- Beranda
- Stories from the Heart
Kisah Tengil Si Playboy Dekil
...
TS
201192
Kisah Tengil Si Playboy Dekil
Sungguh manis sekali pria itu, andai saja gue bukan pria normal yang berkelainan orientasi seksual menyukai sesama jenis, pasti udah gue gebet tuh cowo'......gumam gue sambil terus memandangi seonggok cermin di satu sisi kamar gue yang tak berdosa tapi lebih banyak tersiksa karena terlalu sering mendengar ucapan-ucapan dusta yang kian nista yang terlontar dari bibir manis diri ini. hehehe... 
Salam Super, ya saudaraku yang sejahtera hidupnya..Jika kita ingin selalu berbahagia, tetaplah kiranya kiranya kita berbagi kebahagiaan dengan orang-orang di sekitar kita, mantan mungkin salah satunya....
Eh, Tapi tunggu sebentar, sejak kapan kepala gue botak di depan dan make kacamata BoBo-Ho? oke abaikan salam sambutan itu.
Oke, gue bakal mulai thread ini dari perkenalan tokoh utama sekaligus perkenalan diri pribadi gue disini, Ini cerita asli tentang kisah sekolah gue semasa SMA 3 tahun dulu. Alhamdulillah gue nyempetin cuma 3 tahun d SMA gue ini, walaupun sebenernya masih betah gue berlama-lama dengan masa remaja gue di tempat itu.
Gue Bengz, banyak orang manggil gue dengan sebutan itu, entah karena lebih dinamis untuk dilafalkan atau mungkin terlalu ribet mereka memanggil nama lengkap gue yang bergelar raden kangmas prabu (*lalu gue mendarat indah dengan elang sakti). Hehehehe.. bejanda kok ..
Nama asli pemberian mendiang almarhum mbah kakung gue adalah.... JENG-JENG-JENG . . . . Bambang Baskoro. Pastinya para pembaca langsung faham kalo gue berasal dari pertanahan Jawa. Yups! kalian BENAR! BENAR-BENAR NGACO!!! hahaha. . . Makannya, gue saranin ga usah nebak-nebak dan ikut seolah kalian adalah Ki Joko Stupid, yang bisa tahu apa yang bakal gue tulis selanjutnya. Gue adalah seorang penduduk asli dari Kesultanan Banten yang berdarah mix, antara ras Persia dan Anggora, Eh bukan...Maksud gue, di dalem darah gue ngalir darah Solo-Pandeglang-Serang-Bogor-Ambon, maka dari itu gue tulis mix.
untuk penjelasannya seperti ini:
-Keluarga Bokap:
Kakek: Solo
Nenek: Pandeglang
Bokap: Serang
-Keluarga Nyokap:
Kakek: Ambon
Nenek: Bogor
Nyokap: Bogor
Dan setelah adonan dikukus selama 9bulan8 hari, terlahirlah GUE!
Coba bayangin, dari darah yang ngalir di tubuh gue aja udah complicated banget, nah begitu pula alur cerita Kisah Tengil Si Playboy Dekil ini, bagai mendaki gunung lewati lembah, melewati sungai yang mengalir indah pula.
Fisikly, Gue bergender pria setulen-tulennya pria. berperawakan sedang, dengan tinggi badan 172cm, berkulit manis. Dan satu lagi, gue sama sekali ga punya logat bahasa. Hal ini dikarenakan masa kecil gue yang berpindah-pindah Bogor-Serang. Jadilah gue ngerti bahasa Sunda dan Jawa-Serang tanpa logat salah satunya.
Mungkin sesi ini gue tutup sampe disini. Cukup perkenalan gue sebagai tokoh utama untuk melanjutkan Kisah Tengil Si Playboy Dekil.

Salam Super, ya saudaraku yang sejahtera hidupnya..Jika kita ingin selalu berbahagia, tetaplah kiranya kiranya kita berbagi kebahagiaan dengan orang-orang di sekitar kita, mantan mungkin salah satunya....
Eh, Tapi tunggu sebentar, sejak kapan kepala gue botak di depan dan make kacamata BoBo-Ho? oke abaikan salam sambutan itu.
