- Beranda
- Stories from the Heart
Sweety and Sweet Tea
...
TS
imnewbies
Sweety and Sweet Tea
pernahkah kalian terjebak pada hari yang sangat berat dan kalian memutuskan untuk memberi kesempatan kepada hari itu.kalian memilih untuk tidak larut di dalamnya atau mencemaskannya, tetapi menghadapi hari itu dengan selayaknya adalah salah satu pekerjaan yg sangat sulit
DAN satu lagi, agar tidak keliru, gue mau kasih informasi bahwa kisah ini real kemudian gue sedikit edit hari ini real time, setiap gue share per part nya
Dan jika ada yg bertanya ini real story, yap ini real story, tapi sedikit gue tambahin bumbu supaya kalian gak bosen, tapi overall.. ini adalah kisah hidup gue
silahkan duduk yang manis, gue bakal mendongengkan suatu kisah dengan gue didalamnya
DAN satu lagi, agar tidak keliru, gue mau kasih informasi bahwa kisah ini real kemudian gue sedikit edit hari ini real time, setiap gue share per part nya
Dan jika ada yg bertanya ini real story, yap ini real story, tapi sedikit gue tambahin bumbu supaya kalian gak bosen, tapi overall.. ini adalah kisah hidup gue
silahkan duduk yang manis, gue bakal mendongengkan suatu kisah dengan gue didalamnya
Spoiler for INDEKS:

Berawal pagi itu,
"hujan oh hujan mengapa engkau turun disaat yang tidak tepat" pikir gue dalam hati
Bukan jakarta kalau gak macet atau banjir seperti pagi ini, guepun buru buru Ngebut buat ngejar waktu sampe disekolah, genangan air dijalanan serta Cipratan air dari kendaraan lain ditambah lagi tetesan air dari langit yang belum juga berhenti dari tadi malam bikin gue kedinginan dan males buat menyampaikan niat gue ke sekolah,
"untung aja gue pakai jas hujan"
pikir gue lagi, sambil tancap gas sampai ke sekolah...
"pakk ..."
sapa gue ke pak satpam yang lagi ngopi di pos nya, dia menganggut sambil tersenyum, senyuman bahagia , yaialah! gimana ngga bahagia ujan ujan gini lagi ngopi
"busett enak banget ya " gue mencibir dalam hati, lalu memarkir motor ditempat yang disediakan, segera gua lari kedalam kelas tapi kali ini gua rasa hujan udah mulai menipis, meskipun masih rintik rintik
riuh kelas mengalahkan suara rintikan hujan diluar ,
disitu udah ada Indra kaka gue yang kedua lagi berduaan sama saila, siapa yah saila , hmm nanti gue ceritain di part berikutnya , oiya gue anak terakhir dari 3bersaudara kaka gue yg paling tua lagi sibuk ngurusin tugas kuliahnya,
"Indra, kayanya dia udah dianter papah pake mobil tadi pagi, "
pikir gue, sebuah pikiran yg selalu terngiang dalam otak gue , gila ngga ? gue dibiarkan terlantar bawa bawa motor kehujanan sedangkan dia diantar pake mobil sampai sekolah, ahh sepertinya gue harus menepis rasa keinginan gue untuk disayang sayang sama orang tua, padahal gue anak kandung dan gue juga anak terakhir ,oh god miris banget hidup gue
"hei fay"
sapaan rena membangunkan gue dari lamunan yg setiap saat gue lamunin itu, rena itu sahabat gue dari kecil, selain rena ada lagi si Deni, dia juga sahabat gue dari kecil dia duduk sebangku sama gue, tapi gue ngga liat batang idungnya dari tadi, kayanya dia lagi ke kamar mandi menuntaskan 'panggilan alam' nya
"hei ren"
gue jawab dengan singkat karna gue lagi males ngomong hari ini, entah kenapa kayanya sekarang gue lebih banyak diam, sambil berlalu dan duduk ditempat duduk gue, Rena segera menghampiri gue dan duduk di bangku deni
"kenapa ?" tanya rena dengan senyum khas nya, seakan dia ingin memberikan terapi senyum biar gue gak murung #halah ngomong apa si
"gak knpa npa renaaaa"
itu jawaban yg slalu gue kasih ke dia karna semenjak gue murung rena selalu nanya gue dengan pertanyaan itu, dan setiap gue jawab seperti itu rena langsung cemberut dan menyandarkan wajahnya diatas dua tangan nya dimeja, seakan tidak puas dengan jawaban gue tadi
"hei fay" kali ini deni yang nyapa gue, dia udah balik dari goa pertapaannya (baca : WC)
sebelum gue sempet jawab, lebih dulu bu ratna masuk ke kelas, terlepas dari jenis kelamin perempuannya, dia itu guru paling killer di kelas gue, dia ngajar MTK
"ehh cepetan pindah ! " kata deni sambil menarik" kuncir kuda"nya rena yg dritadi diam tak bersuara, mungkin ngantuk
"yee ngga pake disuruh juga gue pindah kaliii" jawab rena kesal, kemudian ngeloyor ketempat duduknya, yg sebelum pergi sempat "noyor" kepala si deni, sedangkan si deni cuma mendengus kasar hehe.. haduhh kedua sahabat gue emang gini, kaya tom and jerry but they are my Best bestfriend
dikelas hening , sampe pelajaran MTK usai..
