- Beranda
- Stories from the Heart
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
...
TS
luckyismine
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
Quote:
MESIN WAKTU
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
MINOR66
Quote:
Permisi agan dan aganwati
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.
Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.
Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa.
So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Quote:
Original Posted By mullupus►Tes tes... 1-2-3...
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa. So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Spoiler for Makasih buat cendolnya :
* * * C H A P T E R I * * *
Spoiler for INDEX:
MUKADIMAH
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
* * * C H A P T E R II * * *
Spoiler for INDEX:
THAT'S WHAT FRIEND ALL FOR
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 84 suara
Siapa yang jadi istri gwa saat ini?
Dinda
12%
Felisha
35%
Bebeb
5%
Megan Fox
23%
Semuanya salah
26%
Diubah oleh luckyismine 05-04-2017 18:38
sormin180 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
356K
Kutip
1.7K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
luckyismine
#342
EVERYBODY'S CHANGING
You say you wander your own land
But when I think about it
I don't see how you can
You're aching, you're breaking
And I can see the pain in your eyes
Says everybody's changing
And I don't know why
So little time
Try to understand that I'm
Trying to make a move just to stay in the game
I try to stay awake and remember my name
But everybody's changing and I don't feel the same
You're gone from here
Soon you will disappear
Fading into beautiful light
'cos everybody's changing
And I don't feel right
So little time
Try to understand that I'm
Trying to make a move just to stay in the game
I try to stay awake and remember my name
But everybody's changing and I don't feel the same
So little time
Try to understand that I'm
Trying to make a move just to stay in the game
I try to stay awake and remember my name
But everybody's changing and I don't feel the same
But when I think about it
I don't see how you can
You're aching, you're breaking
And I can see the pain in your eyes
Says everybody's changing
And I don't know why
So little time
Try to understand that I'm
Trying to make a move just to stay in the game
I try to stay awake and remember my name
But everybody's changing and I don't feel the same
You're gone from here
Soon you will disappear
Fading into beautiful light
'cos everybody's changing
And I don't feel right
So little time
Try to understand that I'm
Trying to make a move just to stay in the game
I try to stay awake and remember my name
But everybody's changing and I don't feel the same
So little time
Try to understand that I'm
Trying to make a move just to stay in the game
I try to stay awake and remember my name
But everybody's changing and I don't feel the same
KEANE
Quote:
Spoiler for EVERYBODY'S CHANGING:
"Jimbo... woi, kemana lo?"
Gwa nengok kearah suara yang manggil nickname gwa ini. Bener, ternyata Roy yang negor gwa dengan senyum khasnya. Sebuah senyum yang menurut gwa mampu melelehkan hati para wanita. Tapi sayangnya si pemilik senyum itu sampe saat ini masih betah nge-jomblo. Ahahahaha.
"Oit, brader, apa kabar lo?" gwa menyambut uluran tangannya.
"Baek2 aja kabar gwa. Asli udah lama banget nih gwa nga ngeliat rambut kriwil lo, kangen gwa" sahut Roy sambil nyolekin rambut gwa.
"Jiah, males banget gwa dikangenin sama jomblo kayak lo mah. Eh, lo masih masih jomblo khan, takut salah2 ngomong nih gwa?"
"Ahahahahaha, masih bertahan gwa sob sama status jomblo. Tenang aja, semua bakalan indah pada saatnya nanti" Roy kedengeran seperti ngehibur dirinya sendiri.
"Siap lah, mudah2an aja nantinya nga jadi cinta buta ye Roy. Saking butanya lo sampe nga peduli sama jenis kelaminnya"
"Wuasem, ini mah nyumpahin namanya lo"
"Hehehehehe, btw lagi ngapain lo disini, bukannya lo lagi KP?"
"Ini, abis nyerahin laporan KP gwa. Kayaknya tadi gwa ketemu Raka tadi di fakultas, kemanain yak itu bocah?"
"Ohya? Ck, paling juga ngilang kekantin dia. Tuh orang mana betah sih kalo kagak ngunyah barang sebentar"
"Hehehehehehe, bisa jadi. Eh, Jim, gwa denger2 lo berenti ya?"
"Iye Roy, tau darimana lo?"
"Ah, kagak penting tau darimananya, cuma lo gila aja kali ye, ninggalin kuliah gitu aja. Sayang tauk!"
