- Beranda
- Stories from the Heart
diary of love
...
TS
synchan06062008
diary of love
Perkenalkan namaku syla, bagi mantanku yang namanya Chandra pasti tidak asing, pasti lah namanya juga mantan,ga mungkin juga ga kenal kan (sedikit tersenyum baca tulisan sendiri). Aku berumur 24 tahunan lah tahun ini (berhubung aku masih newbie nih jadi kalo ada salah,,minta saran ya)...Oke check my story
Spoiler for pengantar:
Spoiler for Tokoh:
Spoiler for sinopsis cerita:
Spoiler for part 1:
Spoiler for Index:
Diubah oleh synchan06062008 11-12-2015 13:47
anasabila memberi reputasi
1
61.5K
768
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.6KThread•43KAnggota
Tampilkan semua post
TS
synchan06062008
#483
“JANGAAAAAAN ALLLLLLLL” teriakku terlambat
“ GARA – GARA SURAT CHA, LO KAYA GINI, GARA – GARA SURAT SAMPAH INI”
“ balikin Al…….balikin, gue mohoon” mohonku lemah
“kenapa sih ini pada tereak – terak”
Fika dan adek menyusul ke atas….
“ Kenapa, lo bilang kenapa Fika, tanya sahabat lo”
“ syl?…..” tatap fika tajam padaku
“…………”
“udah deh Al, jangan jadi egois gini”
“egois fika?lo bilang gue egois?”
“ ga perlu sampe kaya gini kan al,tolong hargain lah hati cewek lo ini, setega
itu lo liat syla kaya gini”
“ kalo gue ngehargain syla dan setega itu ke syla, terus siapa yang ngehargain dan ngejaga hati gue?”
“………”
“ ga bisa jawab kan lo”
“haha…” al tertawa kecil sembari menggelengkan kepala kemudian berhenti sejenak dan memegang keningnya.
“ nih…..” ujar al pelan beberapa saat sesudahnya dan melempar surat cha tepat di depanku
Aku buru – buru meraih surat cha sebelum Al berubah fikiran dan adek
dengan sigap membantuku dengan menyiapkan selotip untuk merekatkan
kembali surat cha, tapi anehnya surat itu utuh tak ada tanda atau bekas
sobekan, walaupun aku dengar dengan yakin ada suara kertas yang terobek
oleh Al.
Perlahan aku melihat ke atas, al sudah pergi dengan menyisakan sobekan
amplop cha di lantai, hanya amplop saja yang al sobek, bukan suratnya,
apakah al hanya menggertak dengan berpura – pura merobek surat
cha?untuk apa?mengetes diriku? Al, maafin aku Al, waktu itu bukan niatku
untuk menyakiti hatimu, aku harus bagaimana saat berada di posisi itu?
“ huft….lo lagi syl, kenapa lagi sih…” tanya fika sembari membantuku berdiri dan duduk di tepian tempat tidur
Aku hanya diam tak memberi jawaban, hanya surat dari cha aku sodorkan ke
fika dan adek, Fika terima surat itu dan perlahan membaca dari atas sampai
bawah, sesekali menghembuskan nafas, sedangkan adek hanya diam, tapi
dari sorot matanya, aku bisa melihat adek mulai sembab.
“gue pengen pergi dari malang”
“ kemana?” spontan adek dan fika nyaut berbarengan
“ kak, lo ga lupa kan bentar lagi ulang tahun nikahan mama papa”
“……”
“ udah dek, kayaknya kakak lo lagi butuh waktu nenangin diri”
“ kak, lo mau kemana”
“bandung” jawabku singkat
Jawaban singkatku menjadi pengakhir pembicaraan kita bertiga sekaligus
memutuskan tujuan kemana aku bakal menenangkan diri dari tragedy malam
itu.
Doooook……doooook…… doooooook…..suara keras ketokan pintu
kamar mandi membuyarkan memory malam itu.
