- Beranda
- Stories from the Heart
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
...
TS
luckyismine
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
Quote:
MESIN WAKTU
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
MINOR66
Quote:
Permisi agan dan aganwati
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.
Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.
Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa.
So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Quote:
Original Posted By mullupus►Tes tes... 1-2-3...
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa. So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Spoiler for Makasih buat cendolnya :
* * * C H A P T E R I * * *
Spoiler for INDEX:
MUKADIMAH
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
* * * C H A P T E R II * * *
Spoiler for INDEX:
THAT'S WHAT FRIEND ALL FOR
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 84 suara
Siapa yang jadi istri gwa saat ini?
Dinda
12%
Felisha
35%
Bebeb
5%
Megan Fox
23%
Semuanya salah
26%
Diubah oleh luckyismine 05-04-2017 18:38
sormin180 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
356K
Kutip
1.7K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
luckyismine
#410
WONDERBOY
Spoiler for WONDERBOY:
Quote:
[FONT="Comic Sans MS"]Mungkin ini adalah pengalaman paling absurd dalam hidup gwa. Pengalaman paling memalukan dan paling hina sepanjang bentangan umur gwa didunia ini. Entahlah, gwa juga nga tau kenapa gwa musti nyeritain salah satu pengalaman paling absurd gwa disini. Mungkin gwa mau ngegambarin betapa pecundangnya gwa saat itu. 
Dari deretan kontrakkannya Ridho, ada satu pintu yang isinya boleh dibilang bujangan semua. Kebanyakkan yang ngontrak disana didominasi sama orang2 yang udah berkeluarga. Kalo kontrakkan yang isinya bujangan itu posisinya pas diujung dekat pintu gerbang keluar.
Awal perkenalan gwa sama bujangan2 disana terjadi begitu aja. Berawal dari saling bertegur sapa kalo kebetulan gwa melintas didepan kontrakan mereka, suatu ritual mengakrabkan diri yang biasa gwa lakuin kalo lagi berada dilingkungan baru. Selain itu juga buat jaga2 aja, kalo suatu saat terjadi kesalahpahaman diantara kita bisa diselesaiinnya dengan baik2, nga perlu pake otot. Apalagi ada Felisha yang jadi tetangga kost-an gwa, gimanapun juga gwa masih punya tanggung jawab buat ngejagain dia. Sehingga para bujangan2 itu tahu, kalo gwa ini adalah temen baiknya Felisha. Kasihan aja, dia udah ngungsi nge kost ditempatnya Ridho masih juga kena diusilin.
Apalagi pas baru2 ngeliat kehadiran mereka dikontrakkannya Ridho, hati gwa lumayan ngeri2 sedap kalo ngeliat penampilan bujangan2 itu. Boleh dibilang rata2 tampang mereka muka perang semua. Sangar2 banget sob. Bahkan ada satu orang kulitnya item banget dan mukanya bener2 sadis mampus. Bahkan anak2 singkong pun ngeri banget kalo udah ngeliat dia. Seringnya kalo si muka sadis itu lewat, anak2 singkong dengan terpaksa membubarkan diri atau ngejauhin dia saking takutnya. Gwa aja pas baru kenalpun ngeri banget ngeliatnya, sampe gwa mikir jangan2 si muka sadis ini tiap hari kerjaannya makanin orang mulu kali ya?
Dan seiring dengan berjalannya waktu, ternyata gwa bisa mengakrabkan diri sama bujangan2 tersebut. Apalagi gwa bisa ngimbangin mereka2 ini ketika lagi pada buka botol, yang hampir mereka lakuin tiap malemnya. Rules nga tertulis ketika kita nongkrong bareng sambil buka botol itu adalah, lo nga tepar atau jekpot berapa gelaspun alkohol yang masuk ke lambung elo. Dan lo tetep bisa jaga kelakuan lo untuk nga jadi norak atau rusuh walau lo udah mabuk berat. Dan biasanya kalo rules2 nga tertulis itu bisa dijalanin dengan baik dan bener, otomatis mereka akan respect kepada kita. Makanya gwa bisa kenal mereka semakin dalem.
Mengenai kerjaan mereka itu kayak apa, gwa cuma bisa ngeraba2 doang. Selain gwa males KEPO-in mereka tentang pekerjaannya, mereka pun kayaknya tertutup tentang pekerjaannya. Kalo feeling gwa sih, mereka ini sejenis preman yang pemasukkannya mungkin dari jasa keamanan atau bisa jadi debt collector. Karena kadang gwa lihat siang2 mereka nga ada ditempat, kadang juga seharian pada leyeh2 dikontrakkannya. Kadang2 keliatan ada tamu2nya yang berdandan rapi macem orang kantoran atau bos2 gitu. Well, yang penting tujuan utama gwa udah tercapai, bisa akrab dengan mereka dengan harapan mereka nga ngusik gwa maupun Felisha. Selebihnya, itu adalah urusan pribadi masing2.
***********************
Menjelang sore, setelah seharian nongkrong diperempatan, nga ada seorangpun yang ngerental mobilnya Kenshi. Gwa memutuskan pulang ke kost-an dan ngandangin mobilnya Khensi. Dipaksain nongkrong sampe malempun, biasanya belum tentu juga bakalan dapet sewa. Lagian kalo emang udah langganan dan ngedesek banget keperluannya, mereka biasanya langsung ngehubungin gwa via hape atau dateng langsung ke kost-an gwa. Lagian, hari itu badan gwa lagi berasa nga enak banget, berasa lemes, sedikit demam dan keringetan terus. Makanya gwa mendingan pulang aja ke kost-an.
Gwa markirin mobilnya Kenshi pas didepan kontrakkannya para bujangan. Gwa lihat mereka udah pada rapi banget sore2 gini. Tumben2an, biasanya jam segini mereka kalo nga pada leyeh2 di depan kontrakkannya, mereka pada menghilang entah kemana.
"Tumben sore2 udah pada mau berangkat nih?" sapa gwa setelah turun dari mobil.
