- Beranda
- Stories from the Heart
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
...
TS
luckyismine
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
Quote:
MESIN WAKTU
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
MINOR66
Quote:
Permisi agan dan aganwati
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.
Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.
Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa.
So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Quote:
Original Posted By mullupus►Tes tes... 1-2-3...
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa. So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Spoiler for Makasih buat cendolnya :
* * * C H A P T E R I * * *
Spoiler for INDEX:
MUKADIMAH
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
* * * C H A P T E R II * * *
Spoiler for INDEX:
THAT'S WHAT FRIEND ALL FOR
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 84 suara
Siapa yang jadi istri gwa saat ini?
Dinda
12%
Felisha
35%
Bebeb
5%
Megan Fox
23%
Semuanya salah
26%
Diubah oleh luckyismine 05-04-2017 18:38
sormin180 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
356K
Kutip
1.7K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
luckyismine
#199
BACKSTREET GIRL
I don't want you to be high
I don't want you to be down
Don't want to tell you no lie
Just want you to be around
Please come right up to my ears
You will be able to hear what I say
Don't want you out in my world
Just you be my backstreet girl
Please don't be part of my life
Please keep yourself to yourself
Please don't you bother my wife
That way you won't get no help
Don't try to ride on my horse
You're rather common and coarse anyway
Don't want you out in my world
Just you be my backstreet girl
Please don't you call me at home
Please don't come knocking at night
Please never ring on the phone
Your manners are never quite right
Please take the favors I grant
Curtsy and look nonchalant, just for me
Don't want you part of my world
Just you be my backstreet girl
Just you be my backstreet girl
I don't want you to be down
Don't want to tell you no lie
Just want you to be around
Please come right up to my ears
You will be able to hear what I say
Don't want you out in my world
Just you be my backstreet girl
Please don't be part of my life
Please keep yourself to yourself
Please don't you bother my wife
That way you won't get no help
Don't try to ride on my horse
You're rather common and coarse anyway
Don't want you out in my world
Just you be my backstreet girl
Please don't you call me at home
Please don't come knocking at night
Please never ring on the phone
Your manners are never quite right
Please take the favors I grant
Curtsy and look nonchalant, just for me
Don't want you part of my world
Just you be my backstreet girl
Just you be my backstreet girl
THE ROLLING STONES
Spoiler for BACKSTREET GIRL:
Quote:
Pagi2 gini rumah udah sepi2 aja suasananya. Segelas kopi hitam dengan sedikit gula ngebul2 membangkitkan semangat pagi (hadeuh, udah kayak diiklan aja dah
), tentu sebatang rokok ikut menemani. Pengen nonton dvd sambil nungguin jadwal kuliah ntar siang rasanya males banget, nga ada koleksi film baru. Ah, kenapa nga nongkrong di kamar adek gwa aja yak.
Ohiya, gwa nih dirumah 3 bersaudara dan laki2 semua. Gwa adalah sulung. Adek gwa yang tengah kuliah di jurusan jurnalistik, jurusan yang idam2kan (damn, dia udah nyolong mimpi2 gwa!). Sama kayak gwa, adek gwa yang tengah ini lebih banyak tinggal di kost-annya. Sedang yang bontot, baru kelas 1 SMA. Lagi genit2nya dan labil2nya. Cuma, gwa sebagai abang yg paling tua, tetep coba memantau pergaulannya. Paling nga, jangan sampe adek gwa ini nasibnya seancur gwa.
Gwa buka kamar adek gwa yang bontot ini yang emang nga pernah dikonci. Sejauh yang gwa tahu sih, adek gwa ini masih aman terkendali pergaulannya. Gwa belom pernah nemuin barang2 yang aneh di kamarnya. Kalo cuma majalah H*****r sama dvd bokep, mungkin itu masih bisa dimaklumin kali
. Gwa ngidupin AC kamarnya yang berperedam ini dan sambil nungguin dinginnya maksimum, gwa ngabisin rokok gwa sambil milihin tumpukan cd di deket stereo setnya. Dan pilihan gwa selalu jatuh pada album konsernya Rush yang 'Exit... Stage Left'.
Gwa matiin rokok gwa dan menutup rapat2 pintu kamarnya. Gwa setel thrones yang gwa dudukin ini untuk ngedapetin posisi yang paling PW, agar gwa bisa leluasa mengobrak-abrik drumset yang ada didepan gwa ini
. Ini drumset yang dulunya juga gwa idam2kan, tapi justru adek gwa lah yang sukses dibeliin sama bokap hanya dengan sekali rengekan aja. Ahahaha, biarlah. Toh, gwa juga bisa ikutan menikmatinya, malah ikut bantu2 adek gwa patungan beliin pernak-perniknya pake tabungan gwa, biar drumset ini makin keren aja.
Headset Sennheiser gwa pasang ke kuping gwa, lagu Spirit of The Radio membahana memenuhi kedua kuping gwa. Stik Promark yang ada ditangan gwa mulai beraksi mengikuti permainannya Neil Pert. Kalo udah kayak gini, rasanya semua beban2 yang numpuk dikepala gwa seakan lepas bebas. Dan emosi2 yang terpendam didada gwa bisa terlampiaskan pada ketukan yang keras pada snare, roffle2 panjang pada deretan tom-tom dan hantaman keras pada splash dan crash cymbal. Ini adalah tempat pelampiasan yang paling tepat dan sehat. Biasanya setelah badan gwa dibasahi oleh keringat setelah 1-2 jam beraksi di drumset ini, badan berasa enteng dan pikiran jadi fresh.