Oke, gue bakal mulai thread ini dari perkenalan tokoh utama sekaligus perkenalan diri pribadi gue disini, Ini cerita asli tentang kisah sekolah gue semasa SMA 3 tahun dulu. Alhamdulillah gue nyempetin cuma 3 tahun d SMA gue ini, walaupun sebenernya masih betah gue berlama-lama dengan masa remaja gue di tempat itu.
Gue Bengz, banyak orang manggil gue dengan sebutan itu, entah karena lebih dinamis untuk dilafalkan atau mungkin terlalu ribet mereka memanggil nama lengkap gue yang bergelar raden kangmas prabu (*lalu gue mendarat indah dengan elang sakti). Hehehehe.. bejanda kok ..
Nama asli pemberian mendiang almarhum mbah kakung gue adalah.... JENG-JENG-JENG . . . . Bambang Baskoro. Pastinya para pembaca langsung faham kalo gue berasal dari pertanahan Jawa. Yups! kalian BENAR! BENAR-BENAR NGACO!!! hahaha. . . Makannya, gue saranin ga usah nebak-nebak dan ikut seolah kalian adalah Ki Joko Stupid, yang bisa tahu apa yang bakal gue tulis selanjutnya. Gue adalah seorang penduduk asli dari Kesultanan Banten yang berdarah mix, antara ras Persia dan Anggora, Eh bukan...Maksud gue, di dalem darah gue ngalir darah Solo-Pandeglang-Serang-Bogor-Ambon, maka dari itu gue tulis mix.
untuk penjelasannya seperti ini:
-Keluarga Bokap:
Kakek: Solo
Nenek: Pandeglang
Bokap: Serang
-Keluarga Nyokap:
Kakek: Ambon
Nenek: Bogor
Nyokap: Bogor
Dan setelah adonan dikukus selama 9bulan8 hari, terlahirlah GUE!
Coba bayangin, dari darah yang ngalir di tubuh gue aja udah complicated banget, nah begitu pula alur cerita Kisah Tengil Si Playboy Dekil ini, bagai mendaki gunung lewati lembah, melewati sungai yang mengalir indah pula.
Fisikly, Gue bergender pria setulen-tulennya pria. berperawakan sedang, dengan tinggi badan 172cm, berkulit manis. Dan satu lagi, gue sama sekali ga punya logat bahasa. Hal ini dikarenakan masa kecil gue yang berpindah-pindah Bogor-Serang. Jadilah gue ngerti bahasa Sunda dan Jawa-Serang tanpa logat salah satunya.
Mungkin sesi ini gue tutup sampe disini. Cukup perkenalan gue sebagai tokoh utama untuk melanjutkan Kisah Tengil Si Playboy Dekil.
Quote:
Polling
0 suara
mohon kripik pedasnya gan !!!
Diubah oleh 201192 24-02-2015 23:03
anasabila memberi reputasi
1
33K
213
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
201192
#42
#Chapter4.First. . . B
Pagi ini kami packing untk meninggalkan perfektur Gyon dan menuju tempat kunjungan liburan musim panas ini selanjutnya, Osaka.
Kali ini kami tetap menggunakan rute darat untuk mencapai Osaka, bukan dikarenakan kami tidak memakai rute udara disebabkan oleh elang sakti nya lagi nganterin sang tukang bubur untuk naik haji, tapi memang ini adalah schedule yang harus kami tempuh, PERCAYALAH! tapi kali ini bukan dengan menggunakan bis kami melanjutkan perjalanan ini.
Selepas sarapan pagi itu kami langsung berangkat ke stasiun kereta api yang ada di Perfektur Gyon. Shinkansen, itu nama kendaraan yang gue pakai untuk sampai ke Osaka, Kereta super cepat ini menjadi kuda pacu kami untuk lekas sampai ke pinggiran pantai Osaka.
Dalam kereta kami berderet bersebelahan dengan Lucy, si cewek Thailand yang kulit putihnya itu gue duga akibat kesalahan suster sewaktu ia lahir bukan dimandikan dengan air steril, tapi dengan air kapur, putih mulus.
