- Beranda
- Stories from the Heart
Jangan berurusan dengan seorang PREMAN
...
TS
rosarosi
Jangan berurusan dengan seorang PREMAN

Spoiler for Perkenalkan:
cerita ini ane buka dengan ucapan
Quote:
Quote:
rules bagi para PEMBACA SFTH
sopan
no SARA
no SARA

boleh kasih cendol:
, bata
Ane mengharapkan penilaian terhadap tulisan ini. Biar Ane semakin semangat memberi update-an. 
Jangan lupa diberi komen berupa kritik dan saran yah.
, bata
Ane mengharapkan penilaian terhadap tulisan ini. Biar Ane semakin semangat memberi update-an. 
Jangan lupa diberi komen berupa kritik dan saran yah.



Ane cuma ingin menyampaikan cerita true story dari anak manusia. Agar para pembaca bisa mengambil hikmah. Ane tidak menyediakan roman picasan agar bisa masuk trit index SFTH atau cerita true story yang berakhir bahagia. Ane tidak seberuntung itu dalam percintaan.
Ane juga berharap pembaca cerita ini mengerti pesan yang ane sampaikan diatas ketika cerita selesai.
Ane juga berharap pembaca cerita ini mengerti pesan yang ane sampaikan diatas ketika cerita selesai.
Quote:
Ane ucapkan
TERIMA KASIH