"Daripada gwa di DO, mendingan gwa keluar duluan kali Roy"
"Jiah, lo mah mikirnya kayak gitu. Pan kita masih ada waktu setaon lagi, masa' iya kagak kekejar sih? Lah ini, gwa aja bisa Jim?"
"Ya itu khan elo, jangan samain lah sama gwa. Kita khan beda kasusnya Roy"
"Beda apaan sih maksud lo? C'mon, kita sama2 satu perjuangan sob, susah seneng bareng2. Lagian gwa tau siapa lo. Lo kagak bego apalagi idiot. Kita ini cuma perlu naikin level usaha kita dikit aja. Yakin deh, pasti lo juga bisa"
"Jiah, berarti lo emang kagak kenal sama gwa Roy. Pan lo tau, jurusan yang gwa ambil kagak gwa pahamin blas sampe sekarang. Lo pikir gwa kagak usaha apa setaon kemarenan ini. Gwa usaha Roy! Tapi apa hasilnya, nih nol gede" gwa ngebentuk bulatan gede dengan jari2 di kedua tangan gwa.
".........." Roy diem ngeliat gwa yang mulai sewot.
"Udah lah Roy, gwa males banget bahas masalah ginian. Pusing gwa!"
"Nah, terus planing lo kedepan apaan tuh?"
"Nga tau gwa. Tapi yang pasti setaon ini gwa mau nganggur dulu. Mudah2an gwa punya keputusan abis itu mau ngapain. Apa mau kuliah lagi atau nyari kerja"
"Mudah2an sih lo nerusin kuliah lagi ye Jim. Gwa ngarep sih kita bisa sama2 nyeleseiin kuliah"
Gwa nga ngejawab, cuma ngangguk2in kepala gwa aja. Gwa lihat Roy yang sekarang udah berubah. Udah nga cengengesan kayak dulu lagi, lebih dewasa gitu. Bahkan ketika ketemuan sama Roy saat itu, dia make kemeja yang rapi, pakaian yang dulunya sama2 kita benci buat dipake ke kampus. Sedangkan gwa? Gwa masih dengan sindrom peterpan gwa, yang belom mau bangkit untuk jadi dewasa. Yang masih aja pusing kalo ngebahasin tentang masa depan gwa, tapi nga tahu bahkan nga mau nyari solusi buat ngebenahin masa depan gwa.
****************
Menjelang malam, ketika gwa beberes mau pulang kerumah, gwa dikagetin sama Felisha yang pulang dari kantornya ditemenin sama seorang cowok. Kayaknya temen kantornya atau se-enggak2nya cowok kantoran juga, keliatan dari gaya pakaiannya yang rapi dan dandy. Kalo ngeliat mukanya sih keliatan simpatik banget dan sopan. Kalo soal kegantengan, rasanya masih jauh buat nyaingin gwa.
Ahahahaha, kok jadi ngebanding2in masalah kegantengan sih? Apa gwa cemburu ngeliat Felisha yang dateng ditemenin sama cowok? Padahal khan, bukannya kemarenan gwa nyuruh dia buat nyari cowok? Biar Felisha kagak kesepian kalo pas gwa lagi pulang kerumah? Iya ya, bener juga. Gwa khan jadi nga perlu pusing lagi ngeliat Felisha yang cemberut ketika gwa musti ninggalin dia sendirian disini.
"Kamu mau pulang Wil?" tanya Felisha yang nyamperin gwa ke kamar.
"Seperti biasa Lek, ini khan jadwal gwa kangen2an sama emak dan pacar gwa"
"Ish, apaan sih manggil aku lek-lek aja" sungutnya sambil nyambit gwa pake bantal.
"Lha, elonya sendiri khan nga bolehin gwa manggil lo denok kayak abang lo biasa manggil. Dipanggil semok ogah, dipanggil cakep ogah, dipanggil cantik juga ogah, ya udah mending gwa manggil lo jelek aja sekalian. Fair enough khan?"
Kali ini sepatu gwa yang nyaris mendarat ke muka gwa, dilempar sama Felisha. Untung aja gwa bisa ngeles. Coba kalo kagak? Kita emang masih belom sepakat tentang nama panggilan buat Felisha. Sedangkan Felisha, dengan semena2 dia manggil gwa Kriwil, saking terkagum2nya dia sama rambut gwa yang ikal2 gimanaaa gitchu.
"Eh, ini gwa wanti2 banget ya sama elo. Entar kalo gwa balik, kalian jangan pada mojok dikamar gwa ya, okey?"
