- Beranda
- Stories from the Heart
-Catatan Untuk Riyani-
...
TS
azelfaith
-Catatan Untuk Riyani-
CATATAN UNTUK RIYANI

Sebuah Skripsi

Quote:

(dengerin lagunya dulu ya biar meleleh)

Prologue
Sebut saja namaku Boy, 23 tahun. Penulis? Jelas bukan. Aku hanyalah seorang anak laki-laki yang tumbuh tegak ke atas bersama waktu, soalnya kalau melebar kesamping berarti tidak sesuai kayak iklan Boneto. Dilecut dalam romantika kehidupan labil (bahkan sampai sekarang.
-Editor).Tulisan ini kupersembahkan untuk seorang gadis, sebut saja Bunga. Eh, jangan. Nama Bunga sudah terlalu mainstream dan negatif, Sebut saja Riyani, itu lebih indah dibaca dan tanpa konotasi negatif berita kriminal. (iya gimana sih..
- Editor)Ya, Riyani itu kamu. Bukan Riyani yang lain. (Emang Riyani ada berapa gan?
- Editor) Aku menulis ini karena aku tak punya harta materi (Hiks..kasihan
- Editor). Karena aku tak punya apapun. Karena aku bahkan tak ingat apa yang jadi favoritmu. Aku hanya tahu kau suka membaca, maka aku hanya bisa mempersembahkan tulisan ini sebagai ungkapan terima kasihku untukmu Riyani, seseorang yang akan kunikahi nanti. (Ciyyeeee.. suit-suit dah mau kimpoi nih..
- Editor)Dan kau Riyani, perhatikanlah bagaimana kuceritakan masa-masa dimana aku tumbuh dewasa hingga kutitipkan kepingan hati terakhirku padamu. Masa-masa dimana aku belajar, ditempa, jatuh remuk, dan kembali bangkit karenamu.. (Ceiileee romantisnyaaa...
- Editor).
DAFTAR ISI
Quote:
INTERLUDE
Quote:

RULES
Quote:

Q & A
Quote:

Jangan lupa komen, rates, dan subscribe.
Ijo-ijo belakangan mah gak masalah.

Diubah oleh azelfaith 04-07-2016 15:20
septyanto memberi reputasi
2
110.5K
623
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
azelfaith
#376
5.3. Kotak Crispy Crackers 2
Bagaimana ceritanya? Entah aku tak tahu Lia. Aku bahkan tak pernah berfikir atau membuat perkiraan bahwa ada peluang bagiku untuk kembali bersama Hanum. Kupandangi layar monokrom Nokiyemku. Tombol-tombolnya seakan menjerit, “Lepaskan mimpimu Boy, lepaskan!!”
Gue bersiap membalas smsnya ketika tiba-tiba..
Lu mungkin agak kaget dan mikir kita-kita udik dan ndeso. Tapi jaman dulu hape belum begitu penting buat kita orang, kata Papi sih gitu. Jadi beliau hanya membelikan sebiji Nokiyem yang harus dibagi buat gue dan Elsa. Dan kita sudah cukup senang dengan itu.
Malemnya gue baru bisa membalas sms si Lia.
Setelah terdiam sejenak, gue membuka lemari diatas ranjang. Kuambil sekotak kaleng crispy kracker bekas. Di dalemnya gak ada crispy krackersnya sih, dan gak ada juga kerupuk rengginang yang biasanya buat jebakan waktu lebaran. Di dalamnya tersimpan lembaran kertas. Lembaran surat-surat dari Hanum dahulu yang aku simpan dengan rapi disana.
Aku mulai mengeluarkan selembar demi selembar. Membacanya berulang-ulang, kadang tertawa kadang tersenyum. Surat-surat itu seakan membawaku kembali mengingat kenangan yang telah berlalu. Dan ketika lembaran terakhir kubaca tiba-tiba Nokiyemku berbunyi lagi.
Lia… aduh ini anak gak ada bosennya sih. Sekarang pakai acara nelpon lagi. Ada apa pula.
Gue bersiap membalas smsnya ketika tiba-tiba..
Quote:
Lu mungkin agak kaget dan mikir kita-kita udik dan ndeso. Tapi jaman dulu hape belum begitu penting buat kita orang, kata Papi sih gitu. Jadi beliau hanya membelikan sebiji Nokiyem yang harus dibagi buat gue dan Elsa. Dan kita sudah cukup senang dengan itu.
Quote:
Quote:
*****
Malemnya gue baru bisa membalas sms si Lia.
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Setelah terdiam sejenak, gue membuka lemari diatas ranjang. Kuambil sekotak kaleng crispy kracker bekas. Di dalemnya gak ada crispy krackersnya sih, dan gak ada juga kerupuk rengginang yang biasanya buat jebakan waktu lebaran. Di dalamnya tersimpan lembaran kertas. Lembaran surat-surat dari Hanum dahulu yang aku simpan dengan rapi disana.
Aku mulai mengeluarkan selembar demi selembar. Membacanya berulang-ulang, kadang tertawa kadang tersenyum. Surat-surat itu seakan membawaku kembali mengingat kenangan yang telah berlalu. Dan ketika lembaran terakhir kubaca tiba-tiba Nokiyemku berbunyi lagi.
Lia… aduh ini anak gak ada bosennya sih. Sekarang pakai acara nelpon lagi. Ada apa pula.
Quote:
0