"Hehehehe, biasalah anak muda" sahut si A yang merupakan kepala suku para bujangan ini ngejawab (ohiya, nama2 mereka cukup gwa inisialin aja, males gwa nginget2in namanya
).
"Gimana sewa hari ini, rame kah?" tanya si B, si muka sadis.
"Sepi sob, makanya jam segini gwa pulang" jawab gwa sambil menerima sebatang rokok yang diangsurkannya kearah gwa. Asli ini orang mukanya doang yang sadis, aslinya mah baek dan kocak banget orangnya.
"Pantesan aja muka kau lecek gitu, macem kertas bekas bungkus sayur" cela si muka sadis.
"Ahahahaha, sialan lo. Ngomong2 pada mau kemana nih? Tumben sore2 gini udah pada rapi?" tanya gwa sambil ngidupin rokok.
"Biasalah, JJS sambil cuci2 mata kita. Ikut kau?" tanya si muka sadis.
"Hush, cem mana kau ajak2 dia tuh." C menyikut si muka sadis sambil berbisik. Si C ini kalo gwa liat bawaannya sering nyolot aja sama gwa, tapi berhubung temennya si A deket dan ngehormatin gwa, si C jadinya bisa ngejaga kelakuannya sama gwa.
"Serius kau pengen ikut sama kami Ky?" tanya si A.
"Boleh2 aja sih, asal kalian nga keberatan aja" sahut gwa tau diri. Itung2 daripada bengong2 aja di kamar sendirian.
"Kami nga masalah lah. Cuma kita ini nga lagi JJS lho, asal kau tau aja" kata si A.
"Maksudnya?" tanya gwa agak bingung.
"Asal kau tau ajalah, kita mau nyari 'makan' nih. Nanti kau lihat sajalah, kalo kau ikut sama kami. Nga perlulah aku ceritain panjang lebar disini" si A ceritanya ngegantung gitu.
"Nga apa2 lah, gwa ikut aja. Daripada bengong2 sendirian. Gwa ganti baju kali ya, udah pada basah sama keringet nih" jawab gwa yang masih nga ngerti dengan omongannya si A.
"Ohiya, kalo gitu sekalian aja make mobil kau itu. Nanti aku beliin bensinnya" teriak si A ketika gwa berlari kecil menuju kamar gwa. Gwa cuma mengangguk sambil mengacungkan jempol gwa tanda setuju.
*****************
Gwa memarkirkan mobil di deretan ruko2 yang kebanyakkan sudah tutup bahkan boleh dibilang sudah nga berpenghuni dan berkegiatan lagi. Boleh dibilang di sepanjang deretan ruko2 itu sangat sepi, walaupun jam operasional belum lagi berakhir sore itu. Sedangkan mall yang mau kita kunjungin berada diseberangnya, kenapa juga repot2 markir disini. Kalau suasananya sepi kayak gini, apa bakalan aman markirin mobil disini? Mana ini mobil punya orang pulak.
"Yakin markir disini A? Aman nga nih? Mobil orang masalahnya nih?" cerocos gwa agak parno.
"Aman lah. Yang penting kau kunci yang bener mobilnya." jawab A sambil tersenyum menenangkan gwa.
"Lagian kenapa nga markir di dalem mall aja sekalian sih?" tanya gwa lagi.
"Tenang sikit lah Ky, aku hapal daerah sini. Aman lah" A menepuk2 bahu gwa.
"Kau nga usah khawatir Ky, disini aman kok" sahut B, si muka sadis, sambil merangkul bahu gwa, "Yuk, kita kemon"
Kita berlima berjalan menuju ke mall yang ada diseberang. Ohiya, gwa lupa nyeritain satu lagi temen2 mereka ini. Sebut aja D namanya. Orangnya nga terlalu tinggi, tapi badannya gede dan berisi. Orangnya juga nga banyak omong. Tapi intinya dia juga baek sama gwa, nga kayak C yang bawaannya nyolot mulu sama gwa.
Di dalam mall, kita duduk2 disalah satu resto cepat saji yang ada di food courtnya. Kita duduk di meja yang letaknya lumayan strategis, dekat eskalator dan pintu masuk. Jadi sambil menikmati makanan dan minuman kita bisa cuci2 mata sambil ngeliatin orang2 yang lalu lalang didekat meja kita ini.
Walau makanan kita udah habis, kita tetep bertahan duduk2 disini sambil menikmati minuman yang masih tersisa. Kita cuma ngobrol2 ngalor ngidul sambil becandaan nga jelas gitu. Walaupun rasanya gwa udah bosen dan pengen jalan2 sekedar ngiterin mall ini, gwa coba ngikutin arah tujuan temen2 baru gwa ini. Apa sebenernya yang mereka cari di mall ini selain cuma duduk2 nga jelas kayak gini.
Nga lama ketiga temen A ini pamit meninggalkan gwa dan A di resto cepat saji ini. Mereka sih nga ngejelasin pada mau kemana, tahu2 udah pada ngeloyor aja ninggalin meja. Dan A pun kayaknya udah mulai bosan juga duduk2 disini.
"Yuk Ky, kita balik ke mobil aja" ajak si A.
"Lah, nga mau muter2 dulu nih cuci2 mata?" tanya gwa.
"Nga lah, aku mana betah lama2 di mall kayak gini. Bukan gaya aku maen2 di mall Ky" A tersenyum kecut.
"Trus, ngapain juga lo ngajakin gwa kemari?" tanya gwa makin bingung.
"Ahahahaha, nanti lah dimobil aku ceritain. Yuk"
Gwa nurut aja ngikutin kemauan A untuk balik ke mobil. Aneh, udah markirin mobilnya jauh2, nyampe di mall cuma duduk2 nga jelas. Dan nga nyampe sejam duduk2 tau2 minta balik lagi ke mobil. Bener2 aneh nih orang.