"Kriwil, apaan sih kamu?! Emangnya aku bakal ngajakin dia mojok2 apa?" kali ini Felisha udah ada disebelah gwa dan menyarangkan cubitan super pedesnya ke tangan gwa.
"Hadeh sakit Lek! Yaelah, kita udah sama2 gede kali. Lagian, cewek pulang ditemenin cowok apalagi namanya kalo bukan pengen mojok?"
"Iisshhh, kamu tuh nuduh2 aja sih bisanya? Lagian dia khan cuma nganterin aku pulang Wil. Catet ya, dia yang pengen nganterin aku, bukan aku yang minta2 dianterin sama dia" Felisha masih menahan cubitannya di tangan gwa.
"Iya iya, gwa catet nih baek2. Lepasin dulu dong cubitan lo, pedes nih!" gwa udah meringis2 kesakitan.
"Awas ya, ngomong macem2 lagi. Nanti aku botakin kepala kamu!"
"Iya iya, nga lagi2 deh. Udah sono lo, kasihan tuh cowok lo ditinggal2 kesini, ntar dia cemburu lagi sama gwa" gwa ngusir Felisha.
"Ish, dia bukan cowok aku Wil, cuma temen kantor. Eh, jangan2 kamu kali yang cemburu sama dia" sekarang Felisha senyum2 jahil gitu godain gwa.
"Jiah, maaf ye, nga level kali gwa cemburu sama cowok kayak gitu." sahut gwa sok cool.
Felisha langsung cemberut dengerin jawaban dari gwa, kayaknya dia nga sukses tuh godain gwa. Dia menghentakkan kakinya dan meninggalkan kamar gwa dengan mukanya yang ditekuk2 itu. Gwa cuma bisa nyengir2 tolol ngeliat kelakuannya. Emang aneh lah kalo becanda sama cewek, kadang2 suka nga nyambung gitu akhirannya.
Gwa sandang backpack gwa ke punggung, waktunya pulang kerumah. Gwa tutup pintu kamar gwa dan menguncinya. Rencananya gwa pengen nitipin kuncinya ke Felisha. Tapi gwa lihat itu cewek yang lagi duduk sebelah2an sama cowok kantornya di depan kamar udah masang muka paling juteknya ketika ngeliat gwa. Akhirnya itu kunci gwa selipin aja disalah satu pot di depan kamar gwa. Bahkan ketika gwa pamitan pun, cuma cowok itu aja yang ngebales salam gwa. Felisha tetep membisu dengan muka juteknya. Ahahahahahaha.
*****************
"Lo berubah banget ya Din sekarang?" tanya gwa dimobil, ketika kita pulang dari acara ultah temen kantornya menuju kost-annya.
"Berubah apanya sih hun? Apa gwa keliatan kayak power ranger gitu?" sahutnya acuh tak acuh sambil menikmati asap rokoknya dan ngangkat sebelah kakinya.
"Biasanya khan lo nyenderin pala lo kebahu gwa kalo kita lagi dimobil kayak gini" sahut gwa kecut. Damn, gwa rindu banget saat2 seperti itu Din. Ketika kita menikmati perjalanan di mobil, lo selalu nyenderin kepala lo dibahu gwa sambil bermanja2an dan aahhh.... sudahlah!
"Tanggung lah Ky, lagian rokok gwa masih panjang nih" sahutnya dingin.
Emang suasana dingin ini udah berasa ketika mulai masuk ke dalam mobil. Ketika Dinda merasa nga nyaman sama gwa, yang sedari awal kita menjejakkan kaki ditengah hingar-bingarnya sebuah club dimana temen kantornya Dinda ngerayain ultahnya. Ketika gwa hanya duduk kayak sapi ompong dimeja bar ditemanin sebotol millers ditangan dan nga menikmati suasana itu dengan sepenuh hati gwa. Entah kenapa, gwa begitu canggung ketika gabung sama temen2 kantornya Dinda. Walaupun beberapa kali Dinda coba mencairkan suasana dengan ngajakin gwa dance bareng dan berbaur sama temen2nya, tapi tetep aja gwa ngerasa canggung. Entahlah, mungkin juga penyakit minder gwa lagi kumat malem itu, sehingga malem itu sikap gwa jadi nyebelin dimata Dinda. Gwa ngerasa kecerian mereka itu seperti mengintimidasi gwa yang seorang pengangguran ini. Damn it!