hari ini hari sabtu , paling cuma sampe jam 9 gue belajar, setelah itu harusnya ada pertandingan sepak bola sih, tapi kayanya bakal nganggur dikelas atau cuma dengerin pak tristan ngomongin tentang olahraga karena kali ini gak jadi praktek.
"teeeeeeett" anggap aja itu suara bel tanda Masa sekolah hari ini telah berakhir, cuaca tetap gak bersahabat rintikan hujan masih setia menemani gue sampai pulang kerumah.
sebenernya gue paling benci kalo udah waktunya pulang kerumah , karna dirumah sendiri gue kaya orang asing,mungkin aneh kedengarannya, tapi ya itu realitanya, lagi pula kemana gue bakal pulang kalau bukan kesini.
Rumah dalam keadaan sepi, kedua orang tua gue belum pulang ngantor, di dapur cuma ada bi ijah lagi masak.
"bi tolong bikinin teh manis ya"
seru gue sambil ngeloyor keatas, ya! kamar gue diatas
sampai dikamar gue bingung juga mau ngapain, Akhirya gue gitaran aja sambil nungguin teh manis gue dateng,
"kreek " pintu terbuka di susul dengan sosok bi ijah yang membawakan teh manis buat gue
gue minum teh manis itu pelan pelan (karna masih panas)
"makasih bi" kata gue
"iya mas" bibi menjawab dan segera keluar dari kamar gue
Akhirnya gue lanjut gitaran siang itu, lagunya eric clapton yang judulnya tears in heaven gue nyanyiin dengan suara dan tekhnik main gitar gue yang pas pasan ini, sambil sesekali gue seruput teh manis di depan gue, ahh nikmatnya seakan beban di pundak gue menguap bersama uap panas dari teh yang gue minum.....
Diubah oleh imnewbies 13-08-2014 18:54
anasabila memberi reputasi
1
67.6K
450
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
imnewbies
#114
Sweety and Sweet Tea XIX
Dalam hidup, gue berhak bahagia. Oleh karena itu, gue gak bakal membiarkan kebahagiaan gue ditentukan orang lain. Bahagia harus ada dlm diri gue.
seberkas cahaya pagi itu masuk melewati celah celah jendela dan menyentuh hangat wajah gue, seiring suara pintu terbuka, kemudian masuklah sesosok wanita cantik yang malam tadi juga masuk ke kamar gue
masih dalam tahap menuju terjaga, gue melirik wanita itu, dan dia membalas dengan senyuman manis yang terukir dalam bibirnya, rambutnya tergerai indah, segera dia menghampiri gue dan duduk di pinggir tempat tidur
"bangun dek," ucapnya
gue sih masih kesal aja menerima kenyataan bahwa wanita cantik yg sedang duduk di samping gue ini telah bertunangan dan akan menjadi seorang istri, kemungkinan ini adalah hari terakhirnya dia bisa membangunkan gue
tapi kenapa gue harus kesal ? gue kan tadi bilang bahwa setiap orang berhak bahagia, hmm gue memang egois !!
