- Beranda
- Stories from the Heart
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
...
TS
luckyismine
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
Quote:
MESIN WAKTU
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
MINOR66
Quote:
Permisi agan dan aganwati
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.
Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.
Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa.
So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Quote:
Original Posted By mullupus►Tes tes... 1-2-3...
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa. So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Spoiler for Makasih buat cendolnya :
* * * C H A P T E R I * * *
Spoiler for INDEX:
MUKADIMAH
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
* * * C H A P T E R II * * *
Spoiler for INDEX:
THAT'S WHAT FRIEND ALL FOR
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 84 suara
Siapa yang jadi istri gwa saat ini?
Dinda
12%
Felisha
35%
Bebeb
5%
Megan Fox
23%
Semuanya salah
26%
Diubah oleh luckyismine 05-04-2017 18:38
sormin180 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
356K
Kutip
1.7K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
luckyismine
#353
MY SHARONA
Ooh, my little pretty one, my pretty one
When you gonna give me some time, Sharona
Ooh, you make my motor run, my motor run
Got it coming off o' the line, Sharona
Never gonna stop, give it up, such a dirty mind
I always get it up, for the touch of the younger kind
My, my, my, aye-aye, whoa!
M-m-m-my Sharona
Come a little closer, huh, a-will ya, huh?
Close enough to look in my eyes, Sharona
Keeping it a mystery, it gets to me
Running down the length of my thigh, Sharona
Never gonna stop, give it up, such a dirty mind
I always get it up, for the touch of the younger kind
My, my, my, aye-aye, whoa!
M-m-m-my Sharona
M-m-m-my Sharona
When you gonna give to me, a gift to me
Is it just a matter of time, Sharona?
Is it d-d-destiny, d-destiny
Or is it just a game in my mind, Sharona?
Never gonna stop, give it up, such a dirty mind
I always get it up, for the touch of the younger kind
My, my, my, aye-aye, whoa!
M-m-m-m-m-m-m-my, my, my, aye-aye, whoa!
M-m-m-my Sharona
M-m-m-my Sharona
M-m-m-my Sharona
M-m-m-my Sharona
When you gonna give me some time, Sharona
Ooh, you make my motor run, my motor run
Got it coming off o' the line, Sharona
Never gonna stop, give it up, such a dirty mind
I always get it up, for the touch of the younger kind
My, my, my, aye-aye, whoa!
M-m-m-my Sharona
Come a little closer, huh, a-will ya, huh?
Close enough to look in my eyes, Sharona
Keeping it a mystery, it gets to me
Running down the length of my thigh, Sharona
Never gonna stop, give it up, such a dirty mind
I always get it up, for the touch of the younger kind
My, my, my, aye-aye, whoa!
M-m-m-my Sharona
M-m-m-my Sharona
When you gonna give to me, a gift to me
Is it just a matter of time, Sharona?
Is it d-d-destiny, d-destiny
Or is it just a game in my mind, Sharona?
Never gonna stop, give it up, such a dirty mind
I always get it up, for the touch of the younger kind
My, my, my, aye-aye, whoa!
M-m-m-m-m-m-m-my, my, my, aye-aye, whoa!
M-m-m-my Sharona
M-m-m-my Sharona
M-m-m-my Sharona
M-m-m-my Sharona
THE KNACK
Spoiler for MY SHARONA:
Quote:
Apa yang Dinda bilang tentang kerjaan gwa sama Kenshi ini ternyata terbukti kebenarannya. Dinda pernah bilang kalo proyek2 gwa sama Kenshi itu cuma bersifat temporary aja. Emang nga bisa diandelin buat jadi kerjaan tetap, apalagi buat bikin periuk di dapur selalu ngebul tiap harinya. Karena proyek tersebut cuma sampingannya Kenshi aja, sedang gwa cuma rekanannya aja yang nga ngerti sama sekali soal nyari orderan. Jadi, kalo Kenshi dapet orderan berarti ada kerjaan, kalo nga dapet ya manyun aja deh. Damn, I hate when she's always right!
Dan sekarang ini boleh dibilang kerjaannya udah abis. Setelah proyek dikampus selesai masih ada sih, proyek kecil2an yang kita kerjain. Seperti proyek ditempat kerjanya mas Arga yang ternyata cuma ganti cat dan ngerapihin interior2nya doang, sama beberapa proyek interior buat kantornya beberapa temennya Kenshi. Boleh dibilang lebih banyak nganggurnya gwa, dibanding kerjanya. Semua kerjaan udah di handle sama tukang2 yang kerja di workshop, sementara gwa paling baru sibuknya pas udah masuk tahap instalasi.
Jadi gwa musti muter otak buat nyari kegiatan buat ngisi waktu gwa yang kebanyakan luang ini. Masa iya sih gwa musti ngabisin waktu gwa sama bocah2 ingusan yang pada maen layangan di kebon kosong deket kost-an gwa, atau menjelajahi empang ke empang buat mancingin ikannya? Kalo gwa ikutin gaya hidup kayak gini yang ada makin buntu aja otak gwa, padahal waktu dan umur terus bertambah tiap harinya. Dan ini juga bukan masalah uang, karena jatah bulanan gwa tetep lancar dari ortu gwa, karena mereka tahunya gwa masih kuliah. Tapi ini adalah masalah bagaimana caranya agar gwa nga jadi pengangguran dan makin pecundang dimata Dinda.
Akhirnya gwa mutusin bawa mobilnya Kenshi yang bak terbuka itu nongkrong diperempatan jalan nga jauh dari kost-an gwa, mumpung yang punya mobil pun nga keberatan kalo mobilnya gwa karyakan disitu. Yup, gwa karyakan mobilnya Kenshi buat disewain sama orang2 yang ngebutuhin. Entah itu buat pindahan rumah, ngangkut2 barang dagangan dan lain sebagainya. Yang ada dikepala gwa buat nga nganggur ya cuma ini doang idenya. Sehingga gwa harus buang jauh2 gengsi gwa, demi nga jadi pengangguran. Lagian hasilnya juga lumayan kok menurut gwa, walau nga sepadan sama capek2nya.
