- Beranda
- Stories from the Heart
Ketika Cinta Berkata (Ep.II Kakakkus BosKu KekasihKu) [Based on True Stories]
...
TS
lemot2010
Ketika Cinta Berkata (Ep.II Kakakkus BosKu KekasihKu) [Based on True Stories]
Spoiler for cerita sebelumnya:
Aku suka deh dengan Love Bird..
Kamu tau kenapa??
Karena Love Bird itu Burung yang paling setia dengan pasangannya..
Dia tak akan pernah mencari pasangan lain..
Kalau salah satu dari mereka mati.. Maka yang lainnya tidak akan mencari pasangan lain...
Bahkan salah satunya pasti akan mati juga..
Kata-katamu selalu terngiang dlm hati ku..
Cinta...
Cinta itu Terdiri dari Dua Kata Hidup
Dan Tiga Kata Mati....
Kamu tau Artinya??
Cinta itu adalah...
Dua Insan yang siap..
Sehidup semati...
Seperti Love Bird...
Sayang...
Spoiler for indeks:
Spoiler for My cerpen:
Diubah oleh lemot2010 16-05-2014 08:16
anasabila memberi reputasi
1
38.4K
287
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
lemot2010
#141
Sceen XXIV : Sirius yg Lelah Namun tetep Bersinar
"Iya... Tapi kita SAU-DA-RA NDRE!! SAU-DA-RA!! "
Kata-kata itu seperti teringiang-ngiang di telingaku.
Alasan Saudara Ra?!
Aaaarrgh... Andre Tolol!!
Sudah tau kamu tidak bakal di terima!!
SADAR NDRE!!
Salah ya?? Salah kalau aku sayang dengan kamu Ra?
Aku bingung... Kenapa sih aku ini? Kenapa kamu bisa tenang sih Ra?? Kamu tenang seperti tidak ada kejadian?? Tapi kenapa pula kamu menuduh aku yang tenang seperti tak ada kejadian?
Apa memang aku terlihat seperti itu? Terlihat dingin dan cuek seperti itu??
Jujur... Ini sakit... Lebih sakit dari pada mencintai kamu dan kamu mengabaikan cintaku...
Sakit ketika kamu mendiamkan aku...
Apa kamu juga merasakannya Ra??
Namun.. Kenapa malah kamu yang mengatakan kalau aku yang terlihat sangat cuek??
Aku hanya mencoba membendung perasaan ini Ra... Membendung sakit yang semakin merayap... Menjalar keseluruh pembuluh darah.. Berdenyut Nyeri..... Sakit... Sakit... Amat teramat Sakit.... Hingga ke pelupuk mata yang Ntah sampai kapan akan bertahan membendung ini semua...
Aku hanya menyibukkan diri... Berharap melupakan sakit ini-ataupun mengurangi-minimal mengurangi sesak di Dada...
Aaaargh...
Andre TOLOL!!
Seharusnya kamu tidak mengungkapkannya!!
Seharusnya kamu berpikir 10 kali!! Tidak!! Seharusnya kamu berpikir hingga Ratusan Kali bahkan Ribuan Kali Andre!!
Yaaah... Tapi aku juga cukup senang bisa dekat dengan kamu Ra...
Senang hanya melihat kamu tersenyum atau tertawa...
Bahkan aku cukup senang ketika kamu marah atau sewot Ra...
Mungkin... Aku bahkan akan sangat senang walau hanya melewati Rumah kamu..
Aneh kan Ra??
"Pak Andre!! Bapak di panggil ibu..." Karyawati ini menghentakku kembali ke dunia nyata!
Aaah... Andai saja ini hanya mimpi??
Aku tak ingin bangun...
Andai saja cuma mimpi dan di dalam mimpi itu aku terus bersama mu...
Aku yakin... Aku sangat tidak ingin bangun selamanya...
Biar aku selalu ada di dekatmu...
"Pak... Bapak di panggil ibu tuh sekarang!" Karyawati itu kembali menghentakkan kesadaranku.
"Permisi bu..." Ujarku mengetuk pintu.
"Ya buruan masuk..." Jawabnya ketus.
Aku masuk dan kulihat berkas-berkas buku tebal di atas mejanya tak karuan..
Dan dia sibuk-bahkan teramat sibuk membolak-balik halaman...
"Tolong kamu cek... Dan buat seperti ini!!" Ujarnya dingin tanpa menoleh ke arahku sedikitpun.
"Oke bu... " Jawabku lagi.
Aku langsung menyusun semua berkas dan mengerjakannya di mejaku.
Rara hanya menoleh ke arahku sekilas dan membuang muka kembali ke komputernya.
Matahari sudah merayap turun dari puncak gedung kami yang tinggi...
Bayang-bayang panjang seakan melambai-lambai pada sang mentari...
Hari sudah hampir jam pulang kerja dan Rara-Si Bos memanggilku lagi...
"Udah kelar?" Tanyanya masih dingin dan tidak mengalihkan pandangannya dari komputernya.
"Blum bu.. Saedikit lagi.." Jawabku pelan.