"Din, kita putus aja yuk" kata gwa perlahan.
"Apa, lo ngomong apaan barusan?" tanya Dinda sambil mendekatkan kupingnya kearah gwa.
"Kita putus" gwa kerasin suara gwa.
"Lo lagi nga mabok khan? Lo tadi nga minum banyak khan?" Dinda menjentikkan rokoknya keluar jendela.
"Nga, cuma bir dong kok sebotol."
"Trus, maksud lo apa ngomong kayak tadi?"
"Ya putus aja. Kita bubar. Jelas khan omongan gwa?"
"Jelas banget. Emang dalam rangka apa lo ngomong kayak gini?"
"Karena gwa ngerasa kita udah nga ada kecocokan lagi. Dan dimata gwa lo udah banyak berubah"
"Berubah? Selalu itu aja yang lo omongin ke gwa. Apa sih yang berubah dari gwa hun?" suara Dinda mulai melunak, nga sekeras tadi.
"Banyak Din, lo yang ngerokok, mulai kenal liquor dan dugem. Dimata gwa lo yang sekarang udah bukan seperti Dinda yang gwa kenal lagi"
"Trus, masih ada lagi yang berubah dari gwa dimata lo?"
"Hmmm, lo makin sulit gwa hubungin. Okelah, kalo masih jam2 kerja, gwa bisa maklumin karena lo masih punya tanggung jawab kerjaan. Tapi kalo malem pun, kadang suka nga lo angkat telponnya, sms gwa juga paling banter baru besoknya dibales."
"Ya ampun hunny, tapi khan hampir tiap hari juga kita ketemu. Khan elo selalu jemput gwa kalo pulang kantor dan mampir ke kost-an. Masa' iya sih, gwa yang udah ngorok musti ngangkat telpon elo atau jawabin sms? Lebay lo ah" Dinda ngetawain gwa.
"Hehehehehe, iya ya" gwa nyengir bodoh, menyadari ketololan gwa ini. Ngapain juga gwa masih nelponin atau sms Dinda aja setelah pulang dari kost-annya. Udah kayak abg aja, nelpon2an mulu padahal hampir tiap harinya ketemuan. Atau emang gwa udah terobsesi banget sama Dinda?
"Please deh, alesan lo itu nga masuk diakal hun. Gwa nga pernah ngerasa berubah kok sama lo. Apa jangan2 lo ada cewek laen, makanya lo ngajakin putus?"
"......." mampus deh gwa.
"Hunny, kok diem sih? Bener ya ada cewek laen?" tanyanya menyelidik.
"Apaan sih lo Din, gwa lagi ngebahas tentang lo kok malah ngebahas tentang cewek laen sih?" elak gwa.
"Abis lo nga ngejawab sih tadi. Lagian juga, ujug2 lo make acara minta putus. Wajar dong kalo gwa mikirnya kesono?"
"Iya, wajar2 aja sih kalo lo punya pikiran kayak gitu. Tapi percaya deh, nga ada cewek laen diantara kita" jawab gwa dengan ekspresi senormal mungkin, "Cuma gwa ngerasa perubahan lo kayak ngerokok, mulai kenal minuman sama dugem tuh kayaknya nga elo banget deh. Selama kita pacaranpun belom pernah gwa ngajar2in lo kayak gitu. Ya khan?"
"Iya sih, gwa ngerti kalo itu jadi masalah buat lo hun. Tapi khan gwa masih dalam batas2 wajar kali. Lo nga usah khawatir lah. It's no big deal" Dinda tersenyum manis, menyakinkan gwa. Dinda memeluk gwa dari samping dan menyandarkan kepalanya ke bahu gwa, tapi sebelumnya dia ngecup pipi kiri gwa, "Gwa sayang banget sama lo hunny, walau lo mikir gwa berubah, tapi rasa sayang gwa sama lo nga akan pernah berubah sampe kapanpun. Jadi gwa nga mau denger lagi lo ngomong pengen putus dari gwa. Janji ya hun, lo nga akan ngomong kayak gitu lagi?"