Entah kenapa, kalo udah dibelakang drumset kayak gini, gwa paling demen mainin lagu2nya Rush. Walau gwa susah payah mengimbangi permainannya Neil Pert yang dahsyat mampus ini, gwa nga pernah bosen untuk ngulangin, ngulangin dan ngulangin lagi. Walau gwa nga pernah dikasih kepercayaan di posisi drummer tiap gwa punya band, toh gwa masih bisa melampiaskannya di kamar adek gwa ini. Hajar terussss!!!!
Belom lagi gwa panas dihajar sama Neil Pert, hape yang ada disaku celana pendek gwa geter2 terus. Walaupun udah gwa cuekin, tetep aja itu hape nga bosen2nya geter2. Ck, ganggu kesenangan orang aja nih!
Gwa lihat nama Roy dilayar hape yang terus kedap-kedip. Hmm, tumben banget nih bocah nelponin gwa.
"Woi, ada apaan nih? Tumben banget lo nelponin gwa" sapa gwa nga pake basa-basi lagi.
"Ahahahaha, kagak ada basa-basinya nih bocah. Gwa kangen aja sama lo"
"Hadeuh, apes banget gwa dikangen sama lo. Ya udah, ada berita apaan nih?" tanya gwa nga sabaran, maklum pengen lanjut lagi duet sama Neil Pert nih.
"Nga ada apa2 sih. Tapi gwa lagi depan pintu rumah lo nih. Bukain dong!"
"Hah, serius lo?" et dah, dia malah nenamu kerumah gwa.
"Serius nih gwa. Apa perlu gwa dobrak pintunya nih? Udah ada kali 1 jam gwa gedor2in nih pintu"
"Halagh, lebay lo ah! Ya udah, gwa turun dulu"
Gwa matiin telpon gwa, lalu bergegas menuju lantai bawah. Tumben2an si Roy maen kerumah gwa. Selama gwa kenal sama dia, bisa dihitung sama sebelah jari tangan si Roy mampir kerumah gwa, maklum rumah dia jauh banget. Kayaknya ada yang penting nih.
"Tumben Roy, lo maen ke tempat gwa. Kayaknya ada sesuatu nih?" sapa gwa begitu pintu terbuka.
"Ahahaha, tau aja lo. Nih, gwa bawa barang berharga buat lo" Roy melirik kearah kirinya.
Gwa yang masih didalem rumah, nga begitu ngeliat sama yang dilirik Roy tadi. Gwa longokin kepala gwa keluar dari pintu, ebuset, Dinda lagi senyum2 salah tingkah sambil nyenderin badannya ketembok rumah gwa. Haish, alamat kacau nih urusannya!
"Ih Roy mah, masa' gwa disamain kayak barang sih?" Dinda yang masih salah tingkah nyubitin Roy.
Gwa cuma bengong. Gwa nga nyangka si Roy tega2nya bawa Dinda kerumah gwa. Dia nga tahu apa, kalo gwa aja sampe sekarang nga berani bawa Dinda kerumah. Lah ini, ujug2 nga pake permisi, udah nangkring aja berduaan didepan rumah gwa.
Panik, asli panik banget gwa. Gimana nih, kalo ntar tiba2 aja nyokap gwa pulang?
"Din, lo bukannya hari ini asistensi skripsi lo ya? Kok, malah kemari sih?" gwa panik, nga tahu musti ngomong apa.
"Diundur sama dosennya. Makanya daripada bengang-bengong gwa minta anterin Roy ketempat lo deh" jawab Dinda serasa nga ada dosa.
"Yah, kenapa lo nga telon gwa tadi. Khan gwa bisa nyusulin elo ke kampus" protes gwa, lagi2 dengan paniknya.
"Yey, khan emang gwa-nya aja yang pengen kerumah lo. Abis ditunggu2 selama ini lo nga juga ngajakin gwa kerumah lo, jadi gwa inisiatif aja deh. Ya nga Roy?" Dinda seolah minta dukungan ke sobat gwa
Roy nga jawab, dia cuma cengar-cengir bodoh. Dia tahu kalo daritadi gwa udah plototin sobat gwa ini. Mampus dah gwa Roy!
"Ini kita disuruh berdiri aja diluaran hunny? Nga disuruh masuk gitu?" sindir Dinda yang sedari tadi cuma gwa antepin berdiri didepan pintu rumah.
"Oh iya, sori...ayuk deh pada masuk" gwa menyuruh Dinda dan Roy masuk.
"Kenapa sih hunny? Kayaknya tegang gitu. Santai aja knapa" Dinda coba menenangkan gwa sambil mengelus kepala gwa. Dipikirnya gwa kucing kali yak?!
"Nga apa-apa kok. Abisnya lo dadakan gini sih datengnya, khan gwa jadinya grogi nih" gwa coba nyari2 alesan.
"Ah, si hunny mah sama gwa pake acara grogi2an segala. Gwa jadi kagak enak hati nih" Dinda udah ngelingkarin tangannya dipinggang gwa. Yey, nyari gara2 nih bocah, ntar kepergok emak gwa urusannya bisa cilaka nih!