Awalnya sih emang berasa juga, cuma bengang-bengong nongkrongin mobil, nungguin sewa seharian. Apalagi diperempatan itu emang gwa sendirian yang nekad nyewain mobil. Bayangin, dari pagi sampe sore, boro2 gwa dapet sewa. Yang ada, itu mobil cuma buat maenan sama anak2 singkong. Tapi lumayanlah, daripada gwa suntuk sendirian, kehadiran anak2 singkong disitu justru jadi hiburan tersendiri buat gwa. Tapi sih itu nga nyampe itungan minggu, baru deh gwa dapet sewa. Dan begitu orang2 udah pada tahu dimana musti nyari mobil bak yang disewain, maka orderan gwa mulai lancar tuh. Apalagi mobilnya Kenshi tuh udah kece banget buat sekelas mobil bak, ada AC yang selalu dingin dan full stereo, bikin yang nyewa jadi betah dan jadi langganan setia.
Untungnya lagi, tetangganya Ridho ada yang mau bantuin buat jadi kenek. Ropik namanya. Masih muda tapi tenaganya sepadan banget sama badannya yang berisi itu. Jujur aja, gwa banyak ketolong sama kehadiran Ropik dalam urusan ngangkat-mengangkat. Waktu masih sendirian, gwa berasa banget pas kalo yang bawa barang nga punya tenaga bantuan buat naekin dan nurunin barang2nya. Mau nga mau gwa musti bantuin juga khan. Sumpah deh, dari situ gwa ngerasain banget gimana pedihnya nyari duit. Kadang pas pulang ke kost-an berasa tulang2 gwa udah kayak mau copot2 semua. Biasanya kalo udah gitu, sampe besoknya gwa tepar dikamar dan ngabsen nyewain mobil.
Tapi sejak ada Ropik, otomatis kerjaan gwa jadi berasa ringan karena cuma nyopirin doang. Urusan angkat mengangkat udah ada Ropik.Tambahan lagi orangnya juga rajin banget. Jadi tiap paginya kerjaan gwa markiran mobil dulu ke perempatan, abis itu Ropik yang nungguin pelanggan. Sedangkan gwa abis itu balik ke kost-an leyeh2 sambil nungguin panggilan dari Ropik. Malah, kalo dapet sewanya cuma deket2 aja jaraknya, gwa suruh Ropik aja yang bawa. Karena biar gitu2 juga, Ropik udah punya sim A lho. Ahahahahaha, kehadiran Ropik justru ngebikin jiwa pemalas gwa bangkit lagi.
*******************
Malem itu gwa pulang sekitaran jam 10-an, sehabis nganterin orang belanja bahan pakaian yang masih rol2an didaerah kawasan perindustrian. Capeknya sih nga seberapa, cuma nungguinnya itu yang bikin capek hati. Berangkatnya sih udah dari siang2an menuju pabriknya, tapi begitu transaksinya udah selesai, barang2nya baru bisa dikeluarin jauh setelah jam bubaran kerja pas sorenya. Sekitaran jam tujuh malem gitu, barang2nya baru bisa dipindahin ke atas mobil. Buset deh, apa emang begini ya kalo belanja bahan2 di pabrik? Atau jangan2 emang transaksinya semi legal kali ya? Ah, sudahlah, itu bukan urusan gwa kali!
Suasana dikost-an udah sepi. Gwa lihat kamarnya Felisha juga udah hening, walaupun lampu kamarnya masih keliatan nyala. Biasanya sih dia suka numpang make komputer dikamar gwa, buat ngetikin skripsinya. Mungkin dia udah selesai kali make komputernya dan sekarang udah ngorok dikamarnya. Padahal gwa pengen banget minta dibikinin kopi sama dia. Ehm, bukannya apa2 sob, kopi susu bikinan dia tuh emang special banget. Kopi hitam robusta yang diseduh make campuran sedikit air putih sama susu cair, dan jadilah lattle ala Felisha. Dan rasanya, 11-12 deh sama yang di coffeshop2.
'Kalo ada coffeemaker pasti lebih mantep lagi Wil rasanya.' begitu katanya waktu dia pertama kali bikinin latte buat gwa.
'Iya, sekalian aja lo jadi baristanya dan kita bikin coffeeshop deh.' komentar gwa ngasal. (Kalo aja saat itu emang kesampean, mungkin kita lagi sibuk ngeliatin coffeeshop kita yang dipenuhi tamu ya Lek?
)
Gwa senyum2 aja ngingetin omongan ngelantur kita saat itu. Terpaksa deh malem ini gwa ngopi sachet. Walaupun rasanya kalah nikmat dari latte bikinan Felisha, yang penting bisa nemenin gwa melepas lelah malem ini. Sebelum gwa mandi, gwa sibuk2 dulu didapurnya Ridho buat nyeduhin kopi dulu. Jadi setelah seger mandi, udah ada segelas kopi yang siap diseruput sebelum gwa lanjutin ke pulau kapuk.
Setelah mandi ditemani segelas kopi sachet dan sebatang rokok, gwa ambil jurnal harian gwa. Hmm, udah berapa hari yah gwa absen ngisi halaman2 lo Buk? Mulai darimana ya nulisnya? Kayaknya nga begitu menarik kehidupan gwa beberapa hari ini. Engg, iya, gimana kalo tentang hubungan gwa sama Dinda. Yang makin lama pada sibuk dengan kerjaan masing2. Dinda yang makin tenggelam sama kerjaannya, dan gwa makin asik jadi supir mobil bak. Sama2 sibuk, cuma beda kasta dan gengsi aja. Apalagi kalo dapet sewa yang sampe malem kayak gini, otomatis gwa absen jemput Dinda dan mampir ke kost-annya. Tadi sih sempet telpon2an bentar sambil ngilangin suntuk nungguin pelanggan gwa naekin barang2nya ke mobil. Well, sikap Dinda emang nga pernah berubah sama gwa, walau dia masih suka ngingetin gwa untuk rencana gwa ngelanjutin kuliah lagi. Dan yang makin gwa suka, Dinda nga pernah ngerasa malu gwa jemput make mobil bak yang seringnya gwa naekin didepan lobby kantornya. Dan itu sungguh2 ngebuat gwa makin sayang aja sama Dinda. Thanks Dinda.