Gwa nga ngejawab. Pikiran gwa seolah sedang berkecamuk dengan perasaan gwa terhadap cewek manis disebelah gwa ini, yang udah mengisi hari2 gwa selama hampir 2 tahun ini. Di satu sisi, rasa takut akan kehilangan Dinda semakin menghantui gwa. Tapi disisi lain, gwa ngerasa begitu pesimis kalo hubungan kita ini bisa bertahan. Ketimpangan akan status kita saat itu sangat mengganggu gwa. Dinda yang sedang membangun karirnya sedangkan gwa makin terpuruk dengan ketidak jelasan masa depan gwa. Keadaan itu seperti mengerogoti rasa percaya diri gwa. Oke lah, Dinda bisa menyakinkan gwa kalo dia nga akan pernah berubah sayangnya kepada gwa. Tapi sampai berapa lamakah Dinda bisa bertahan? Tambahan lagi restu dari bonyok gwa sampai saat itu masih gelap dan nga jelas. Lengkap sudah kegalauan hati gwa ini terhadap masa depan hubungan gwa sama Dinda.
Yang gwa rasa saat itu adalah semua orang sedang berubah untuk menyambut masa depannya. Temen2 gwa dan pacar gwa, semuanya perlahan tapi pasti mulai sibuk menata masa depannya. Sedangkan gwa? Gwa hanyalah pecundang yang nga punya nyali untuk merubah nasibnya. Pecundang yang mudah takluk oleh keadaan. Pecundang yang larut dalam penyesalan, tapi nga pernah tahu dan mau memperbaiki diri.
Gwa nengok kearah suara yang manggil nickname gwa ini. Bener, ternyata Roy yang negor gwa dengan senyum khasnya. Sebuah senyum yang menurut gwa mampu melelehkan hati para wanita. Tapi sayangnya si pemilik senyum itu sampe saat ini masih betah nge-jomblo. Ahahahaha.
"Oit, brader, apa kabar lo?" gwa menyambut uluran tangannya.
"Baek2 aja kabar gwa. Asli udah lama banget nih gwa nga ngeliat rambut kriwil lo, kangen gwa" sahut Roy sambil nyolekin rambut gwa.
"Jiah, males banget gwa dikangenin sama jomblo kayak lo mah. Eh, lo masih masih jomblo khan, takut salah2 ngomong nih gwa?"
"Ahahahahaha, masih bertahan gwa sob sama status jomblo. Tenang aja, semua bakalan indah pada saatnya nanti" Roy kedengeran seperti ngehibur dirinya sendiri.
"Siap lah, mudah2an aja nantinya nga jadi cinta buta ye Roy. Saking butanya lo sampe nga peduli sama jenis kelaminnya"
"Wuasem, ini mah nyumpahin namanya lo"
"Hehehehehe, btw lagi ngapain lo disini, bukannya lo lagi KP?"
"Ini, abis nyerahin laporan KP gwa. Kayaknya tadi gwa ketemu Raka tadi di fakultas, kemanain yak itu bocah?"
"Ohya? Ck, paling juga ngilang kekantin dia. Tuh orang mana betah sih kalo kagak ngunyah barang sebentar"
"Hehehehehehe, bisa jadi. Eh, Jim, gwa denger2 lo berenti ya?"
"Iye Roy, tau darimana lo?"
"Ah, kagak penting tau darimananya, cuma lo gila aja kali ye, ninggalin kuliah gitu aja. Sayang tauk!"
"Daripada gwa di DO, mendingan gwa keluar duluan kali Roy"
"Jiah, lo mah mikirnya kayak gitu. Pan kita masih ada waktu setaon lagi, masa' iya kagak kekejar sih? Lah ini, gwa aja bisa Jim?"
"Ya itu khan elo, jangan samain lah sama gwa. Kita khan beda kasusnya Roy"
"Beda apaan sih maksud lo? C'mon, kita sama2 satu perjuangan sob, susah seneng bareng2. Lagian gwa tau siapa lo. Lo kagak bego apalagi idiot. Kita ini cuma perlu naikin level usaha kita dikit aja. Yakin deh, pasti lo juga bisa"
"Jiah, berarti lo emang kagak kenal sama gwa Roy. Pan lo tau, jurusan yang gwa ambil kagak gwa pahamin blas sampe sekarang. Lo pikir gwa kagak usaha apa setaon kemarenan ini. Gwa usaha Roy! Tapi apa hasilnya, nih nol gede" gwa ngebentuk bulatan gede dengan jari2 di kedua tangan gwa.
".........." Roy diem ngeliat gwa yang mulai sewot.
"Udah lah Roy, gwa males banget bahas masalah ginian. Pusing gwa!"
"Nah, terus planing lo kedepan apaan tuh?"