Sore pun sudah berganti malam, dan suasana di deretan ruko2 inipun semakin sepi aja. Sampe dimobil kita duduk2 diatas baknya. A nga langsung cerita maksud dan tujuannya kesini, karena dia lagi sibuk ngejawab sms yang masuk. Sambil nunggu A, gwa nyalain sebatang rokok.
"Boleh aku minta rokokmu sebatang Ky?"
"Nih. Katanya lo mau cerita A?" tagih gwa sambil mengangsurkan bungkusan rokok gwa.
"Ohiya, hampir lupanya aku" tawanya dengan gayanya yg khas.
"Ayo, cerita deh. Penasaran gwa nih" gwa nyalain rokoknya.
"Jadi gini Ky, kita kemari nih mau operasi aja sebenernya." A mulai bercerita.
"Operasi? Maksudnya apaan tuh? Macem dokter aja" canda gwa.
"Kau pernah dengar istilah gendok Ky?"
"Gendok? Kalo ngendok mah gwa tau A. Asli belom pernah denger gwa"
"Hehehehe, bakalan panjang lah aku nyeritainnya kalau kau nga tau istilah itu" A cuma ketawa, malah bikin gwa penasaran aja.
"Yeee, ceritain aja ngapah. Penasaran nih gwa"
"Jadi intinya kita nyari satu orang, yang kira2 dompetnya tebel, syukur2 ATMnya juga banyak. Pura2nya kita lagi nyari orang yang kita tuduh mukulin anak dari bos kita atau temen kita. Selagi dia bingung dan panik, kita kuraslah isi dompet sama ATMnya. Kurang lebih kayak gitu lah yang namanya gendok" A bercerita dengan mimik muka yang begitu dingin.
"What? Itu mah pemerasan dong namanya A? Kriminal tuh!" kaget gwa dengan spontan.
"Janganlah bilang kriminal kawan, kasar kali tuh istilahnya." A memprotes komentar gwa.
"Sori sob, abis gwa belom pernah ikut2an yang kayak2 gini. Buset lo ah, gwa lo ajak2 kayak gini?"
Walaupun gwa brengsek kayak gini, gwa paling ogah bersinggungan dengan dunia kriminalitas kayak yang barusan diceritain sama si A. Malakpun gwa nga pernah, apalagi dengan tujuan untuk nyari nafkah. Dan sekarang, gwa terjebak dengan orang2 ini yang lagi melakukan sebuah aksi pemerasan. Maspus dah gwa!
"Maaf lah kawan, khan kau sendiri yang pengen ikut tadi. Lagian santai aja lah, yang kita cari juga banyakkan anak2 kecil kok. Nga payah2 kali lah kerjanya"
"Ya tapi gwa khan nga pernah ikut kayak gini2an sob. Gwa mana tega ngerjain orang kayak gitu" gwa mulai panik.
"Sudahlah, tenang2lah kau disini. Biar kau lihat dunia kami ini kayak gimana" kata A dengan tatapan yang menusuk. Tampaknya dia terganggu dengan sikap gwa yang mulai panik ini, "nih, kau tenggak ini biar tenang sikit"
A mengeluarkan boti dari dompetnya dan mengangsurkan kearah gwa. Buset, kalo ginian mah gwa paling anti banget sob. Dari dulu gwa paling ogah nenggak2 boti. Cuma bikin kita makin bego bin tolol.
"Sori A, gwa nga minum gitu2an. Sori" tolak gwa dengan halus.
A cuma tersenyum penuh arti dan memasukkan kembali boti-nya kedalam dompetnya. Anjrit, kenapa gwa musti terjebak dalam kejadian kayak gini sih? Seharusnya tadi gwa nga usah sok2an pengen ikutan sama mereka. Biar aja gwa bengang-bengong dikamar sendirian tadi. Toh, abis maghrib biasanya Felisha udah balik dan mulai ngejogrok didepan komputer nyelesaiin skripsinya. Dasar tolol! Dan sekarang gwa cuma bisa ngarep, mudah2an mereka nga dapetin mangsanya malem ini.
Tapi kayaknya harapan gwa ini nga kesampean. Karena gwa lihat ketiga temen A itu sedang menggiring seorang bocah menuju kearah kita. Gwa taksir umur bocah yang digiring itu paling tua umurnya sekitar 20 tahun. Mukanya sih cupu banget, tapi dandanannya lumayan up-to-date keliatan dari pakaiannya yang bermerk. Cuma yang bikin gwa agak sedikit gelisah itu bocah tinggi banget dan dari balik bajunya yang longgar seperti menyembunyikan tubuhnya yang besar dan berotot.
"Bang, saya salah apa nih? Saya nga pernah mukulin orang bang" bocah itu mulai menghiba ketika dihadapkan pada A.
"Makanya kalo kau nga ngerasa mukulin anaknya bos gwa, tunjukin aja dompet kau itu. Biar kita bisa pastiin salah orang apa bukan" sahut A dengan gayanya yang dingin.
"Buat apa bang? Saya emang nga pernah mukulin orang bang" bocah itu tetap menghiba tapi tetap mempertahankan pendapatnya.
"Ah, banyak alasan kali kau. Keluarkan aja dompet kau itu" desak C yang berada dibelakangnya sambil menekankan sesuatu kepinggang bocah itu. Gwa lihat C megang belati kecil.
"Beneran bang, saya bukan orang yang abang cari" bocah itu tetap bertahan.
"Hey, kau pilih aja lah salah satunya. Aku minta dompet mu baik2 atau temenku cucuk kau dari belakang" gertak A.
"Jangan bang, jangan" bocah itu terus menghiba, tapi tetep mempertahankan dompetnya. Gwa liat justru kayaknya bocah itu ngulur2 waktu dan mencari2 momentnya yang tepat.
Gwa yang nga pengen terlibat terlalu jauh dengan urusan ini perlahan2 menjauhi mereka, tapi bukan berarti gwa pengen kabur. Paling nga gwa bisa ambil jarak dan jaga2 kalo sekiranya ini bocah ngelawan dan gwa bisa ngebantu sedikit. Hey, gwa udah kepalang basah disini, jadi sekalian aja gwa nyebur deh.
