Semudah itu w melepas iman w yang mungkin hanya setipis lapisan es? Ya Allah, Maafkan aku. Aku pun tak tau harus bagaimana. Hari melelahkan untuk hati dan raga yang letih.



Ospek berlalu, perkuliahan dimulai. Aku sudah punya banyak waktu luang untuk menemui Glenn. Glenn pun bisa keluar walau harus izin dan pulang di waktu yang sudah ditetapkan. Kami sering bertemu di bekasi. Pasti kami pergi ke hotel untuk menginap. Pastinya aku juga yang bayar, Sampai suatu saat aku sudah jenuh karna selalu mengeluarkan uang.

Ketika itu Glenn memintaku perki ke bekasi untuk menemuinya. Aku pun sengaja hanya membawa uang 50ribu untuk transportasi. Sengaja aku datang dan tiba di bekasi jam setengah 9 malam. Supaya aku bisa segera pulang karna tau kami tidak bisa sewa hotel. Aku telpon ia, tak ada jawaban. Aku ulangi sampai aku lupa kalo sudah jam 9. Itu pun akhirnya ia memberi kabar sebentar lagi ia sampai di tempat yak kita janjikan sebelumnya. Pikiran ku kacau. Ini sudah larut malam tapi aku masih ada di Bekasi. Jalanan besar yang tadinya dilewati ribuan kendaraan, kini benar-benar lengang. Sudah banyak makanan yang ku telan hanya untuk menunggu Glenn.

Akhirnya ia tiba. Tapi semua angkutan ke cikarang sudah tidak ada. Aku pun tak bisa pulang, kami pun tak bisa pergi untuk menginap di hotel. Ia menuntunku untuk menaiki jembatan penyebrangan. Sesamainya disisi sebrang tempat tadi aku menunggu Glenn, kami melihat pos keamanan yang tak berpenghuni. Kami duduk disana sambil melepas penat. Tentunya diselingi belaian jahil.

Karna kami dilihat para pejalan kaki, akhirnya kami memutuskan untuk naik angkot. Kita berhenti di GOR. Glenn hanya memberi 2ribu. *dasar gila!

Kami berjalan masuk kedalam benar-benar perjalanan jauh. GOR di Bekasi sangat luas. Kami menyempatkan diri untuk makan nasi goreng. Sepiring berdua yang gak romantis. Kami duduk di antara gerobak robong yang dijajar karna tidak dipakai berjualan. Kami mengobrol ngalor ngidul kalo kata orang jawa. Malam mulai dingin, Kami terus berjalan untuk mencari tempat sepi. Kami lihat ada semacam gedun yang dibelakangnya ditumbuhi pepohonan dibelakangnya. Ternyata ini track untuk jogging dan tak ada lampu. Gelap gulita. Kami duduk di undakan tinggi seperti jalan yang berada dibelakang gudang tersebut. Ritual gila pun dimulai. Dan itu pertama kalinya aku dibuat benar-benar melayang sekaligus kesakitan. Tanpa kenyamanan, diburu rasa takut ketahuan orang. Disisi nya mungkin dia biasa. Tapi disisiku, ini benar-benar hal gila. Satu hal gila yang terpikir dalam ingatanku. Aku ingin membuatnya bahagia.

Ntah karna sering kabur dari kejaran polisi, kegiatan gila kami dihentikan. Glenn bilang firasatnya gak enak. Kami pun menjauh dari tempat tadi dan pergi ke sisi lain GOR. Ada satu jalan isinya banci. Semuanya banci.



skipp TS nya cape.