"Nga tau gwa. Tapi yang pasti setaon ini gwa mau nganggur dulu. Mudah2an gwa punya keputusan abis itu mau ngapain. Apa mau kuliah lagi atau nyari kerja"
"Mudah2an sih lo nerusin kuliah lagi ye Jim. Gwa ngarep sih kita bisa sama2 nyeleseiin kuliah"
Gwa nga ngejawab, cuma ngangguk2in kepala gwa aja. Gwa lihat Roy yang sekarang udah berubah. Udah nga cengengesan kayak dulu lagi, lebih dewasa gitu. Bahkan ketika ketemuan sama Roy saat itu, dia make kemeja yang rapi, pakaian yang dulunya sama2 kita benci buat dipake ke kampus. Sedangkan gwa? Gwa masih dengan sindrom peterpan gwa, yang belom mau bangkit untuk jadi dewasa. Yang masih aja pusing kalo ngebahasin tentang masa depan gwa, tapi nga tahu bahkan nga mau nyari solusi buat ngebenahin masa depan gwa.
****************
Menjelang malam, ketika gwa beberes mau pulang kerumah, gwa dikagetin sama Felisha yang pulang dari kantornya ditemenin sama seorang cowok. Kayaknya temen kantornya atau se-enggak2nya cowok kantoran juga, keliatan dari gaya pakaiannya yang rapi dan dandy. Kalo ngeliat mukanya sih keliatan simpatik banget dan sopan. Kalo soal kegantengan, rasanya masih jauh buat nyaingin gwa.

Ahahahaha, kok jadi ngebanding2in masalah kegantengan sih? Apa gwa cemburu ngeliat Felisha yang dateng ditemenin sama cowok? Padahal khan, bukannya kemarenan gwa nyuruh dia buat nyari cowok? Biar Felisha kagak kesepian kalo pas gwa lagi pulang kerumah? Iya ya, bener juga. Gwa khan jadi nga perlu pusing lagi ngeliat Felisha yang cemberut ketika gwa musti ninggalin dia sendirian disini.
"Kamu mau pulang Wil?" tanya Felisha yang nyamperin gwa ke kamar.
"Seperti biasa Lek, ini khan jadwal gwa kangen2an sama emak dan pacar gwa"
"Ish, apaan sih manggil aku lek-lek aja" sungutnya sambil nyambit gwa pake bantal.
"Lha, elonya sendiri khan nga bolehin gwa manggil lo denok kayak abang lo biasa manggil. Dipanggil semok ogah, dipanggil cakep ogah, dipanggil cantik juga ogah, ya udah mending gwa manggil lo jelek aja sekalian. Fair enough khan?"
Kali ini sepatu gwa yang nyaris mendarat ke muka gwa, dilempar sama Felisha. Untung aja gwa bisa ngeles. Coba kalo kagak? Kita emang masih belom sepakat tentang nama panggilan buat Felisha. Sedangkan Felisha, dengan semena2 dia manggil gwa Kriwil, saking terkagum2nya dia sama rambut gwa yang ikal2 gimanaaa gitchu.
"Eh, ini gwa wanti2 banget ya sama elo. Entar kalo gwa balik, kalian jangan pada mojok dikamar gwa ya, okey?"
"Kriwil, apaan sih kamu?! Emangnya aku bakal ngajakin dia mojok2 apa?" kali ini Felisha udah ada disebelah gwa dan menyarangkan cubitan super pedesnya ke tangan gwa.
"Hadeh sakit Lek! Yaelah, kita udah sama2 gede kali. Lagian, cewek pulang ditemenin cowok apalagi namanya kalo bukan pengen mojok?"
"Iisshhh, kamu tuh nuduh2 aja sih bisanya? Lagian dia khan cuma nganterin aku pulang Wil. Catet ya, dia yang pengen nganterin aku, bukan aku yang minta2 dianterin sama dia" Felisha masih menahan cubitannya di tangan gwa.
"Iya iya, gwa catet nih baek2. Lepasin dulu dong cubitan lo, pedes nih!" gwa udah meringis2 kesakitan.
"Awas ya, ngomong macem2 lagi. Nanti aku botakin kepala kamu!"
"Iya iya, nga lagi2 deh. Udah sono lo, kasihan tuh cowok lo ditinggal2 kesini, ntar dia cemburu lagi sama gwa" gwa ngusir Felisha.
"Ish, dia bukan cowok aku Wil, cuma temen kantor. Eh, jangan2 kamu kali yang cemburu sama dia" sekarang Felisha senyum2 jahil gitu godain gwa.