TERIMA KASIH



Quote:
Polling
0 suara
Karna apa Glenn masih berhubungan dgn Alira pdhl tidak punya status selama 7 tahun?
Diubah oleh rosarosi 13-05-2014 22:14
anasabila memberi reputasi
1
17.2K
120
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
rosarosi
#7
Update 5
Sendu sekali... Langit yang abu di atas kepalaku benar-benar sesuai dengan apa yang kurasakan saat ini. Antara akan hujan, atau hanya awan hitam yang melewati langit tangerang karna akan tertiup angin kencang. Motor kupacu pelan. Menikmati jalanan Perum yang tidak begitu ramai. Lebih tepatnya, melamun. Ya, akhir-akhir ini aku selalu melamun. Aku sudah cape menceritakan semua kejadian yang aku alami seminggu yang lalu ke telinga Fanny.
Aku mencintainya. sangat. Apa tidak bisakah ia sadar? Aku sudah memberi yang ia minta. Bisakah ia mencintaiku seperti aku kepadanya?
Kalimat itu selalu berputar-putar di kepalaku. Tak terasa aku sudah sampai di depan rumah Fanny. Ia bilang ingin mengerjakan PR di rumahnya. Dia bilang dia juga sedang sendiri. Jadi aku menyempatkan diri sehabis pulang sekolah. Mencoba mengesampingkan pikiran yang mulai membuatku gila.
Aku sangat terkejut mendapati sms dari Glenn yang diterima saat aku sedang berada dijalan tadi.
"Eh, Alira!! masuk sini. Kok didepan aja."
"Hehe, ia tadi balas sms dari Glenn dulu."
"Dia sms lu?"
"Iya. seneng banget w." sambil tersenyum sumringah. Fanny mempersilahkan ku masuk dan segera pergi ke dalam.
Tidak ada siapapun di rumah ini. Keadaan rumah ini tidak begitu terawat. Pekarangan rumah didepan pun juga tampak diabaikan. Mungkin begitu hidup keluarga yang terpisah. Kedua orang tuanya pisah ranjang. Sekarang rumah yang aku singgahi adalah rumah yang ibunya tempati bersama kedua anaknya.
Air muka ku seketika muram. Unbelievable. Aku berusaha menutupi kekesalanku untuk sementara. Fanny sudah kembali dari dapur membawa dua gelas dan botol air.
"Barusan Glenn sms w. Baca deh." Fanny duduk disampingku. Aku segera menyodorkan hapeku.
"Aduh engak deh, Ra. W takut sama dia. Lo bilang dia tatoan kan? gak deh."
"Santai aja. Dia juga sebelumnya pernah sms lu kan?"
"Hahaha, gak deh Ra." Dia mengalihkan perhatianku dengan beberapa pertanyaan mengenai trigonometri yang sudah dipelajari tadi pagi. Tidak menghilangkan perhatianku kepada Glenn, aku terus membalas sms darinya.
"Ntar jam 5 sore ke Lippo yuk. W mau balikin DVD. Gak bisa diputar di kompi w."
"Boleh deh. Nyokap juga kayaknya pulang malam deh."
"PR lu udah kelar kan? tinggal punya w doang. Nanti w kerjain aja dirumah deh." Sambil berbaring diatas karpet ruang tamu dan menikmati acara FTV yang selalu membuat perut ku mual.
"Kita mau ketemu Glenn, Fan. Dia minta ketemu sama lu. Nanti w ketemu sebentar sama dia. setelah itu w tinggal keatas yah."
"Ah!!! yang bener lu. Aduh, kok jadi kayak gini sih."
"Gak pa pa. Pulang tetep w anter ke rumah lo. Tapi nanti lo ketemu berdua aja sama dia." Sembari kami menyebrang untuk memasuki pintu masuk Mall.
"Dia ada di Dun*** Don***" Aku begitu tegar ketika mengatakannya.
"Tuh dia. Sini. Masuk." Kami menghampiri satu meja yang sudah terisi oleh Glenn.
"Ohh,, Ini toh yang namanya Fanny. Kenalin, w Glenn. Lira, tolong pesenin w minum dong. Dua orange juice buat Fanny juga. Fanny lo duduk disini aja." Sambil memegang tangan Fanny dan menyuruhnya duduk. Aku segera menuruti apa kata Glenn.
Crash!!!!! anjir. Serius? dia nyuruh w?
"Nih,,," Sembari menaruh pesanan Glenn diatas meja dan mengambil kursi untuk ku sendiri.
"Langsung aja yah Lira. W minta izin buat kenal sama Fanny. Boleh kan? Yang lalu tolong dilupain aja dan please, jangan hubungi w lagi. Apalagi misscall w. Oke?
"
"Hahaha. Tenang aja. W kan juga cuma kenalan lo. Santai aja." Sambil mengepal kedua tanganku untuk menahan ketegangan.
"Ini maksudnya apa sih?"
"Udah, Kalian berdua ngobrol-ngobrol aja dulu. Sms w kalo kalian udah kelar. W nuker DVD dulu."
Segera kuberlalu meninggalkan mereka. Seketika itu juga setelah memastikan mereka tidak bisa melihatku, Air mataku langsung berjatuhan. Deras. Sejenak aku sadar aku sedang ada di mall. Aku menghapus airmataku.
"Lo kok tinggalin w sih?"
"Lah, lo ngapain disini? Glenn kok lo tinggal?" Fanny ternyata mengejarku.
"Lagian kenapa lo tinggalin w. Ya w kejar lo lah."
"Trus dia gimana?" Tidak sanggup mataku menatapnya. Terlalu sakit. Sudah jauh aku melewati lorong mall.
"Dia langsung pulang kayaknya."
"Kita pulang aja yuk, Udah sore juga,"
"Oke..."
Kami hanya terdiam sepanjang jalan pulang menuju rumahnya. Setelah tanggung jawabku lunas, aku segera pulang. Aku pun tidak konsentrasi mengendari motorku. Tangisanku menderai begitu saja tanpa jeda.
KETERLALUAN! Liat nanti! Lo nanti yang bakal kejar-kejar w. Sampai disini w berlari untuk mengejar asa tentang lo. Liat nanti. Lo yang akan tergila-gila sama w nanti!!!
Aku mencintainya. sangat. Apa tidak bisakah ia sadar? Aku sudah memberi yang ia minta. Bisakah ia mencintaiku seperti aku kepadanya?
Kalimat itu selalu berputar-putar di kepalaku. Tak terasa aku sudah sampai di depan rumah Fanny. Ia bilang ingin mengerjakan PR di rumahnya. Dia bilang dia juga sedang sendiri. Jadi aku menyempatkan diri sehabis pulang sekolah. Mencoba mengesampingkan pikiran yang mulai membuatku gila.
Quote:
Aku sangat terkejut mendapati sms dari Glenn yang diterima saat aku sedang berada dijalan tadi.
Quote:
"Eh, Alira!! masuk sini. Kok didepan aja."
"Hehe, ia tadi balas sms dari Glenn dulu."
"Dia sms lu?"
"Iya. seneng banget w." sambil tersenyum sumringah. Fanny mempersilahkan ku masuk dan segera pergi ke dalam.
Tidak ada siapapun di rumah ini. Keadaan rumah ini tidak begitu terawat. Pekarangan rumah didepan pun juga tampak diabaikan. Mungkin begitu hidup keluarga yang terpisah. Kedua orang tuanya pisah ranjang. Sekarang rumah yang aku singgahi adalah rumah yang ibunya tempati bersama kedua anaknya.
Air muka ku seketika muram. Unbelievable. Aku berusaha menutupi kekesalanku untuk sementara. Fanny sudah kembali dari dapur membawa dua gelas dan botol air.
"Barusan Glenn sms w. Baca deh." Fanny duduk disampingku. Aku segera menyodorkan hapeku.
Quote:
"Aduh engak deh, Ra. W takut sama dia. Lo bilang dia tatoan kan? gak deh."
"Santai aja. Dia juga sebelumnya pernah sms lu kan?"
"Hahaha, gak deh Ra." Dia mengalihkan perhatianku dengan beberapa pertanyaan mengenai trigonometri yang sudah dipelajari tadi pagi. Tidak menghilangkan perhatianku kepada Glenn, aku terus membalas sms darinya.
"Ntar jam 5 sore ke Lippo yuk. W mau balikin DVD. Gak bisa diputar di kompi w."
"Boleh deh. Nyokap juga kayaknya pulang malam deh."
"PR lu udah kelar kan? tinggal punya w doang. Nanti w kerjain aja dirumah deh." Sambil berbaring diatas karpet ruang tamu dan menikmati acara FTV yang selalu membuat perut ku mual.
***
"Kita mau ketemu Glenn, Fan. Dia minta ketemu sama lu. Nanti w ketemu sebentar sama dia. setelah itu w tinggal keatas yah."
"Ah!!! yang bener lu. Aduh, kok jadi kayak gini sih."
"Gak pa pa. Pulang tetep w anter ke rumah lo. Tapi nanti lo ketemu berdua aja sama dia." Sembari kami menyebrang untuk memasuki pintu masuk Mall.
"Dia ada di Dun*** Don***" Aku begitu tegar ketika mengatakannya.
"Tuh dia. Sini. Masuk." Kami menghampiri satu meja yang sudah terisi oleh Glenn.
"Ohh,, Ini toh yang namanya Fanny. Kenalin, w Glenn. Lira, tolong pesenin w minum dong. Dua orange juice buat Fanny juga. Fanny lo duduk disini aja." Sambil memegang tangan Fanny dan menyuruhnya duduk. Aku segera menuruti apa kata Glenn.
Crash!!!!! anjir. Serius? dia nyuruh w?