"Aah, banyak cakap kali kau" A mendesak bocah itu, coba merebut dompet bocah itu yang ada dikantong belakang celananya.
Bener aja, moment ini diambil sama bocah itu untuk ngelawan kepungan orang2 yang mau memerasnya. Terjadi begitu cepat dan nga gwa sangka2, tahu2 A udah terhuyung2 kebelakang aja. Sedangkan ketiga temannya yang mengepung itu bocah dari segala sisi pun bernasib sama, terhuyung2 kebelakang tanpa gwa bisa ngeliat penyebabnya saking cepetnya itu bocah bereaksi. Wanjrit, bener kata gwa khan, ini bocah paling nga punya ilmu beladiri yang mumpuni. Paling nga bocah ini nga bisa dianggap sepele gitu aja.
Maka seketika itu juga terjadilah perkelahian yang nga seimbang antara bocah itu melawan 4 orang. Sedangkan gwa yang emang nga mau terlibat, lebih memilih diam aja atau mungkin bisa dibilang cuma terbengong2 saking terkesima sama kecepatan bocah tersebut. Emang sih bocah itu keteteran juga dikeroyokin sama 4 orang ini, tapi perlawanannya itu cukup bikin keempat orang itu kewalahan. Setiap bogem dan tendangan yang dilayangkan sama bocah itu selalu tepat pada sasaran. Entah itu kena ke rahang, mata, hulu hati bahkan sampe keselangkangan. Dan sekali hatam, yang kena pasti mental2an. Sedang bogem2 dan tendangan yang diarahin keempat orang itu bener2 nga bikin bocah jatuh sama sekali. Ckckck, hebat banget tuh bocah!
"Woi anj*ng, jangan cuma bengong aja kau! Bantu2 lah sikit!" teriak C kepada gwa.
Gwa tersadar, kalo gwa mau nga mau musti terlibat dengan perkelahian ini. Gimanapun juga udah nyebur disini, jadi gwa harus ikutan. Ya kayak gini deh yang namanya solidaritas kebablasan, cuma ikut2an walaupun hati kecil nga menghendaki.
Gwa nyari2 posisi buat ngasih colongan ke bocah hebat ini. Gwa lihat ada kesempatan untuk ngeluncurin bogem gwa ini kearah mukanya dan syukur2 bisa bikin dia jatuh. Gwa layangkan tangan kanan gwa sekuat tenaga, ngincer kuping kanannya. Tapi belom lagi bogem gwa nyampe, itu bocah muter kearah gwa. Tahu2 bogem dia udah nyampe kemata kanan gwa dan belom lagi gwa teriak kesakitan kakinya udah nyodok ke perut gwa. Arrghhh.
Gwa mental nerima serangan combo itu, dan sukses jatuh terduduk diatas aspal. Pandangan gwa seketika dipenuhi kunang2 dan mata sebelah kanan gwa seolah gelap. Perut gwa berasa ngilu dan mual. Nga pake lama, gwa sukses muntahin isi perut sejadi2nya. Wanjrit, hebat bener tuh bocah!
Jujur aja, serangan yang gwa terima dari bocah itu justru membuat gwa naek darah. Emang nga pantes sih gwa buat emosi, karena emang kita yang salah kok. Tapi ya namanya kalo udah terlibat perkelahian dan udah kena bogem atau pukulan, mau nga mau ya kepancing emosi juga jadinya. Susah payah gwa coba bangkit lagi, tahu2 tangan gwa berasa nyenggol sesuatu yang dingin. Gwa lihat belati kecil yang tadi dibawa2 sama si C udah tergelatak deket gwa. Dan gwa yang udah kepancing emosi dan gelap mata, memunggutnya. Gwa udah nga perduli lagi dengan apa yang gwa lakuin ini.
Gwa lihat bocah itu udah makin keteteran menghadapi serangan2 dari keempat orang tersebut. Posisinya udah terduduk diaspal tapi tetap bertahan menerima serangan2 dan sesekali nampak berhasil menyarangkan pukulan2nya kepada lawan2nya. Ini kesempatan gwa buat menyarangkan belati yang ada ditangan gwa ini ke bocah sialan itu. Tanpa mikir panjang lagi gwa dekatin bocah itu dari belati dan tangan gwa melayangkan belati itu kearah punggungnya. Ternyata bocah itu menyadari serangan gwa ini dan mengelakkan badannya, sehingga belati itu bersarang di paha kirinya. Gwa nga ngedenger teriakan kesakitan bocah itu ketika belati itu menancap dipahanya. Justru sikunya kembali mendarat dimata kanan gwa. Wanjrit, pecah deh mata gwa!
Gwa yang udah kesetanan coba mencabut belati yang masih menempel dipahanya itu. Gwa udah nga perduli lagi, dipikiran gwa yang ada cuma gimana caranya bisa bikin bocah ini tumbang, kalo perlu untuk selama2nya. Ternyata belati itu seolah nempel permanen dipahanya, susah banget nariknya. Dan begitu bisa ditarik ternyata cuma gagangnya yang terlepas, sementara bilahnya tetap tertinggal dipahanya. Gwa cuma mendengar bocah itu meraung dengan kerasnya merasakan belati itu bergerak di pahanya ketika gwa mencoba menariknya. Lalu gwa ngerasain kedua kuping gwa dihajar bersamaan dengan keras oleh bocah itu. Dan pukulan yang nga kalah kerasnya begitu telak menghajar kuduk gwa. Dan sukses membuat gwa terjerembab diatas aspal tanpa daya sama sekali.
Entah gwa pingsan atau ngak dihajar sama bocah itu, tapi gwa ngerasain tubuh gwa seolah lumpuh terbaring diaspal. Gwa masih bisa ngedengerin keributan2 yang masih berlangsung di dekat gwa ini. Bahkan gwa masih bisa ngedengerin sebuah teriakan yang mampu menghentikan perkelahian ini.