"Jiah, maaf ye, nga level kali gwa cemburu sama cowok kayak gitu." sahut gwa sok cool.
Felisha langsung cemberut dengerin jawaban dari gwa, kayaknya dia nga sukses tuh godain gwa. Dia menghentakkan kakinya dan meninggalkan kamar gwa dengan mukanya yang ditekuk2 itu. Gwa cuma bisa nyengir2 tolol ngeliat kelakuannya. Emang aneh lah kalo becanda sama cewek, kadang2 suka nga nyambung gitu akhirannya.
Gwa sandang backpack gwa ke punggung, waktunya pulang kerumah. Gwa tutup pintu kamar gwa dan menguncinya. Rencananya gwa pengen nitipin kuncinya ke Felisha. Tapi gwa lihat itu cewek yang lagi duduk sebelah2an sama cowok kantornya di depan kamar udah masang muka paling juteknya ketika ngeliat gwa. Akhirnya itu kunci gwa selipin aja disalah satu pot di depan kamar gwa. Bahkan ketika gwa pamitan pun, cuma cowok itu aja yang ngebales salam gwa. Felisha tetep membisu dengan muka juteknya. Ahahahahahaha.
*****************
"Lo berubah banget ya Din sekarang?" tanya gwa dimobil, ketika kita pulang dari acara ultah temen kantornya menuju kost-annya.
"Berubah apanya sih hun? Apa gwa keliatan kayak power ranger gitu?" sahutnya acuh tak acuh sambil menikmati asap rokoknya dan ngangkat sebelah kakinya.
"Biasanya khan lo nyenderin pala lo kebahu gwa kalo kita lagi dimobil kayak gini" sahut gwa kecut. Damn, gwa rindu banget saat2 seperti itu Din. Ketika kita menikmati perjalanan di mobil, lo selalu nyenderin kepala lo dibahu gwa sambil bermanja2an dan aahhh.... sudahlah!
"Tanggung lah Ky, lagian rokok gwa masih panjang nih" sahutnya dingin.
Emang suasana dingin ini udah berasa ketika mulai masuk ke dalam mobil. Ketika Dinda merasa nga nyaman sama gwa, yang sedari awal kita menjejakkan kaki ditengah hingar-bingarnya sebuah club dimana temen kantornya Dinda ngerayain ultahnya. Ketika gwa hanya duduk kayak sapi ompong dimeja bar ditemanin sebotol millers ditangan dan nga menikmati suasana itu dengan sepenuh hati gwa. Entah kenapa, gwa begitu canggung ketika gabung sama temen2 kantornya Dinda. Walaupun beberapa kali Dinda coba mencairkan suasana dengan ngajakin gwa dance bareng dan berbaur sama temen2nya, tapi tetep aja gwa ngerasa canggung. Entahlah, mungkin juga penyakit minder gwa lagi kumat malem itu, sehingga malem itu sikap gwa jadi nyebelin dimata Dinda. Gwa ngerasa kecerian mereka itu seperti mengintimidasi gwa yang seorang pengangguran ini. Damn it!
"Din, kita putus aja yuk" kata gwa perlahan.
"Apa, lo ngomong apaan barusan?" tanya Dinda sambil mendekatkan kupingnya kearah gwa.
"Kita putus" gwa kerasin suara gwa.
"Lo lagi nga mabok khan? Lo tadi nga minum banyak khan?" Dinda menjentikkan rokoknya keluar jendela.
"Nga, cuma bir dong kok sebotol."
"Trus, maksud lo apa ngomong kayak tadi?"
"Ya putus aja. Kita bubar. Jelas khan omongan gwa?"
"Jelas banget. Emang dalam rangka apa lo ngomong kayak gini?"
"Karena gwa ngerasa kita udah nga ada kecocokan lagi. Dan dimata gwa lo udah banyak berubah"
"Berubah? Selalu itu aja yang lo omongin ke gwa. Apa sih yang berubah dari gwa hun?" suara Dinda mulai melunak, nga sekeras tadi.
"Banyak Din, lo yang ngerokok, mulai kenal liquor dan dugem. Dimata gwa lo yang sekarang udah bukan seperti Dinda yang gwa kenal lagi"
"Trus, masih ada lagi yang berubah dari gwa dimata lo?"