"Nih,,," Sembari menaruh pesanan Glenn diatas meja dan mengambil kursi untuk ku sendiri.
"Langsung aja yah Lira. W minta izin buat kenal sama Fanny. Boleh kan? Yang lalu tolong dilupain aja dan please, jangan hubungi w lagi. Apalagi misscall w. Oke?
""Hahaha. Tenang aja. W kan juga cuma kenalan lo. Santai aja." Sambil mengepal kedua tanganku untuk menahan ketegangan.
"Ini maksudnya apa sih?"
"Udah, Kalian berdua ngobrol-ngobrol aja dulu. Sms w kalo kalian udah kelar. W nuker DVD dulu."
Segera kuberlalu meninggalkan mereka. Seketika itu juga setelah memastikan mereka tidak bisa melihatku, Air mataku langsung berjatuhan. Deras. Sejenak aku sadar aku sedang ada di mall. Aku menghapus airmataku.
"Lo kok tinggalin w sih?"
"Lah, lo ngapain disini? Glenn kok lo tinggal?" Fanny ternyata mengejarku.
"Lagian kenapa lo tinggalin w. Ya w kejar lo lah."
"Trus dia gimana?" Tidak sanggup mataku menatapnya. Terlalu sakit. Sudah jauh aku melewati lorong mall.
"Dia langsung pulang kayaknya."
"Kita pulang aja yuk, Udah sore juga,"
"Oke..."
Kami hanya terdiam sepanjang jalan pulang menuju rumahnya. Setelah tanggung jawabku lunas, aku segera pulang. Aku pun tidak konsentrasi mengendari motorku. Tangisanku menderai begitu saja tanpa jeda.
KETERLALUAN! Liat nanti! Lo nanti yang bakal kejar-kejar w. Sampai disini w berlari untuk mengejar asa tentang lo. Liat nanti. Lo yang akan tergila-gila sama w nanti!!!

Diubah oleh rosarosi 18-03-2014 16:06
0
bagi yang belum pernah punya pacar. bersabarlah... mungkin Tuhan hanya ingin menyimpan nya ketika kamu siap.
INDEX