nampaknya gue udah 100 % terjaga, gue bangkit dan duduk ditempat tidur,
gue hanya diam , masih lemas juga sih, gue pegang hidung gue masih lumayan sakit, tapi gue emang mau masuk sekolah hari ini, akhirnya gue beranjak dari tempat tidur berjalan menuju westafel buat cuci muka
"mau teh manis ?" kata wanita itu yang tidak lain dan tidak bukan adalah ka vi
gue sama sekali gak menjawab pertanyaannya, cuma mengisyaratkan dengan gelengan kepala,
"dek, kmu kenapa ? " tanya nya tapi gak gue jawab
"kamu marah sma kaka, marah aja dek, jangan cuma diem, kamu gak suka klo kaka bahagia, menikah punya suami dan anak ?" tanyanya lagi dengan nada sangat lembut
gue pun berbalik dan menjawab pertanyaannya, "gue bahagia klo lo bahagia ka" jawaban klise yg keluar dari mulut gue,
"tapi satu yg gue pengen tau ka, gue ini siapa ? gue bagian dari keluarga ini kan ? tapi kenapa gue selalu di diskriminasi ? gue gak dapet apa yang kalian dapetin ka, gue cemburu" lanjut gue kemudian mengambil handuk bersiap untuk mandi
ka visa lagi lagi diam, "anggap aja ini terakhir kali kita bisa ngobrol berdua ka,ga usah ada rahasia lagi " lanjut gue
ka visa masih saja diam, melihat dia seperti itu gue tinggal aja dia dan segera masuk ke kamar mandi,
.
.
setelah keluar gue masih melihat ka vi terdiam di pinggir tempat tidur, sejenak melirik ke gue, gue gak mandi , cuma cuci muka dan kaki aja, jadi jangan berfikir kalo gue ganti baju di hadapan ka visa hehehe..
"kamu beneran mau masuk sekolah hari ini ?" lagi lagi dia mencari alasan untuk tidak menjawab pertanyaan gue yang tadi
"iya" jawab gue singkat
"kaka anter aja yu, motormu kan masih rusak"
"makasih ka, kyanya gue naik angkot aja lah"
gue menyisir rambut , memakai seragam, dan merapikan buku yang bakal di pelajari hari ini, setelah beres, gue pamit ke ka visa dan mencium tangannya
"gue sekolah dulu ka" pamit gue
sesungging senyuman manis menjadi jawaban.. "hati hati" lanjutnya
gue pun ngeloyor keluar meninggalkannya sendiri dikamar gue, menuruni tangga, menyaksikan sebuah keluarga bahagia yang sedang asik melahap sarapan pagi mereka, di meja makan
seperti biasa , tak ada satupun orang yang menyapa gue saat itu, atau sekedar memberikan ucapan "hati - hati di jalan yah"kecuali wanita yang gue tinggal dikamar
.
.
Sampai di sekolah gue segera berjalan menuju kelas, sepasang mata melihat tajam ke arah gue, ya dia adalah rena, tersenyum dan gue bales senyumanya,
"ke kantin yu, gue belom sarapan nih" Sapa gue
dia mengangguk setuju dan segera bangkit dari tempat duduknya
kami berjalan menyusuri beberapa kelas dan sampailah di kantin,
"lo bener udah enakan fay ?" tanya rena
"ya lumayan lah ren, ehh ngomong ngomong si deni kmana ?" tanya gue sambil mencari meja kosong, akhirnya ketemu dan kami duduk disitu setelah memesan makanan sma ibu kantin
"gak tau tuh anak, gue jga blm ngeliat, gak masuk kli " setelah obrolan sana sini akhirny pesanan kami datang dan segera melahapnya
"ren misalkan ini hari terakhir lo bisa ngeliat gue, apa lo bakal kangen sama gue?" tanya gue sedikit aneh memang
rena menghabiskan 1 sendok terakhir nasi gorengnya, kemudian minum dan tertawa ke gue
"ngomong apa si lo fay ? waktu kecelakaan lo ga gegar otak kan " jawabnya dengan diiringi tawa
"gue serius ren, gue rasa tuhan salah menciptakan gue deh ren, gue mau balik lagi ahh mau protes," canda gue diiringi tawa kami berdua
"haha ada ada aja lo," jawabnya dengan mimik wajah aneh entah takut atau apalah itu
tiba tiba gue diam, rena juga ikutan diam, kami terdiam sampai masuk kelas,.. mungkin rena menanggapi serius kata kaya gue tadi,
2 pelajaran sudah usai waktunya istirahat, rena menghampiri gue,
"lo kenapa ngomong kya gitu fay, ?" tanyanya
"ya gue cma ngga mau membohongi perasaan gue sendiri ren" jawab gue
"lo tau? hati gue nyesek pas tiba tiba lo ngomong kya tadi fay , gue harap lo gak pernah ngomong kya gitu lagi " , gue melirik mata rena, berkaca kaca
gue gak nyangka sampe segitunya dia menanggapi kata kata gue
"hmm maafin gue deh ren"
dia tersenyum kemudian mengajak gue buat keluar kelas, tapi gue menolak, gue lagi pengen sendiri, nampaknya dia mengerti.. diapun keluar kelas seorang diri
dalam kesepian kelas, suara derap sepatu terdengar masuk, ternyata si vero
"woy bro" sapanya sambil mengangkat satu tangannya
gue menjawab dengan senyuman
hati gue berkecamuk, angan gue melayang ketika saat peristiwa dia menawarkan "produk" nya ke gue, gue pun beranjak dari kursi dan segera menghampirinya,
nampaknya benar perkataan vero suatu saat gue bakal butuh ini, dan sekarang bakal terwujud
"masih ada itu ver ?"