"Hmmm, lo makin sulit gwa hubungin. Okelah, kalo masih jam2 kerja, gwa bisa maklumin karena lo masih punya tanggung jawab kerjaan. Tapi kalo malem pun, kadang suka nga lo angkat telponnya, sms gwa juga paling banter baru besoknya dibales."
"Ya ampun hunny, tapi khan hampir tiap hari juga kita ketemu. Khan elo selalu jemput gwa kalo pulang kantor dan mampir ke kost-an. Masa' iya sih, gwa yang udah ngorok musti ngangkat telpon elo atau jawabin sms? Lebay lo ah" Dinda ngetawain gwa.
"Hehehehehe, iya ya" gwa nyengir bodoh, menyadari ketololan gwa ini. Ngapain juga gwa masih nelponin atau sms Dinda aja setelah pulang dari kost-annya. Udah kayak abg aja, nelpon2an mulu padahal hampir tiap harinya ketemuan. Atau emang gwa udah terobsesi banget sama Dinda?

"Please deh, alesan lo itu nga masuk diakal hun. Gwa nga pernah ngerasa berubah kok sama lo. Apa jangan2 lo ada cewek laen, makanya lo ngajakin putus?"
"......." mampus deh gwa.

"Hunny, kok diem sih? Bener ya ada cewek laen?" tanyanya menyelidik.
"Apaan sih lo Din, gwa lagi ngebahas tentang lo kok malah ngebahas tentang cewek laen sih?" elak gwa.
"Abis lo nga ngejawab sih tadi. Lagian juga, ujug2 lo make acara minta putus. Wajar dong kalo gwa mikirnya kesono?"
"Iya, wajar2 aja sih kalo lo punya pikiran kayak gitu. Tapi percaya deh, nga ada cewek laen diantara kita" jawab gwa dengan ekspresi senormal mungkin, "Cuma gwa ngerasa perubahan lo kayak ngerokok, mulai kenal minuman sama dugem tuh kayaknya nga elo banget deh. Selama kita pacaranpun belom pernah gwa ngajar2in lo kayak gitu. Ya khan?"
"Iya sih, gwa ngerti kalo itu jadi masalah buat lo hun. Tapi khan gwa masih dalam batas2 wajar kali. Lo nga usah khawatir lah. It's no big deal" Dinda tersenyum manis, menyakinkan gwa. Dinda memeluk gwa dari samping dan menyandarkan kepalanya ke bahu gwa, tapi sebelumnya dia ngecup pipi kiri gwa, "Gwa sayang banget sama lo hunny, walau lo mikir gwa berubah, tapi rasa sayang gwa sama lo nga akan pernah berubah sampe kapanpun. Jadi gwa nga mau denger lagi lo ngomong pengen putus dari gwa. Janji ya hun, lo nga akan ngomong kayak gitu lagi?"
Gwa nga ngejawab. Pikiran gwa seolah sedang berkecamuk dengan perasaan gwa terhadap cewek manis disebelah gwa ini, yang udah mengisi hari2 gwa selama hampir 2 tahun ini. Di satu sisi, rasa takut akan kehilangan Dinda semakin menghantui gwa. Tapi disisi lain, gwa ngerasa begitu pesimis kalo hubungan kita ini bisa bertahan. Ketimpangan akan status kita saat itu sangat mengganggu gwa. Dinda yang sedang membangun karirnya sedangkan gwa makin terpuruk dengan ketidak jelasan masa depan gwa. Keadaan itu seperti mengerogoti rasa percaya diri gwa. Oke lah, Dinda bisa menyakinkan gwa kalo dia nga akan pernah berubah sayangnya kepada gwa. Tapi sampai berapa lamakah Dinda bisa bertahan? Tambahan lagi restu dari bonyok gwa sampai saat itu masih gelap dan nga jelas. Lengkap sudah kegalauan hati gwa ini terhadap masa depan hubungan gwa sama Dinda.
Yang gwa rasa saat itu adalah semua orang sedang berubah untuk menyambut masa depannya. Temen2 gwa dan pacar gwa, semuanya perlahan tapi pasti mulai sibuk menata masa depannya. Sedangkan gwa? Gwa hanyalah pecundang yang nga punya nyali untuk merubah nasibnya. Pecundang yang mudah takluk oleh keadaan. Pecundang yang larut dalam penyesalan, tapi nga pernah tahu dan mau memperbaiki diri.
Diubah oleh luckyismine 30-04-2014 14:10
sormin180 memberi reputasi
1
Kutip
Balas