"Woi, pada ngapain tuh?! Berenti...berenti...!!!"
"Bubar.... bubar, ada sekuriti!"
Lalu gwa ngerasain tubuh gwa yang udah lemes seolah nga bertulang ini diseret2 sambil dipapah. Lalu gwa ngerasain tubuh gwa ini seolah dilempar keatas bak mobil. Nga lama mobilpun bergerak dengan cepatnya. Sementara teriakan2 dibelakang masih terdengar walaupun makin sayup2 aja dikuping gwa. Anjrit!
[FONT]

Dari deretan kontrakkannya Ridho, ada satu pintu yang isinya boleh dibilang bujangan semua. Kebanyakkan yang ngontrak disana didominasi sama orang2 yang udah berkeluarga. Kalo kontrakkan yang isinya bujangan itu posisinya pas diujung dekat pintu gerbang keluar.
Awal perkenalan gwa sama bujangan2 disana terjadi begitu aja. Berawal dari saling bertegur sapa kalo kebetulan gwa melintas didepan kontrakan mereka, suatu ritual mengakrabkan diri yang biasa gwa lakuin kalo lagi berada dilingkungan baru. Selain itu juga buat jaga2 aja, kalo suatu saat terjadi kesalahpahaman diantara kita bisa diselesaiinnya dengan baik2, nga perlu pake otot. Apalagi ada Felisha yang jadi tetangga kost-an gwa, gimanapun juga gwa masih punya tanggung jawab buat ngejagain dia. Sehingga para bujangan2 itu tahu, kalo gwa ini adalah temen baiknya Felisha. Kasihan aja, dia udah ngungsi nge kost ditempatnya Ridho masih juga kena diusilin.
Apalagi pas baru2 ngeliat kehadiran mereka dikontrakkannya Ridho, hati gwa lumayan ngeri2 sedap kalo ngeliat penampilan bujangan2 itu. Boleh dibilang rata2 tampang mereka muka perang semua. Sangar2 banget sob. Bahkan ada satu orang kulitnya item banget dan mukanya bener2 sadis mampus. Bahkan anak2 singkong pun ngeri banget kalo udah ngeliat dia. Seringnya kalo si muka sadis itu lewat, anak2 singkong dengan terpaksa membubarkan diri atau ngejauhin dia saking takutnya. Gwa aja pas baru kenalpun ngeri banget ngeliatnya, sampe gwa mikir jangan2 si muka sadis ini tiap hari kerjaannya makanin orang mulu kali ya?

Dan seiring dengan berjalannya waktu, ternyata gwa bisa mengakrabkan diri sama bujangan2 tersebut. Apalagi gwa bisa ngimbangin mereka2 ini ketika lagi pada buka botol, yang hampir mereka lakuin tiap malemnya. Rules nga tertulis ketika kita nongkrong bareng sambil buka botol itu adalah, lo nga tepar atau jekpot berapa gelaspun alkohol yang masuk ke lambung elo. Dan lo tetep bisa jaga kelakuan lo untuk nga jadi norak atau rusuh walau lo udah mabuk berat. Dan biasanya kalo rules2 nga tertulis itu bisa dijalanin dengan baik dan bener, otomatis mereka akan respect kepada kita. Makanya gwa bisa kenal mereka semakin dalem.
Mengenai kerjaan mereka itu kayak apa, gwa cuma bisa ngeraba2 doang. Selain gwa males KEPO-in mereka tentang pekerjaannya, mereka pun kayaknya tertutup tentang pekerjaannya. Kalo feeling gwa sih, mereka ini sejenis preman yang pemasukkannya mungkin dari jasa keamanan atau bisa jadi debt collector. Karena kadang gwa lihat siang2 mereka nga ada ditempat, kadang juga seharian pada leyeh2 dikontrakkannya. Kadang2 keliatan ada tamu2nya yang berdandan rapi macem orang kantoran atau bos2 gitu. Well, yang penting tujuan utama gwa udah tercapai, bisa akrab dengan mereka dengan harapan mereka nga ngusik gwa maupun Felisha. Selebihnya, itu adalah urusan pribadi masing2.
***********************
Menjelang sore, setelah seharian nongkrong diperempatan, nga ada seorangpun yang ngerental mobilnya Kenshi. Gwa memutuskan pulang ke kost-an dan ngandangin mobilnya Khensi. Dipaksain nongkrong sampe malempun, biasanya belum tentu juga bakalan dapet sewa. Lagian kalo emang udah langganan dan ngedesek banget keperluannya, mereka biasanya langsung ngehubungin gwa via hape atau dateng langsung ke kost-an gwa. Lagian, hari itu badan gwa lagi berasa nga enak banget, berasa lemes, sedikit demam dan keringetan terus. Makanya gwa mendingan pulang aja ke kost-an.
Gwa markirin mobilnya Kenshi pas didepan kontrakkannya para bujangan. Gwa lihat mereka udah pada rapi banget sore2 gini. Tumben2an, biasanya jam segini mereka kalo nga pada leyeh2 di depan kontrakkannya, mereka pada menghilang entah kemana.
"Tumben sore2 udah pada mau berangkat nih?" sapa gwa setelah turun dari mobil.
"Hehehehe, biasalah anak muda" sahut si A yang merupakan kepala suku para bujangan ini ngejawab (ohiya, nama2 mereka cukup gwa inisialin aja, males gwa nginget2in namanya
)."Gimana sewa hari ini, rame kah?" tanya si B, si muka sadis.
"Sepi sob, makanya jam segini gwa pulang" jawab gwa sambil menerima sebatang rokok yang diangsurkannya kearah gwa. Asli ini orang mukanya doang yang sadis, aslinya mah baek dan kocak banget orangnya.

"Pantesan aja muka kau lecek gitu, macem kertas bekas bungkus sayur" cela si muka sadis.
