Kali ini ane mau nyoba buat novel fiksi tentang
zombie tapi berlatar belakang Negara ini
jika suka ane sangat senang jika
gasuka ane gapeduli . Bagi yang mau
nambahin crita nya langsun dibawah aja gausah
PM
Episode 1 : Beginning
Part 1
Spoiler for :
Minggu , 2 Maret 2020
Pasar Jatinegara, 19.20
Aku dikejutkan dengan pemberitahuan tentang
virus yang merubah seseorang menjadi gila dari
salah satu stasiun TV nasional. akupun yang
sedang berdagang di pasar langsung menuju ke
rumah untuk menjemput istri dengan
mengendarai Motor yamaha mio. Namaku Reza
umur 22 thn dan istriku bernama Karina 21
tahun rumah kami berada di daerah Salemba.
Part 2
Spoiler for :
Salemba, 19.40
Sesampainya dirumah aku dikejutkan dengan
keadaan yang miris darah dimana-mana, suara
letusan pistol/senjata api, dan infected yang
berlari mengejar mangsanya, akupun tak
memperdulikan itu semua yang ada dalam
pikiranku adalah "Menyelamatkan Istriku" aku
berlari kedalam rumah dan tak menemukan
istriku. aku berteriak sembari memacu motorku
untuk mencari istriku
"Karinaaaa" teriakku tak kalah dengan bunyi
senjata api. Saat aku melewati depan masjid
yang tak jauh dari rumahku aku menemukan
istriku yang sedang terduduk dengan menangis
karena infected yang berlari ke arahnya aku pun
segera mengambil barang yang bisa kujadikan
senjata, mujur nasibku aku melihat balok dengan
beberapa paku diujungnya langsung saja aku
sambar dan ku ayunkan ke arah infected,
serangan pertama mengenai tangan infected
tetapi serangan itu tak membuatnya berhenti aku
langsung teringat dengan film yang sering
kutonton langsung kuarahkan balok itu ke
kepalanya "Cratttt" darah berterbangan membuat
bajuku kotor, aku tak memperdulikan nya aku
langsung memeluk istriku yang sedang menangis
+ panik "tenang sayang tenang kita harus pergi
darisini".
Part 3
Spoiler for :
Atrium Senen, 20.10
Kami sampai ditempat pengungsian dengan
beberapa mobil dan motor yang berhasil
bertahan hidup saat akan masuk ke daerah
evakuasi kami pun diperiksa oleh beberapa orang
petugas yang mengenakan Masker dan baju
aneh. Tongkat yang diarahkan ketubuh kami dan
para petugas itu pun berteriak "AMAN" teriaknya
dengan lantang.
Kami pun masuk kedalam "Evacuation Area"
beberapa saat kami masuk kedalam mall kami
dikejutkan dengan letusan senjata api yang
membuat para pengungsi kaget. Akupun ingin
melihat keadaan di luar tetapi tanganku dipeluk
erat oleh istriku dan dia berkata "Aku mohon
jangan tinggalin aku, aku takut" ya apa daya ku
aku pun tak jadi melihat keadaan diluar aku
hanya mampu mendengarkan suasana diluar.
Beberapa saat suasana mulai hening akupun
berpikir "Akhirnya selesai juga" istriku pun
langsung terlelap dipelukanku mungkin dia terlalu
lelah dan rapuh menghadapi kenyataan ini.
Part 4
Spoiler for :
Atrium Senen, 09.45
Semua keadaan di tempat evakuasi ini sangat
tenang dan para penghuni nya pun sudah mulai
saling berkenalan aku dan istriku turun ke lantai
2 untuk sarapan pagi. Beberapa saat aku kaget
dengan bunyi kaca yang pecah dan letusan
senjata api saat aku melihat kebawah ternyata
para infected berhasil masuk kedalam
"Evacuation Area" terdengar jeritan dan suasana
pun jadi ricuh, aku segera membawa istriku ke
lantai atas dengan harapan ada bantuan dengan
4 orang yang baru kukenal Roni (32), Dimas (18),
Angga (47) dan Dira (29)
sesampanya di lantai atas kamipun langsung
menutup pintu. kami dikejutkan dengan adanya
sebuah helikopter akupun langsung bertanya
kepada orang yang baru ku kenal.
"Ada yang bisa ngendarain ini heli?" tanyaku
kepada mereka.
Angga menjawab "Sini biar gue yang bawa nih
heli. Gue pernah belajar di akademi dulu."
ternyata si Angga ini dulunya adalah lulusan TNI
AU.
Setelah smua naik ke dalam helikopter ternyata
barang milik Dimas terjatuh di dekat pintu.