seakan akan sudah mengerti diapun tersenyum ke gue dan mengangguk
"hahaha butuh juga lo akhirnya" ejeknya
"hmm.. lo jual brapa tuh bro," tanya gue
"yahh gini deh gue kasih gratisan dlu, klo cocok bru deh lo mesen lgi ke gue" katanya dengan sedikit mengecilkan suaranya
dia mengambil sesuatu warna biru, itu mirip plastik obat ala rumah sakit kayanya emang itu,
mengepalkan tangan dan menjabat tangan gue, dan obat itupun sekarang pindah ke tangan gue..
"apaan nih ?"
"eximer" jawabnya singkat
"efeknya ?" tanya gue lagi
" lo coba sendiri aja fay, ntar lo tau sendiri koq" jawabnya disertai tawa
"yaudah gue mau ke kantin dlu deh laperr, selamat menikmati bro" lanjutnya segera ngeloyor melewati gue,
sekarang gue bingung barang ini udah ditangan gue, apakah gue bakal beneran menelannya? hmm gue bingung.. bingung dan sangat bingung......
seberkas cahaya pagi itu masuk melewati celah celah jendela dan menyentuh hangat wajah gue, seiring suara pintu terbuka, kemudian masuklah sesosok wanita cantik yang malam tadi juga masuk ke kamar gue
masih dalam tahap menuju terjaga, gue melirik wanita itu, dan dia membalas dengan senyuman manis yang terukir dalam bibirnya, rambutnya tergerai indah, segera dia menghampiri gue dan duduk di pinggir tempat tidur
"bangun dek," ucapnya
gue sih masih kesal aja menerima kenyataan bahwa wanita cantik yg sedang duduk di samping gue ini telah bertunangan dan akan menjadi seorang istri, kemungkinan ini adalah hari terakhirnya dia bisa membangunkan gue
tapi kenapa gue harus kesal ? gue kan tadi bilang bahwa setiap orang berhak bahagia, hmm gue memang egois !!
nampaknya gue udah 100 % terjaga, gue bangkit dan duduk ditempat tidur,
gue hanya diam , masih lemas juga sih, gue pegang hidung gue masih lumayan sakit, tapi gue emang mau masuk sekolah hari ini, akhirnya gue beranjak dari tempat tidur berjalan menuju westafel buat cuci muka
"mau teh manis ?" kata wanita itu yang tidak lain dan tidak bukan adalah ka vi
gue sama sekali gak menjawab pertanyaannya, cuma mengisyaratkan dengan gelengan kepala,
"dek, kmu kenapa ? " tanya nya tapi gak gue jawab
"kamu marah sma kaka, marah aja dek, jangan cuma diem, kamu gak suka klo kaka bahagia, menikah punya suami dan anak ?" tanyanya lagi dengan nada sangat lembut
gue pun berbalik dan menjawab pertanyaannya, "gue bahagia klo lo bahagia ka" jawaban klise yg keluar dari mulut gue,
"tapi satu yg gue pengen tau ka, gue ini siapa ? gue bagian dari keluarga ini kan ? tapi kenapa gue selalu di diskriminasi ? gue gak dapet apa yang kalian dapetin ka, gue cemburu" lanjut gue kemudian mengambil handuk bersiap untuk mandi
ka visa lagi lagi diam, "anggap aja ini terakhir kali kita bisa ngobrol berdua ka,ga usah ada rahasia lagi " lanjut gue
ka visa masih saja diam, melihat dia seperti itu gue tinggal aja dia dan segera masuk ke kamar mandi,
.
.
setelah keluar gue masih melihat ka vi terdiam di pinggir tempat tidur, sejenak melirik ke gue, gue gak mandi , cuma cuci muka dan kaki aja, jadi jangan berfikir kalo gue ganti baju di hadapan ka visa hehehe..