"Ck, nga enak ah diliatin Roy tuh" gwa ngelepasin tangannya dari pinggang gwa.
"Yaelah, si Roy mah biasa kali ngeliat kita kayak gini" Dinda protes.
"Ish, dia khan masih jomblo, kasian dikit ngapa" gwa masih nyari2 alesan.
"Ohiya yah. Hehehehehe...maaf ya Roy"
"Udah, lo duduk yang manis deh disono. Gwa mau buatin minum dulu" gwa nyuruh Dinda duduk di sofa ruang tamu gwa.
"Sini gwa aja yang bikinin minumannya deh. Ngapain juga lo yang laki pake sibuk2 nyiapin minuman" Dinda menawarkan dirinya.
"Hush, udah biar gwa aja. Lo duduk aja yang manis disini. Lo khan tamu gwa. OK?!" gwa menekan pundak Dinda yang hendak beranjak berdiri ini. Nga tau apa kalo gwa mau ngomel2in si Roy.
"Gwa es teh manis ya hunny. Pake cinta ya bikinnya biar enyak rasanya" teriak Dinda ketika gwa berjalan menuju dapur.
Gwa berenti sebelum nyampe dapur, trus gwa ngasih2 kode ke arah Roy. Et dah, itu bocah make acara pura2 kagak ngeliat lagi. Setelah gwa ngacung2in bogem gwa, baru deh si Roy nyamperin gwa. Untung aja Dinda nga menyadari apa yang terjadi.
"Mampus lo Roy, ngapain sih lo make acara bawa2 bini gwa kerumah! Kagak tau apa lo, kalo emak gwa nga demen ngeliat gwa bawa2 pacar kerumah?" di dapur mulut gwa udah nga tahan lagi nyemprot sobat gwa ini.
"Jim, bini lo tuh yang daritadi maksa2 gwa mulu minta anterin. Ngapa gwa yang disalahin sih?"
"Ya tapi khan... ck, lo tau khan masalah gwa sama emak gwa?! Ngertiin gwa dikit ngapa?!" gwa masih mangkel banget.
"Iya, gwa tau Jim. Tapi lo juga tau khan, gwa paling kagak tegaan kalo udah ngeliat cewek sampe melas2 gitu. Untung bini lo nga sampe guling2an tadi di kampus saking pengen minta dianterin sama gwa" Roy ngasih alesan yang paling masuk akal.
Iya, kita berdua ini emang paling kagak tega kalo ngeliat perempuan melas2, apalagi pake acara nangis2 segala. Huft!
"Ya udah nih, lo bawa minuman lo tuh. Biar deh, pasrah aja dah gwa, mau bakal kayak apa nanti jadinya pas emak gwa ngeliat bini gwa nantinya. Lemes dengkul gwa nih sob" ya, gwa cuma bisa pasrah aja.
"Tenang Jim, lo doa aja dah, mudah2an emak lo baliknya sore2an" Roy menepuk2 bahu gwa.
Ohiya, bener aja kata si Roy nih. Tuhan, walaupun selama ini gwa nga pernah minta tolong padaMu, tapi ijinin gwa minta tolong buat kali ini ye. Biarkan emak gwa pulang sore ya, kejebak macet dijalan atau mobilnya mogok. Gwa mohon dengan sangat, kabulkanlah Tuhan. Amin
Gwa kembali ke ruang tamu, sambil membawa es teh manis buat Dinda. Sejenak gwa ngintip2 keadaan garasi dari balik jendela, yup, mobil nyokap nga keliatan. Mudah2an sampe sore ya mah pulangnya, batin gwa ngarep banget.
"Rumah lo adem banget ya Ky. Kayaknya enak nih kalo gwa bisa nginep disini" dih, si Dinda mah ngarepnya yang kagak2 aja. Ini aja jantung gwa udah deg2an, apalagi make acara nginep.
"Ahahahaha, bener Din. Emang adem banget rumahnya si Jimbo. Gwa aja betah kalo lagi nginep disini" jiah, ini si Roy malah manas2in.
"Eh, lo pada disini aja ya. Gwa mandi dulu. Khan gwa ntar ada kelas nih" gwa coba nyari akal, biar bisa cepet2 keluar dari rumah.
"Emang kelas lo ntar jam berapa sih hunny? Bukannya jam 1 ya?"
"Iya. Tapi khan gwa musti siap2 Din. Dari rumah ke kampus khan jauh tuh perjalanannya, belom lagi nanti kena macet. Pas lah kalo gwa siap2 dari sekarang" gwa terus nyari2 alesan.
"Hunnyyy, ini khan baru jam sembilan lewat. Udah ah, nga usah nyari2 alesan deh" Dinda ngomelin gwa. Kayaknya Dinda tau banget kalo gwa emang cuma nyari2 alesan doang.
"Yaaa... tapi khan nga salah kalo gwa mandi dulu kali. Masa iya gwa nemenin pacar tapi masih bau iler sih?" gwa menetralisir keadaan, paling nga gwa nga keliatan begonya di depan pacar gwa ini.
"Pantesan daritadi gwa kayak nyium bau2 nga enak. Ya udah, mandi yang bersih sama wangi ya hunny"
"Iyaaaaa"
Gwa lihat si Roy ketawa kesenengan. Sumpah, gwa benci banget sama lo Roy!