Lagi asyik2nya gwa nulis jurnal dimeja kecil yang deket sama jendela nako, gwa dikejutkan oleh suara pintu gwa yang tiba2 aja dibuka dengan kasar. Brak! Gwa lihat Felisha udah berdiri didepan pintu, dengan pakaian tidurnya yang berantakan juga penampilannya yang begitu semrawut. Matanya menatap gwa dengan tajam, seolah ada kemarahan yang akan segera dimuntahkannya. Wadepak, kesambet apaan nih cewek? Ngeri banget gwa ngeliat ekspresi wajahnya sama penampilannya malem itu. Asli, kagak2 ada cakep2nya dah.
Tahu-tahu... Plak! Tangannya udah nge-gaplok kepala gwa dengan begitu cepatnya. Wanjrit! Sakit banget gaplokannya! Gwa cuma meringis kesakitan sambil megangin kepala gwa yang kena gaplok. Gwa lihat tangannya mau dilayangin lagi ke kepala gwa, tapi kali ini gwa lebih sigap. Gwa tangkep tangannya sebelom bikin kepala gwa benjol2 lagi dan gwa pegangin sekenceng2nya.
"Anj*ng, laki-laki semuanya kayak anj*ng!" raungnya dengan penuh amarah. Felisha coba melepaskan tangannya yang gwa pegangin dengan kuat. Tapi pegangan gwa terlalu kuat, sehingga dia melayangkan lagi sebelah tangannya ke arah kepala gwa lagi. Gwa tangkep sebelah tangannya itu, walau sebelumnya sukses mampir duluan ke muka gwa. Dengan posisi gwa yang masih duduk kayak gini, jelas bikin gwa kerepotan.
"Woi, lo kenapa sih?!" bentak gwa yang kepancing emosi juga. Gwa sentak tangannya dengan keras, maksudnya sih biar dia sadar sama kelakuannya ini. Tapi justru sentakan gwa malah bikin dia jadi limbung dan hilang keseimbangannya. Kayaknya nih cewek lagi mabok deh, soalnya mukanya udah kayak kepiting rebus gitu sama aroma alkohol kecium santer banget pas dia teriak tadi.
Makanya sebelum Felisha rubuh nibanin badan gwa, buru2 gwa berdiri dan nahanin badannya. Sehingga Felisha jatoh kebadan gwa, persis banget kayak adegan2 disinetron.
Bener khan dari mulutnya kecium banget aroma alkoholnya. Tahu2 gwa ngedenger suara 'hoek-hoek' dari mulutnya dan nga lama badan gwa berasa basah2 bercampur hangat berbaur sama aroma alkohol dan asem!. Wanjrit, dapet bonus jekpot-an gwa malem ini! Apes bener dah!
Gwa papah tubuh mungilnya ini ke kasur gwa. Gwa telentangin tubuhnya keatas kasur sementara kepalanya gwa ganjel pake bantal setinggi mungkin. Biar kalo dia mau muntah lagi nga bakal berbalik muntahannya memasuki paru2 atau membahayakannya (ini menurut pengalaman pribadi lho
). Justru ini adalah kesalahan fatal gwa. Seharusnya gwa bawa Felisha ke kamar mandi, biar dia jekpotin semua isi perutnya disitu. Tapi sekarang, gwa cuma bisa pasrah ngeliatin Felisha 'hoek-hoek' lagi ngeluarin isi perutnya sesuka hatinya di kasur gwa. Yuck!

Mampus dah gwa! Gwa bingung ngeliatin pemandangan yang ada dihadapan gwa ini. Pada cewek yang terlentang dengan pasrah diatas kasur dimana jekpotannya berantakan disekitar kasur dan badannya. Gwa panik nga ngerti musti ngapain. Perasaan gwa bercampur baur antara jijik ngeliat muntahan sama kasihan ngeliat Felisha tepar dengan suksesnya. C'mon Ky, do somethin'!
"Oke, tenang Ky. Sekarang lo ambil handuk kecil sama kaos buat ganti bajunya yang udah lepek sama muntahannya. Jangan lupa air anget buat bersih2." begitu kata hati gwa ngasih panduan. Dan gwa nga tau siapakah yang ngasih panduan ini, Jimbo atau Gie.
Tapi sebelumnya gwa bersihin dulu bekas muntahan yang masih tertinggal disekitaran mulutnya make kaos yang gwa lepas dari badan gwa. Ketika jari gwa dideketin kehidungnya, gwa bisa ngerasain napasnya yang hangat. Berarti masih ada tanda2 kehidupan.
Setelah ngerasa aman baru deh gwa tinggal sebentar buat ngambil termos air panas plus baskom ke dapurnya Ridho dan beberapa kaos gwa buat salinannya.
Setelah nyiapin air hangat ke baskom, gwa pindahin dulu tubuh yang udah lunglai lemah itu ke sisi lain dari kasur gwa yang masih bersih. Gwa senderin sebagian punggung dan kepalanya ke tembok yang udah gwa lapisin sama bantal. Dan sekarang bagian paling rumitnya adalah gimana caranya ngeganti bajunya yg udah lepek sama muntahannya ini? Sungguh, ini bener2 jadi dilema gwa malem itu. Kalo dulu, ketika gwa emang sengaja modusin cewek2 biar jadi mabok berat dan tepar, justru ini adalah moment2 yang paling gwa sukain.
Tapi kalo untuk malam ini?