Dimas langsung mengambil posisi seat duduk paling pinggir, berdekatan dengan Lucy. "Sekarang giliran gue beraksi Bengz", bisiknya ke gue, ya walaupun gue sempet bingung, itu bisikan si Dimas atau bisikan gaib yang mendorong gue untuk tetep jaga jarak dengan Lucy. Karena sebenernya buat gue, Lucy masih sangat mungkin bisa gue dapetin. Toh dia belum juga kan nemu piaraan(baca: gebetan) disini, dan itu berarti gue ga ngelangar prinsip yang gue yakini sampai saat ini:
Ga akan pernah gue deketin cowo orang. Eh maaf salah ketik, cewe orang maksud gue. Karena setiap perselingkuhan adalah kebohongan. Dan gue SANGAT MEMBENCI kebohongan. Dan yang terpenting, ketika Lo berani deketin cewe orang dan merebutnya, jangan pernah kaget jika nanti pasangan Lo akan didekati dan direbut bajingan lain.
Dimas pun membuka pagi itu dengan senyuman dan obrolan ringan pagi itu.
Dimas : " Morning, I'm Dimas, Indonesian " sapanya modus.
Lucy : *Tersenyum. " Lucy, Thailand "
Gerombolan cewe Thailand itu pun berbisik-bisik kegirangan.
Gue : "pake jimat apa lu mas" setengah berbisik ke cowo modus yang berada di sebelah gue saat ini.
Dimas : " you liked the show last night, tea ceremony? I think it's cool"
FAK! so' iyes banget ni kampret, pake acara ngomongin Kabuki. Kenapa gue ga abis pikir sama alesan pembukaan ngobrol ini? Jelas-jelas dia bareng gue itu semalem KESASAR di komplek Gyon, dan sekarang dia so' ngikutin itu acara sampe abis.
Lucy : "......." *tersenyum
Dimas : " U like too? " potongnya.
Dan percakapan selanjutnya adalah percakapan yang ga gue bakal lupa sampe sekarang, dan masih sering bikin gue senyum-senyum gaje kalo inget kejadian itu.
Percakapaan apakah itu? cekidot!
Kelihatannya Lucy bersemangat melanjutkan obrolan ini, ia terliat ceria untuk melanjutkan obrolan tentang upacara teh tradisional Jepang bersama cowo yang saat dalam pertunjukan nyasar di komplek deket gedung pertunjukkan.
Lucy : " prakpaktongplak hapyotroangow la" #Gue asal ngetik ini karena gue sama sekali ga bisa bahasa Thailand.
Dimas : *mengernyitkan dahi " Sorry, pardon me please ".
Lucy : "praktaangtingtung desh tuktruktuktuk ngueng duarr"
Dimas : " In english please"
Lucy : *geleng-geleng kepala.
Dimas : " ................ can u speak english?"
Lucy : *geleng-geleng ( lagi )
Sebenernya gue mau nulis manggut-manggut, tapi nanti dikira post gue ini tentang lirik musik lagi
Dimas : *mendadak lemes, letih, lunglai, lesu.
Gue, Adimas, Rival, Osep : MWAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA
"Makan sonoh mas, gue rela kok dia lu gebet, gue relaaaaa.. . .
" ucap gue memberikan restu serta support untuk Dimas melanjutkan kerja kerasnya. "Ogah ah" jawabnya ga semangat Dan resmi mulai kejadian itu karena kami gatau apa yang mereka (orang Thailand) bicarakan. Kami menyebutnya dengan bahasa ikan.
Sesampainya di hotel, kami langsung melepas penat bersama kasur dan guling tercinta. Ini alesan yang bikin gue makin cinta setiap harinya dengan kasur dan bantal guling :
Seiring ia selalu memnerima saat kusandarkan lelah ini, dan terlepas dengan seringnya kami tidur bersama dalam satu atap, ia tak pernah rewel tentang kepastian status hubungan kami.
Sore itu selepas dinner, kami bergegas untuk menuju pool area yang teretak di lantai 2 hotel. Bersiap segera kami untuk perbaikan gizi dengan suply vit.A (baca: wanita berbikini atau minimal dengan swimsuit) nyiahahahaha . . .
Entah kebiasaan beratraksi di sirkus atau memang menjadi ritualnya ketika mandi di kali, Adimas langsung menantang kami, para Adam untuk "loncat salto" di kolam renang. Kami pun menyanggupinya. Setelah Adimas salto untuk pembuka, langsung peluit tanda babak terakhir di tiup. Eh, maksud gue peluit peringatan ditiup. "It's to dangerous" ujar penjaga kolam. Gue buang muka, dan seperti biasa, gue pura-pura ga kenal sama si ndut.