"Ooh ya udah kemas... Ntar lagi kita pulang.. " Sambungnya.
"Oke bu.. " Aku langsung nge-loyor lunglai keluar Ruangan si Bos.
"Eeeh ya.. Kamu besok datang lebih cepat ya... Selesaikan semua kerjaan!! Karena Lusa kita libur nya panjang!" Ujar si bos masih tidak mengalihkan pandangannya dari komputer.
Dan aku amat sangat lemas...
Ini sudah hari ke-2 sejak penolakanku.
"Ooh Andre... Kamu tidak bawa motor kan?? " Kali ini Rara memanggil namaku.
"Hmm. Tidak bu... " Ujarku cepat seraya tersenyum girang karena Rara sudah menyebut namaku.

"Oooh ya udah.. Kamu buruan pulang... Ntar ga ada angkot ke rumah sodara kamu..." Ujarnya kembali dingin dan tanpa menoleh ke arahku.
Jeesss....
Ku pikir dia bakal bicara tentang perasaan dia yang sebenarnya...
Aku tau... Dia membohongi perasaannya yang sebenarnya...
Atau hanya perasaanku saja?
Atau aku saja yang terlalu ke Ge-er an??
Tiiit.... Tiiiit.... Tiiiit.....
Dering cumiakkan telinga ciri khas Handphone bututku..
Dering panggil spesial untuk ibuku..
Biar dimanapun aku harus segera mengangkatnya...
Baru selangkah aku keluar Ruangan Rara-Si Bos..
"Assalamu'alaikum bu... " Sapa ku.
"Wa'alaikum salam... " Jawab ibuku di seberang sana.
Beliau bercerita panjang....
Daaan... Blessss... Ada sesak yang Tiba-Tiba merambat... Menjalar cepat keseluruh tubuh...
Kaki serasa lemah...
Mata seakan berkunang-kunang...
Kepala mendadak pusing...
Mual...
Dan muntah-muntah...
*lho kok?
"Ya bu.... Trims bu... Assalamu'alaikum..." Tutupku.
Aku harus bertindak cepat!!
Batinku..
Neng... Nang... Neng.... Nong... Neng... Nang.. Neng nong...
Baru ku tutup telpon dari ibuku..
Hp bututku berdering lagi..
Nomor wak!
"Assalamu'alaikum wak...." Sapa ku.
Sepertinya urgent!!
"Ya... Oke.. Siap..." Jawabku seraya menutup telpon.
Putusan harus cepat..
Sekali lagi aku pusing...
"Kamu kenapa Ndre? " Sapa Rara ketika keluar dari ruangannya dan bergegas menuju mobil.
"Oooh ga ada kok bu..." Jawabku cool.
Sambil garuk-garuk kepala.
"Aduuuh Ndre... Ndre... Ga mungkin ga ada apa-apa kalau kamu garuk-garuk kepala!" Ujarnya lagi.
"Ga kok beneran..." Jawabku tersenyum manis...
Ya senyum manis terpaksa.
Bagaimana aku harus mengatakan padamu Ra?
Mataku nanar... Pusing...
Bendungan di pelupuk mataku seakan-akan siap jebol...
Siap jebol kapanpun!
"Iya... Tapi kita SAU-DA-RA NDRE!! SAU-DA-RA!! "
Kata-kata itu seperti teringiang-ngiang di telingaku.
Alasan Saudara Ra?!
Aaaarrgh... Andre Tolol!!
Sudah tau kamu tidak bakal di terima!!
SADAR NDRE!!
Salah ya?? Salah kalau aku sayang dengan kamu Ra?
Aku bingung... Kenapa sih aku ini? Kenapa kamu bisa tenang sih Ra?? Kamu tenang seperti tidak ada kejadian?? Tapi kenapa pula kamu menuduh aku yang tenang seperti tak ada kejadian?
Apa memang aku terlihat seperti itu? Terlihat dingin dan cuek seperti itu??
Jujur... Ini sakit... Lebih sakit dari pada mencintai kamu dan kamu mengabaikan cintaku...
Sakit ketika kamu mendiamkan aku...
Apa kamu juga merasakannya Ra??
Namun.. Kenapa malah kamu yang mengatakan kalau aku yang terlihat sangat cuek??
Aku hanya mencoba membendung perasaan ini Ra... Membendung sakit yang semakin merayap... Menjalar keseluruh pembuluh darah.. Berdenyut Nyeri..... Sakit... Sakit... Amat teramat Sakit.... Hingga ke pelupuk mata yang Ntah sampai kapan akan bertahan membendung ini semua...
Aku hanya menyibukkan diri... Berharap melupakan sakit ini-ataupun mengurangi-minimal mengurangi sesak di Dada...
Aaaargh...
Andre TOLOL!!
Seharusnya kamu tidak mengungkapkannya!!
Seharusnya kamu berpikir 10 kali!! Tidak!! Seharusnya kamu berpikir hingga Ratusan Kali bahkan Ribuan Kali Andre!!
Yaaah... Tapi aku juga cukup senang bisa dekat dengan kamu Ra...