Sambil bersihin sisa2 muntahannya disekitar mulut dan lehernya dengan handuk kecil yang udah direndem air hangat, pikiran gwa masih berkecamuk antara ngebiarin Felisha tidur dengan baju yang basah dan bau itu atau ngeganti dengan kaos baru dan tentunya lebih nyaman. Kalo dibiarin tetep seperti itu walau udah gwa bersihin, takutnya dia bisa masuk angin besokannya. Tapi kalo gwa gantiin bajunya, apakah gwa sanggup ngelakuinnya? Belom lagi kalo ditengah jalan dia kebangun? Pasti tuh cewek bakalan ngamuk2 lagi dan nyangkain gwa bakal ngapa2in dia. Ah, ribetnya!
"Ganti aja bajunya, kasihan dia bisa masuk angin" rayu Jimbo dengan manisnya dikepala gwa.
"Nga perlu. Lo cukup lap2in aja bekas muntahannya. Ntar juga kering sendiri dibadan" Gie pun berargumen.
"Tapi khan bau sob. Mana enak lah tidurnya kalo keadaannya kayak gitu. Iya nga sih?" Jimbo tetep dengan pendapatnya.
"Halagh, biarin aja. Tuh, lo bisa liat tidurnya udah nyenyak gitu" Gie juga tetep dengan pendapatnya.
"Ganti!"
"Jangan!"
"Ganti!"
"Aarrggghhhhh, berisik!" sela gwa menghentikan pergolakan di kepala gwa ini.
Yang gwa tahu, tangan gwa udah bergerak begitu aja menuju tubuhnya. Perlahan2 jari-jemari gwa meloloskan satu persatu kancing baju tidurnya dari tempatnya. Tangan gwa bergetar dengan hebatnya, seiring dengan deru nafas dan detak jantung gwa yang berpacu dengan cepat. Gwa berusaha melakukannya dengan setenang mungkin agar cewek yang udah kehilangan kesadarannya ini nga terbangun oleh perbuatan gwa. Dan gwa sepertinya udah kehilangan akal sehat gwa untuk tetep nekad melucuti pakaian Felisha yang basah dan bau ini.
Dan gwa coba mengabaikan pada sepasang gundukan yang begitu bulat dan menantang didadanya ketika gwa mulai melepaskan pakaiannya itu. Ketika gwa mulai meloloskan satu persatu tangannya dari lubang lengan bajunya, gwa tetap berusaha waras walau buah dadanya tampak seperti mau tumpah2an dari bekapan branya. Dan ketika tubuhnya yang tinggal berlapiskan bra saja, gwa tetap berusaha untuk nga jadi gila, demi melihat kulitnya yang tampak seperti berkilauan ditimpa cahaya kamar gwa malam itu.
"Now, you can clean her body smoothly and gently" Jimbo yang memenangkan pergolakan dikepala gwa memberi arahan.
"......
" suara Gie nga kedengaran.
Gwa menahan napas untuk mengatasi gemuruh didada gwa ini yang semakin tak terkendali, ketika gwa mulai membersihkan bagian2 tubuhnya yang kotor dan basah. Gwa bisa ngerasain betapa kenyalnya ketika handuk yang hangat itu menyapu bagian dadanya. Napas gwa semakin memburu dan jantung gwa berpacu semakin cepat, bertolak belakang dengan alunan napas Felisha yang begitu teratur dan tenang. Tiba2 aja gwa ngerasain waktu berjalan dengan sangat lambat sekali malam itu. Semua begitu jelas dimata dan ingatan gwa.
"Lo musti buka branya, masih banyak kotoran yang nyelip disitu. Lagian branya juga basah tuh" Jimbo kembali merayu.
"Halagh modus!" Gie kembali bersuara.
"C'mon, niat baik tuh jangan setengah2 tauk!" Jimbo ngasih argumen.
"Modus! Nga perlu sampe segitunya kali!"
"Do it Ky, just once click, you can opened it. You an expert for this job"
"Sumpah, hina banget lo Ky, kalo lo tetep terusin kebiasaan2 jelek lo dulu ke Felisha. It's the right time to prove that you're the real gentleman. Prove it kiddo!"
"Fvck ya all!" berasa mau pecah nih pala gwa.
"Lek, sori ya, gwa cuma mau ganti baju lo yang basah doang. Gwa nga ada maksud mau modusin lo. Mudah2an lo bisa dengerin gwa ya" gwa ngomong sendiri. Ahahahaha, mirip kayak orang yang misi-misi kalo mau kencing deket pohon yang angker.
Dengan secepat dan sehati2 mungkin gwa mulai makein kaos gwa ke badannya. Gwa udah nga tahan lagi. Gwa cuma laki2 biasa yang masih sulit menahan gejolak napsu gwa. Apalagi malam itu gwa punya kesempatan untuk ngeliat tubuh nan ranum itu dengan sebebas-sebebasnya. Dan juga kesempatan yang terbuka dengan sebebas2nya untuk memperlakukan tubuh yang sudah tak berdaya itu sesuka hati gwa. Tapi bener juga kata Gie, gwa akan semakin hina kalo aja masih mau nurutin apa kata Jimbo. I hate to spell H.I.N.A!
Dan sebelum gwa menyesali apa yang udah gwa lakuin ini, cepet2 gwa gendong tubuh mungil Felisha. Dengan hati2 gwa gendong tubuh yang sudah lunglai ini dan gwa pindahin ke kamarnya. Untung aja posisi kamar kita ini ada diposisi paling belakang, jadi gwa nga perlu kuatir dengan mata2 yang akan memergoki perbuatan gwa ini dan berkembang jadi gosip murahan. Nga enak khan, kalo niat baik gwa ini nantinya malah disalahpahamin sama orang lain?
Perlahan2 gwa rebahin tubuh Felisha kekasurnya. Tubuhnya tetap bergeming, tak terusik sedikitpun oleh gwa. Gwa perhatikan wajah manisnya yang sudah terlelap oleh buaian alkohol, betapa polos dan innocentnya wajah itu. Dan gwa, apakah masih tega mau ngambil kesempatan dari kesusahan yang menderanya? Emang hina lo Ky, kalo lo masih tega juga!