Setelah gue berenang tak tentu arah, (tapi masih tau arah jalan pulang, karena gue bukan butiran debu) sendirian, tiba-tiba wanita dengan senyuman manis itupun mendekat.
Ya! Akhirnya gue ketemu lagi dengan si jelita pemilik senyum terindah se-dunia akhirat ini. Dengan balutan swimsuitnya yang basah itu.....ahhhhh rasanya kata indah kurang untuk menggambarkan nikmat dunia itu.
Nguyen : " u're alone? where your friend's?".
Gue : " Nope, I'm not alone, I've been with them, but now they are gone".
Nguyen : " it's mean I'm right, u're alone now" *tersenyum.
Gue : " Nope, now I'm not alone, now I'm with the angel which are in front of me".
Nguyen : "angel? where?".
Gue : " Look at my eyes, and u will see that".
Nguyen : *blushing "u're so sweet, thanks".
Gue : " It's just because u, I can't control my mouth if I see a beautiful woman like you"
Nguyen : *pipi memerah. dan senyum itu..ahhhhhh "btw, Let's do a little game"
Gue : "game? swim competition?what the prize?"
Nguyen : "yes, do u want? hmm.. winner treated to ice cream by the loser, deal?"
Gue : " It's sound interest, but I ask for your heart as a bonus if I win".
Nguyen : "see you later" * sambil memulai pertandingan terlebih dahulu tanpa aba-aba.
Kambing, batin gue, dia malah curang, yoweslah kalaupun kalah gue bisa berduaan makan eskrim bareng dia. Gue pun dengan segenap tenaga berenang menyusulnya menggunakan gaya julung-julung menangkap cumi.
..................... Gue berhasil mendahuluinya, tembok kemenangan pun sebentar lagi gue sentuh dengan berarti kemenang gue udah deket. Dan!......
Kaki kanan gue kram! SEMPAK! Gue panik,gelagapan dan setengah tenggelem, gue minta pertolongan penjaga kolam untuk menolong gue. "Help!blupbrupbupbup ...Help..blupbrupppbupbup.. ! My Leg!" Teriak gue, penjaga itu melihat gue. Tapi apa yang gue pikir ternyata ga seperti yang gue lihat di tipi-tipi dimana para penjaga kolam/pantai akan turun tangan langsung menolong pengunjung yang hampir tenggelam. Penjaga itu malah mengambil, tongkat pengait sampah untuk dijulurkannya ke arah gue untuk gue pegang dan dia tarik ke pinggir kolam. Well gue benci orang itu, dia mengungkap identitas asli gue sebagai sampah! Fak.
Gue langsung dapet perawatan medis, yang gue salutin disini, padahal gue cuma kram ( dan menikmati seperempat galon air kolam tanpa sengaja), tapi dengan petugas medis langsung sergap ga ngebolehin siapapun mendekat dan di tandu ke ruang medis. Kalo gue di Indonesia? boro-boro...setahu gue kalo di Indonesia, kecelakaan adalah ajang foto-foto untuk DP BB atau Twitter.
Setelah baikan gue dateng ke kamar Nguyen bawa 2 eskrim, satu untuk dia dan satu untuk gue (gue gamau liatin doi makan eskrim pasang tampang mupeng ileran). Ternyata dia sendiri di kamar, teman sekamar serta guidenya sedang di luar hotel ia bercerita.Oh iya, bagi para reader baik yang akti berkomentar maupun bergaib hanya menjadi silent. Gue ingetin lagi, selanjutnya aga' sedikit BB, tapi bagi yang otaknya settingan pinggiran pantai, tolong dibersihkan dahulu, ini Real Story, bukan Stensil.
Nguyen mengajak gue untuk mengobrol di balkon hotel yang langsung menghadap ke laut lepas. Sunset sudah bersiap turun, mentari sudah mulai menjingga. Gue berdiri tepat disebelahnya dengan perasaan galau yang mana harus gue nikmatin, es krim, sunset atau wanita cantik di sebelah gue. . .
Gue : "It's beauty".
Nguyen : " Yeah, really".
Gue : "But it's make me confused".
Nguyen :"Why? do u headace after that accident at the pool?"
Gue : "No,I just confuse, who's the most beauty, sunset or u".
