an ya ini cewek nuduh gwa junkies.
"Ok, nga perlu kamu jawab kok pertanyaan aku yang terakhir tadi" kata Tantri sambil tersenyum penuh arti seolah menenangkan gwa.
"Iyalah. Lagian gwa kesini bukan mau dengerin penilaian lo tentang gwa. Tapi gwa mau dengerin cerita lo tentang Dinda. You got my message huh?!" ketus gwa yang mulai nga sabaran.
"Iihh, panda lucu ku kalo marah makin keliatan sexynya deh" Tantri malah godain gwa.
"Serius dong, please" gwa mencekal dengan keras pergelangan tangannya.
"Ok..ok.. aku musti cerita darimana?"
"Terserah lo! Yang pasti cerita tentang Dinda! Bukan tentang gwa apalagi tenang lo!" hardik gwa tapi dengan suara yang pelan. Nga enak juga kali kalo kedengeran sama orang sekitaran kalo gwa maki2 ini cewek.
"Ok, as you wish darlin'. Entah kamu sadar atau nga, Dindamu lagi selingkuhin kamu sekarang." katanya seperti mencibir, sambil meniupkan asap rokoknya kearah gwa.
Gwa terhenyak mendengarkannya. Kata2nya cukup jelas terdengar dikuping gwa, jadi gwa nga perlu lagi meminta Tantri untuk mengulanginya lagi. Dan gwa nga tahu perasaan apa yang bergumul dihati gwa saat itu. Semuanya bercampur aduk didada gwa, entah itu rasa marah, kecewa atau mungkin jijik. Dan gwa bisa ngerasain dada gwa bergemuruh dengan hebatnya dan perut gwa terasa mual. Gwa juga bisa ngerasain bahwa wajah gwa ini serasa memanas, terutama pada kedua mata gwa. Annnjjj****nnnngggggg!!!
Tenang Ky, tenang, lo nga boleh norak disini. Lo musti bisa ngendaliin diri lo. Dan lo juga jangan jadi cengeng. Lo musti ngehadepin kenyataan pahit ini. Lo musti bisa!
Gwa menyesap perlahan teh hangat yang ada dihadapan gwa. Gwa coba menyembunyikan kekacauan hati gwa ini dari Tantri. Masih banyak pertanyaan yang akan gwa lontarkan padanya, jadi gwa musti bisa ngejaga kelakuan gwa. Sekali lagi gwa sesap teh hangat ini. Damn! Ternyata teh yang dipesankan oleh Tantri ini mampu membuat hati gwa yang kusut ini jadi sedikit adem.