Gwa menyapu mata gwa pada kamar yang berantakan ini. Kayaknya tadi udah terjadi kehebohan disini. Barang2 Felisha boleh dibilang udah nga pada tempatnya lagi, semua berhamburan disembarang tempat. Mata gwa terpaku pada sebuah botol Chivas yang masih tersisa nga nyampe seperempatnya. Buset deh, apa si Felisha udah nenggak itu minuman dari keadaan utuh? Kalo iya pun, rasanya wajar banget kalo Felisha ujung2nya tepar kayak gitu.
Gwa ambil botol itu sebelum meninggalkan kamarnya. Pengennya sih gwa mau beres2in kamarnya dulu. Tapi setelah gwa pikir2, akan resiko bakal berubah pikiran kalo kelamaan di kamar Felisha, akhirnya gwa urungkan niat itu. Gwa kunci pintu kamarnya dari luar, trus gwa selipin dan mendorong kunci itu masuk kedalam lewat celah pintunya. Hell yeah, keadaan pun sudah aman terkendali sekarang!
Dikamar, bayangan2 tubuh molek Felisha nga henti2nya berkelebat di kepala gwa. Pada moment2 yang baru aja gwa lewatin barusan. Pada dada yang begitu membusung dan menantang mata. Pada sensasi kenyal ketika tangan gwa membersihkan dadanya. Pada mulus dan licin kulitnya yang tersentuh oleh tangan gwa. Pada.... arrggh, gwa seperti ngeliat Jimbo senyum2 ngenyek kearah gwa. Gwa coba mengusir bayangan2 itu sambil menenggak minuman yang ada ditangan gwa ini. Wanjrit, kenapa jadi begini sih?
Gwa menatap kasur gwa yang masih dikotori oleh bekas muntahan Felisha. Entah kenapa gwa males banget untuk ngebersihinnya. Sementara dikepala gwa masih terus digelayuti oleh kelebatan peristiwa yang baru gwa lewatin. Fvck, gwa nga tahan lagi! Lalu gwa berjalan menuju kamar mandi, nga lupa sambil membawa botol minuman yang masih tersisa ini. Fvck!
Dan sekarang ini boleh dibilang kerjaannya udah abis. Setelah proyek dikampus selesai masih ada sih, proyek kecil2an yang kita kerjain. Seperti proyek ditempat kerjanya mas Arga yang ternyata cuma ganti cat dan ngerapihin interior2nya doang, sama beberapa proyek interior buat kantornya beberapa temennya Kenshi. Boleh dibilang lebih banyak nganggurnya gwa, dibanding kerjanya. Semua kerjaan udah di handle sama tukang2 yang kerja di workshop, sementara gwa paling baru sibuknya pas udah masuk tahap instalasi.
Jadi gwa musti muter otak buat nyari kegiatan buat ngisi waktu gwa yang kebanyakan luang ini. Masa iya sih gwa musti ngabisin waktu gwa sama bocah2 ingusan yang pada maen layangan di kebon kosong deket kost-an gwa, atau menjelajahi empang ke empang buat mancingin ikannya? Kalo gwa ikutin gaya hidup kayak gini yang ada makin buntu aja otak gwa, padahal waktu dan umur terus bertambah tiap harinya. Dan ini juga bukan masalah uang, karena jatah bulanan gwa tetep lancar dari ortu gwa, karena mereka tahunya gwa masih kuliah. Tapi ini adalah masalah bagaimana caranya agar gwa nga jadi pengangguran dan makin pecundang dimata Dinda.
Akhirnya gwa mutusin bawa mobilnya Kenshi yang bak terbuka itu nongkrong diperempatan jalan nga jauh dari kost-an gwa, mumpung yang punya mobil pun nga keberatan kalo mobilnya gwa karyakan disitu. Yup, gwa karyakan mobilnya Kenshi buat disewain sama orang2 yang ngebutuhin. Entah itu buat pindahan rumah, ngangkut2 barang dagangan dan lain sebagainya. Yang ada dikepala gwa buat nga nganggur ya cuma ini doang idenya. Sehingga gwa harus buang jauh2 gengsi gwa, demi nga jadi pengangguran. Lagian hasilnya juga lumayan kok menurut gwa, walau nga sepadan sama capek2nya.

Awalnya sih emang berasa juga, cuma bengang-bengong nongkrongin mobil, nungguin sewa seharian. Apalagi diperempatan itu emang gwa sendirian yang nekad nyewain mobil. Bayangin, dari pagi sampe sore, boro2 gwa dapet sewa. Yang ada, itu mobil cuma buat maenan sama anak2 singkong. Tapi lumayanlah, daripada gwa suntuk sendirian, kehadiran anak2 singkong disitu justru jadi hiburan tersendiri buat gwa. Tapi sih itu nga nyampe itungan minggu, baru deh gwa dapet sewa. Dan begitu orang2 udah pada tahu dimana musti nyari mobil bak yang disewain, maka orderan gwa mulai lancar tuh. Apalagi mobilnya Kenshi tuh udah kece banget buat sekelas mobil bak, ada AC yang selalu dingin dan full stereo, bikin yang nyewa jadi betah dan jadi langganan setia.
Untungnya lagi, tetangganya Ridho ada yang mau bantuin buat jadi kenek. Ropik namanya. Masih muda tapi tenaganya sepadan banget sama badannya yang berisi itu. Jujur aja, gwa banyak ketolong sama kehadiran Ropik dalam urusan ngangkat-mengangkat. Waktu masih sendirian, gwa berasa banget pas kalo yang bawa barang nga punya tenaga bantuan buat naekin dan nurunin barang2nya. Mau nga mau gwa musti bantuin juga khan. Sumpah deh, dari situ gwa ngerasain banget gimana pedihnya nyari duit. Kadang pas pulang ke kost-an berasa tulang2 gwa udah kayak mau copot2 semua. Biasanya kalo udah gitu, sampe besoknya gwa tepar dikamar dan ngabsen nyewain mobil.