*********************
Gwa maen PS sama Roy diruang teve dilantai atas. Gwa tanding WE sama Roy, yang dari dulu nga pernah bisa gwa menangin. Sobat gwa ini jago banget maen bolanya. Dan disaat konsentrasi gwa pecah kayak gini, maka gwa cuma jadi bulan2an si Roy doang.
Padahal posisi duduk gwa udah enak banget, nyender kebadan Dinda yang duduk dibelakang gwa. Dinda selalu ngasih semangat ke gwa sambil sesekali ngasih ciuman ke pipi gwa atau elusan2 penambah energi
Tapi tetep aja, kalo namanya udah nga konsen, ya kagak ada nikmat2nya deh.
Tahu2 hape gwa bunyi. Gwa lihat nama mamah kedap-kedip dilayar. Waduh, mampus dah gwa.
"Bentar ya, nyokap gwa nelpon nih" gwa beranjak berdiri dan ke balkon buat ngangkat telponnya.
Dinda sih sempet narik gwa, biar gwa ngangkat telponnya didepan dia. Gwa coba menolaknya dengan halus. Tersirat kekecewaan diwajahnya.
"Halo mah, ada apa?"
"Ini mamah cuma mau ngasih tahu aja. Mamah pulangnya sorean, soalnya mau mampir ketempat tante Yani dulu" suara emak terdengar merdu banget hari ini.
"Ohya!" seru gwa seneng dengan spontan, tapi cepet2 gwa koreksi mood gwa ini "Eh, maksud Lucky, mamah pulangnya ntar sore gitu?"
"Iyaaa, khan tadi udah ngasih tahu barusan. Nah, kalo nanti mau makan, di kulkas ada rendang kamu tinggal manasin doang."
"Ok, siap mah, kalo cuma manasin doang sih gancil" sahut gwa seneng
"Ya udah mamah cuma mau ngasih tau itu doang. Soalnya tadi mama nga sempet masak buat kamu. Jangan jajan makanan diluar ya?!"
"Iya mah. Hati2 dijalan yaaaaa. Muaachhh!" duh seneng banget deh gwa. Terima kasih Tuhan, ternyata doa gwa dikabulin. Makasiiihhhhh.
"Ehmmm...ehmmm..."
Buset, ternyata Dinda udah dibelakang gwa aja.
"Haish, lo ngagetin gwa aja deh" gwa rangkul pinggangnya sambil berjalan kedalam.
"Kok, gwa nga diajak ngobrol sama nyokap lo sih? Calon mantu nih!" rajuknya dengan manja
"Nantilah Din, kalo saatnya udah tepat"
"Halagh, kapan tepatnya sih? Ini aja gwa sendiri yang dateng kerumah elo"
"Sabar lah. Mau khan lo sabar buat gwa?"
"......." Dinda cuma mengangguk
Gwa tarik tubuhnya kepelukan gwa, lalu gwa lumat bibirnya yang selalu merah itu. Bibir yang selalu hangat, manis dan liar itu.
"Trussss, cipok aja terus. Anggep aja gwa pot kembang!"
Mampus lo Roy! Ini adalah balasan paling kejem dari gwa buat lo! Dan gwa makin mempererat pelukan gwa dan membawa tubuh yang hangat ini makin rapat dengan tubuh gwa.
************************
"Yah hunny, jadi kita nga nungguin nyokap lo pulang nih?" Dinda protes dengan gaya manjanya ini.
"Ya iyalah, khan gwa udah bilang tadi nyokap gwa pulangnya ntar sore"
"Mumpung gwa ada disini kali, tungguin aja deh" Dinda masih ngarep banget
"Din, gwa khan ada kelas nih bentar lagi. Lo emang mau gwa nga lulus lagi?" alesan gwa udah tepat banget deh kayaknya.
"Ya iya sih, duh, sayang banget padahal" Dinda tampak kecewa banget.
"Yuk kita berangkat. Ntar gwa terlambat nih"
Dinda berjalan dengan penuh kekecewaan. Sori ya Din, gwa belom siap ngenalin elo ke ortu gwa. Dan gwa juga nga tahu kapan saatnya untuk itu.
Ketika gwa lagi ngunci pintu rumah, pas banget adek gwa yang bontot pulang dari sekolahnya. Jadi gwa nga perlu nyelip2in itu konci di pot kembang.
"Adek lo ya hunny?"
"Iya, yang paling bontot. Dek, kenalin nih cewek gwa"
Adek gwa yang masih SMA ini dengan sopan menyalami tangan Dinda. Adek gwa yang lebih tinggi dan paling putih ini cuma senyum2 salting ketika Dinda bolak-balik ngeliatin adek gwa terus kearah gwa. Seolah2 dia kayak nga percaya kalo kita ini sodara sekandung.
"Ini beneran adek lo hun?"
"Ya iyalah. Masa anak tetangga sih nyasar kesini?" keki juga nih gwa.
"Ya ampun, ganteng banget adek lo yah?" tuh, mulai deh noraknya.
"Udah masuk sono lo dek. Yuk ah cabs!" gwa usir adek gwa biar cepet2 masuk kerumah.
"......" Dinda tetep ngeliatin adek gwa. Heran deh, cewek gwa ini kalo udah ngeliat cowok ganteng noraknya selalu kumat.