"Ahahahaha, sialan lo. Ngomong2 pada mau kemana nih? Tumben sore2 gini udah pada rapi?" tanya gwa sambil ngidupin rokok.
"Biasalah, JJS sambil cuci2 mata kita. Ikut kau?" tanya si muka sadis.
"Hush, cem mana kau ajak2 dia tuh." C menyikut si muka sadis sambil berbisik. Si C ini kalo gwa liat bawaannya sering nyolot aja sama gwa, tapi berhubung temennya si A deket dan ngehormatin gwa, si C jadinya bisa ngejaga kelakuannya sama gwa.
"Serius kau pengen ikut sama kami Ky?" tanya si A.
"Boleh2 aja sih, asal kalian nga keberatan aja" sahut gwa tau diri. Itung2 daripada bengong2 aja di kamar sendirian.
"Kami nga masalah lah. Cuma kita ini nga lagi JJS lho, asal kau tau aja" kata si A.
"Maksudnya?" tanya gwa agak bingung.
"Asal kau tau ajalah, kita mau nyari 'makan' nih. Nanti kau lihat sajalah, kalo kau ikut sama kami. Nga perlulah aku ceritain panjang lebar disini" si A ceritanya ngegantung gitu.
"Nga apa2 lah, gwa ikut aja. Daripada bengong2 sendirian. Gwa ganti baju kali ya, udah pada basah sama keringet nih" jawab gwa yang masih nga ngerti dengan omongannya si A.
"Ohiya, kalo gitu sekalian aja make mobil kau itu. Nanti aku beliin bensinnya" teriak si A ketika gwa berlari kecil menuju kamar gwa. Gwa cuma mengangguk sambil mengacungkan jempol gwa tanda setuju.
*****************
Gwa memarkirkan mobil di deretan ruko2 yang kebanyakkan sudah tutup bahkan boleh dibilang sudah nga berpenghuni dan berkegiatan lagi. Boleh dibilang di sepanjang deretan ruko2 itu sangat sepi, walaupun jam operasional belum lagi berakhir sore itu. Sedangkan mall yang mau kita kunjungin berada diseberangnya, kenapa juga repot2 markir disini. Kalau suasananya sepi kayak gini, apa bakalan aman markirin mobil disini? Mana ini mobil punya orang pulak.
"Yakin markir disini A? Aman nga nih? Mobil orang masalahnya nih?" cerocos gwa agak parno.
"Aman lah. Yang penting kau kunci yang bener mobilnya." jawab A sambil tersenyum menenangkan gwa.
"Lagian kenapa nga markir di dalem mall aja sekalian sih?" tanya gwa lagi.
"Tenang sikit lah Ky, aku hapal daerah sini. Aman lah" A menepuk2 bahu gwa.
"Kau nga usah khawatir Ky, disini aman kok" sahut B, si muka sadis, sambil merangkul bahu gwa, "Yuk, kita kemon"
Kita berlima berjalan menuju ke mall yang ada diseberang. Ohiya, gwa lupa nyeritain satu lagi temen2 mereka ini. Sebut aja D namanya. Orangnya nga terlalu tinggi, tapi badannya gede dan berisi. Orangnya juga nga banyak omong. Tapi intinya dia juga baek sama gwa, nga kayak C yang bawaannya nyolot mulu sama gwa.
Di dalam mall, kita duduk2 disalah satu resto cepat saji yang ada di food courtnya. Kita duduk di meja yang letaknya lumayan strategis, dekat eskalator dan pintu masuk. Jadi sambil menikmati makanan dan minuman kita bisa cuci2 mata sambil ngeliatin orang2 yang lalu lalang didekat meja kita ini.
Walau makanan kita udah habis, kita tetep bertahan duduk2 disini sambil menikmati minuman yang masih tersisa. Kita cuma ngobrol2 ngalor ngidul sambil becandaan nga jelas gitu. Walaupun rasanya gwa udah bosen dan pengen jalan2 sekedar ngiterin mall ini, gwa coba ngikutin arah tujuan temen2 baru gwa ini. Apa sebenernya yang mereka cari di mall ini selain cuma duduk2 nga jelas kayak gini.
Nga lama ketiga temen A ini pamit meninggalkan gwa dan A di resto cepat saji ini. Mereka sih nga ngejelasin pada mau kemana, tahu2 udah pada ngeloyor aja ninggalin meja. Dan A pun kayaknya udah mulai bosan juga duduk2 disini.
"Yuk Ky, kita balik ke mobil aja" ajak si A.
"Lah, nga mau muter2 dulu nih cuci2 mata?" tanya gwa.
"Nga lah, aku mana betah lama2 di mall kayak gini. Bukan gaya aku maen2 di mall Ky" A tersenyum kecut.
"Trus, ngapain juga lo ngajakin gwa kemari?" tanya gwa makin bingung.
"Ahahahaha, nanti lah dimobil aku ceritain. Yuk"
Gwa nurut aja ngikutin kemauan A untuk balik ke mobil. Aneh, udah markirin mobilnya jauh2, nyampe di mall cuma duduk2 nga jelas. Dan nga nyampe sejam duduk2 tau2 minta balik lagi ke mobil. Bener2 aneh nih orang.
Sore pun sudah berganti malam, dan suasana di deretan ruko2 inipun semakin sepi aja. Sampe dimobil kita duduk2 diatas baknya. A nga langsung cerita maksud dan tujuannya kesini, karena dia lagi sibuk ngejawab sms yang masuk. Sambil nunggu A, gwa nyalain sebatang rokok.
"Boleh aku minta rokokmu sebatang Ky?"
"Nih. Katanya lo mau cerita A?" tagih gwa sambil mengangsurkan bungkusan rokok gwa.
"Ohiya, hampir lupanya aku" tawanya dengan gayanya yg khas.
"Ayo, cerita deh. Penasaran gwa nih" gwa nyalain rokoknya.
"Jadi gini Ky, kita kemari nih mau operasi aja sebenernya." A mulai bercerita.
"Operasi? Maksudnya apaan tuh? Macem dokter aja" canda gwa.
