Tut-tut-tut-tut. Telepon tertutup meninggalkan aku dan hatiku yang dilanda kata tanya.

Lusa adalah hari pertama masuk sekolah. Hari pertama gue naik ke kelas 2 SMA. Hari dimana beberapa minggu yang lalu gue putusin buat memulai hidup baru dengan mencari gebetan baru dari anak-anak kelas 1. Namun, sekarang semuanya berubah. Gue tiba-tiba merasa hidup gue bagai Avatar Aang yang dipaksa membuat pilihan yang tak mungkin dihindari, menjadi penyelamat bagi kehidupan cintanya. Gue menaruh kembali surat-surat lama itu ke dalam kotak Crispy krackers. Kututup kotak itu dan kusimpan dalam lemari ranjang. Gue memejamkan mata menanti lusa dengan penuh perasaan yang tak mampu digambarkan.



Matahari masih malu-malu menampakkan sinarnya, tapi gue udah selesai mandi dan siap buat seragam.



Aku melahap sesendok nasi terakhir dengan tergesa-gesa, setelah itu kuminum segelas susu yang sudah tersedia. Walaupun sudah SMA gue masih minum susu, soalnya biar tulang-tulang gue kuat serta anti mainstream dari anak-anak lain. Gue menatap ke balik jendela, tak sabar untuk berangkat. Jantungku berdetak kencang tak karuan.



Alhasil monyonglah bibirnya kena punggung tanganku. Si Elsa pun marah-marah mau menjitak gue. Alhamdulillah, gue berhasil lari kabur keluar dari rumah dengan selamat sentosa tak kurang satu apapun.

Jam 6.15 tepat Bus Trimo Seanane datang menjemputku. Gue pun melompat naik, hup! Seperti biasa berdiri di ujung pintu. Lompatan gue disambut sapaan lagu hits Malaysia paling fenomenal milik Exist, Rindu Serindu-rindunya. Gue mau tak mau jadi meresapi bener-bener ini lagu sambil goyang kepala ke kanan dan kiri entah kayak orang yasinan atau orang dugeman.

Mengapa terjadiii~ perpisahan iniii~ dikala asmara melebar sayapnyaaa~… Rinduuuu~ rindu-serindunyaaaa~ uououoooo~.Bibirku bergerak-gerak mengikuti lirik lagu yang sedang diputar. Tiba-tiba pundakku ditepuk dari belakang, ternyata si kondektur. Kuberikan uang seribuan padanya.



Jari-jariku gemetaran tak mau berhenti bergerak, tiba-tiba rasanya ada banyak hal yang tak sabar gue tunggu.



Gue demi mendengar sekolah gue disebut langsung pasang kuda-kuda. Kemudian, gue dengan menggunakan gaya kamen rider black meloncat keluar dari bus dengan penuh semangat heroik generasi 90an.



Sayang sudah terlambat. Nasibku memang tak semulus pipi dedek Nabilah JKT48. Gue melompat menuju pembaringan terakhir, menyongsong penutup dari segala penutup, nama gue Boy, gue adalah pengendali cinta terakhir dari sukuku, orang-orang menyebutku Avatar Boy.

Agung Hercules naik ojek, gak nyambung keles aja jek.