"Woy tunggu dulu kamera gue jatuh tunggu
bentar gue mao ambil" omong Dimas dengan
suara yang keras. Lalu Angga berkata "Lu lebih
milih kamera daripada hidup lo?". tanpa
dihiraukan nya kata kata Angga, Dimas pun
berlari untuk mengambil kameranya. Tepat saat
Dimas berada di dekat pintu bunyi "Brak" yang
ternyata itu bunyi pintu yang berhasil di dobrak
oleh Infected. Tanpa berkata lagi Angga pun
langsun menerbangkan heli, terlihat Dimas yang
dikrubungi para infected bagai bangkai yang
dikrubungi lalat.
Bersambungkalo ada respon dari agan baru ane lanjut. (Infected=zombie)
Kami berhasil pergi dari Jakarta dan sampai ke area evakuasi yang kami dengar dari radio helikopter.
Sesampainya di pulau ini kami langsung di cek oleh petugas. Setelah dinyatakan aman kami langsung menuju ke pemukiman pengungsi dengan diantar oleh beberapa personil tentara, saat masuk ke gerbang kami di sambut ramah oleh beberapa penghuni yang sudah lebih dulu sampai. Kami istirahat disana dan menyantap makanan yang disediakan.
Part 2
Spoiler for :
Kamis, 6 Maret 2020
Pemukiman Pengungsi, 10.14
Sudah terhitung 3 hari kami tinggal disini dan suasana pun mulai hangat di lingkungan ini beberapa anak bermain dengan senyuman tanpa beban. Tetapi suasana tersebut berubah 180° ketika seorang pengungsi memakan ikan hasil tangkapan nya sendiri padahal petugas sudah memperingatkan untuk tidak memakan apapun selain yang di sediakan. Tubuhnya membiru, berkata ngawur dan mulai menggigit pengungsi yang lain, "Ada infected cepat tinggalkan pulau... arghhh" teriak seorang personil yang sedang di serang Infected tersebut. Keadaan ricuh seketika, beberapa pesawat dan helikopter yang melandas di pulau itu langsung diterbangkan. Dan seketika aku ingat dengan Heli yang kami naiki beberapa hari kemarin, sejurus kemudian aku mencari Angga tetapi kemana dia aku panik istriku pun sudah tak dapat menahan tangis. Ada yang menepuk bahuku saat aku kebingungan mencari Angga,seorang lelaki tua paruh baya dengan batik nya "Mas tunggu apa ayo kita pergi dari pulau ini, pulau ini sudah terinfeksi" ucapnya
dan aku pun membalas "Aku sedang menunggu temanku orang yg bisa menerbangkan heli ini". "Ayo cepat kita pergi aku punya kawan yang bisa menerbangkan heli dan pesawat terbang" ucapnya sambil menunjuk 2 orang yang tak jauh umur nya dariku, "apa bisa mereka menerbangkan heli ini?" pikirku. "Ayo sayang kita pergi ayo cepat kamu nunggu apa lagi ?" pinta istriku yang ternyata sudah bergrlimang air mata, "OK aku serahkan hidupku pada 2 orang ini".
Part 3
Spoiler for :
Helikopter, 12.00
"Kita harus kemana" tanyaku kepada pilot yang bernama Rio (20) David (21) dan Pak Parman (58),
"Coba kau hubungi Pangkalan Pusat TNI AU" suruh pak Parman, "Pusat TNI AU. Sebutkan ID anda" suara dari radio terdengar.
"David Putugana nomor code 754832"ucap david, "Dimana posisi anda" kata petugas dari radio
"Utara pulau nias, pulau nias sudah terfinfeksi tolong tunjukan area evakuasi" ucap david, Radio "Terbanglah ke Cape york disana ada area evakuasi",
"Ok dimengerti" david menutup pembicaraan.
entah mengapa perasaanku menjadi tidak enak saat kami menuju cape york dan benar saja tak lama helikopter kami Hilang Kendali(Lose Control) istriku yang semula sudah tenang menjadi panik karena keadaan heli yang berputar tidak jelas, "helikopter kami jatuh butuh bantuan" kata david.
Part 4
Spoiler for :
Unknown, 14.20
Aku terbangun dan coba mengingat apa yang terjadi terpi kepalaku terasa sakit sekali, aku melihat keadaan sekitar yang didominan pohon dan sungai didepanku. Beberapa saat aku teringat istriku "Kemana istriku" ucapku dalam hati. "Karinaaaaa dimana kauuu" teriak ku bergema dalam hutan. Saat aku melihat Helikopter kami yang hancur berantakan aku mencoba melihat apakah ada yang selamat, "Ada yang ganjil" dalam benak ku. "Kemana senjata dan makanan yang ada di belakang kursi kemudi" pikirku "Aku tak menemukan mayat disini" akupun berfikir postif bahwa istriku selamat, tak lama sehabis aku mencari keberadaan penumpang heli, punggungku dipukul sangat keras hingga aku pingsan…