Nguyen : "........."
Gue : "Oh yeah, it's your prize" *sambil menyerahkan es krim untuknya.
Mentari itu perlahan turun di depan pandangan kami, pelan sekali. Sepertinya waktu di perlambat 1/10 kali saat kami menikmati pemandangan itu.
Nguyen : " that's" *sambil menunjuk ke arah muka gue.
Mati gue, apa udah mulai waktunya berubah? padahal gue biasanya cuma berubah jadi kingkong planet namek cuma pas purnama.
Gue : ".....??"
Nguyen : " there is some pieses ice cream in your cheek,hold a second, I will clean" *ujarnya sambil tangannya yang halus itu menjamah kulit muka gue. . .
Gak terasa, karena terlalu dekat kening kami saat itu, gue sampe bisa denger nafasnya jelas di depan muka gue. Entah mungkin karena angin pantai yang dilatarbelakangi sunset itu yang membawa suasana romance ini, hangat dan lembut bibir saat bibir kami bertemu, sedikit bermain lidah, manis, karena memang kami baru saja memakan es krim, tapi dinginnya tertutup hangat dekap peluknya.
" I think I'm Fallin' in you at first sight we meet on airport" bisik gue disela peluknya, "Love u too My Indonesian boy" jawabnya.
Setelah gue udah berada di kamar, gue baru tersadar, dia, Nguyen..
My first kiss, first comfort hug, first love at the first sight.
Kali ini kami tetap menggunakan rute darat untuk mencapai Osaka, bukan dikarenakan kami tidak memakai rute udara disebabkan oleh elang sakti nya lagi nganterin sang tukang bubur untuk naik haji, tapi memang ini adalah schedule yang harus kami tempuh, PERCAYALAH! tapi kali ini bukan dengan menggunakan bis kami melanjutkan perjalanan ini.
Selepas sarapan pagi itu kami langsung berangkat ke stasiun kereta api yang ada di Perfektur Gyon. Shinkansen, itu nama kendaraan yang gue pakai untuk sampai ke Osaka, Kereta super cepat ini menjadi kuda pacu kami untuk lekas sampai ke pinggiran pantai Osaka.
Dalam kereta kami berderet bersebelahan dengan Lucy, si cewek Thailand yang kulit putihnya itu gue duga akibat kesalahan suster sewaktu ia lahir bukan dimandikan dengan air steril, tapi dengan air kapur, putih mulus.
Dimas langsung mengambil posisi seat duduk paling pinggir, berdekatan dengan Lucy. "Sekarang giliran gue beraksi Bengz", bisiknya ke gue, ya walaupun gue sempet bingung, itu bisikan si Dimas atau bisikan gaib yang mendorong gue untuk tetep jaga jarak dengan Lucy. Karena sebenernya buat gue, Lucy masih sangat mungkin bisa gue dapetin. Toh dia belum juga kan nemu piaraan(baca: gebetan) disini, dan itu berarti gue ga ngelangar prinsip yang gue yakini sampai saat ini:
Ga akan pernah gue deketin cowo orang. Eh maaf salah ketik, cewe orang maksud gue. Karena setiap perselingkuhan adalah kebohongan. Dan gue SANGAT MEMBENCI kebohongan. Dan yang terpenting, ketika Lo berani deketin cewe orang dan merebutnya, jangan pernah kaget jika nanti pasangan Lo akan didekati dan direbut bajingan lain.
Dimas pun membuka pagi itu dengan senyuman dan obrolan ringan pagi itu.
Dimas : " Morning, I'm Dimas, Indonesian " sapanya modus.
Lucy : *Tersenyum. " Lucy, Thailand "
Gerombolan cewe Thailand itu pun berbisik-bisik kegirangan.
Gue : "pake jimat apa lu mas" setengah berbisik ke cowo modus yang berada di sebelah gue saat ini.
Dimas : " you liked the show last night, tea ceremony? I think it's cool"
FAK! so' iyes banget ni kampret, pake acara ngomongin Kabuki. Kenapa gue ga abis pikir sama alesan pembukaan ngobrol ini? Jelas-jelas dia bareng gue itu semalem KESASAR di komplek Gyon, dan sekarang dia so' ngikutin itu acara sampe abis.
Lucy : "......." *tersenyum
Dimas : " U like too? " potongnya.