"Ck, mata tuh! Disekolahin knapa!" terpaksa gwa seret Dinda menuju mobil Roy yang markir didepan garasi.
"Sori..." jawabnya sambil tersipu2 bodoh gitu "Eh, bentar deh"
Dinda ngelepasin pegangan gwa dan kembali kedepan pintu garasi. Hadeuh, apa segini noraknya ya cewek gwa kepada adek gwa ini?
"Tante, Dinda pulang dulu ya. Kapan2 Dinda main kesini lagi ya. Dadah tante..." teriaknya seolah2 nyokap gwa ada didalam rumah.
Nyesss, hati gwa kayak mencelos gini dengernya. Duh mamah, ijinkan anakmu ini pacaran dong!
Dimobil Roy, gwa duduk didepan sedangkan Dinda sendirian dibelakang. Pengennya sih kita duduk berduaan dibelakang, tapi takutnya nanti si Roy ngambek dan ngak mau nganterin kita ke kampus
Tahu2 Dinda meluk gwa dari belakang dan berbisik di kuping gwa.
"Kapan gwa bisa ketemu sama nyokap lo hunny?"

), tentu sebatang rokok ikut menemani. Pengen nonton dvd sambil nungguin jadwal kuliah ntar siang rasanya males banget, nga ada koleksi film baru. Ah, kenapa nga nongkrong di kamar adek gwa aja yak.Ohiya, gwa nih dirumah 3 bersaudara dan laki2 semua. Gwa adalah sulung. Adek gwa yang tengah kuliah di jurusan jurnalistik, jurusan yang idam2kan (damn, dia udah nyolong mimpi2 gwa!). Sama kayak gwa, adek gwa yang tengah ini lebih banyak tinggal di kost-annya. Sedang yang bontot, baru kelas 1 SMA. Lagi genit2nya dan labil2nya. Cuma, gwa sebagai abang yg paling tua, tetep coba memantau pergaulannya. Paling nga, jangan sampe adek gwa ini nasibnya seancur gwa.

Gwa buka kamar adek gwa yang bontot ini yang emang nga pernah dikonci. Sejauh yang gwa tahu sih, adek gwa ini masih aman terkendali pergaulannya. Gwa belom pernah nemuin barang2 yang aneh di kamarnya. Kalo cuma majalah H*****r sama dvd bokep, mungkin itu masih bisa dimaklumin kali
. Gwa ngidupin AC kamarnya yang berperedam ini dan sambil nungguin dinginnya maksimum, gwa ngabisin rokok gwa sambil milihin tumpukan cd di deket stereo setnya. Dan pilihan gwa selalu jatuh pada album konsernya Rush yang 'Exit... Stage Left'.Gwa matiin rokok gwa dan menutup rapat2 pintu kamarnya. Gwa setel thrones yang gwa dudukin ini untuk ngedapetin posisi yang paling PW, agar gwa bisa leluasa mengobrak-abrik drumset yang ada didepan gwa ini
. Ini drumset yang dulunya juga gwa idam2kan, tapi justru adek gwa lah yang sukses dibeliin sama bokap hanya dengan sekali rengekan aja. Ahahaha, biarlah. Toh, gwa juga bisa ikutan menikmatinya, malah ikut bantu2 adek gwa patungan beliin pernak-perniknya pake tabungan gwa, biar drumset ini makin keren aja.Headset Sennheiser gwa pasang ke kuping gwa, lagu Spirit of The Radio membahana memenuhi kedua kuping gwa. Stik Promark yang ada ditangan gwa mulai beraksi mengikuti permainannya Neil Pert. Kalo udah kayak gini, rasanya semua beban2 yang numpuk dikepala gwa seakan lepas bebas. Dan emosi2 yang terpendam didada gwa bisa terlampiaskan pada ketukan yang keras pada snare, roffle2 panjang pada deretan tom-tom dan hantaman keras pada splash dan crash cymbal. Ini adalah tempat pelampiasan yang paling tepat dan sehat. Biasanya setelah badan gwa dibasahi oleh keringat setelah 1-2 jam beraksi di drumset ini, badan berasa enteng dan pikiran jadi fresh.
Entah kenapa, kalo udah dibelakang drumset kayak gini, gwa paling demen mainin lagu2nya Rush. Walau gwa susah payah mengimbangi permainannya Neil Pert yang dahsyat mampus ini, gwa nga pernah bosen untuk ngulangin, ngulangin dan ngulangin lagi. Walau gwa nga pernah dikasih kepercayaan di posisi drummer tiap gwa punya band, toh gwa masih bisa melampiaskannya di kamar adek gwa ini. Hajar terussss!!!!
Belom lagi gwa panas dihajar sama Neil Pert, hape yang ada disaku celana pendek gwa geter2 terus. Walaupun udah gwa cuekin, tetep aja itu hape nga bosen2nya geter2. Ck, ganggu kesenangan orang aja nih!
Gwa lihat nama Roy dilayar hape yang terus kedap-kedip. Hmm, tumben banget nih bocah nelponin gwa.
"Woi, ada apaan nih? Tumben banget lo nelponin gwa" sapa gwa nga pake basa-basi lagi.