"Kamu nga apa2 Ky? Apa aku nga usah nerusin ceritaku ini?" tanyanya dengan hati2.
"Nga apa2, i'm fvcking fine ok?! Please, lanjutin aja ceritanya" sahut gwa sambil masang muka paling cool.
"Ok, aku lanjut ya. Sebenernya yang brengsek itu adalah cowoknya. Dikantor dia emang ngetop, punya jabatan walaupun beda divisi sama Dinda dan sangat PK. Buat dia semua cewek2 dikantor dianggapnya seperti trophy. Yang akan dia perjuangin mati2an untuk ngedapetinnya, bagaimanapun caranya, agar bisa menambah koleksi2 trophynya. Dan sekarang Dinda adalah trophy terbarunya"
"Wow, berarti lo pernah jadi trophynya juga dong? Wanjrit, jadi penasaran gwa pengen ngeliat mukanya" timpal gwa yang udah bisa menguasai perasaan gwa.
"Hihihihi, aku masih bodoh dulu Ky, sama kayak Dindamu itu. Kalo soal mukanya, aku nga mau komentar ah. Selera perempuan tuh kadang complicated tauk" Tantri terkekeh malu.
"Lho, emangnya kenapa nga mau komentar soal mukanya? Makin penasaran nih gwa"
"Nanti pada saatnya juga kamu tau kok."
"Yup, bener kata lo. Gwa musti bisa nangkep basah mereka, biar puas gwa gebukin itu orang" tangan gwa mengepal dengan keras, "btw, sejak kapan mereka mulai deket Tan?"
"Please, don't called me Tan, kesannya aku tante2 deh. Panggil aku Tri aja." Tantri nyalain rokoknya lagi, "sejak Dinda masuk kerja, si PK itu udah mulai gerilya. Ya, kamu bisa ngitung lah udah berapa lamanya."
Fvck! Berarti sejak Dinda mulai kerja, Dinda udah mulai maen gila dibelakang gwa. Padahal dulu gwa inget banget, kalo gwa rela diputusin sama Dinda kalo dia nga mau nungguin gwa ngebenahin masa depan gwa ini. Walaupun sampe saat ini Dinda belum ngasih keputusannya, tapi gwa ngerasa kalo Dinda masih mau bertahan untuk tetap sama gwa. Asem! Bener2 pecundang banget gwa!
"Kalo boleh tau, apa sih motivasi lo sebenernya ngasih tau kelakuan Dinda ini? Tolong jangan bilang karena lo kasihan sama gwa ya?!" tanya gwa yang mulai kalut lagi.
"Tenang Ky, aku tahu kamu nga butuh dikasihani. Tapi aku kasihan sama Dinda, karena dia udah terlalu berlarut2 sama si PK. Kalo cuma one night stand aja, aku bisa maklumin deh. Tapi ini udah kebangetan, udah kayak orang pacaran. Padahal jelas2 Dinda tahu kalo si PK itu udah punya istri dan anak. Aku cuma pengen mereka bubar grak. Apapun caranya dan jalannya" Tantri sedikit berapi2 bicaranya.
Madafakaaaa!!! Gila ya si Dinda, suami orangpun masih mau dihajar juga. Asli, kaget dan nga habis pikir gwa, bisa2nya cewek gwa segila itu. Tiba2 gwa ngerasa badan gwa begitu lemes dan perut gwa makin mual. Keringat dingin mulai mengucur dari kuduk dan kepala gwa. Gwa nga bisa berkata2 lagi. Lidah gwa rasanya kelu. Dan tubuh gwa rasanya lemes, selemes2nya.
Berarti, belum lama itu Dinda cerita ke gwa tentang masalah temennya yang lagi selingkuh sama suami orang itu, ternyata adalah masalah yang lagi dijalaninnya ya? Tololnya gwa, yang nga sensitif ngebaca isyarat2 yang Dinda kasih tahuin ke gwa secara nga langsung. Trus, apa maksudnya juga dia pake ngasih2 isyarat kayak gitu? Galau kah? Atau cuma mau pamer aja? Argghh, pusing dah gwa!
Tantri mendekati gwa dan duduk disebelah gwa. Tangannya perlahan2 megangin telapak tangan gwa yang lunglai disebelah paha gwa, dan sebelah tangannya mulai mengelapi keringat gwa yang semakin membasahi wajah gwa. Gwa bisa merasakan kehangatan yang mengalir dari genggaman tangannya itu.
"Lucky, kamu nga apa2? Muka kamu pucet gitu" tanyanya dengan prihatin yang nga dibuat2.
"Udah, gwa nga apa2 kok" elak gwa sambil menjauhkan tangannya yang ngusapin muka gwa pake tisu, "gwa nga apa2 Tri"
"Tangan kamu dingin banget Ky. Mending kamu minum dulu tehnya" Tantri mengambil cangkir teh itu dan mengangsurkannya pada gwa.
Perlahan2 gwa menyesapi lagi teh yang masih hangat ini. Tapi kali ini kegundahan gwa nga bisa ditutupi oleh kelembutan teh yang gwa minum ini. Ingin rasanya gwa menumpahkan segala emosi yang gwa rasain itu, ingin rasanya gwa peluk cewek yang disebelah gwa ini dan menumpahkan segalanya disitu. Tapi apa itu nga jadi norak? Gwa ini laki2, dan walaupun sepecundang apapun, gwa harus bisa menahannya. Gwa harus bisa!
"Thanks ya Tri, buat cerita lo sama tehnya" gwa bangkit dari duduk gwa.
"Eh, kamu mau kemana?" Tantri menarik tangan gwa dan menahan gwa.
"Gwa mau ke kost-an Dinda" sahut gwa sambil menyentak tangannya.
"Percuma Ky, mereka pasti udah nga ada di kost-an Dinda. Soalnya malem ini kita2 pada mau hangout di -SENSOR-, biasanya sehabis nganterin ke kost si PK nitipin Dinda ke apartemennya ehm, laki aku. Habis itu si PK pulang dulu setor muka ke anak dan istrinya, baru balik lagi jemput Dinda" Tantri menjelaskan panjang lebar.
"Laki lo? Maksudnya suami gitu?"
"Yeah, kurang lebih kayak gitu deh" Tantri jadi salah tingkah karena gwa tatap penuh keheranan, "Please, ngeliatnya jangan kayak gitu dong"
"Trus apa hubungannya sama si PK?"
"Mereka sama2 temen dari SMA aja sih, makanya aku banyak tahu sepak terjangnya si PK"
"Oh gitu toh. Berarti laki lo sama PK-nya dan suami orang juga dong?" sinis gwa.
"Ish...." desisnya sambil tersipu malu dan melayangkan cubitannya ke pinggang gwa.
"Yo wis lah, gwa pulang aja deh. Makin banyak gwa tau tentang lo sama Dinda makin puyeng pala gwa" beneran, kepala gwa berasa berat banget nih. Gwa berasa kayak orang yang lama tinggal di goa, yang udah banyak ketinggalan tentang gaya hidup manusia2 di kota ini. Apalagi gaya hidup ala yuppie kayak gini.
"Tunggu Ky, aku cuma mau ngasih tau kamu. Kalo sebenernya Dinda tuh sayang banget sama kamu. Dinda itu sebenernya lagi bingung aja dengan hubungan yang dijalanin sama kamu. Dia pengen kamu bisa nyelesaiin kuliah, trus kerja dan ngelamar Dinda." Tantri megangin lengan gwa dengan kedua tangannya, seolah takut gwa ngeloyor pergi.
"I see, jadi ini semua karena salah gwa ya? Gitu Tri? Tapi kalo Dinda emang sayang sama gwa kenapa juga dia jalan sama om2? Kalo Dinda bingung, kenapa juga dia masih pertahanin gwa? Padahal khan..hmmpp" omongan gwa terhenti karena tiba2 aja bibir yang bulat merekah itu udah melumat bibir gwa. Nga nyampe hitungan menit bibir itu melumati dengan penuh kelembutan, karena kesadaran gwa udah keburu kembali dan mendorong tubuhnya menjauhi gwa.
"Apa-apaan nih?" geram gwa sambil mengusap bibir gwa. Tapi sumpah, ciumannya enak banget sob!