Dan percakapan selanjutnya adalah percakapan yang ga gue bakal lupa sampe sekarang, dan masih sering bikin gue senyum-senyum gaje kalo inget kejadian itu.
Percakapaan apakah itu? cekidot!
Kelihatannya Lucy bersemangat melanjutkan obrolan ini, ia terliat ceria untuk melanjutkan obrolan tentang upacara teh tradisional Jepang bersama cowo yang saat dalam pertunjukan nyasar di komplek deket gedung pertunjukkan.
Lucy : " prakpaktongplak hapyotroangow la" #Gue asal ngetik ini karena gue sama sekali ga bisa bahasa Thailand.
Dimas : *mengernyitkan dahi " Sorry, pardon me please ".
Lucy : "praktaangtingtung desh tuktruktuktuk ngueng duarr"
Dimas : " In english please"
Lucy : *geleng-geleng kepala.
Dimas : " ................ can u speak english?"
Lucy : *geleng-geleng ( lagi )
Sebenernya gue mau nulis manggut-manggut, tapi nanti dikira post gue ini tentang lirik musik lagi

Dimas : *mendadak lemes, letih, lunglai, lesu.
Gue, Adimas, Rival, Osep : MWAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA
"Makan sonoh mas, gue rela kok dia lu gebet, gue relaaaaa.. . .
" ucap gue memberikan restu serta support untuk Dimas melanjutkan kerja kerasnya. "Ogah ah" jawabnya ga semangat Dan resmi mulai kejadian itu karena kami gatau apa yang mereka (orang Thailand) bicarakan. Kami menyebutnya dengan bahasa ikan.Sesampainya di hotel, kami langsung melepas penat bersama kasur dan guling tercinta. Ini alesan yang bikin gue makin cinta setiap harinya dengan kasur dan bantal guling :
Seiring ia selalu memnerima saat kusandarkan lelah ini, dan terlepas dengan seringnya kami tidur bersama dalam satu atap, ia tak pernah rewel tentang kepastian status hubungan kami.
Sore itu selepas dinner, kami bergegas untuk menuju pool area yang teretak di lantai 2 hotel. Bersiap segera kami untuk perbaikan gizi dengan suply vit.A (baca: wanita berbikini atau minimal dengan swimsuit) nyiahahahaha . . .
Entah kebiasaan beratraksi di sirkus atau memang menjadi ritualnya ketika mandi di kali, Adimas langsung menantang kami, para Adam untuk "loncat salto" di kolam renang. Kami pun menyanggupinya. Setelah Adimas salto untuk pembuka, langsung peluit tanda babak terakhir di tiup. Eh, maksud gue peluit peringatan ditiup. "It's to dangerous" ujar penjaga kolam. Gue buang muka, dan seperti biasa, gue pura-pura ga kenal sama si ndut.
Setelah gue berenang tak tentu arah, (tapi masih tau arah jalan pulang, karena gue bukan butiran debu) sendirian, tiba-tiba wanita dengan senyuman manis itupun mendekat.
Ya! Akhirnya gue ketemu lagi dengan si jelita pemilik senyum terindah se-dunia akhirat ini. Dengan balutan swimsuitnya yang basah itu.....ahhhhh rasanya kata indah kurang untuk menggambarkan nikmat dunia itu.
Nguyen : " u're alone? where your friend's?".
Gue : " Nope, I'm not alone, I've been with them, but now they are gone".
Nguyen : " it's mean I'm right, u're alone now" *tersenyum.
Gue : " Nope, now I'm not alone, now I'm with the angel which are in front of me".
Nguyen : "angel? where?".
Gue : " Look at my eyes, and u will see that".
Nguyen : *blushing "u're so sweet, thanks".
Gue : " It's just because u, I can't control my mouth if I see a beautiful woman like you"
Nguyen : *pipi memerah. dan senyum itu..ahhhhhh "btw, Let's do a little game"
Gue : "game? swim competition?what the prize?"
Nguyen : "yes, do u want? hmm.. winner treated to ice cream by the loser, deal?"
Gue : " It's sound interest, but I ask for your heart as a bonus if I win".
Nguyen : "see you later" * sambil memulai pertandingan terlebih dahulu tanpa aba-aba.