"Ahahahaha, kagak ada basa-basinya nih bocah. Gwa kangen aja sama lo"
"Hadeuh, apes banget gwa dikangen sama lo. Ya udah, ada berita apaan nih?" tanya gwa nga sabaran, maklum pengen lanjut lagi duet sama Neil Pert nih.
"Nga ada apa2 sih. Tapi gwa lagi depan pintu rumah lo nih. Bukain dong!"
"Hah, serius lo?" et dah, dia malah nenamu kerumah gwa.
"Serius nih gwa. Apa perlu gwa dobrak pintunya nih? Udah ada kali 1 jam gwa gedor2in nih pintu"
"Halagh, lebay lo ah! Ya udah, gwa turun dulu"
Gwa matiin telpon gwa, lalu bergegas menuju lantai bawah. Tumben2an si Roy maen kerumah gwa. Selama gwa kenal sama dia, bisa dihitung sama sebelah jari tangan si Roy mampir kerumah gwa, maklum rumah dia jauh banget. Kayaknya ada yang penting nih.
"Tumben Roy, lo maen ke tempat gwa. Kayaknya ada sesuatu nih?" sapa gwa begitu pintu terbuka.
"Ahahaha, tau aja lo. Nih, gwa bawa barang berharga buat lo" Roy melirik kearah kirinya.
Gwa yang masih didalem rumah, nga begitu ngeliat sama yang dilirik Roy tadi. Gwa longokin kepala gwa keluar dari pintu, ebuset, Dinda lagi senyum2 salah tingkah sambil nyenderin badannya ketembok rumah gwa. Haish, alamat kacau nih urusannya!
"Ih Roy mah, masa' gwa disamain kayak barang sih?" Dinda yang masih salah tingkah nyubitin Roy.
Gwa cuma bengong. Gwa nga nyangka si Roy tega2nya bawa Dinda kerumah gwa. Dia nga tahu apa, kalo gwa aja sampe sekarang nga berani bawa Dinda kerumah. Lah ini, ujug2 nga pake permisi, udah nangkring aja berduaan didepan rumah gwa.
Panik, asli panik banget gwa. Gimana nih, kalo ntar tiba2 aja nyokap gwa pulang?
"Din, lo bukannya hari ini asistensi skripsi lo ya? Kok, malah kemari sih?" gwa panik, nga tahu musti ngomong apa.
"Diundur sama dosennya. Makanya daripada bengang-bengong gwa minta anterin Roy ketempat lo deh" jawab Dinda serasa nga ada dosa.
"Yah, kenapa lo nga telon gwa tadi. Khan gwa bisa nyusulin elo ke kampus" protes gwa, lagi2 dengan paniknya.
"Yey, khan emang gwa-nya aja yang pengen kerumah lo. Abis ditunggu2 selama ini lo nga juga ngajakin gwa kerumah lo, jadi gwa inisiatif aja deh. Ya nga Roy?" Dinda seolah minta dukungan ke sobat gwa
Roy nga jawab, dia cuma cengar-cengir bodoh. Dia tahu kalo daritadi gwa udah plototin sobat gwa ini. Mampus dah gwa Roy!
"Ini kita disuruh berdiri aja diluaran hunny? Nga disuruh masuk gitu?" sindir Dinda yang sedari tadi cuma gwa antepin berdiri didepan pintu rumah.
"Oh iya, sori...ayuk deh pada masuk" gwa menyuruh Dinda dan Roy masuk.
"Kenapa sih hunny? Kayaknya tegang gitu. Santai aja knapa" Dinda coba menenangkan gwa sambil mengelus kepala gwa. Dipikirnya gwa kucing kali yak?!

"Nga apa-apa kok. Abisnya lo dadakan gini sih datengnya, khan gwa jadinya grogi nih" gwa coba nyari2 alesan.
"Ah, si hunny mah sama gwa pake acara grogi2an segala. Gwa jadi kagak enak hati nih" Dinda udah ngelingkarin tangannya dipinggang gwa. Yey, nyari gara2 nih bocah, ntar kepergok emak gwa urusannya bisa cilaka nih!
"Ck, nga enak ah diliatin Roy tuh" gwa ngelepasin tangannya dari pinggang gwa.
"Yaelah, si Roy mah biasa kali ngeliat kita kayak gini" Dinda protes.
"Ish, dia khan masih jomblo, kasian dikit ngapa" gwa masih nyari2 alesan.
"Ohiya yah. Hehehehehe...maaf ya Roy"
"Udah, lo duduk yang manis deh disono. Gwa mau buatin minum dulu" gwa nyuruh Dinda duduk di sofa ruang tamu gwa.
"Sini gwa aja yang bikinin minumannya deh. Ngapain juga lo yang laki pake sibuk2 nyiapin minuman" Dinda menawarkan dirinya.
"Hush, udah biar gwa aja. Lo duduk aja yang manis disini. Lo khan tamu gwa. OK?!" gwa menekan pundak Dinda yang hendak beranjak berdiri ini. Nga tau apa kalo gwa mau ngomel2in si Roy.
"Gwa es teh manis ya hunny. Pake cinta ya bikinnya biar enyak rasanya" teriak Dinda ketika gwa berjalan menuju dapur.