Tapi sejak ada Ropik, otomatis kerjaan gwa jadi berasa ringan karena cuma nyopirin doang. Urusan angkat mengangkat udah ada Ropik.Tambahan lagi orangnya juga rajin banget. Jadi tiap paginya kerjaan gwa markiran mobil dulu ke perempatan, abis itu Ropik yang nungguin pelanggan. Sedangkan gwa abis itu balik ke kost-an leyeh2 sambil nungguin panggilan dari Ropik. Malah, kalo dapet sewanya cuma deket2 aja jaraknya, gwa suruh Ropik aja yang bawa. Karena biar gitu2 juga, Ropik udah punya sim A lho. Ahahahahaha, kehadiran Ropik justru ngebikin jiwa pemalas gwa bangkit lagi.

*******************
Malem itu gwa pulang sekitaran jam 10-an, sehabis nganterin orang belanja bahan pakaian yang masih rol2an didaerah kawasan perindustrian. Capeknya sih nga seberapa, cuma nungguinnya itu yang bikin capek hati. Berangkatnya sih udah dari siang2an menuju pabriknya, tapi begitu transaksinya udah selesai, barang2nya baru bisa dikeluarin jauh setelah jam bubaran kerja pas sorenya. Sekitaran jam tujuh malem gitu, barang2nya baru bisa dipindahin ke atas mobil. Buset deh, apa emang begini ya kalo belanja bahan2 di pabrik? Atau jangan2 emang transaksinya semi legal kali ya? Ah, sudahlah, itu bukan urusan gwa kali!
Suasana dikost-an udah sepi. Gwa lihat kamarnya Felisha juga udah hening, walaupun lampu kamarnya masih keliatan nyala. Biasanya sih dia suka numpang make komputer dikamar gwa, buat ngetikin skripsinya. Mungkin dia udah selesai kali make komputernya dan sekarang udah ngorok dikamarnya. Padahal gwa pengen banget minta dibikinin kopi sama dia. Ehm, bukannya apa2 sob, kopi susu bikinan dia tuh emang special banget. Kopi hitam robusta yang diseduh make campuran sedikit air putih sama susu cair, dan jadilah lattle ala Felisha. Dan rasanya, 11-12 deh sama yang di coffeshop2.
'Kalo ada coffeemaker pasti lebih mantep lagi Wil rasanya.' begitu katanya waktu dia pertama kali bikinin latte buat gwa.
'Iya, sekalian aja lo jadi baristanya dan kita bikin coffeeshop deh.' komentar gwa ngasal. (Kalo aja saat itu emang kesampean, mungkin kita lagi sibuk ngeliatin coffeeshop kita yang dipenuhi tamu ya Lek?
)Gwa senyum2 aja ngingetin omongan ngelantur kita saat itu. Terpaksa deh malem ini gwa ngopi sachet. Walaupun rasanya kalah nikmat dari latte bikinan Felisha, yang penting bisa nemenin gwa melepas lelah malem ini. Sebelum gwa mandi, gwa sibuk2 dulu didapurnya Ridho buat nyeduhin kopi dulu. Jadi setelah seger mandi, udah ada segelas kopi yang siap diseruput sebelum gwa lanjutin ke pulau kapuk.
Setelah mandi ditemani segelas kopi sachet dan sebatang rokok, gwa ambil jurnal harian gwa. Hmm, udah berapa hari yah gwa absen ngisi halaman2 lo Buk? Mulai darimana ya nulisnya? Kayaknya nga begitu menarik kehidupan gwa beberapa hari ini. Engg, iya, gimana kalo tentang hubungan gwa sama Dinda. Yang makin lama pada sibuk dengan kerjaan masing2. Dinda yang makin tenggelam sama kerjaannya, dan gwa makin asik jadi supir mobil bak. Sama2 sibuk, cuma beda kasta dan gengsi aja. Apalagi kalo dapet sewa yang sampe malem kayak gini, otomatis gwa absen jemput Dinda dan mampir ke kost-annya. Tadi sih sempet telpon2an bentar sambil ngilangin suntuk nungguin pelanggan gwa naekin barang2nya ke mobil. Well, sikap Dinda emang nga pernah berubah sama gwa, walau dia masih suka ngingetin gwa untuk rencana gwa ngelanjutin kuliah lagi. Dan yang makin gwa suka, Dinda nga pernah ngerasa malu gwa jemput make mobil bak yang seringnya gwa naekin didepan lobby kantornya. Dan itu sungguh2 ngebuat gwa makin sayang aja sama Dinda. Thanks Dinda.
Lagi asyik2nya gwa nulis jurnal dimeja kecil yang deket sama jendela nako, gwa dikejutkan oleh suara pintu gwa yang tiba2 aja dibuka dengan kasar. Brak! Gwa lihat Felisha udah berdiri didepan pintu, dengan pakaian tidurnya yang berantakan juga penampilannya yang begitu semrawut. Matanya menatap gwa dengan tajam, seolah ada kemarahan yang akan segera dimuntahkannya. Wadepak, kesambet apaan nih cewek? Ngeri banget gwa ngeliat ekspresi wajahnya sama penampilannya malem itu. Asli, kagak2 ada cakep2nya dah.
Tahu-tahu... Plak! Tangannya udah nge-gaplok kepala gwa dengan begitu cepatnya. Wanjrit! Sakit banget gaplokannya! Gwa cuma meringis kesakitan sambil megangin kepala gwa yang kena gaplok. Gwa lihat tangannya mau dilayangin lagi ke kepala gwa, tapi kali ini gwa lebih sigap. Gwa tangkep tangannya sebelom bikin kepala gwa benjol2 lagi dan gwa pegangin sekenceng2nya.
"Anj*ng, laki-laki semuanya kayak anj*ng!" raungnya dengan penuh amarah. Felisha coba melepaskan tangannya yang gwa pegangin dengan kuat. Tapi pegangan gwa terlalu kuat, sehingga dia melayangkan lagi sebelah tangannya ke arah kepala gwa lagi. Gwa tangkep sebelah tangannya itu, walau sebelumnya sukses mampir duluan ke muka gwa. Dengan posisi gwa yang masih duduk kayak gini, jelas bikin gwa kerepotan.