Senang hanya melihat kamu tersenyum atau tertawa...
Bahkan aku cukup senang ketika kamu marah atau sewot Ra...
Mungkin... Aku bahkan akan sangat senang walau hanya melewati Rumah kamu..
Aneh kan Ra??
"Pak Andre!! Bapak di panggil ibu..." Karyawati ini menghentakku kembali ke dunia nyata!
Aaah... Andai saja ini hanya mimpi??
Aku tak ingin bangun...
Andai saja cuma mimpi dan di dalam mimpi itu aku terus bersama mu...
Aku yakin... Aku sangat tidak ingin bangun selamanya...
Biar aku selalu ada di dekatmu...
"Pak... Bapak di panggil ibu tuh sekarang!" Karyawati itu kembali menghentakkan kesadaranku.
"Permisi bu..." Ujarku mengetuk pintu.
"Ya buruan masuk..." Jawabnya ketus.
Aku masuk dan kulihat berkas-berkas buku tebal di atas mejanya tak karuan..
Dan dia sibuk-bahkan teramat sibuk membolak-balik halaman...
"Tolong kamu cek... Dan buat seperti ini!!" Ujarnya dingin tanpa menoleh ke arahku sedikitpun.
"Oke bu... " Jawabku lagi.
Aku langsung menyusun semua berkas dan mengerjakannya di mejaku.
Rara hanya menoleh ke arahku sekilas dan membuang muka kembali ke komputernya.
Matahari sudah merayap turun dari puncak gedung kami yang tinggi...
Bayang-bayang panjang seakan melambai-lambai pada sang mentari...
Hari sudah hampir jam pulang kerja dan Rara-Si Bos memanggilku lagi...
"Udah kelar?" Tanyanya masih dingin dan tidak mengalihkan pandangannya dari komputernya.
"Blum bu.. Saedikit lagi.." Jawabku pelan.
"Ooh ya udah kemas... Ntar lagi kita pulang.. " Sambungnya.
"Oke bu.. " Aku langsung nge-loyor lunglai keluar Ruangan si Bos.
"Eeeh ya.. Kamu besok datang lebih cepat ya... Selesaikan semua kerjaan!! Karena Lusa kita libur nya panjang!" Ujar si bos masih tidak mengalihkan pandangannya dari komputer.
Dan aku amat sangat lemas...
Ini sudah hari ke-2 sejak penolakanku.
"Ooh Andre... Kamu tidak bawa motor kan?? " Kali ini Rara memanggil namaku.
"Hmm. Tidak bu... " Ujarku cepat seraya tersenyum girang karena Rara sudah menyebut namaku.

"Oooh ya udah.. Kamu buruan pulang... Ntar ga ada angkot ke rumah sodara kamu..." Ujarnya kembali dingin dan tanpa menoleh ke arahku.
Jeesss....
Ku pikir dia bakal bicara tentang perasaan dia yang sebenarnya...
Aku tau... Dia membohongi perasaannya yang sebenarnya...
Atau hanya perasaanku saja?
Atau aku saja yang terlalu ke Ge-er an??
Tiiit.... Tiiiit.... Tiiiit.....
Dering cumiakkan telinga ciri khas Handphone bututku..
Dering panggil spesial untuk ibuku..
Biar dimanapun aku harus segera mengangkatnya...
Baru selangkah aku keluar Ruangan Rara-Si Bos..
"Assalamu'alaikum bu... " Sapa ku.
"Wa'alaikum salam... " Jawab ibuku di seberang sana.
Beliau bercerita panjang....
Daaan... Blessss... Ada sesak yang Tiba-Tiba merambat... Menjalar cepat keseluruh tubuh...
Kaki serasa lemah...
Mata seakan berkunang-kunang...
Kepala mendadak pusing...
Mual...
Dan muntah-muntah...
*lho kok?

"Ya bu.... Trims bu... Assalamu'alaikum..." Tutupku.
Aku harus bertindak cepat!!
Batinku..
Neng... Nang... Neng.... Nong... Neng... Nang.. Neng nong...
Baru ku tutup telpon dari ibuku..
Hp bututku berdering lagi..
Nomor wak!
"Assalamu'alaikum wak...." Sapa ku.
Sepertinya urgent!!
"Ya... Oke.. Siap..." Jawabku seraya menutup telpon.
Putusan harus cepat..
Sekali lagi aku pusing...
"Kamu kenapa Ndre? " Sapa Rara ketika keluar dari ruangannya dan bergegas menuju mobil.
"Oooh ga ada kok bu..." Jawabku cool.
Sambil garuk-garuk kepala.
"Aduuuh Ndre... Ndre... Ga mungkin ga ada apa-apa kalau kamu garuk-garuk kepala!" Ujarnya lagi.
"Ga kok beneran..." Jawabku tersenyum manis...
Ya senyum manis terpaksa.
Bagaimana aku harus mengatakan padamu Ra?
Mataku nanar... Pusing...
Bendungan di pelupuk mataku seakan-akan siap jebol...
Siap jebol kapanpun!
0