Kambing, batin gue, dia malah curang, yoweslah kalaupun kalah gue bisa berduaan makan eskrim bareng dia. Gue pun dengan segenap tenaga berenang menyusulnya menggunakan gaya julung-julung menangkap cumi.
..................... Gue berhasil mendahuluinya, tembok kemenangan pun sebentar lagi gue sentuh dengan berarti kemenang gue udah deket. Dan!......
Kaki kanan gue kram! SEMPAK! Gue panik,gelagapan dan setengah tenggelem, gue minta pertolongan penjaga kolam untuk menolong gue. "Help!blupbrupbupbup ...Help..blupbrupppbupbup.. ! My Leg!" Teriak gue, penjaga itu melihat gue. Tapi apa yang gue pikir ternyata ga seperti yang gue lihat di tipi-tipi dimana para penjaga kolam/pantai akan turun tangan langsung menolong pengunjung yang hampir tenggelam. Penjaga itu malah mengambil, tongkat pengait sampah untuk dijulurkannya ke arah gue untuk gue pegang dan dia tarik ke pinggir kolam. Well gue benci orang itu, dia mengungkap identitas asli gue sebagai sampah! Fak.
Gue langsung dapet perawatan medis, yang gue salutin disini, padahal gue cuma kram ( dan menikmati seperempat galon air kolam tanpa sengaja), tapi dengan petugas medis langsung sergap ga ngebolehin siapapun mendekat dan di tandu ke ruang medis. Kalo gue di Indonesia? boro-boro...setahu gue kalo di Indonesia, kecelakaan adalah ajang foto-foto untuk DP BB atau Twitter.
Setelah baikan gue dateng ke kamar Nguyen bawa 2 eskrim, satu untuk dia dan satu untuk gue (gue gamau liatin doi makan eskrim pasang tampang mupeng ileran). Ternyata dia sendiri di kamar, teman sekamar serta guidenya sedang di luar hotel ia bercerita.Oh iya, bagi para reader baik yang akti berkomentar maupun bergaib hanya menjadi silent. Gue ingetin lagi, selanjutnya aga' sedikit BB, tapi bagi yang otaknya settingan pinggiran pantai, tolong dibersihkan dahulu, ini Real Story, bukan Stensil.
Nguyen mengajak gue untuk mengobrol di balkon hotel yang langsung menghadap ke laut lepas. Sunset sudah bersiap turun, mentari sudah mulai menjingga. Gue berdiri tepat disebelahnya dengan perasaan galau yang mana harus gue nikmatin, es krim, sunset atau wanita cantik di sebelah gue. . .
Gue : "It's beauty".
Nguyen : " Yeah, really".
Gue : "But it's make me confused".
Nguyen :"Why? do u headace after that accident at the pool?"
Gue : "No,I just confuse, who's the most beauty, sunset or u".
Nguyen : "........."
Gue : "Oh yeah, it's your prize" *sambil menyerahkan es krim untuknya.
Mentari itu perlahan turun di depan pandangan kami, pelan sekali. Sepertinya waktu di perlambat 1/10 kali saat kami menikmati pemandangan itu.
Nguyen : " that's" *sambil menunjuk ke arah muka gue.
Mati gue, apa udah mulai waktunya berubah? padahal gue biasanya cuma berubah jadi kingkong planet namek cuma pas purnama.
Gue : ".....??"
Nguyen : " there is some pieses ice cream in your cheek,hold a second, I will clean" *ujarnya sambil tangannya yang halus itu menjamah kulit muka gue. . .
Gak terasa, karena terlalu dekat kening kami saat itu, gue sampe bisa denger nafasnya jelas di depan muka gue. Entah mungkin karena angin pantai yang dilatarbelakangi sunset itu yang membawa suasana romance ini, hangat dan lembut bibir saat bibir kami bertemu, sedikit bermain lidah, manis, karena memang kami baru saja memakan es krim, tapi dinginnya tertutup hangat dekap peluknya.
" I think I'm Fallin' in you at first sight we meet on airport" bisik gue disela peluknya, "Love u too My Indonesian boy" jawabnya.
Setelah gue udah berada di kamar, gue baru tersadar, dia, Nguyen..
My first kiss, first comfort hug, first love at the first sight.
Diubah oleh 201192 25-03-2014 12:13
regmekujo memberi reputasi
1