"Woi, lo kenapa sih?!" bentak gwa yang kepancing emosi juga. Gwa sentak tangannya dengan keras, maksudnya sih biar dia sadar sama kelakuannya ini. Tapi justru sentakan gwa malah bikin dia jadi limbung dan hilang keseimbangannya. Kayaknya nih cewek lagi mabok deh, soalnya mukanya udah kayak kepiting rebus gitu sama aroma alkohol kecium santer banget pas dia teriak tadi.
Makanya sebelum Felisha rubuh nibanin badan gwa, buru2 gwa berdiri dan nahanin badannya. Sehingga Felisha jatoh kebadan gwa, persis banget kayak adegan2 disinetron.
Bener khan dari mulutnya kecium banget aroma alkoholnya. Tahu2 gwa ngedenger suara 'hoek-hoek' dari mulutnya dan nga lama badan gwa berasa basah2 bercampur hangat berbaur sama aroma alkohol dan asem!. Wanjrit, dapet bonus jekpot-an gwa malem ini! Apes bener dah!Gwa papah tubuh mungilnya ini ke kasur gwa. Gwa telentangin tubuhnya keatas kasur sementara kepalanya gwa ganjel pake bantal setinggi mungkin. Biar kalo dia mau muntah lagi nga bakal berbalik muntahannya memasuki paru2 atau membahayakannya (ini menurut pengalaman pribadi lho
). Justru ini adalah kesalahan fatal gwa. Seharusnya gwa bawa Felisha ke kamar mandi, biar dia jekpotin semua isi perutnya disitu. Tapi sekarang, gwa cuma bisa pasrah ngeliatin Felisha 'hoek-hoek' lagi ngeluarin isi perutnya sesuka hatinya di kasur gwa. Yuck!

Mampus dah gwa! Gwa bingung ngeliatin pemandangan yang ada dihadapan gwa ini. Pada cewek yang terlentang dengan pasrah diatas kasur dimana jekpotannya berantakan disekitar kasur dan badannya. Gwa panik nga ngerti musti ngapain. Perasaan gwa bercampur baur antara jijik ngeliat muntahan sama kasihan ngeliat Felisha tepar dengan suksesnya. C'mon Ky, do somethin'!
"Oke, tenang Ky. Sekarang lo ambil handuk kecil sama kaos buat ganti bajunya yang udah lepek sama muntahannya. Jangan lupa air anget buat bersih2." begitu kata hati gwa ngasih panduan. Dan gwa nga tau siapakah yang ngasih panduan ini, Jimbo atau Gie.

Tapi sebelumnya gwa bersihin dulu bekas muntahan yang masih tertinggal disekitaran mulutnya make kaos yang gwa lepas dari badan gwa. Ketika jari gwa dideketin kehidungnya, gwa bisa ngerasain napasnya yang hangat. Berarti masih ada tanda2 kehidupan.
Setelah ngerasa aman baru deh gwa tinggal sebentar buat ngambil termos air panas plus baskom ke dapurnya Ridho dan beberapa kaos gwa buat salinannya.Setelah nyiapin air hangat ke baskom, gwa pindahin dulu tubuh yang udah lunglai lemah itu ke sisi lain dari kasur gwa yang masih bersih. Gwa senderin sebagian punggung dan kepalanya ke tembok yang udah gwa lapisin sama bantal. Dan sekarang bagian paling rumitnya adalah gimana caranya ngeganti bajunya yg udah lepek sama muntahannya ini? Sungguh, ini bener2 jadi dilema gwa malem itu. Kalo dulu, ketika gwa emang sengaja modusin cewek2 biar jadi mabok berat dan tepar, justru ini adalah moment2 yang paling gwa sukain.
Tapi kalo untuk malam ini?Sambil bersihin sisa2 muntahannya disekitar mulut dan lehernya dengan handuk kecil yang udah direndem air hangat, pikiran gwa masih berkecamuk antara ngebiarin Felisha tidur dengan baju yang basah dan bau itu atau ngeganti dengan kaos baru dan tentunya lebih nyaman. Kalo dibiarin tetep seperti itu walau udah gwa bersihin, takutnya dia bisa masuk angin besokannya. Tapi kalo gwa gantiin bajunya, apakah gwa sanggup ngelakuinnya? Belom lagi kalo ditengah jalan dia kebangun? Pasti tuh cewek bakalan ngamuk2 lagi dan nyangkain gwa bakal ngapa2in dia. Ah, ribetnya!
"Ganti aja bajunya, kasihan dia bisa masuk angin" rayu Jimbo dengan manisnya dikepala gwa.
"Nga perlu. Lo cukup lap2in aja bekas muntahannya. Ntar juga kering sendiri dibadan" Gie pun berargumen.
"Tapi khan bau sob. Mana enak lah tidurnya kalo keadaannya kayak gitu. Iya nga sih?" Jimbo tetep dengan pendapatnya.
"Halagh, biarin aja. Tuh, lo bisa liat tidurnya udah nyenyak gitu" Gie juga tetep dengan pendapatnya.
"Ganti!"
"Jangan!"
"Ganti!"
"Aarrggghhhhh, berisik!" sela gwa menghentikan pergolakan di kepala gwa ini.
Yang gwa tahu, tangan gwa udah bergerak begitu aja menuju tubuhnya. Perlahan2 jari-jemari gwa meloloskan satu persatu kancing baju tidurnya dari tempatnya. Tangan gwa bergetar dengan hebatnya, seiring dengan deru nafas dan detak jantung gwa yang berpacu dengan cepat. Gwa berusaha melakukannya dengan setenang mungkin agar cewek yang udah kehilangan kesadarannya ini nga terbangun oleh perbuatan gwa. Dan gwa sepertinya udah kehilangan akal sehat gwa untuk tetep nekad melucuti pakaian Felisha yang basah dan bau ini.
Dan gwa coba mengabaikan pada sepasang gundukan yang begitu bulat dan menantang didadanya ketika gwa mulai melepaskan pakaiannya itu. Ketika gwa mulai meloloskan satu persatu tangannya dari lubang lengan bajunya, gwa tetap berusaha waras walau buah dadanya tampak seperti mau tumpah2an dari bekapan branya. Dan ketika tubuhnya yang tinggal berlapiskan bra saja, gwa tetap berusaha untuk nga jadi gila, demi melihat kulitnya yang tampak seperti berkilauan ditimpa cahaya kamar gwa malam itu.