Gwa berenti sebelum nyampe dapur, trus gwa ngasih2 kode ke arah Roy. Et dah, itu bocah make acara pura2 kagak ngeliat lagi. Setelah gwa ngacung2in bogem gwa, baru deh si Roy nyamperin gwa. Untung aja Dinda nga menyadari apa yang terjadi.
"Mampus lo Roy, ngapain sih lo make acara bawa2 bini gwa kerumah! Kagak tau apa lo, kalo emak gwa nga demen ngeliat gwa bawa2 pacar kerumah?" di dapur mulut gwa udah nga tahan lagi nyemprot sobat gwa ini.
"Jim, bini lo tuh yang daritadi maksa2 gwa mulu minta anterin. Ngapa gwa yang disalahin sih?"
"Ya tapi khan... ck, lo tau khan masalah gwa sama emak gwa?! Ngertiin gwa dikit ngapa?!" gwa masih mangkel banget.
"Iya, gwa tau Jim. Tapi lo juga tau khan, gwa paling kagak tegaan kalo udah ngeliat cewek sampe melas2 gitu. Untung bini lo nga sampe guling2an tadi di kampus saking pengen minta dianterin sama gwa" Roy ngasih alesan yang paling masuk akal.
Iya, kita berdua ini emang paling kagak tega kalo ngeliat perempuan melas2, apalagi pake acara nangis2 segala. Huft!
"Ya udah nih, lo bawa minuman lo tuh. Biar deh, pasrah aja dah gwa, mau bakal kayak apa nanti jadinya pas emak gwa ngeliat bini gwa nantinya. Lemes dengkul gwa nih sob" ya, gwa cuma bisa pasrah aja.
"Tenang Jim, lo doa aja dah, mudah2an emak lo baliknya sore2an" Roy menepuk2 bahu gwa.
Ohiya, bener aja kata si Roy nih. Tuhan, walaupun selama ini gwa nga pernah minta tolong padaMu, tapi ijinin gwa minta tolong buat kali ini ye. Biarkan emak gwa pulang sore ya, kejebak macet dijalan atau mobilnya mogok. Gwa mohon dengan sangat, kabulkanlah Tuhan. Amin
Gwa kembali ke ruang tamu, sambil membawa es teh manis buat Dinda. Sejenak gwa ngintip2 keadaan garasi dari balik jendela, yup, mobil nyokap nga keliatan. Mudah2an sampe sore ya mah pulangnya, batin gwa ngarep banget.
"Rumah lo adem banget ya Ky. Kayaknya enak nih kalo gwa bisa nginep disini" dih, si Dinda mah ngarepnya yang kagak2 aja. Ini aja jantung gwa udah deg2an, apalagi make acara nginep.
"Ahahahaha, bener Din. Emang adem banget rumahnya si Jimbo. Gwa aja betah kalo lagi nginep disini" jiah, ini si Roy malah manas2in.
"Eh, lo pada disini aja ya. Gwa mandi dulu. Khan gwa ntar ada kelas nih" gwa coba nyari akal, biar bisa cepet2 keluar dari rumah.
"Emang kelas lo ntar jam berapa sih hunny? Bukannya jam 1 ya?"
"Iya. Tapi khan gwa musti siap2 Din. Dari rumah ke kampus khan jauh tuh perjalanannya, belom lagi nanti kena macet. Pas lah kalo gwa siap2 dari sekarang" gwa terus nyari2 alesan.
"Hunnyyy, ini khan baru jam sembilan lewat. Udah ah, nga usah nyari2 alesan deh" Dinda ngomelin gwa. Kayaknya Dinda tau banget kalo gwa emang cuma nyari2 alesan doang.
"Yaaa... tapi khan nga salah kalo gwa mandi dulu kali. Masa iya gwa nemenin pacar tapi masih bau iler sih?" gwa menetralisir keadaan, paling nga gwa nga keliatan begonya di depan pacar gwa ini.
"Pantesan daritadi gwa kayak nyium bau2 nga enak. Ya udah, mandi yang bersih sama wangi ya hunny"
"Iyaaaaa"
Gwa lihat si Roy ketawa kesenengan. Sumpah, gwa benci banget sama lo Roy!
*********************
Gwa maen PS sama Roy diruang teve dilantai atas. Gwa tanding WE sama Roy, yang dari dulu nga pernah bisa gwa menangin. Sobat gwa ini jago banget maen bolanya. Dan disaat konsentrasi gwa pecah kayak gini, maka gwa cuma jadi bulan2an si Roy doang.
Padahal posisi duduk gwa udah enak banget, nyender kebadan Dinda yang duduk dibelakang gwa. Dinda selalu ngasih semangat ke gwa sambil sesekali ngasih ciuman ke pipi gwa atau elusan2 penambah energi
Tapi tetep aja, kalo namanya udah nga konsen, ya kagak ada nikmat2nya deh.Tahu2 hape gwa bunyi. Gwa lihat nama mamah kedap-kedip dilayar. Waduh, mampus dah gwa.
"Bentar ya, nyokap gwa nelpon nih" gwa beranjak berdiri dan ke balkon buat ngangkat telponnya.
Dinda sih sempet narik gwa, biar gwa ngangkat telponnya didepan dia. Gwa coba menolaknya dengan halus. Tersirat kekecewaan diwajahnya.
"Halo mah, ada apa?"
"Ini mamah cuma mau ngasih tahu aja. Mamah pulangnya sorean, soalnya mau mampir ketempat tante Yani dulu" suara emak terdengar merdu banget hari ini.