“KAKAK!!!!!!!!!!!!!CEPETAN!!!!!!NTAR KETINGGALAN LOH”
Perlahan aku buka pintu dan melihat adek dan fika udah menungguku disana
“ampun deh lo syl, lo di dalem lagi boker atau tapa nyari ilmu sih, lama
banget”
Aku hanya tersenyum, lebih tepatnya nyengir sih kepada mereka bedua
sambil berlari kecil ke kamar untuk bersiap – siap pulang ke malang, dimana
satu masalah menunggu untuk aku seleseikan, HUBUNGANKU DENGAN AL.
“ GARA – GARA SURAT CHA, LO KAYA GINI, GARA – GARA SURAT SAMPAH INI”
“ balikin Al…….balikin, gue mohoon” mohonku lemah
“kenapa sih ini pada tereak – terak”
Fika dan adek menyusul ke atas….
“ Kenapa, lo bilang kenapa Fika, tanya sahabat lo”
“ syl?…..” tatap fika tajam padaku
“…………”
“udah deh Al, jangan jadi egois gini”
“egois fika?lo bilang gue egois?”
“ ga perlu sampe kaya gini kan al,tolong hargain lah hati cewek lo ini, setega
itu lo liat syla kaya gini”
“ kalo gue ngehargain syla dan setega itu ke syla, terus siapa yang ngehargain dan ngejaga hati gue?”
“………”
“ ga bisa jawab kan lo”
“haha…” al tertawa kecil sembari menggelengkan kepala kemudian berhenti sejenak dan memegang keningnya.
“ nih…..” ujar al pelan beberapa saat sesudahnya dan melempar surat cha tepat di depanku
Aku buru – buru meraih surat cha sebelum Al berubah fikiran dan adek
dengan sigap membantuku dengan menyiapkan selotip untuk merekatkan
kembali surat cha, tapi anehnya surat itu utuh tak ada tanda atau bekas
sobekan, walaupun aku dengar dengan yakin ada suara kertas yang terobek
oleh Al.
Perlahan aku melihat ke atas, al sudah pergi dengan menyisakan sobekan
amplop cha di lantai, hanya amplop saja yang al sobek, bukan suratnya,
apakah al hanya menggertak dengan berpura – pura merobek surat
cha?untuk apa?mengetes diriku? Al, maafin aku Al, waktu itu bukan niatku
untuk menyakiti hatimu, aku harus bagaimana saat berada di posisi itu?
“ huft….lo lagi syl, kenapa lagi sih…” tanya fika sembari membantuku berdiri dan duduk di tepian tempat tidur
Aku hanya diam tak memberi jawaban, hanya surat dari cha aku sodorkan ke
fika dan adek, Fika terima surat itu dan perlahan membaca dari atas sampai
bawah, sesekali menghembuskan nafas, sedangkan adek hanya diam, tapi
dari sorot matanya, aku bisa melihat adek mulai sembab.
“gue pengen pergi dari malang”
“ kemana?” spontan adek dan fika nyaut berbarengan
“ kak, lo ga lupa kan bentar lagi ulang tahun nikahan mama papa”
“……”
“ udah dek, kayaknya kakak lo lagi butuh waktu nenangin diri”
“ kak, lo mau kemana”
“bandung” jawabku singkat
Jawaban singkatku menjadi pengakhir pembicaraan kita bertiga sekaligus
memutuskan tujuan kemana aku bakal menenangkan diri dari tragedy malam
itu.
Doooook……doooook…… doooooook…..suara keras ketokan pintu
kamar mandi membuyarkan memory malam itu.
“KAKAK!!!!!!!!!!!!!CEPETAN!!!!!!NTAR KETINGGALAN LOH”
Perlahan aku buka pintu dan melihat adek dan fika udah menungguku disana
“ampun deh lo syl, lo di dalem lagi boker atau tapa nyari ilmu sih, lama
banget”
Aku hanya tersenyum, lebih tepatnya nyengir sih kepada mereka bedua
sambil berlari kecil ke kamar untuk bersiap – siap pulang ke malang, dimana
satu masalah menunggu untuk aku seleseikan, HUBUNGANKU DENGAN AL.
0