"Kau pernah dengar istilah gendok Ky?"
"Gendok? Kalo ngendok mah gwa tau A. Asli belom pernah denger gwa"
"Hehehehe, bakalan panjang lah aku nyeritainnya kalau kau nga tau istilah itu" A cuma ketawa, malah bikin gwa penasaran aja.
"Yeee, ceritain aja ngapah. Penasaran nih gwa"
"Jadi intinya kita nyari satu orang, yang kira2 dompetnya tebel, syukur2 ATMnya juga banyak. Pura2nya kita lagi nyari orang yang kita tuduh mukulin anak dari bos kita atau temen kita. Selagi dia bingung dan panik, kita kuraslah isi dompet sama ATMnya. Kurang lebih kayak gitu lah yang namanya gendok" A bercerita dengan mimik muka yang begitu dingin.
"What? Itu mah pemerasan dong namanya A? Kriminal tuh!" kaget gwa dengan spontan.
"Janganlah bilang kriminal kawan, kasar kali tuh istilahnya." A memprotes komentar gwa.
"Sori sob, abis gwa belom pernah ikut2an yang kayak2 gini. Buset lo ah, gwa lo ajak2 kayak gini?"
Walaupun gwa brengsek kayak gini, gwa paling ogah bersinggungan dengan dunia kriminalitas kayak yang barusan diceritain sama si A. Malakpun gwa nga pernah, apalagi dengan tujuan untuk nyari nafkah. Dan sekarang, gwa terjebak dengan orang2 ini yang lagi melakukan sebuah aksi pemerasan. Maspus dah gwa!
"Maaf lah kawan, khan kau sendiri yang pengen ikut tadi. Lagian santai aja lah, yang kita cari juga banyakkan anak2 kecil kok. Nga payah2 kali lah kerjanya"
"Ya tapi gwa khan nga pernah ikut kayak gini2an sob. Gwa mana tega ngerjain orang kayak gitu" gwa mulai panik.
"Sudahlah, tenang2lah kau disini. Biar kau lihat dunia kami ini kayak gimana" kata A dengan tatapan yang menusuk. Tampaknya dia terganggu dengan sikap gwa yang mulai panik ini, "nih, kau tenggak ini biar tenang sikit"
A mengeluarkan boti dari dompetnya dan mengangsurkan kearah gwa. Buset, kalo ginian mah gwa paling anti banget sob. Dari dulu gwa paling ogah nenggak2 boti. Cuma bikin kita makin bego bin tolol.
"Sori A, gwa nga minum gitu2an. Sori" tolak gwa dengan halus.
A cuma tersenyum penuh arti dan memasukkan kembali boti-nya kedalam dompetnya. Anjrit, kenapa gwa musti terjebak dalam kejadian kayak gini sih? Seharusnya tadi gwa nga usah sok2an pengen ikutan sama mereka. Biar aja gwa bengang-bengong dikamar sendirian tadi. Toh, abis maghrib biasanya Felisha udah balik dan mulai ngejogrok didepan komputer nyelesaiin skripsinya. Dasar tolol! Dan sekarang gwa cuma bisa ngarep, mudah2an mereka nga dapetin mangsanya malem ini.
Tapi kayaknya harapan gwa ini nga kesampean. Karena gwa lihat ketiga temen A itu sedang menggiring seorang bocah menuju kearah kita. Gwa taksir umur bocah yang digiring itu paling tua umurnya sekitar 20 tahun. Mukanya sih cupu banget, tapi dandanannya lumayan up-to-date keliatan dari pakaiannya yang bermerk. Cuma yang bikin gwa agak sedikit gelisah itu bocah tinggi banget dan dari balik bajunya yang longgar seperti menyembunyikan tubuhnya yang besar dan berotot.
"Bang, saya salah apa nih? Saya nga pernah mukulin orang bang" bocah itu mulai menghiba ketika dihadapkan pada A.
"Makanya kalo kau nga ngerasa mukulin anaknya bos gwa, tunjukin aja dompet kau itu. Biar kita bisa pastiin salah orang apa bukan" sahut A dengan gayanya yang dingin.
"Buat apa bang? Saya emang nga pernah mukulin orang bang" bocah itu tetap menghiba tapi tetap mempertahankan pendapatnya.
"Ah, banyak alasan kali kau. Keluarkan aja dompet kau itu" desak C yang berada dibelakangnya sambil menekankan sesuatu kepinggang bocah itu. Gwa lihat C megang belati kecil.
"Beneran bang, saya bukan orang yang abang cari" bocah itu tetap bertahan.
"Hey, kau pilih aja lah salah satunya. Aku minta dompet mu baik2 atau temenku cucuk kau dari belakang" gertak A.
"Jangan bang, jangan" bocah itu terus menghiba, tapi tetep mempertahankan dompetnya. Gwa liat justru kayaknya bocah itu ngulur2 waktu dan mencari2 momentnya yang tepat.
Gwa yang nga pengen terlibat terlalu jauh dengan urusan ini perlahan2 menjauhi mereka, tapi bukan berarti gwa pengen kabur. Paling nga gwa bisa ambil jarak dan jaga2 kalo sekiranya ini bocah ngelawan dan gwa bisa ngebantu sedikit. Hey, gwa udah kepalang basah disini, jadi sekalian aja gwa nyebur deh.
"Aah, banyak cakap kali kau" A mendesak bocah itu, coba merebut dompet bocah itu yang ada dikantong belakang celananya.
Bener aja, moment ini diambil sama bocah itu untuk ngelawan kepungan orang2 yang mau memerasnya. Terjadi begitu cepat dan nga gwa sangka2, tahu2 A udah terhuyung2 kebelakang aja. Sedangkan ketiga temannya yang mengepung itu bocah dari segala sisi pun bernasib sama, terhuyung2 kebelakang tanpa gwa bisa ngeliat penyebabnya saking cepetnya itu bocah bereaksi. Wanjrit, bener kata gwa khan, ini bocah paling nga punya ilmu beladiri yang mumpuni. Paling nga bocah ini nga bisa dianggap sepele gitu aja.