"Now, you can clean her body smoothly and gently" Jimbo yang memenangkan pergolakan dikepala gwa memberi arahan.
"......
" suara Gie nga kedengaran.Gwa menahan napas untuk mengatasi gemuruh didada gwa ini yang semakin tak terkendali, ketika gwa mulai membersihkan bagian2 tubuhnya yang kotor dan basah. Gwa bisa ngerasain betapa kenyalnya ketika handuk yang hangat itu menyapu bagian dadanya. Napas gwa semakin memburu dan jantung gwa berpacu semakin cepat, bertolak belakang dengan alunan napas Felisha yang begitu teratur dan tenang. Tiba2 aja gwa ngerasain waktu berjalan dengan sangat lambat sekali malam itu. Semua begitu jelas dimata dan ingatan gwa.

"Lo musti buka branya, masih banyak kotoran yang nyelip disitu. Lagian branya juga basah tuh" Jimbo kembali merayu.
"Halagh modus!" Gie kembali bersuara.
"C'mon, niat baik tuh jangan setengah2 tauk!" Jimbo ngasih argumen.
"Modus! Nga perlu sampe segitunya kali!"
"Do it Ky, just once click, you can opened it. You an expert for this job"
"Sumpah, hina banget lo Ky, kalo lo tetep terusin kebiasaan2 jelek lo dulu ke Felisha. It's the right time to prove that you're the real gentleman. Prove it kiddo!"
"Fvck ya all!" berasa mau pecah nih pala gwa.
"Lek, sori ya, gwa cuma mau ganti baju lo yang basah doang. Gwa nga ada maksud mau modusin lo. Mudah2an lo bisa dengerin gwa ya" gwa ngomong sendiri. Ahahahaha, mirip kayak orang yang misi-misi kalo mau kencing deket pohon yang angker.
Dengan secepat dan sehati2 mungkin gwa mulai makein kaos gwa ke badannya. Gwa udah nga tahan lagi. Gwa cuma laki2 biasa yang masih sulit menahan gejolak napsu gwa. Apalagi malam itu gwa punya kesempatan untuk ngeliat tubuh nan ranum itu dengan sebebas-sebebasnya. Dan juga kesempatan yang terbuka dengan sebebas2nya untuk memperlakukan tubuh yang sudah tak berdaya itu sesuka hati gwa. Tapi bener juga kata Gie, gwa akan semakin hina kalo aja masih mau nurutin apa kata Jimbo. I hate to spell H.I.N.A!
Dan sebelum gwa menyesali apa yang udah gwa lakuin ini, cepet2 gwa gendong tubuh mungil Felisha. Dengan hati2 gwa gendong tubuh yang sudah lunglai ini dan gwa pindahin ke kamarnya. Untung aja posisi kamar kita ini ada diposisi paling belakang, jadi gwa nga perlu kuatir dengan mata2 yang akan memergoki perbuatan gwa ini dan berkembang jadi gosip murahan. Nga enak khan, kalo niat baik gwa ini nantinya malah disalahpahamin sama orang lain?
Perlahan2 gwa rebahin tubuh Felisha kekasurnya. Tubuhnya tetap bergeming, tak terusik sedikitpun oleh gwa. Gwa perhatikan wajah manisnya yang sudah terlelap oleh buaian alkohol, betapa polos dan innocentnya wajah itu. Dan gwa, apakah masih tega mau ngambil kesempatan dari kesusahan yang menderanya? Emang hina lo Ky, kalo lo masih tega juga!

Gwa menyapu mata gwa pada kamar yang berantakan ini. Kayaknya tadi udah terjadi kehebohan disini. Barang2 Felisha boleh dibilang udah nga pada tempatnya lagi, semua berhamburan disembarang tempat. Mata gwa terpaku pada sebuah botol Chivas yang masih tersisa nga nyampe seperempatnya. Buset deh, apa si Felisha udah nenggak itu minuman dari keadaan utuh? Kalo iya pun, rasanya wajar banget kalo Felisha ujung2nya tepar kayak gitu.
Gwa ambil botol itu sebelum meninggalkan kamarnya. Pengennya sih gwa mau beres2in kamarnya dulu. Tapi setelah gwa pikir2, akan resiko bakal berubah pikiran kalo kelamaan di kamar Felisha, akhirnya gwa urungkan niat itu. Gwa kunci pintu kamarnya dari luar, trus gwa selipin dan mendorong kunci itu masuk kedalam lewat celah pintunya. Hell yeah, keadaan pun sudah aman terkendali sekarang!
Dikamar, bayangan2 tubuh molek Felisha nga henti2nya berkelebat di kepala gwa. Pada moment2 yang baru aja gwa lewatin barusan. Pada dada yang begitu membusung dan menantang mata. Pada sensasi kenyal ketika tangan gwa membersihkan dadanya. Pada mulus dan licin kulitnya yang tersentuh oleh tangan gwa. Pada.... arrggh, gwa seperti ngeliat Jimbo senyum2 ngenyek kearah gwa. Gwa coba mengusir bayangan2 itu sambil menenggak minuman yang ada ditangan gwa ini. Wanjrit, kenapa jadi begini sih?
Gwa menatap kasur gwa yang masih dikotori oleh bekas muntahan Felisha. Entah kenapa gwa males banget untuk ngebersihinnya. Sementara dikepala gwa masih terus digelayuti oleh kelebatan peristiwa yang baru gwa lewatin. Fvck, gwa nga tahan lagi! Lalu gwa berjalan menuju kamar mandi, nga lupa sambil membawa botol minuman yang masih tersisa ini. Fvck!
Lah kepanjangan nih yang chapter ini
Sambungannya dibawah yak

sormin180 dan pasukanmalam11 memberi reputasi
2
Kutip
Balas