"Ohya!" seru gwa seneng dengan spontan, tapi cepet2 gwa koreksi mood gwa ini "Eh, maksud Lucky, mamah pulangnya ntar sore gitu?"
"Iyaaa, khan tadi udah ngasih tahu barusan. Nah, kalo nanti mau makan, di kulkas ada rendang kamu tinggal manasin doang."
"Ok, siap mah, kalo cuma manasin doang sih gancil" sahut gwa seneng
"Ya udah mamah cuma mau ngasih tau itu doang. Soalnya tadi mama nga sempet masak buat kamu. Jangan jajan makanan diluar ya?!"
"Iya mah. Hati2 dijalan yaaaaa. Muaachhh!" duh seneng banget deh gwa. Terima kasih Tuhan, ternyata doa gwa dikabulin. Makasiiihhhhh.
"Ehmmm...ehmmm..."
Buset, ternyata Dinda udah dibelakang gwa aja.
"Haish, lo ngagetin gwa aja deh" gwa rangkul pinggangnya sambil berjalan kedalam.
"Kok, gwa nga diajak ngobrol sama nyokap lo sih? Calon mantu nih!" rajuknya dengan manja
"Nantilah Din, kalo saatnya udah tepat"
"Halagh, kapan tepatnya sih? Ini aja gwa sendiri yang dateng kerumah elo"
"Sabar lah. Mau khan lo sabar buat gwa?"
"......." Dinda cuma mengangguk
Gwa tarik tubuhnya kepelukan gwa, lalu gwa lumat bibirnya yang selalu merah itu. Bibir yang selalu hangat, manis dan liar itu.
"Trussss, cipok aja terus. Anggep aja gwa pot kembang!"
Mampus lo Roy! Ini adalah balasan paling kejem dari gwa buat lo! Dan gwa makin mempererat pelukan gwa dan membawa tubuh yang hangat ini makin rapat dengan tubuh gwa.
************************
"Yah hunny, jadi kita nga nungguin nyokap lo pulang nih?" Dinda protes dengan gaya manjanya ini.
"Ya iyalah, khan gwa udah bilang tadi nyokap gwa pulangnya ntar sore"
"Mumpung gwa ada disini kali, tungguin aja deh" Dinda masih ngarep banget
"Din, gwa khan ada kelas nih bentar lagi. Lo emang mau gwa nga lulus lagi?" alesan gwa udah tepat banget deh kayaknya.
"Ya iya sih, duh, sayang banget padahal" Dinda tampak kecewa banget.
"Yuk kita berangkat. Ntar gwa terlambat nih"
Dinda berjalan dengan penuh kekecewaan. Sori ya Din, gwa belom siap ngenalin elo ke ortu gwa. Dan gwa juga nga tahu kapan saatnya untuk itu.
Ketika gwa lagi ngunci pintu rumah, pas banget adek gwa yang bontot pulang dari sekolahnya. Jadi gwa nga perlu nyelip2in itu konci di pot kembang.
"Adek lo ya hunny?"
"Iya, yang paling bontot. Dek, kenalin nih cewek gwa"
Adek gwa yang masih SMA ini dengan sopan menyalami tangan Dinda. Adek gwa yang lebih tinggi dan paling putih ini cuma senyum2 salting ketika Dinda bolak-balik ngeliatin adek gwa terus kearah gwa. Seolah2 dia kayak nga percaya kalo kita ini sodara sekandung.

"Ini beneran adek lo hun?"
"Ya iyalah. Masa anak tetangga sih nyasar kesini?" keki juga nih gwa.
"Ya ampun, ganteng banget adek lo yah?" tuh, mulai deh noraknya.
"Udah masuk sono lo dek. Yuk ah cabs!" gwa usir adek gwa biar cepet2 masuk kerumah.
"......" Dinda tetep ngeliatin adek gwa. Heran deh, cewek gwa ini kalo udah ngeliat cowok ganteng noraknya selalu kumat.
"Ck, mata tuh! Disekolahin knapa!" terpaksa gwa seret Dinda menuju mobil Roy yang markir didepan garasi.
"Sori..." jawabnya sambil tersipu2 bodoh gitu "Eh, bentar deh"
Dinda ngelepasin pegangan gwa dan kembali kedepan pintu garasi. Hadeuh, apa segini noraknya ya cewek gwa kepada adek gwa ini?
"Tante, Dinda pulang dulu ya. Kapan2 Dinda main kesini lagi ya. Dadah tante..." teriaknya seolah2 nyokap gwa ada didalam rumah.
Nyesss, hati gwa kayak mencelos gini dengernya. Duh mamah, ijinkan anakmu ini pacaran dong!
Dimobil Roy, gwa duduk didepan sedangkan Dinda sendirian dibelakang. Pengennya sih kita duduk berduaan dibelakang, tapi takutnya nanti si Roy ngambek dan ngak mau nganterin kita ke kampus
Tahu2 Dinda meluk gwa dari belakang dan berbisik di kuping gwa."Kapan gwa bisa ketemu sama nyokap lo hunny?"

Mumpung sambil nge-lembur, update satu ahhh

Diubah oleh luckyismine 26-04-2014 20:25
sormin180 memberi reputasi
1
Kutip
Balas