Maka seketika itu juga terjadilah perkelahian yang nga seimbang antara bocah itu melawan 4 orang. Sedangkan gwa yang emang nga mau terlibat, lebih memilih diam aja atau mungkin bisa dibilang cuma terbengong2 saking terkesima sama kecepatan bocah tersebut. Emang sih bocah itu keteteran juga dikeroyokin sama 4 orang ini, tapi perlawanannya itu cukup bikin keempat orang itu kewalahan. Setiap bogem dan tendangan yang dilayangkan sama bocah itu selalu tepat pada sasaran. Entah itu kena ke rahang, mata, hulu hati bahkan sampe keselangkangan. Dan sekali hatam, yang kena pasti mental2an. Sedang bogem2 dan tendangan yang diarahin keempat orang itu bener2 nga bikin bocah jatuh sama sekali. Ckckck, hebat banget tuh bocah!
"Woi anj*ng, jangan cuma bengong aja kau! Bantu2 lah sikit!" teriak C kepada gwa.
Gwa tersadar, kalo gwa mau nga mau musti terlibat dengan perkelahian ini. Gimanapun juga udah nyebur disini, jadi gwa harus ikutan. Ya kayak gini deh yang namanya solidaritas kebablasan, cuma ikut2an walaupun hati kecil nga menghendaki.
Gwa nyari2 posisi buat ngasih colongan ke bocah hebat ini. Gwa lihat ada kesempatan untuk ngeluncurin bogem gwa ini kearah mukanya dan syukur2 bisa bikin dia jatuh. Gwa layangkan tangan kanan gwa sekuat tenaga, ngincer kuping kanannya. Tapi belom lagi bogem gwa nyampe, itu bocah muter kearah gwa. Tahu2 bogem dia udah nyampe kemata kanan gwa dan belom lagi gwa teriak kesakitan kakinya udah nyodok ke perut gwa. Arrghhh.
Gwa mental nerima serangan combo itu, dan sukses jatuh terduduk diatas aspal. Pandangan gwa seketika dipenuhi kunang2 dan mata sebelah kanan gwa seolah gelap. Perut gwa berasa ngilu dan mual. Nga pake lama, gwa sukses muntahin isi perut sejadi2nya. Wanjrit, hebat bener tuh bocah!
Jujur aja, serangan yang gwa terima dari bocah itu justru membuat gwa naek darah. Emang nga pantes sih gwa buat emosi, karena emang kita yang salah kok. Tapi ya namanya kalo udah terlibat perkelahian dan udah kena bogem atau pukulan, mau nga mau ya kepancing emosi juga jadinya. Susah payah gwa coba bangkit lagi, tahu2 tangan gwa berasa nyenggol sesuatu yang dingin. Gwa lihat belati kecil yang tadi dibawa2 sama si C udah tergelatak deket gwa. Dan gwa yang udah kepancing emosi dan gelap mata, memunggutnya. Gwa udah nga perduli lagi dengan apa yang gwa lakuin ini.
Gwa lihat bocah itu udah makin keteteran menghadapi serangan2 dari keempat orang tersebut. Posisinya udah terduduk diaspal tapi tetap bertahan menerima serangan2 dan sesekali nampak berhasil menyarangkan pukulan2nya kepada lawan2nya. Ini kesempatan gwa buat menyarangkan belati yang ada ditangan gwa ini ke bocah sialan itu. Tanpa mikir panjang lagi gwa dekatin bocah itu dari belati dan tangan gwa melayangkan belati itu kearah punggungnya. Ternyata bocah itu menyadari serangan gwa ini dan mengelakkan badannya, sehingga belati itu bersarang di paha kirinya. Gwa nga ngedenger teriakan kesakitan bocah itu ketika belati itu menancap dipahanya. Justru sikunya kembali mendarat dimata kanan gwa. Wanjrit, pecah deh mata gwa!
Gwa yang udah kesetanan coba mencabut belati yang masih menempel dipahanya itu. Gwa udah nga perduli lagi, dipikiran gwa yang ada cuma gimana caranya bisa bikin bocah ini tumbang, kalo perlu untuk selama2nya. Ternyata belati itu seolah nempel permanen dipahanya, susah banget nariknya. Dan begitu bisa ditarik ternyata cuma gagangnya yang terlepas, sementara bilahnya tetap tertinggal dipahanya. Gwa cuma mendengar bocah itu meraung dengan kerasnya merasakan belati itu bergerak di pahanya ketika gwa mencoba menariknya. Lalu gwa ngerasain kedua kuping gwa dihajar bersamaan dengan keras oleh bocah itu. Dan pukulan yang nga kalah kerasnya begitu telak menghajar kuduk gwa. Dan sukses membuat gwa terjerembab diatas aspal tanpa daya sama sekali.
Entah gwa pingsan atau ngak dihajar sama bocah itu, tapi gwa ngerasain tubuh gwa seolah lumpuh terbaring diaspal. Gwa masih bisa ngedengerin keributan2 yang masih berlangsung di dekat gwa ini. Bahkan gwa masih bisa ngedengerin sebuah teriakan yang mampu menghentikan perkelahian ini.
"Woi, pada ngapain tuh?! Berenti...berenti...!!!"
"Bubar.... bubar, ada sekuriti!"
Lalu gwa ngerasain tubuh gwa yang udah lemes seolah nga bertulang ini diseret2 sambil dipapah. Lalu gwa ngerasain tubuh gwa ini seolah dilempar keatas bak mobil. Nga lama mobilpun bergerak dengan cepatnya. Sementara teriakan2 dibelakang masih terdengar walaupun makin sayup2 aja dikuping gwa. Anjrit!
[FONT]
Bujug, lagi2 nga muat 1 halaman

Lirik sama videonya di part 2 yak

sormin180 memberi reputasi
1
Kutip
Balas