"Maaf, aku nga bisa nahan diri. Aku nga tahan kalo ngeliat kamu sewot2 kayak gitu, so irresistible." jawabnya perlahan sambil tersenyum2 aneh. Gwa lihat wajahnya udah memerah, entah itu karena malu atau....
"........" gwa nga ngejawab. Tapi kata2nya itu bener2 bikin gwa seperti terbang ke awang2. Bitch please!
"Ya udah kita pulang yuk. Lama2 aku jadi berasa gerah deket2an sama kamu" Tantri mengerlingkan matanya sambil mengulas senyumannya yang begitu menggoda.
Setelah membayar bill-nya, Tantri kembali gelendotan dibahu gwa. Dan sekarang dengan perasaan gwa yang lagi ancur2an kayak gini gwa menyambut sikapnya nga kalah hangatnya. Gwa lingkarin tangan gwa kepundaknya dan memeluknya rapat2. Kepalang tanggung lah!

"Makasih ya, lo udah bantuin gwa. I owe you once" kata gwa yang udah galau ini sambil mencium kepalanya yang udah deket banget sama gwa.
"Makanya, laen kali kamu musti bayar utang kamu itu" sahutnya sambil ngutak-ngatik hapenya.
"Gwa musti bayar apa?"
"Dinner mungkin? Hey, ini aku udah save nomer kamu ya. Kamu jangan lupa save nomer aku juga lho? Liat nih" Tantri mendekatkan hape nya ke muka gwa. Gwa bisa ngeliat dilayarnya tertulis 'PaNDa LuCu'. Halagh!

"Ngapain juga gwa save nomer lo?" goda gwa.
"Catet ya, pertama, kamu pasti akan ngehubungin aku, sooner or later. Kedua, kamu masih punya utang sama aku. Dan utang itu kudu wajib dibayar. OK?!"
"Siap bu!"
Kita berdua berdiri didepan trotoar nungguin taksi buat Tantri. Di jam2 padat pulang kantor kayak gini lumayan susah juga dapetin taksi yang kosong. Lumayan lama juga kita berdiri disitu. Tapi gwa enjoy2 ajalah. Kapan lagi ada kesempatan dua2an sama cewek bening kayak Tantri ini.

"Ky, kamu musti bisa menangin hatinya Dinda lagi. Aku bisa liat kalian saling menyayangi. Ok" kata Tantri sambil mencium pipi gwa sebelum masuk kedalam taksi.
"Sori Tri, hati gwa bukan keranjang sampah" sahut gwa sambil megangin pintu taksi.
"Jadi nga ada second change nih?" tanyanya sambil membawa masuk tubuh langsingnya kedalam taksi.
"Nope, dia udah ngegunain second change-nya. Dan gwa juga nga punya third change"
"Poor Dinda. Ya sudah, aku pulang dulu ya. Inget utang kamu sama aku ya. Bye panda, muach"
Gwa cuma tersenyum penuh arti sambil melambaikan tangan gwa. Next time babe, next time..... :nyengirjahat
Waduh, kok nga muat lagi yak

Seperti biasa, lirik sama videonya di part 2
Diubah oleh luckyismine 20-05-2014 02:34
sormin180 dan pasukanmalam11 memberi reputasi
2
Kutip
Balas