"kamu beneran mau masuk sekolah hari ini ?" lagi lagi dia mencari alasan untuk tidak menjawab pertanyaan gue yang tadi
"iya" jawab gue singkat
"kaka anter aja yu, motormu kan masih rusak"
"makasih ka, kyanya gue naik angkot aja lah"
gue menyisir rambut , memakai seragam, dan merapikan buku yang bakal di pelajari hari ini, setelah beres, gue pamit ke ka visa dan mencium tangannya
"gue sekolah dulu ka" pamit gue
sesungging senyuman manis menjadi jawaban.. "hati hati" lanjutnya
gue pun ngeloyor keluar meninggalkannya sendiri dikamar gue, menuruni tangga, menyaksikan sebuah keluarga bahagia yang sedang asik melahap sarapan pagi mereka, di meja makan
seperti biasa , tak ada satupun orang yang menyapa gue saat itu, atau sekedar memberikan ucapan "hati - hati di jalan yah"kecuali wanita yang gue tinggal dikamar
.
.
Sampai di sekolah gue segera berjalan menuju kelas, sepasang mata melihat tajam ke arah gue, ya dia adalah rena, tersenyum dan gue bales senyumanya,
"ke kantin yu, gue belom sarapan nih" Sapa gue
dia mengangguk setuju dan segera bangkit dari tempat duduknya
kami berjalan menyusuri beberapa kelas dan sampailah di kantin,
"lo bener udah enakan fay ?" tanya rena
"ya lumayan lah ren, ehh ngomong ngomong si deni kmana ?" tanya gue sambil mencari meja kosong, akhirnya ketemu dan kami duduk disitu setelah memesan makanan sma ibu kantin
"gak tau tuh anak, gue jga blm ngeliat, gak masuk kli " setelah obrolan sana sini akhirny pesanan kami datang dan segera melahapnya
"ren misalkan ini hari terakhir lo bisa ngeliat gue, apa lo bakal kangen sama gue?" tanya gue sedikit aneh memang
rena menghabiskan 1 sendok terakhir nasi gorengnya, kemudian minum dan tertawa ke gue
"ngomong apa si lo fay ? waktu kecelakaan lo ga gegar otak kan " jawabnya dengan diiringi tawa
"gue serius ren, gue rasa tuhan salah menciptakan gue deh ren, gue mau balik lagi ahh mau protes," canda gue diiringi tawa kami berdua
"haha ada ada aja lo," jawabnya dengan mimik wajah aneh entah takut atau apalah itu
tiba tiba gue diam, rena juga ikutan diam, kami terdiam sampai masuk kelas,.. mungkin rena menanggapi serius kata kaya gue tadi,
2 pelajaran sudah usai waktunya istirahat, rena menghampiri gue,
"lo kenapa ngomong kya gitu fay, ?" tanyanya
"ya gue cma ngga mau membohongi perasaan gue sendiri ren" jawab gue
"lo tau? hati gue nyesek pas tiba tiba lo ngomong kya tadi fay , gue harap lo gak pernah ngomong kya gitu lagi " , gue melirik mata rena, berkaca kaca
gue gak nyangka sampe segitunya dia menanggapi kata kata gue
"hmm maafin gue deh ren"
dia tersenyum kemudian mengajak gue buat keluar kelas, tapi gue menolak, gue lagi pengen sendiri, nampaknya dia mengerti.. diapun keluar kelas seorang diri
dalam kesepian kelas, suara derap sepatu terdengar masuk, ternyata si vero
"woy bro" sapanya sambil mengangkat satu tangannya
gue menjawab dengan senyuman
hati gue berkecamuk, angan gue melayang ketika saat peristiwa dia menawarkan "produk" nya ke gue, gue pun beranjak dari kursi dan segera menghampirinya,
nampaknya benar perkataan vero suatu saat gue bakal butuh ini, dan sekarang bakal terwujud
"masih ada itu ver ?"
seakan akan sudah mengerti diapun tersenyum ke gue dan mengangguk
"hahaha butuh juga lo akhirnya" ejeknya
"hmm.. lo jual brapa tuh bro," tanya gue
"yahh gini deh gue kasih gratisan dlu, klo cocok bru deh lo mesen lgi ke gue" katanya dengan sedikit mengecilkan suaranya
dia mengambil sesuatu warna biru, itu mirip plastik obat ala rumah sakit kayanya emang itu,
mengepalkan tangan dan menjabat tangan gue, dan obat itupun sekarang pindah ke tangan gue..
"apaan nih ?"
"eximer" jawabnya singkat
"efeknya ?" tanya gue lagi
" lo coba sendiri aja fay, ntar lo tau sendiri koq" jawabnya disertai tawa
"yaudah gue mau ke kantin dlu deh laperr, selamat menikmati bro" lanjutnya segera ngeloyor melewati gue,
sekarang gue bingung barang ini udah ditangan gue, apakah gue bakal beneran menelannya? hmm gue bingung.. bingung dan sangat bingung......
0

