Take me to the magic of the moment
On a glory night
Where the children of tomorrow dream away
in the wind of change

Gue menekan headphone di kepala gue biar lebih konsen dengerin balada lagu Scorpion ini. Selain itu biar keren kayak orang dengerin musik di pilm-pilm gitu. By the way, gue bukan lagi enjoy dengerin music di kamar, tapi lagi di lab bahasa, ulangan listening. Guru bahasa Inggris gue waktu SMA tu lumayan gaul juga, masih muda, cantik lagi. Wajar aja kebanyakan cowo yang biasanya di belakang memilih duduk di barisan berani mati alias barisan depan. Dan ini gue juga bersyukur karena bu guru ini gak salah gaul. Bisa berdarah telinga kita orang kalau ulangan hari ini disetelkan lagu Justin Bieber. Eh, tapi jaman dulu belum ada sih.

Lagu itu masih berlanjut dan aku pun memperhatikan dengan cermat secarik kertas ulangan di depanku sambil mengisi beberapa space lirik yang kosong, itu lho paragraph rumpang maksudnya. Kalau aja semua ulangan kayak gini gue jamin nilai gue bukan lagi 100, tapi 120.

Suara Klaus Meine mendayu-dayu tak kalah dengan suaranya sang satria bergitar, Rhoma Irama. Lagunya dalem beud coy meskipun waktu itu gue kagak begitu ngerti-ngerti banget.

Walking down the street
Distant memories
Are buried in the past forever

Ketika mendengar bagian lirik ini tiba-tiba gue ngerasa lagu ini diciptakan buat gue. Kok bisa? Ya bisa karena selama ini gue berusaha menghapus kenangan dia pake Attack dengan kekuatan sepuluh tangan tapi gak hilang-hilang juga. Dan sepertinya memang sudah waktunya kenangan lama itu dipendam jauh pada masa lalu selama-lamanya, selamanya, selamanya..~ gue menirukan gaya suara Spongebob.



Sudah hampir setahun berlalu sejak tragedi coklat ChaCha itu. Sejak saaat itu aku memilih untuk menjauhi Hanum sejauh mungkin. Namun takdir mengatakan lain karena kami berada dalam satu kelas, jarak terjauh kami kalau diukur secara vertikal adalah sama dan secara diagonal adalah sejauh 5 bangku 4 meja paling maksimal. Sedangkan jarak terdekat bagiku dan dia adalah….

10 cm. Hah? Kok bisa? Ya bisa. Karena Tuhan itu baik, dia kasih kami secara kebetulan selalu satu kelompok ketika mengerjakan group project yang anggotanya dipilih secara random oleh sang guru.

Oke, kembali ke cerita karena gue terlalu banyak opening. Setelah ulangan listening gue pulang bersiul-siul menyanyikan lagu tersebut. Semangat gue buat move on berapi-api. Apalagi ini udah mau kenaikan kelas dan bentar lagi gue punya adek kelas. Udah waktunya ngecengin mereka dan nyari gebetan baru. Gue harus move on.

2 minggu kemudian.. What? Dua minggu? Kenapa cepet amat??? Ya cepet dong soalnya kalau gue tulis semua kegiatan ujian kenaikan kelas gue, lu bisa muntah darah dan epilepsy serta insomnia selama 7 hari 8,5 malem. Ya, 2 minggu kemudian hape nokiyemku berbunyi tulit-tulit. Sms dari Lia. Singkat, padat, jelas.